Rencana Dijalankan

Shazia terseyum bahagia saat membawa sebuah kotak. hari menunjukkan pukul dua belas malam. Shazia berjalan secara perlahan dan menuju ke suatu tempat. saat sampai di tempat itu Shazia mengeluarkan besi untuk membuka sebuah jendela. saat jendela itu terbuka Shazia menatap seisi ruangan itu dan Shazia langsung loncat masuk ke dalam ruangan itu.

"kita lihat ustadz aku yakin kamu tidak akan betah berada disini dan akhirnya keluar, dengan begitu aku bisa menyelesaikan tugasku, andai dirimu tidak mengawasi ku maka aku tidak akan melakukan ini". ucap Shazia

Shazia membuka kotak tersebut yang berisi belatung dan menaburkan ke ranjang dan Shazia terseyum puas melihat belatung yang berserakan

ceklek

Shazia langsung bersembunyi di bawah kolong saat mendengar pintu terbuka.

"perasaan tadi sebelum pergi jendelanya sudah aku tutup". ucap ustadz Ghazali sambil berjalan menuju jendela dan menutup kembali

Ghazali melepas pecinya dan sarungnya lalu menggantungnya di belakang pintu

"astaghfirullah". ucap Ghazali saat membuka selimut dan melihat banyak belatung

"kenapa bisa banyak belatung seperti ini". ucap Ghazali

Ghazali yang tidak mau ambil pusing langsung melepaskan sprei dan menggantinya dengan baru. setelah itu Ghazali merebahkan dirinya di ranjang dan menutup matanya. Shazia yang merasa keadaan sudah aman keluar dari bawah ranjang

Shazia melihat Ghazali yang sudah tertidur, Shazia melambaikan tangannya di depan wajah Ghazali dan tidak ada pergerakan dari Ghazali

"aman aku harus segera keluar dari sini". ucap Shazia lalu berjalan secara perlahan lahan

"eugh"

Shazia menghentikan langkahnya dan melihat ke arah belakang, saat melihat Ghazali yang masih tertidur bernafas lega. saat Shazia melihat sebuah spidol terlintas ide jahil dalam lalu mengambil spidol tersebut dan berjalan menuju Ghazali. Shazia mencoret coret wajah Ghazali, melihat wajahnya Ghazali yang penuh dengan coretan membuat Shazia terseyum puas

"nah seperti ini lebih bagus ustadz". ucap Shazia

Shazia terdiam sebentar dan memandang wajah Ghazali. Shazia mengelengkan kepalanya dan langsung keluar lewat jendela. Shazia bersembunyi di balik tumbuhan saat penjaga malam sedang melakukan patroli malam.

"dari mana kamu". ucap Kemala saat melihat Shazia masuk ke dalam kamar

"kamar mandi". jawab Shazia dengan bohong dan melewati Kemala begitu saja dan merebahkan dirinya ke atas ranjangnya

"ke kamar mandi dan kamu tidak memakai hijab mu , lalu berpakaian seperti ini, bagaimana jika ada yang melihat mu". ucap Kemala dan menghampiri Shazia

"Kemala ini tengah malam dan jugaan tadi tidak ada siapapun jadi aman aku keluar seperti ini ". jawab Shazia

"walaupun tidak ada siapapun sebaiknya gunakan pakaian yang tertutup Shazia ". ucap Kemala

"ribet, keburu keluar tai kalau harus pakai gamis". jawab Shazia

"makanya tidur pakai gamis atau rok jadi kalau mau keluar tinggal pakai jilbab ". ucap Kemala

Shazia membalikan badannya dan membelakangi Kemala. Kemala yang diabaikan Shazia langsung kembali ke ranjangnya lalu menghempaskan tubuhnya di ranjang. Shazia yang sudah mengantuk langsung memejamkan matanya dan berkelana di alam mimpi

pukul dua pagi Ghazali terbangun dari tidurnya, Ghazali meminum air putih yang setiap hari dia sediakan. Ghazali mengambil peci dan sarungnya lalu memakainya. Ghazali memutuskan untuk berwudhu di masjid saja. saat sedang berjalan banyak santri yang berisik bisik saat melihat wajah Ghazali sedangkan Ghazali merasa aneh saat para santri menatap dirinya

"assalamualaikum ustadz". ucap salah satu santri

"waalaikumussalam Ihsan". jawab Ghazali

"maaf sebelumnya ustadz,itu wajah ustadz kenapa ya". tanya Ihsan

"wajah saja , emangnya kenapa". tanya Ghazali balik

"banyak coretan ustadz". jawab Ihsan

"coretan, coretan yang bagaimana". tanya Ghazali

"sebaiknya ustadz bercermin saja agar tau". ucap Ihsan

Ghazali langsung mengambil cermin yang di bawa Ihsan

"astaghfirullah ". ucap Ghazali yang terkejut saat melihat wajah penuh dengan coretan

"kenapa banyak coretan seperti ini". ucap Ghazali dalam hati

"apa ini ada hubungannya dengan belatung yang ada di ranjang ku, apa semalam ada yang masuk ke dalam kamar, tadi saat aku terbangun jendela juga terbuka". sambung Ghazal dalam hati

"Terim kasih Ihsan". ucap Ghazali dan mengembalikan cermin itu

ustadz Ghazali langsung membasuh mukanya dan berharap coretan itu dapat hilang. Ghazali bernafas lega saat coretan tersebut dapat hilang

"seperti ada orang yang ingin menjahili tapi siapa". ucap Ghazali lalu mengambil wudhu

byur

Shazia gelagapan saat wajahnya tersiram air hingga membuat Shazia langsung duduk

bruk

belum hilang terkejutannya seseorang menariknya Shazia sehingga membuat Shazia terjatuh ke lantai

"auwh". ringis Shazia saat sikunya terkena lantai

"ayo sholat bukannya tidur". ucap Ustadzah Dila lalu menarik tangan Shazia dan membawanya ke masjid

"cepat wudhu". perintah Ustadzah Dila

"saya tidak caranya". jawab Shazia

"Kemala kemari". panggil ustadzah Dila

"iya ustadzah". jawab Kemala

"ajari dia wudhu". ucap ustazah Dila

"baik Ustadzah". jawab Kemala

"ikuti aku dan aku hanya akan mempraktikkan sekali dan tidak ada pengulangan". ucap Kemala

Shazia mengikuti kemala sambil menguap karena masih mengantuk. Setelah selesai sholat ustadzah Dila menarik tangannya dan membawa masuk ke dalam masjid. Shazia merasakan ketenangan saat kakinya melangkah memasuki masjid untuk pertama kalinya. sesampainya di dalam masjid Shazia duduk di samping Dea. Dea yang melihat Shazia bingung mengenakan mukenah

"sini aku pakaian". ucap Dea dan mengambil mukena yang ada ditangan Shazia

Dea memakai mukena pada Shazia dan Shazia memejamkan matanya saat Dea memakaikan dirinya mukenah. sholat tahajud segara di mulai. Shazia berdiri sambil menahan kantuknya di tambah dengan suara bacaan ayat suci Alquran yang begitu halus dan merdu membuat Shazia semakin mengantuk.

saat sujud Shazia tidak bangun lagi dan tetap masih dalam posisi Sujud sampai selesai sholat. Dea menarik nafasnya saat melihat Shazia

"Shazia bangun". ucap Dea dan menggoncang tubuh Shazia sehingga membuat Shazia tergelempamg

"Shazia bangun". ucap Dea dan menepuk pipi Shazia

"eugh". guman Shazia

"jangan ganggu aku masih ngantuk". ucap Shazia dan memukul tangan Dea yang menepuk nepuk pipinya

"Shazia bangun atau kamu akan dapat hukuman dari ustadz Ghazali". bisik Dea

saat mendengar nama Ghazali, Shazia langsung terbangun, saat melihat Shazia terbangun Dea langsung memberikan Al-Qur'an pada Shazia

"ini apa". Tanya Shazia sambil membolak-balikan Al-Qur'an

"ini Al-Qur'an Shazia,kamu tidak tau". tanya Dea dan Shazia mengelengkan kepalanya

"ini buku kenapa seperti ini tulisannya tidak bisa dibaca". ucap Shazia

"ini Al-Qur'an bukan buku Shazia dan tulisannya pakai Arab". ucap Dea

"ini aku kembalikan, tulisannya tidak bisa dibaca". ucap Shazia

"kamu tidak bisa mengaji". tanya Dea

"apalagi itu mengaji, ribet sekali". ucap Shazia dan beranjak pergi dari masjid

"Shazia tunggu jika kamu tidak bisa mengaji nanti saya ajarin , jangan pergi begitu saja". ucap Dea tapi Shazia terus saja berjalan keluar

Terpopuler

Comments

Nendah Wenda

Nendah Wenda

mana mungkin bisa ngelihatnya aja baru pertama kali

2023-10-15

1

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

ANAK MAFIA, MANA PERNAH DIAJAR AGAMA, YG ADA DIAJAR MMBUNUH..

2023-08-26

0

ma" athif 😊

ma" athif 😊

zia somplak ngerjain ustad ghazali 😂😂😂

2023-02-01

0

lihat semua
Episodes
1 Pesantren An-Nur
2 Keturunan Mafia
3 Sesuatu Yang Hilang
4 Tugas Yang Belum Selesai
5 Rencana Dijalankan
6 Ustadz Menyebalkan
7 Suara Yang Indah
8 Curhatan Dea
9 Bertemu kakak
10 Pelelangan
11 Setitik Harapan
12 Menjemput Gus Amer Dan Gus Faisal
13 Kedatangan Gus Amer Dan Gus Faisal
14 Belajar Mengaji
15 Marvin
16 Satu Mobil
17 Ketahuan Kabur
18 Kekejaman
19 Hukuman
20 Bersikap Dingin
21 Belum Ada Kejelasan
22 Kecurigaan Ustadz Ghazali
23 Lamaran Gus Amer
24 Angin Malam
25 Santri Baru
26 Marvin Dan Shazia
27 Pernikahan Gus Amer dan Humaira
28 Tipuan
29 Tuduhan
30 Pernikahan
31 Sholat Bersama
32 Acara Di Rumah Ustadz Ghazali
33 Hari Pertama Di Rumah Mertua
34 Pameran Di Lapangan Desa
35 Jiwa Yang Terpendam
36 Pendekatan
37 Air Terjun
38 Merubah Penampilan
39 Nahkoda
40 Emosi
41 Hujan Petir
42 Tidak Akan Poligami
43 Rencana Marvin
44 Sempurna
45 Kembali ke Pesantren
46 Identitas Shazia
47 Ustadz Ghazali Dan Marvin
48 Pergi Berdua
49 Belajar Mengaji Bersama Suami
50 Ustadz Ghazali Jahil
51 Rencana Dan Rencana
52 Malam Sunyi
53 Persiapkan Harlah Pesantren
54 Hukuman Yang Membuat Trauma
55 Akan Memberikan Yang Terbaik
56 Harlah Pesantren
57 Menjalankan Rencana
58 Pulau Hitam
59 Topeng
60 Kejam
61 Penasaran
62 Ayam Rica Rica
63 Ayam Rica Rica 2
64 Harus Hati Hati
65 Akan Selalu Bersama
66 Bermanja Manja
67 Diam Diam
68 Mengejutkkan
69 Cilok
70 Cafe
71 Harus Kuat
72 Mendapatkan Balasan
73 Keajaiban
74 Permohonan
75 Sebuah Pertanyaan
76 Shazia Oh Shazia
77 Apa Harus Ikhlas Dengan Takdir?
78 Keromantisan
79 Penuh Kasih Sayang
80 Ke Desa
81 Jambu
82 Manis Manis
83 Keripik Pisang
84 Pembaca Dan Author
85 Menjelang Hari Kelahiran
86 Selamat Datang Twins
87 Tidak Akan Bisa Pergi
88 Ghazali Ibrahim Putra Ibrahim
89 Kedamaian
90 Rumah Baru
91 Pengajian
92 Pengumuman Pemenang Giveaway
93 Sungguh Bahagia
94 Hari Hari Menjadi Orang Tua
95 Promosi Novel Jodoh Pilihan Si Kembar
96 KEBAHAGIAAN SEMUA ORANG
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Pesantren An-Nur
2
Keturunan Mafia
3
Sesuatu Yang Hilang
4
Tugas Yang Belum Selesai
5
Rencana Dijalankan
6
Ustadz Menyebalkan
7
Suara Yang Indah
8
Curhatan Dea
9
Bertemu kakak
10
Pelelangan
11
Setitik Harapan
12
Menjemput Gus Amer Dan Gus Faisal
13
Kedatangan Gus Amer Dan Gus Faisal
14
Belajar Mengaji
15
Marvin
16
Satu Mobil
17
Ketahuan Kabur
18
Kekejaman
19
Hukuman
20
Bersikap Dingin
21
Belum Ada Kejelasan
22
Kecurigaan Ustadz Ghazali
23
Lamaran Gus Amer
24
Angin Malam
25
Santri Baru
26
Marvin Dan Shazia
27
Pernikahan Gus Amer dan Humaira
28
Tipuan
29
Tuduhan
30
Pernikahan
31
Sholat Bersama
32
Acara Di Rumah Ustadz Ghazali
33
Hari Pertama Di Rumah Mertua
34
Pameran Di Lapangan Desa
35
Jiwa Yang Terpendam
36
Pendekatan
37
Air Terjun
38
Merubah Penampilan
39
Nahkoda
40
Emosi
41
Hujan Petir
42
Tidak Akan Poligami
43
Rencana Marvin
44
Sempurna
45
Kembali ke Pesantren
46
Identitas Shazia
47
Ustadz Ghazali Dan Marvin
48
Pergi Berdua
49
Belajar Mengaji Bersama Suami
50
Ustadz Ghazali Jahil
51
Rencana Dan Rencana
52
Malam Sunyi
53
Persiapkan Harlah Pesantren
54
Hukuman Yang Membuat Trauma
55
Akan Memberikan Yang Terbaik
56
Harlah Pesantren
57
Menjalankan Rencana
58
Pulau Hitam
59
Topeng
60
Kejam
61
Penasaran
62
Ayam Rica Rica
63
Ayam Rica Rica 2
64
Harus Hati Hati
65
Akan Selalu Bersama
66
Bermanja Manja
67
Diam Diam
68
Mengejutkkan
69
Cilok
70
Cafe
71
Harus Kuat
72
Mendapatkan Balasan
73
Keajaiban
74
Permohonan
75
Sebuah Pertanyaan
76
Shazia Oh Shazia
77
Apa Harus Ikhlas Dengan Takdir?
78
Keromantisan
79
Penuh Kasih Sayang
80
Ke Desa
81
Jambu
82
Manis Manis
83
Keripik Pisang
84
Pembaca Dan Author
85
Menjelang Hari Kelahiran
86
Selamat Datang Twins
87
Tidak Akan Bisa Pergi
88
Ghazali Ibrahim Putra Ibrahim
89
Kedamaian
90
Rumah Baru
91
Pengajian
92
Pengumuman Pemenang Giveaway
93
Sungguh Bahagia
94
Hari Hari Menjadi Orang Tua
95
Promosi Novel Jodoh Pilihan Si Kembar
96
KEBAHAGIAAN SEMUA ORANG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!