Jatuh

"Ya ampun Mel, aku cariin ke kelasmu, ternyata kamu disini?" kata Zia yang tiba-tiba muncul.

"Hehe, iya. Ini nih. Satria yang ngajak." kata Melati menunjuk Satria.

"Ya udah, aku ikut gabung boleh?" tanya Zia kepada Satria.

"Oh, ya boleh lah." jawab Satria.

Mereka bertiga pun makan bersama hingga bel masuk berbunyi. Melati dan Satria langsung menuju kelas, begitupun dengan Zia yang kelasnya lebih dekat, langsung masuk ke kelasnya.

Jam pulang sekolahpun tiba, Melati dan Zia seperti biasa pulang sekolah bersama. Dengan Melati menunggu Zia di parkiran, karena kelasnya lebih dahulu keluar.

"Mel, pulang bareng yuk." ajak Satria yang sudah Mengkreng di sepeda gunungnya.

"Duluan aja lah, aku masih nunggu Zia."

"Oh, ya udah Aku duluan ya." kata Satria.

"Iya." jawab Melati.

Tak lama kemudian, Zia datang.

"Maaf ya Mel, lama. Biasalah, bu Kus kalo ngasih catetan seabrek." kata Zia.

"Oh, iya Zi. Gapapa."

"Ya udah yuk pulang."

"Yuk."

Melati dan Zia pun pulang bersama dengan menaiki sepeda mini mereka. Saat sampai di jalan ramai, Melati bersepeda di depan dan Zia di belakang. Tiba-tiba,

Brugh...

Melati jatuh dari sepedanya, hampir saja Zia menabrak Melati, namun dia langsung bisa mengkondisikan sepedanya.

"Mel..." teriak Zia saat melihat Melati jatuh dan tertindih sepeda.

"Ada yang sakit?" tanya Zia mengamati tubuh Melati yang masih terduduk.

"Biasa Zi, tanganku mati rasa. Lemes ga bertenaga." kata Zia dengan kedua tangannya bertumpu di pangkuan.

"Yaa Allah Mel. Aku boncengin aja ya." kata Zia.

"Ga usah Zi, bentar lagi juga sembuh." kata Melati.

"Ya udah, kamu minum dulu Mel." kata Zia sambil memberikan air mineral dari dalam tasnya.

"Makasih." kata Melati yang meneguk minuman dari botol Zia yang disuapin Zia.

Saat Melati sedang minum, sebuah motor berhenti tepat ditempat mereka duduk.

"Melati?" sapa seorang laki-laki. Zia dan Melati menoleh bersama ke arah sumber suara.

"Pak Dewa?" kata Zia.

"Melati kenapa?" tanya pak Dewa sambil berjongkok mengamati keadaan Melati.

"Tadi jatuh pak." kata Zia.

"Astaghfirullah. Ada yang luka?" tanya Pak Dewa.

"Saya gapapa pak." kata Melati.

"Gapapa bagaimana? Kamu jatuh dari sepeda, dan lihat ini, telapak tanganmu lecet. Sudah, sekarang kamu saya antar pulang." kata pak Dewa.

"Tidak usah pak, saya masih bisa naik sepeda sendiri." kata Melati bersikeras.

"Okey." kata pak Dewa yang justru tiba-tiba membopong tubuh Melati, Dan seketika Melati terkejut akan hal itu. Tangannya masih sangat lemas untuk bergerak, membuatnya hanya diam tak melawan. Melatipun dinaikkan di motornya, kemudian pak Dewa menstater motornya.

"Mbak, kamu titipin dulu sepeda Melati di warung itu ya." kata pak Dewa kepada Zia.

"Ba baik pak." jawa Zia yang juga kaget dengan sikap pak guru nya.

Sepeninggal Pak Dewa dan Melati, Zia menitipkan sepeda Melati ke warung terdekat, lalu Zia melanjutkan perjalanan nya pulang ke rumah.

Sedangkan Melati di motor hanya diam, dia masih syok dengan perlakuan gurunya, karena ini kali pertama dia digendong seorang laki-laki yang bukan keluarganya dalam keadaan sadar. Karena biasanya, dia memang sering jatuh, tetapi dia tidak digendong seperti itu, tetapi dia juga sering pingsan, sehingga ketika pingsan dia tidak sadar, siapa yang menggendongnya. Sepanjang jalan, Melati hanya duduk biasa tanpa berpegangan, ketika akan melewati jalan yang kurang bagus, Pak Dewa mencari tangan Melati di belakang, dan meletakkan tangan itu di pinggangnya.

"Berpegangan Melati. Jangan melamun, nanti kamu jatuh lagi." kata Pak Dewa.

"Ehm, ya pak." Melatipun berpegangan pada pinggangnya Pak Dewa dan tangan satunya memegang jok belakang. Tangannya sudah mendingan rasanya, tidak seperti saat jatuh tadi.

Sesampainya di rumah, Melati langsung turun, dan tak lupa mengucapkan terimakasih kepada pak Guru nya.

"Terimakasih pak."

"Ya, sama-sama. Beristirahat lah." kata pak Dewa sambil tersenyum.

"Bapak ga mampir dulu?" tanya Melati.

Tak berapa lama seorang wanita yang sudah lanjut usia tampak keluar rumah, sambil menggendong seorang anak berusia dua tahun dan yang satu tampak sedang asyik bermain di teras.

"Eh, mas ini siapa?" tanya nenek Melati.

"Saya gurunya Melati bu." jawab Pak Dewa.

"Oh, pak Guru? Monggo pak silakan mampir dulu, istirahat dulu." kata nenek.

"Terimakasih bu, tapi saya harus segera pulang. Ini tadi saya menemukan Melati jatuh di jalan bu, makannya saya antar dia ke rumah, sepedanya dititipkan di warung dekat Melati jatuh." kata Pak Dewa.

"Astaga Melati. kamu jatuh lagi? Makannya kalau nyepeda itu hati-hati. Sudah dibilangin berulang kali, masih saja suka jatuh." omel nenek.

"Maaf nek." kata Melati tertunduk.

"Ehm, ya sudah bu, saya permisi dulu." kata pak Dewa berpamitan.

"Ya pak. Terimakasih ya pak, sudah diantarkan sampe rumah cucu saya." kata nenek.

"Sama-sama bu." jawab pak Dewa.

"Mel, bapak pulang dulu ya. Assalamualaikum." salam pak Dewa.

"Wa'alaikumsalam." jawab Melati

Sepeninggal gurunya, Melati mulai dihujani banyak pertanyaan oleh neneknya, yang akhirnya membuat Melati kembali disalahkan lagi oleh neneknya. Hal itu membuat Melati stress dan dia memilih masuk kamar dan menuruti perintah gurunya tadi untuk segera istirahat. Saat Melati di kamar, rebahan, tiba-tiba salah satu adiknya menangia karena mainannya di ambil paksa oleh sarunga, membuat neneknya marah, lalu menggedor pintu kamarnya.

"Bangun Mel, kamu ini apa ga dengar adiknya berantem kaya gitu? Bantuin nenek dong, bangun, ga tidur aja. Nenek kewalahan ini mengasuh kedua adikmu." omel nenek luar.

Terpaksa Melati kembali bangun dari tempat tidurnya, mau tak mau, dia harus segera bangun, dan membantu neneknya mengasih kedua adik kembarnya.

"Mentang-mentang abis jatuh, dianterin pak guru, seenaknya saja ga bantuin nenek untuk mengasuh kedua adikmu. Nenek ini juga capek, ngurusin adik-adikmu." omel Nenek saat Melati sudah keluar dari kamarnya.

Tanpa mengindahkan suara perutnya yang melilit karena menahan lapar, Melati segera menggendong satu adiknya untuk diajak bermain di depan TV. Sedangkan Aldo masih dalam gendongan neneknya sambil menangis.

" Aldi sudah makan belum?" tanya Melati pada adiknya.

Aldi hanya menggeleng.

"Ya sudah, sini mbak ambilin makan dulu, Aldi makan dulu ya." kaga Melati.

"Aldo jni juga belum makan Mel." kata nenek.

"Ya nek." jawab Melati yang mengambil porsi makan cukup banyak untuk kedua adiknya. Sehingga Melati mengurus dua adiknya, dab menyuapi keduanya dengan telaten.

"Ini Aldo. Bismillah dulu." kata Melati sambil menyiapkan nasi sayur ke mulut adiknya.

"Ini Aldi." kata Melati berganti pada adiknya yang bermain sendiri.

"Alhamdulillah, masih ada orang yang peduli sama aku. Terimakasih pak Dewa.". batin Melati mengingat kebaikan pak Dewa.

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

kemana ibunya melati apa sdh meninggal yah? Mel, kamu hrs kuat biasanya orang berhasil itu adalah orang yg selalu ditimpa kesusahan, kemiskinan dan mereka fighting utk menjadi org yg success. good luck ✊

2024-02-04

1

Yeni Eka

Yeni Eka

Aduh pak Dewa ini umur berapa nih? Apakah ganteng juga seperti Aa Dewaku 😁

2023-01-02

0

Herry Murniasih

Herry Murniasih

Pak Dewa benar2 perhatian sama melati, apa dia suka sama melati ya Thor😁😁

2022-12-09

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Berkenalan
3 Mati Rasa
4 Jatuh
5 Pingsan
6 Berhenti Sekolah
7 Hadiah Ulang Tahun
8 Terapi
9 Lemah
10 Bapak
11 Ikhlaskan
12 Perpulangan
13 Ditinggal lagi
14 Pergi
15 Demam
16 Bengkak
17 Perhatian
18 Brosur
19 Daftar Kursus
20 Kursus
21 Melamun
22 Belajar Naik Motor
23 Sungkan
24 Labrak
25 Kabar dari Rumah
26 Nasehat
27 Berpamitan
28 Sepucuk Surat
29 Kabar Berita
30 Rapuh
31 Pelukan Ibu
32 Melepasmu
33 Visual
34 Tawaran
35 Baby Tsabita
36 Orang Baik
37 Cantik Itu Relatif
38 Duren (Duda Keren)
39 Kata adalah Do'a
40 Kalau Ketagihan?
41 Rewel
42 Seandainya
43 Transfusi Darah
44 Bucin
45 Gundah
46 Ijin Gowes
47 Nyasar
48 Baper
49 Ketagihan
50 Melati Vs Maryam
51 Terlambat
52 Menikah Lagi?
53 Eh Ketemu Lagi
54 Ngobrol
55 Kagum
56 Nenek
57 Air Matamu
58 Melepas dan Mengikat
59 Patah Hati
60 Bertemu Keluarga
61 Orang yang Sama
62 Menikah
63 Belahan Jiwa
64 Makan Siang
65 Galau
66 Cerita Sahabat
67 Cinta Pertamaku
68 Lolos Seleksi
69 NgeDate
70 Jasa tak Terlupa
71 Masa Lalunya
72 Bedah Buku
73 Bintang Tamu
74 Jelous
75 Sebuah Pengakuan
76 Apa ini Karma?
77 Ibu Mau Pulang
78 Pertemuan dua Keluarga
79 Firasat
80 Kecelakaan
81 Ku Akan Merawatmu
82 LDR
83 Kebohongan
84 Perdebatan Adik Kakak
85 Ahmad itu Latif
86 Cerita pasca Kecelakaan
87 Kecewa
88 Percekcokan
89 Talak
90 Demam
91 Melepas Rindu
92 Air Mata Melati
93 Pingsan
94 Suami?
95 Janda Vs Duda
96 Kesedihan Belum Usai
97 Memaafkan
98 Ku Ikhlaskan
99 Lulus
100 Lamaran
101 Hadiah
102 Mengikhlaskan
103 Bulan Madu
104 Cinta yang Terpendam
105 Mamaku
106 Seputih Melati
107 Obrolan Pasutri
108 Bucin
109 Tamu ku
110 Mantan Suami
111 Kamu Kuat
112 Kabar Bahagia
113 Persalinan
114 Sekeping Hati
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Prolog
2
Berkenalan
3
Mati Rasa
4
Jatuh
5
Pingsan
6
Berhenti Sekolah
7
Hadiah Ulang Tahun
8
Terapi
9
Lemah
10
Bapak
11
Ikhlaskan
12
Perpulangan
13
Ditinggal lagi
14
Pergi
15
Demam
16
Bengkak
17
Perhatian
18
Brosur
19
Daftar Kursus
20
Kursus
21
Melamun
22
Belajar Naik Motor
23
Sungkan
24
Labrak
25
Kabar dari Rumah
26
Nasehat
27
Berpamitan
28
Sepucuk Surat
29
Kabar Berita
30
Rapuh
31
Pelukan Ibu
32
Melepasmu
33
Visual
34
Tawaran
35
Baby Tsabita
36
Orang Baik
37
Cantik Itu Relatif
38
Duren (Duda Keren)
39
Kata adalah Do'a
40
Kalau Ketagihan?
41
Rewel
42
Seandainya
43
Transfusi Darah
44
Bucin
45
Gundah
46
Ijin Gowes
47
Nyasar
48
Baper
49
Ketagihan
50
Melati Vs Maryam
51
Terlambat
52
Menikah Lagi?
53
Eh Ketemu Lagi
54
Ngobrol
55
Kagum
56
Nenek
57
Air Matamu
58
Melepas dan Mengikat
59
Patah Hati
60
Bertemu Keluarga
61
Orang yang Sama
62
Menikah
63
Belahan Jiwa
64
Makan Siang
65
Galau
66
Cerita Sahabat
67
Cinta Pertamaku
68
Lolos Seleksi
69
NgeDate
70
Jasa tak Terlupa
71
Masa Lalunya
72
Bedah Buku
73
Bintang Tamu
74
Jelous
75
Sebuah Pengakuan
76
Apa ini Karma?
77
Ibu Mau Pulang
78
Pertemuan dua Keluarga
79
Firasat
80
Kecelakaan
81
Ku Akan Merawatmu
82
LDR
83
Kebohongan
84
Perdebatan Adik Kakak
85
Ahmad itu Latif
86
Cerita pasca Kecelakaan
87
Kecewa
88
Percekcokan
89
Talak
90
Demam
91
Melepas Rindu
92
Air Mata Melati
93
Pingsan
94
Suami?
95
Janda Vs Duda
96
Kesedihan Belum Usai
97
Memaafkan
98
Ku Ikhlaskan
99
Lulus
100
Lamaran
101
Hadiah
102
Mengikhlaskan
103
Bulan Madu
104
Cinta yang Terpendam
105
Mamaku
106
Seputih Melati
107
Obrolan Pasutri
108
Bucin
109
Tamu ku
110
Mantan Suami
111
Kamu Kuat
112
Kabar Bahagia
113
Persalinan
114
Sekeping Hati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!