Nabila mengembuskan napas berat. Kepalanya mendongak menatap gedung pencakar langit di depannya. Jantungnya berdegup sangat kencang. Nama 'Cullen Corporate Group' terpang-pang jelas di depan gedung perusahaan milik laki-laki brengsek itu. "Semoga pilihanku tidak salah," ucap Nabila mengusap tas selempang kecil di depan perutnya. Dia menepuk tas itu sebelum benar-benar masuk ke dalam perusahaan. "Bismillah ... chayo, Nabila. Demi Ezra, kamu bisa melakukan ini!"
Langkah kakinya membawa dia masuk ke dalam Lobby perusahaan. Dia berjalan mendekati meja resepsionis kemudian mengetuk meja itu karena semua orang mendadak sibuk, saat melihatnya mendekat.
"Apa Pak Bara ada di dalam?" tanya Nabila sembari tersenyum. Dua wanita yang ada di balik meja menelisik penampilan Nabila dengan seksama. Mereka berdua saling menatap kemudian kembali menatap Nabila.
"Maaf, apa Anda memiliki janji bersama, Pak Bara?" tanyanya.
Nabila kembali tersenyum, baru ingin mengeluarkan suara, tiba-tiba seseorang memanggilnya. Nabila menoleh, dia langsung meninggalkan meja resepsionis itu saat melihat Durant tersenyum ke arahnya.
"Bos sudah menunggu Anda, Nyonya!"
Tak!
Langkah kaki Nabila berhenti saat mendengar kata 'nyonya'. "Kenapa kau memanggilku seperti itu, Pak Durant? Saya bukan majikan, Anda!"
Kedua resepsionis tadi menggerutu melihat kedekatan Nabila dengan sekertaris bos mereka. Sebenarnya bukan hanya Bara yang memiliki fans. Nyatanya lelaki 30 tahun ini pun memiliki banyak penggemar dari kalangan karyawan. Wajahnya cukup tampan, meski tidak setampan Bara, tapi selera orang berbeda, bukan?
"Saya hanya menjalankan tugas, Nyonya!" ujar Durant lagi. Dia mempersilakan Nabila untuk masuk ke lift khusus, lift ini hanya boleh digunakan oleh Bara dan orang-orang yang memiliki koneksi dengannya.
Wanita itu mengangkat kedua bahunya acuh. Dia tidak bisa mengatakan apapun lagi, terserahlah mereka mau berbuat gila seperti apa. Yang penting sekarang, Bara bisa menerima semua persyaratan yang dia buat.
"Kita, sudah sampai. Bos ada di dalam!"
Nabila ingin menanyakan sesuatu, tapi Durant sudah lebih dulu pergi meninggalkannya. Helaan napas kembali terdengar. Tangan mungilnya mengetuk pintu ruangan itu beberapa kali. Sahutan orang dari dari dalam membuat Nabila lega tapi juga membuatnya ketakutan setengah mati.
"Selamat pagi, Pak!" ucap Nabila sembari membungkuk kecil.
Laki-laki yang sedang duduk di kursi kebesarannya mendongak, dia menggerakkan jari telunjuknya meminta Nabila untuk mendekat, dan dengan senang hati Nabila melakukan itu.
"Jadi, kau sudah siap untuk menyerahkan dirimu padaku?" tanya Bara menatap Nabila dengan senyum menyeringai.
Nabila tidak langsung menjawab, dia mengambil sesuatu dari dalam tasnya kemudian memberikan kertas terlipat pada laki-laki di depannya.
"Ini persyaratan yang saya minta. Bapak bisa menandatanganinya sekarang, jika Bapak tidak keberatan!"
Bara mengerutkan kening, dia mengambil kertas itu tetapi tangan Nabila menahannya. Perempuan bertubuh mungil dengan tinggi badan sekitar 163 cm itu tersenyum. Dia memberikan Bara sebuah pulpen, meminta Bara untuk langsung menandatangani keras itu karena sudah jelas tertera di sana kalau Bara boleh menidurinya.
"Kau ingin menipu saya?" tanya Bara menatap Nabila penuh rasa curiga.
Dengan cepat Nabila mengibaskan tangan. "Saya tidak ingin menipu, Bapak. Saya adalah orang yang paling bertanggungjawab. Bapak bisa memasukan saya ke penjara jika saya membohongi, Bapak!"
Mata Bara memincing mendengar penuturan dari Nabila, jika wanita ini berani membodohinya, Bara hanya harus melenyapkannya saja, bukan? Tidak ada yang harus dia khawatirkan.
Untuk kesekian kalinya Nabila mengangguk sembari tersenyum. Kedua alisnya dia angkat meminta Bara untuk segara menandatangani kertas terlipat itu. Jantung Nabila berdegup sangat kencang. Dia benar-benar takut jika Bara mencurigainya. Namun, dia tidak bisa melewatkan kesempatan ini.
Tangan besar itu mengambil pulpen yang Nabila berikan meskipun matanya masih menatap mata Nabila lekat. Lagi-lagi Nabila memberikan senyum terbaik miliknya. Matanya berbinar saat goresan tinta mulai mencoreti kertas yang dia sodorkan.
"Yesss!" gumam Nabila membatin. Dia mengambil pulpen yang ada di tangan Bara kemudian menandatangani bagian lain dari kertas tersebut. Bara pikir Nabila hanya membawa satu kertas, tapi ternyata, Nabila membawa kertas lain yang dia berikan kepada Bara dan meminta laki-laki itu untuk menandatangani kertas kedua.
"Perjanjian sudah selesai. Bapak harus menepati janji, Bapak. Malam ini, Ezra harus mendapatkan pendonor, jika tidak, saya akan menuntut Bapak dan meminta pihak kedutaan untuk mendeportasi Bapak dari negara saya," ucap Nabila. "Terima kasih, untuk saya satu, dan untuk Anda satu!" Wanita itu tersenyum kemudian berbalik, dia hendak keluar tapi sebuah tangan tiba-tiba menempel pada pintu di ruangan tersebut.
"Kau ingin mempermainkan saya, Nabila?" geram Bara di samping telinga Nabila.
Mata wanita itu terpejam, dia merasakan gejolak aneh yang membuncah di dalam hatinya. Bara benar-benar sangat menakutkan, bahkan, suara berbisik nan dinginnya saja mampu membuat lututnya bergetar.
"Saya kurang apa lagi, Bapak?"
Duk!
Sepasang mata itu membola. Kedua tangannya menutupi mulut yang ternganga. "Pak, saya tidak sengaja," ujar Nabila dengan jantung yang berdetak sangat kencang. Tadi dia berbalik tiba-tiba, dia tidak tahu kalau lengannya akan menyenggol benda terlarang milik laki-laki itu.
"Kau ...." geram Bara menahan sakit dan ngilu yang menyerang area sensitifnya. "Kau benar-benar membuat saya geram, Nabila!"
Nabila terbelalak, dia menatap Bara dengan tatapan tidak percaya. "Loh, Bapak kok nyalahin saya, sih. Bapak yang salah, ngapain pake mepet-mepetin saya ke pintu. Kita sudah membuat perjanjian, Pak. Bapak tidak akan bisa nyentuh saya."
"What?" gumam Bara dengan wajah bingungnya. Dia kembali berdiri seperti biasa. Agak sulit memang, tapi dia mulai mendekati wanita di depannya. "Apa maksudmu, Nabila? Kau ingin mengatakan apa? Kenapa saya tidak bisa menyentuhmu?"
Nabila berlari ke arah meja kerja Bara, dia mengambil kertas milik laki-laki itu kemudian membukanya. Bara benar-benar di buat terkejut, kertas itu ternyata sangat panjang, seperti 3-4 kertas HPS yang disusun memanjang. Yang paling penting, di ujung kertas tersebut terdapat materai dan juga tanda tangannya.
"Ini apa?" tanya Bara merebut kertas itu dari tangan Nabila. Wanita itu tersenyum, kemudian berdiri di samping Bara, kemudian mulai menjelaskan semuanya.
"Ini adalah perjanjian yang kita buat, Pak. Seperti judulnya. "Saya, Nabila Berliana Nurhan, akan bersedia menemani Tuan, Altezza Bara Cullen untuk tidur di atas ranjang yang sama, dengan syarat .......
"Satu, kita harus menikah terlebih dahulu, tapi kerena kita berbeda keyakinan, kita tidak bisa melakukan itu. Kedua ... Tuan Bara harus mendapatkan ijin dari suami pertama Nabila Berliana Nurhan, dan juga dari Ezra. Yang ke tiga, tidak ada perbudakan. Tuan Bara harus bisa memperlakukan Nabila dengan cara memanusiakan manusia ... poin ke 99, karena semua syarat di atas tidak akan bisa, Tuan Bara ikuti, saya bersedia untuk menjadi asisten pribadi, Bapak, dengan catatan, operasi Ezra harus tetap dilakukan."
Baik pihak satu atau pihak dua yang melanggar, hukuman akan di terima oleh Tuan Bara. Sanksi yang diberikan adalah, Tuan Altezza Bara Cullen harus melepaskan Nabila Berliana Nurhan, dan mengembalikan semua haknya yang telah di ambil paksa oleh, Tuan Bara.
Yang bertanda tangan di bawah ini ....
Bara mengepalkan kedua tangannya. Dia ingin merobek kertas itu, tapi Nabila menunjukan tasnya seolah ingin mengatakan jika dia memiliki kertas lain.
"Kau benar-benar menjengkelkan, Nabila!" geram Bara ingin mencekik Nabila, tetapi tidak jadi karena Nabila menyilangkan kedua tangannya di depan wajah dan lehernya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Hani Ekawati
Untuk ukuran cewek tinggi 163 itu keliatan tinggi ☺️😁
2023-01-09
2
Nur Al
dah q jadikan favorit nih
q pikir bakal langsung nikah trus bara ga mau ceraikan trus ulat bulu datang...n bla bla bla...
tpi salah ga kyak novel lain yg si cwek trtindas
2022-12-18
0
༄༅⃟𝐐𝗧𝗶𝘁𝗶𝗻 Arianto🇵🇸
bara...knp km gk cerdas kl keremu nabila..🤣🤣🤣🤣
2022-12-04
2