Mafia Girls Vs Ustadz Tampan
terik matahari membuat seseorang yang berdiri di lapangan bercucuran keringat. gadis menghembuskan nafasnya dengan kasar bahkan rasa hausnya membuat tenggorokannya terasa kering. bukan hanya berdiri di lapangan saja tetapi gadis itu juga memakai kalung yang bertuliskan "saya tidak akan bolos lagi" . gadis itu menatap sebal setiap santri yang lewat mentertawakan dirinya
"Shazia kata ustadz Ghazali hukumannya sudah selesai". ucap Dea yang mengahampiri Shazia
ya gadis yang sedang di hukum itu adalah Shazia Quennisa sering di panggil Shazia, gadis berumur dua puluh tahun yang memiliki mata yang tajam dan dingin bahkan membuat Santriwati tidak mau berteman dengan Shazia alasannya selain Shazia itu anehnya menurut mereka karena juga asal usul Shazia yang tidak jelas membuat mereka tidak mau berteman dengan Shazia. hanya Dea yang mau berteman dengan Shazi
Shazia mengambil es yang di pegang Dea dan langsung meminumnya dengan habis tanpa ada yang tersisa
"Shazia itu punya ustadz Ghazali kenapa diminum". ucap Dea
"aku haus de". ucap Shazia dan membuang sampah secara sembarang
"sudah minum es punya orang lain dan membuangnya begitu saja". ucap seseorang membuat Shazia melebarkan matanya sedangkan Dea langsung menundukkan kepalanya
Ghazali Ibrahim pria berumur dua puluh delapan tahun lulusan Kairo dan salah satu ustadz di pesantren An-Nur, Ghazali yang memiliki sikap tegas membuat Ghazali tidak segan segan untuk menghukum santriwati ataupun santriwan yang melanggar peraturan di pesantren bahkan Ghazali adalah salah satu ustadz yang paling di takuti.
"itu hanya es ustadz dan ustadz bisa membelinya lagi, saya haus juga gara gara ustadz jadi es itu untuk saya". ucap Shazia sambil menatap ustadz Ghazali.
"kamu di hukum karena kesalahan mu sendiri". ucap ustadz Ghazali dengan dingin
"ambil". ucap Ghazali dengan tegas
"saya bukan menyuruh mu". ucap Ghazali saat melihat Dea yang akan mengambil bungkus es sehingga membuat Dea menghentikan gerakan
"ambil dan buang ke tempat sampah". ucap Ghazali
"sha buruan ambil jangan sampai kamu di hukum lagi". ucap Dea sambil menyenggol lengan Shazia
"kenapa harus di ambil lagian nanti juga ada yang piket". ucap Shazia
"Sha sebaiknya segera kamu ambil dengan begitu kamu bisa segera beristirahat". ucap Dea
Shazia memutar bola matanya dengan malas lalu mengambil sampah itu dan membuangnya ketempat sampah.
"ayo de segera kita pergi malas sama ustadz kuno ini". ucap Shazia sambil memperhatikan penampilan Ghazali yang memakai sarung dan baju Koko
"Sha itu tidak kuno di sini sudah bisa berpenampilan seperti itu". ucap Dea
"ustadz maafkan teman saya ya". ucap Dea
"kenapa melotot melotot itu emangnya saja takut tentu tidak dan satu lagi jangan galak galak karena nanti sudah menikahnya, ingat umur tadz jadi perjaka tua nanti jika tidak ada perempuan yang mau menikah dengan pria galak seperti ustadz". ejek Shazia sehingga membuat Dea mencubit temannya
"ustadz kami permisi dulu, assalamualaikum". ucap Dea
"waalaikumussalam". jawab ustadz Ghazali
Dea langsung menarik tangan temannya sedangkan Ghazali berjalan meninggalkan lapangan dan menuju kantor.
"assalamualaikum Amir". ucap Ghazali
"waalaikumussalam tadz". jawab Amir
"saya ingin meminta data salah satu santriwati". ucap Ghazali
"datanya siapa ustadz". tanya Amir
"Shazia Quennisa" jawab ustadz Ghazali sehingga membuat Amir diam
"maaf ustadz data atas nama Shazia Quennisa tidak ada". jawab Amir
"Bagaimana tidak ada bukannya santri yang masuk kesini harus menyerahkan data data". tanya ustadz Ghazali
"sebenernya abah yang membawa Shazia kesini pada malam itu dan saat Shazia sadar dia hanya ingat namanya tetapi tidak ingat yang lainnya jadi Abah memutuskan Shazia tinggal disini sampai dia mengingat tentang dirinya tadz". jawab Amir
"apa tidak ada berita yang mencari gadis itu". tanya Ghazali
"tidak ada ustadz bahkan Abah sendiri sudah pernah mencari tentang Shazia tapi hasilnya nihil". jawab Amir dan Ghazali hanya menanggukan kepalanya
"ya sudah saya permisi dulu assalamualaikum". ucap Ghazali
"waalaikumussalam ustadz". jawab Amir
sedangkan di kamar asrama Shazia langsung merebahkan dirinya di ranjang kecil
"hey jangan malas malasan ini kamar bagianmu untuk membereskan". ucap kemala tetapi Shazia malah memejamkan matanya
"hey bangun , bangun saya bilang dasar anak tidak jelas sudah di kasih tempat tinggal tapi tidak tau diri". ucap Kemala
"Kemala biar saya saja yang membereskannya kasihan Shazia kecapekan". ucap Dea
"dasar hanya di hukum begitu saja sudah capek dasar lemah, jika saya jadi ustadz Ghazali sudah saya keluarkan dari pesantren, orang seperti ini hanya jadi beban". ucap Kemala lalu keluar dari kamar asrama
Shazia yang pura pura memejamkan matanya langsung membukanya saat Kemala sudah keluar
"jangan di ambil hati omongan Kemala dia anaknya memang seperti itu". ucap Dea sambil membereskan pakaian
"apalagi dia sudah delapan tahun disini jadi dia seperti berkuasa begitu". sambung Dea
saat Dea memunggungi dirinya Shazia membuka jam tangannya lalu mengirimkan sebuah pesan pada seseorang. jam tangan yang dikenakan Shazia didesain seperti jam biasanya agar dia tidak ketahuan membawa barang elektronik
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Nendah Wenda
mungkin pura pura hilang ingatan toh bisa ngirim pesan
2023-10-15
0
T'renz
awal ceritanya kok lngsung di pondok kurang greget cerita awalnya
2023-01-26
0
ma" athif 😊
Hai ka dah siap nich ngawal ceritanya sampe ahir 😅😅😅
2022-12-04
0