Bab 3. Penolakan

Nabila menatap sengit laki-laki di depannya, harga dirinya benar-benar dijatuhkan oleh Bara. Selain sudah membuatnya menderita, Bara juga ingin merebut kehidupan damainya. Sampai kapanpun Nabila tidak akan mau menerima tawaran dari laki-laki itu.

"Maaf, Tuan Bara yang terhormat, insyaallah, saya tidak akan membutuhkan bantuan, Anda. Lakukanlah apa yang ingin kau lakukan!" Nabila memalingkan wajah dari laki-laki di depannya. Ia melengos meninggalkan kamar rawat itu masih dengan baju pasien karena dia tidak tahu dimana baju yang tadi dia pakai.

Bara menarik ujung bibirnya. Dia membiarkan Nabila keluar dari ruangan itu. Perhitungan seorang Bara tidak pernah salah. Nabila akan kembali padanya, bahkan memohon dan berlutut untuk mendapatkan bantuan.

"Kau yakin anak itu masih kritis, Durant?" tanya Bara menatap pintu kamar itu lekat.

Durant mengangguk, dia mempersilakan Bara untuk keluar dari sana. Namun, saat sudah berjalan di lorong, Bara menoleh ke arah Durant. "Wanita gila itu pergi tanpa alas kaki, Durant. Pergilah carikan apa yang dia butuhkan!"

Kembali sekertarisnya itu mengangguk. Durant meninggalkan Bara yang malah berbelok ke arah lain. Mencari sosok Nabila untuk memastikan jika wanita itu memang tidak akan bisa kemana pun.

"Dasar, Brengsek! Bisa-bisanya dia mengatakan ingin meniduri ku setelah apa yang dia lakukan. Astaghfirullah ...!" Nabila mengembuskan napas panjang, mengelus dada mencoba untuk meredam emosi meskipun itu sangat sulit. Bara sudah menghancurkan hidupnya satu kali. Jika kali ini dia menghancurkan nya lagi, maka tidak akan ada yang tersisa untuknya. Kehidupan, harga diri. Semaunya lenyap dalam genggaman laki-laki itu.

"Halo!" ucapnya pada orang di sebrang telepon. "Ah, iya." Kepala Nabila celingukan ke kanan dan ke kiri, depan, belakang. Semuanya tak lepas dari pantauan. Dia berusaha mencari tahu, dimana dia sekarang. Tangannya terulur menepuk lengan seorang suster, menanyakan rumah sakit apa itu. Setelah mendapatkan jawaban, Nabila langsung berlari ke arah lift. Ia bergerak gelisah dalam ruangan kecil itu. Apa yang harus dia lakukan ... bibirnya menyunggingkan senyum getir. Dia sampai lupa kalau dia tidak memakai sandal. Syukurlah dia berada di rumah sakit yang sama dengan anaknya. Nabila tidak harus mengeluarkan uang untuk membayar ongkos kendaraan.

"Dokter!" panggil Nabila, ketika melihat dokter yang keluar dari ruang ICU. Dadanya naik turun menandakan jika napasnya sangat cepat. Karena dia yang berlari seperti orang di kejar angsa.

"Ikut ke ruangan saya sebentar!" ucap dokter itu. Nabila mengangguk, dia mengikuti dokter yang menangani Ezra hingga dia bisa duduk di depan meja dokter tersebut.

"Jadi begini. Melihat kondisi anak, Ibu. Saya tidak bisa menjanjikan apapun. Jika dalam beberapa hari masih belum ada tindakan, sebaiknya Ibu bersiap untuk kemungkinan terburuknya. Maaf, bukan saya menakut-nakuti Ibu, satu jam yang lalu, Ezra menunjukan tanda-tanda jika dia akan membuka mata, tapi entahlah ... semuanya malah semakin memburuk. Jika mamang tidak ada kemungkinan untuk mendapatkan pendonor! Dengan berat hati saya akan mengatakan, sebaiknya Ibu Ikhlaskan saja Ezra. Biaya perawatan di ruang ICU tidak sedikit. Jangan sampai karena hal ini, Ibu malah terjebak. Lebih baik uangnya dipakai untuk orang yang masih hidup."

Bulir bening kembali menetes dari sudut mata Nabila. Wanita itu menunduk, dia sangat tahu jika mencari pendonor adalah hal yang sangat sulit. Mungkin ini juga alasan kenapa dokter mengatakan hal menyakitkan seperti ini. Nabila tahu jika dia orang miskin, tapi untuk menyerah sekarang, Nabila tidak bisa.

"Saya ingin menemui anak saya sebentar, Dok! Terima kasih!"

Dokter mengangguk, dan Nabila keluar dari ruangan itu dengan perasaan tak menentu. Langkahnya gontai. Nabila masuk ke ruangan Ezra setelah mengenakan pakaian steril. Menatap malaikat kecil di depannya dengan tatapan nanar. Ya Tuhan, haruskah anak sekecil ini merasakan sakit luar biasa? Tidak cukupkah selama beberapa tahun ke belakang Ezra harus bulak balik ke rumah sakit untuk cuci darah?

"Sayang ...!" panggil Nabila menggenggam tangan mungil Ezra lembut. Matanya sudah memerah menahan tangis. Bibirnya bergetar tapi dia tidak busa menunjukan kesedihannya kepada anak kecil itu. Sudah cukup Ezra menderita, Nabila tidak ingin menambah beban untuk Ezra karena tangisannya.

"Mama janji, mama akan mengusahakan yang terbaik untukmu. Ezra akan sembuh, Ezra harus kuat, Sayang! Mama ... mama akan mencari pendonor. Ezra tidak harus memakai kateter lagi. Ezra pasti akan sembuh. Tunggu mama ya Sayang!"

Kecukupan kecil Nabila berikan pada kening anak semata wayangnya. Ia keluar dari ruang ICU. Tubuhnya ambruk, Nabila menunduk sembari menekan dan memukul dadanya berkali-kali. "Kau memang ibu yang tidak berguna, Nabila. Kau benar-benar tidak berguna!"

Sekuat apapun Nabila mencoba untuk tegar, dia tidak bisa. Ini terlalu menyakitkan, hanya Ezra yang dia miliki sekarang. Jika dia melepaskan Ezra, dia pasti akan sangat menyesal. Bahunya kembali bergetar, derai air mata tidak bisa berhenti mengalir, kebingungan dan keputusasaan menghantui dirinya. Ezra harus sembuh, tapi dengan cara apa Nabila mencari donor secepat itu.

Sebuah tangan besar terulur di depan matanya. Sepasang sandal yang sangat cantik tangan itu letakan dengan gerakan perlahan. Nabila mendongak, meski dia masih sesenggukan dan pandangannya buram bertirai air mata, itu tak lantas membuat Nabila tidak tahu siapa orang yang sedang berdiri di depannya.

"Saya sudah bilang hanya saya yang bisa menolong mu, Anak Ayam. Mencari pendonor organ tidak semudah mencari pendonor darah. Jika tidak menerima tawaran dari saya, kau akan kehilangan anak mu!"

Kali ini Nabila tidak berkutik. Otaknya benar-benar buntu. Dia mengusap air matanya kasar. Berjalan mendekati Bara kemudian duduk di samping laki-laki itu.

"Persyaratan mu!" ucap Nabila dengan wajah tertunduk. "Apakah tidak ada persyaratan lain. Aku bisa melakukan pekerjaan apapun," ujarnya lagi. Kini dia bisa menatap mata Bara meksipun tangannya bergetar hebat.

Bara kembali tersenyum, "Saya hanya meminta satu malam, tidur satu malam dengan saya, dan saya akan memberikan semua yang kau inginkan. Bahkan, karirmu. Saya akan memberikan semuanya."

Kedua tangan Nabila terkepal. Rahangnya mengetat, dengan urat-urat di lehernya yang semakin menegang. Dia berusaha untuk berpikir jernih, tapi sekarang bukan waktunya untuk melakukan itu. Nabila sedang ada di ujung tanduk, bergerak mundur, ada singa yang siap memangsa. Namun, jika dia maju dengan keegoisannya, jurang kematian siap menenggelamkan.

"Baiklah, aku akan menerimanya, Pak Bara," ucap Nabila gugup. "Tapi aku memiliki satu syarat ... ... nikahi aku untuk satu malam, setelah itu kau boleh menceraikan-ku!" ujarnya dengan air mata bercucuran.

Bara mengangguk, dia mengambil sesuatu dari saku celananya, kemudian menempelkan beda itu di telinga.

"Carikan pendonor untuk, Ezra meski harus ke ujung dunia! Saya ingin, besok pendonor itu sudah ada sini!"

"Baik, Bos!"

.

.

.

Bahu Nabila kembali bergetar. Suara tangisannya terdengar semakin pilu. Ya Tuhan, haruskah dia menjual agamanya untuk menyelamatkan Ezra. Tolong selamatkan dia....

Terpopuler

Comments

Diana Cahyani

Diana Cahyani

tau aja thor ni ,klu dikejar angsa sama menakutkan nya dengan dikejar setan 😂😂😂

2022-12-05

2

Yuniarti Rossyidie

Yuniarti Rossyidie

nabila wanita hebat,bara laki2 pemaksa..ayo crazy up mya mana thor

2022-12-05

2

Imas Masripah

Imas Masripah

meskipun dlm keadaan putus asa tp Nabila ttp berpikir tentang dosa,semoga pas sudah menghabiskan mlm bersama bara Semakin sayang pada Nabila bukan karena ada udang di balik bakwan tp tulus setulus-tulusnya.....😊

2022-12-04

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Gagal Ginjal
2 Bab 2. Pertemuan
3 Bab 3. Penolakan
4 Bab 4. Perjanjian
5 Bab 5. Rencana Bara
6 Bab 6. Operasi Untuk Ezra
7 Bab 7. Selingkuh?
8 Bab 8. Ikut, Saya!
9 Bab 9. Bara Gila
10 Bab 10. Bulu Ketek
11 Bab 11. Perihal Gaji
12 Bab 12. Alunan Merdu
13 Bab 13. Kesal
14 Bab 14. Mulai Misi
15 15. Wanita Dari Masa Lalu
16 Bab 16. Masa Lalu
17 Bab 17. Marah Lagi
18 Bab 18. Jangan Marah
19 Bab 19. Meminta Maaf
20 20. Terungkap
21 21. Kebingungan Nabila
22 Bab 22. Ezra Marah
23 Bab 23. Akad Nikah
24 Bab 24. Perihal Kepala Botak
25 Bab 25. Terjadi
26 26. Keanehan Bara
27 27. Dalam Genggamannya
28 28. Terkejut
29 Bab 29. Salah Fokus
30 30. Ancaman
31 31. Berbahaya
32 32. Isi Hati Nabila
33 33. Kalang Kabut
34 34. Lagi!
35 35. Aku Menyukainya
36 36. Marah Lagi ...
37 37. Salah Paham
38 38. Keluar Tanduk
39 39. Kegilaan Bara
40 40. Luluh
41 41. Keyakinan Fino
42 42. Bukan Saya
43 43. Kemunculan Seseorang
44 44. Melupakan Amarah
45 45. I'll Be Your Side
46 46. Permulaan
47 47. Bertemu Seseorang
48 48. Broken Heart
49 49. Mengalah
50 50. Maaf
51 51. Maaf 2
52 52. Maaf 3
53 53. Menghangatkan
54 54. Meminjam Uang
55 55. Kebingungan Nabila
56 56. Tidak Diijinkan
57 57. Merajuk
58 58. Kehebohan Di Pagi Hari
59 59. Maafkan Dia
60 60. Ribut Lagi
61 61. Kelakuan Maurin dan Jessica
62 62. Musuh ???
63 63. Bajingan Gila
64 64. Musuh2
65 65. Meminta Maaf
66 66. Keributan Lain
67 67. Tidak Diijinkan
68 68. Who Are You
69 69. Penjelasan
70 70. Ironis
71 71. Bukan Seperti Itu
72 72. Menyembunyikannya
73 73. Perjanjian
74 74. Kegilaan Suami
75 75. Curiga
76 76. Cemburu
77 77. Menikah
78 78. Bukan Itu
79 79. Iri Hati
80 80. Semua Karena Mu
81 81. Lebih Baik Tidak Tahu
82 82. Kepala Baru
83 83. Gaun Pengantin
84 84. Fitting Baju Pengantin
85 85. Kenyataan Pahit
86 86. Kelelahan
87 87. Kenyataan Pahit 2
88 88. Kebenaran
89 89. Baik-baik saja
90 90. Pernikahan
91 91. Malam Pertama
92 92. Rumah Baru
93 93. Jangan Maksa
94 94. Masa Lalu
95 95. kecelakaan
96 96. Lara & Bahagia
97 97. Maaf
98 98. Epilog
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Bab 1. Gagal Ginjal
2
Bab 2. Pertemuan
3
Bab 3. Penolakan
4
Bab 4. Perjanjian
5
Bab 5. Rencana Bara
6
Bab 6. Operasi Untuk Ezra
7
Bab 7. Selingkuh?
8
Bab 8. Ikut, Saya!
9
Bab 9. Bara Gila
10
Bab 10. Bulu Ketek
11
Bab 11. Perihal Gaji
12
Bab 12. Alunan Merdu
13
Bab 13. Kesal
14
Bab 14. Mulai Misi
15
15. Wanita Dari Masa Lalu
16
Bab 16. Masa Lalu
17
Bab 17. Marah Lagi
18
Bab 18. Jangan Marah
19
Bab 19. Meminta Maaf
20
20. Terungkap
21
21. Kebingungan Nabila
22
Bab 22. Ezra Marah
23
Bab 23. Akad Nikah
24
Bab 24. Perihal Kepala Botak
25
Bab 25. Terjadi
26
26. Keanehan Bara
27
27. Dalam Genggamannya
28
28. Terkejut
29
Bab 29. Salah Fokus
30
30. Ancaman
31
31. Berbahaya
32
32. Isi Hati Nabila
33
33. Kalang Kabut
34
34. Lagi!
35
35. Aku Menyukainya
36
36. Marah Lagi ...
37
37. Salah Paham
38
38. Keluar Tanduk
39
39. Kegilaan Bara
40
40. Luluh
41
41. Keyakinan Fino
42
42. Bukan Saya
43
43. Kemunculan Seseorang
44
44. Melupakan Amarah
45
45. I'll Be Your Side
46
46. Permulaan
47
47. Bertemu Seseorang
48
48. Broken Heart
49
49. Mengalah
50
50. Maaf
51
51. Maaf 2
52
52. Maaf 3
53
53. Menghangatkan
54
54. Meminjam Uang
55
55. Kebingungan Nabila
56
56. Tidak Diijinkan
57
57. Merajuk
58
58. Kehebohan Di Pagi Hari
59
59. Maafkan Dia
60
60. Ribut Lagi
61
61. Kelakuan Maurin dan Jessica
62
62. Musuh ???
63
63. Bajingan Gila
64
64. Musuh2
65
65. Meminta Maaf
66
66. Keributan Lain
67
67. Tidak Diijinkan
68
68. Who Are You
69
69. Penjelasan
70
70. Ironis
71
71. Bukan Seperti Itu
72
72. Menyembunyikannya
73
73. Perjanjian
74
74. Kegilaan Suami
75
75. Curiga
76
76. Cemburu
77
77. Menikah
78
78. Bukan Itu
79
79. Iri Hati
80
80. Semua Karena Mu
81
81. Lebih Baik Tidak Tahu
82
82. Kepala Baru
83
83. Gaun Pengantin
84
84. Fitting Baju Pengantin
85
85. Kenyataan Pahit
86
86. Kelelahan
87
87. Kenyataan Pahit 2
88
88. Kebenaran
89
89. Baik-baik saja
90
90. Pernikahan
91
91. Malam Pertama
92
92. Rumah Baru
93
93. Jangan Maksa
94
94. Masa Lalu
95
95. kecelakaan
96
96. Lara & Bahagia
97
97. Maaf
98
98. Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!