Sepasang mata wanita yang terbaring di atas hospital bad mengerejap beberapa kali. Untuk beberapa saat, dia hanya diam, menatap langit-langit ruangan itu tanpa melakukan pergerakan apapun. Sampai, telinganya mendengar suara seseorang yang sedang mengobrol. Kepalanya menoleh ke samping. Pemandangan pertama yang dia lihat adalah punggung seseorang. Tubuh yang berada di depan dinding kaca itu terlihat sangat proposional. Bahunya lebar dan agak sedikit berisi.
Tunggu! ... Nabila mengedarkan pandangannya ke semua sudut ruangan itu, dia memegang kepalanya dengan cepat. Helaan napas lega terdengar. Syukurlah, dia masih memakai jilbab. Nabila kembali terdiam, dia berusaha mengingat, apa yang terjadi sebelumnya.
"Astaghfirullah!" ucapnya terkejut, dia membekap mulutnya dengan tangan yang bebas dari selang infus. Kedua matanya membola. Orang yang sedang bertelepon itu pasti orang yang hampir menabraknya tadi. Nabila memejamkan mata cukup lama. Melihat keadaan di ruangan itu, sudah jelas tertebak bahwa laki-laki ini pasti orang kaya. Lalu, saat ini dia pasti sedang menunggunya untuk meminta ganti rugi. Nabila tidak bisa diam saja. Dia harus segera keluar, biaya Ezra saja belum pasti dapat atau tidak. Jika harus ganti rugi juga, Nabila tidak akan bisa bertahan.
Dengan perasaan penuh rasa bersalah, Nabila melepaskan selang infus yang menancap pada tangan kirinya. Dia turun dari atas ranjang dengan gerakan yang sangat pelan. Matanya melirik ke arah pintu, kemudian melirik laki-laki itu lagi sekilas. Bibirnya menyunggingkan senyum. Nabila mulai berjalan mengendap-endap seperti maling. Namun, baru beberapa langkah, matanya sudah kembali di kejutkan dengan pintu kamar rawat yang bergeser.
"Bos!" panggil seseorang kepada laki-laki yang sedang bertelepon.
Laki-laki yang sedang bertelepon itu menoleh. Matanya benar-benar sangat bersinar, hidung mancung, bibir seksi dengan jenggot rapi dan rambut yang sedikit di angkat ke atas membuat tampilannya benar-benar sangat tampan. Dia adalah Bara. Laki-laki keturunan Prancis asli yang dulunya merupakan ketua Mafia sindikat narkoba dan juga senjata ilegal. Hanya saja, setelah melewati banyak hal, pria tampan nan gagah ini berhenti dari dunia gelap dan memilih untuk melanjutkan bisnis yang ada. Perusahaan inti milik Bara memang berada di Prancis. Namun, selain perusahaan inti, anak perusahaannya tersebar hampir di seluruh negara termasuk di Indonesia.
Bara memang masih terlihat sangat segar meskipun dia sudah berusia 37 tahun. Ya, bisa dibilang sudah matang. Tidak ada yang kurang dari seorang Bara, selain jomblo, dia hanya minus akhlak karena lingkungan yang dia pijak tidak mengajarkannya hal seperti itu.
"Bos, saya ...."
"Shuuttt!" Bara menaruh jari telunjuknya di atas bibir, senyum menyeringai muncul. Dia menunjuk ke arah gorden yang ada di seberangnya. Durant menoleh ke arah gorden tersebut, dia ikut tersenyum ketika melihat sepasang kaki mungil ada di sana.
"Ekhemm!" dehem Bara sembari memperhatikan kaki tersebut. "Kau tahu Durant, siapapun orang yang berani mengkhianati saya. Akan saya ikat dia di pohon, lalu saya cincang tangan dan kakinya agar dia mengerti jika tidak seorangpun bisa melawan, saya."
Lutut Nabila bergetar hebat. Tangan kanannya berusaha menghentikan tangan kiri yang ikut Tremor, tapi yang terjadi malah sebaliknya. Kedua tangan itu benar-benar bergetar membuat Nabila semakin takut dan semakin gugup. Dia yakin jika laki-laki itu adalah seorang psikopat. Ya Tuhan, jangan biarkan aku mati dalam keadaan seperti ini. Anakku masih membutuhkan ku ....
Srakkk!
"Akhhh!"
Mata Nabila terpejam kuat, tubuhnya menunduk dalam. Dia membungkuk beberapa kali sembari mengatakan kata maaf.
"Saya tahu saya salah, Pak. Tolong maafkan saya, saya tidak berniat untuk mengkhianati, Anda. Saya hanya harus segera keluar dari sini. Anak saya sedang sakit. Maafkan saya, Pak. Maafkan saya!"
Brak!
Lagi-lagi Nabila dibuat ketakutan. Laki-laki tadi mendorongnya sampai dia terbentur dinding rumah sakit cukup keras. Dia belum berani membuka mata, jantungnya berdegup tak karuan. Napas hangat laki-laki ini benar-benar membuat Nabila hilang akal.
Perlahan, kepala itu terkulai lemah. Bara tersenyum, dia mentoyor kepala Nabila, memposisikan kepala itu agar bisa tegap menghadap ke wajahnya. "Jangan pura-pura pingsan, Nabila! Saya tahu kau tidak selemah itu!"
Deg!
Suara ini, suara maskulin yang masih sangat dia ingat. Bajingan ini, dia ....
"Kau!" ucap Nabila menatap Bara dengan tatapan tajam. Detak jantungnya semakin tak karuan. Napasnya memburu, dia berusaha untuk melepaskan diri, tapi Bara mencekal tangannya semakin kuat.
"Apa yang kau lakukan, di sini, Brengsek!" kesal Nabila. Mereka memang sudah pernah bertemu.
Lima tahun yang lalu, Tuhan mempertemukan mereka saat mereka sedang mengadakan rapat di kota Paris. Kesombongan Bara saat itu tidak bisa Nabila lupakan, bagaimana dia meminta Nabila untuk melepaskan jilbabnya dan mengancam akan memecatnya berhasil membuat Nabila, geram. Dan karena laki-laki ini juga Nabila hidup seperti pengemis selama lima tahun. Bayangkan, lima tahun Nabila tidak bisa mendapatkan pekerjaan karena namanya di black list oleh laki-laki bajingan ini.
"Apa kau sudah sadar dimana kesalahanmu?"
"Ck!" Nabila mengangkat satu sudut bibirnya. "Aku manusia, Bara. Aku memiliki hak untuk memilih apa yang ingin dan apa yang tidak ingin aku lakukan. Jika kau tidak suka aku membantah mu, kenapa kau begitu perduli? Aku ini hanya sebutir nasi yang bisa kau lenyapkan hanya dengan menjentikkan jari. Terserah kau mau melakukan apa. Aku tidak perduli. Aku sudah tidak memiliki hubungan apapun lagi denganmu!"
Bugh!
Nabila kembali melongo. Apa dada orang ini terbuat dari semen tiga roda, kenapa sangat keras dan sulit untuk di gerakan. Dia ingin melepaskan diri tapi laki-laki itu malah semakin menunduk dan menatapnya dengan tatapan iblis. Bau maskulin menyeruak, menusuk hidung Nabila membuatnya hampir kehilangan kewarasan. Apalagi deru napas hangat Bara yang memuat bulu kuduknya merinding.
"Saya sudah pernah mengatakan kalau saya tidak suka dibantah, Nabila. Satu hal lagi, saya tahu, kau sedang membutuhkan bantuan saya."
Bara melepaskan kungkunganya. Dia berjalan mendekati Duran, kemudian mengambil sebuah map dari tangan asistennya tersebut. Dokumen itu sudah di rubah ke dalam bahasa Inggris, jadi dia bisa membacanya dengan leluasa.
"Ezra Malik al-Fatih. Dia anak mu, bukan?"
Bara tersenyum penuh kemenangan saat melihat Nabila yang begitu cerewet terdiam.
"Saya akan membantumu untuk mencarikannya pendonor. Saya juga akan membayar semua biaya operasi dan biaya perawatan. Tapi, dengan satu syarat!"
Bara kembali berjalan mendekati Nabila, dia menunduk, kemudian ... "Tidurlah bersamaku!" bisik Bara dengan senyum menyeringai.
Awalnya Nabila diam. Namun, detik berikutnya dia tergelak. Keningnya mengkerut merasa bingung dengan permintaan konyol laki-laki gila di depannya.
"Aku tidak akan pernah mau menerima tawaran darimu, Bara. Aku bisa mencari uang dan juga pendonor di tempat lain, tanpa harus menjual diri pada orang bejat sepertimu."
.
.
.
.
Beberapa jam yang lalu, saat semua orang sedang sibuk. Seseorang turun dari mobil kemudian berjalan mendekati wanita yang tergeletak di atas aspal. Awalnya Bara tidak perduli. Namun, saat dia sudah berbalik hendak meninggalkan wanita itu, Bara kembali menoleh. Dia menatap wajah wanita itu dengan alis tertaut.
"Nabila!" gumamnya, dengan wajah terkejut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Hani Ekawati
Seru nih kisah mafia mafia gitu 😁
2023-01-09
1
Yuniarti Rossyidie
segera up thor sayang,ceritsnya bagus
2022-12-05
2
Zay Wex
di tunggu crazy up nya othor..
2022-12-04
3