Para pangeran

"Kanda kembalikan syal milik ku,itu syal kesayangan Ibunda ku!"Pangeran Gunta mengejar ngejar Kakak nya, Pangeran Duma, yang terus saja tak berhenti menggoda nya sejak mereka keluar dari kelas sore ini.

Sebagai pangeran yang paling muda usia nya, Pangeran Gunta memang sering mendapatkan perlakuan kurang mengenakkan dari para pangeran lain nya, terutama pangeran Duma yang dikenal paling sombong,angkuh dan menyebalkan.

Apalagi posisi pangeran Guntara yang lahir dari rahim seorang selir yang tingkatan nya paling rendah, membuatnya sering di bully dan direndahkan oleh yang lainnya.

Ibunya yang bernama Kanjeng Nyimas Maharani adalah selir tingkat 2, dia adalah seorang Puteri dari pejabat daerah.

Sedangkan pangeran Duma juga adalah pangeran yang terlahir dari seorang selir,namun tingkatan adalah yang paling tinggi, karena status sosial keluarga Ibu pangeran Duma dari keluarga terhormat, Kakek nya adalah salah satu pejabat tinggi di kerajaan tersebut, Ibunya bernama Kanjeng Dewi Sinta,seorang bangsawan yang cukup terpandang.

"Duma,apa kamu tidak bosan terus mengerjainya,Aku pusing terus menerus mendengar teriakkan kalian!"Ucap pangeran Agung Susena,dia adalah pangeran yang terlahir dari Kanjeng Ratu

Mayang Arum, Pangeran Agung Sena adalah putera bungsu dari paduka Raja dan Kanjeng Ratu.

Dari Kanjeng ratu Mayang Arum, Paduka Raja memiliki 4 orang putera.

Putera sulung mereka bernama Pangeran Agung Tirtayasa, dia sudah di daulat menjadi putera mahkota, dan sekarang beliau sedang belajar di luar negeri.

Sedangkan putera kedua mereka bernama Pangeran Agung Satria Gumilar, sering keluar diam diam dari keraton,dingin dan angkuh.

Dan Pangeran Agung yang ketiga yaitu pangeran Agung Airlangga, seorang playboy, hobi nya main perempuan, dugem dan mabuk mabukan.

Dan si bontot yaitu pangeran Agung Susena,masih berumur 15 tahun, pecicilan, aktif dan nakal.

Para pangeran Agung itu terkenal para pangeran yang paling sering bermasalah dan selalu buat onar kecuali putera mahkota,dia sangat pintar dan berwibawa.

Ada satu lagi pangeran yang paling pintar, berperangai santun dan pembawaan nya lebih tenang,dibandingkan dengan pangeran yang lainnya dia adalah pangeran terbaik dalam segala hal, namun dia berasal dari selir tingkat 3,selir dari kasta terendah, pangeran itu bernama Pangeran Arjuna,dulu Ibunya adalah seorang pelayan di istana Ratu.

Meskipun dia sangat menonjol dalam bidang apapun, namun tetap saja dia posisi nya kurang berpengaruh karena status Ibunya dulu,dia tidak memiliki pendukung dari pejabat tinggi manapun dan selalu di intimidasi oleh selir yang lainnya.

Apalagi hingga saat ini tahta putera mahkota masih menjadi rebutan para pangeran tersebut.

Para selir dari Baginda Raja mengincar tahta putera mahkota dan saling berlomba untuk mendapatkan nya, terutama Selir tingkat satu, Kanjeng Dewi Sinta,dia sangat berambisi untuk menggulingkan Ratu Mayang Arum dan ingin menjadikan Pangeran Duma sebagai calon Raja berikut nya,dia selalu berpikir jika seharusnya dialah yang menjadi Ratu dari awal.

Di banding kan Ratu Mayang Arum, selir Dewi Sinta merasa lebih dari segalanya,dia dari kalangan bangsawan, namun entah kenapa dulu malah Ratu Mayang Arum yang malah terpilih menjadi Ratu, seorang perempuan dari kalangan biasa, tidak memiliki pendukung dari kalangan manapun,tapi sepertinya Baginda Raja sudah jatuh hati kepada Ratu Mayang Arum, yang tidak jelas asal usulnya.

Untuk itu pihak Selir Dewi Sinta beserta para pendukung nya yang berasal dari para bangsawan yang memiliki Jabatan tinggi selalu berusaha untuk menggulingkan Ratu dan menginginkan pangeran Duma naik tahta menjadi putera mahkota.

Apapun mereka lakukan, bahkan dengan cara kotor sekali pun.

Tanpa menggubris omongan pangeran Agung Sena, Pangeran Duma malah semakin menjadi-jadi,dia terus saja mengejek pangeran Gunta.

"Kanda,tolong kembalikan syal milik ku!"Rengek pangeran Gunta.

"Kanda? bahkan orang rendahan seperti mu tak pantas memanggil ku dengan ucapan Kakanda seperti itu!Aku tak menyukai mu Guntara, Karena kau bukan dari kalangan bangsawan seperti ku!"

Hinaan demi hinaan di lontarkan begitu mudahnya oleh pangeran Duma kepada adiknya sendiri.

"Memangnya kenapa?kita berasal dari Ayah yang sama, meskipun kita beda Ibu tetap saja darah paduka Raja mengalir sama di tubuh kita!"pangeran Agung Satria membela pangeran Gunta,dia merasa kesal dengan kelakuan pangeran Duma yang selalu kelewatan.

"Wow!hebat! pangeran Agung yang terhormat mencoba membela, tidak usah ikut campur urusan orang lain! bahkan kalian pangeran Agung sampah yang selalu membuat onar! apa yang bisa kalian banggakan huh!?cuihh!memang buah tak pernah jatuh jauh dari pohonnya! Ibunya serampangan, urakan dan kasar, Anak nya pun tak beda jauh kelakuan nya!"

Bahkan pangeran Duma berani menghina Kanjeng Ratu Mayang Arum.

"Hati hati dengan ucapan mu, brengsek!Yang kau sebut itu adalah ratu kerajaan ini, menghinanya bisa disebut pengkhianatan!"Pangeran Agung Satria marah bukan main begitu mendengar Pangeran Duma menghina Ibunya.

Dia menarik kerah baju Pangeran Duma dan hampir akan memukul wajahnya,namun segera dihalangi pangeran yang lainnya.

"Ayo pukul Aku!Aku senang kau selalu ada dalam masalah! itu akan lebih menjatuhkan martabat mu sebagai pangeran Agung!"Tantang pangeran Duma dengan syal milik pangeran Gunta yang masih ditangannya.

Pangeran Agung Satria berusaha menahan amarah nya,dia hanya menatap tajam pangeran Duma dengan penuh amarah.

"Kakanda, tolong kembalikan syal milik ku!"Ucap pangeran Gunta dengan polos nya,dia tidak mengerti dengan situasi yang sedang terjadi.

Pangeran Duma menatap syal ditangan nya sekilas, bukan mengembalikan nya ,dia malah melemparkan nya ke dalam kolam yang berada di dekat mereka.

"Ambil sendiri kalau kau mau!"Ucap nya kasar.

"Syal ku!!!"Teriak pangeran Gunta, tanpa pikir panjang ia melompat ke dalam kolam, padahal pangeran Gunta paling payah dalam pelajaran renang.

"Berani ada yang menolong nya!maka akan berhadapan dengan ku!"Ucap pangeran Duma.

Sementara Pangeran Gunta sudah gelagapan di bawah air sana,dia sudah hampir kehabisan nafas.

Pangeran Agung Satria bersiap untuk menolong nya,namun tiba-tiba saja seseorang berlari dari arah luar gerbang istana para pangeran dan langsung menceburkan dirinya ke dalam air, seorang perempuan berpakaian abdi dalem.

Dia segera menarik tubuh Pangeran Gunta yang gemuk dan sudah pingsan,dia terlihat kesulitan namun sepertinya sangat lihai dalam berenang.

"Kenapa kalian diam saja!apa kalian sengaja ingin membunuhnya?! segera panggil kan ahli medis,dia sudah kehabisan nafas!"Teriak perempuan itu tanpa rasa hormat menyuruh para pangeran yang hanya melihat nya bersusah payah menolong pangeran Guntara seorang diri.

Dia memompa dada pangeran Guntara dan melakukan pernapasan buatan dengan meniup mulut nya.

Neneng terlihat sibuk menyelamatkan pangeran Guntara, sementara para pangeran malah melihat nya sambil terheran heran siapa abdi dalem itu,dia terlihat asing dan mereka tak pernah melihat nya sebelum nya.

Kemudian baru terlihat para abdi dalem berlari ke arah Neneng, melihat apa yang sedang terjadi.

"Segera panggil ahli medis,dan beritahu Yang mulia Kanjeng Maharani jika pangeran Guntara tenggelam!"Perintah Pakde Karwo kepada bawahan nya.

Neneng masih berusaha membuat pangeran Gunta kembali sadar.

"Uhuk uhuk uhuk!"

Akhirnya pangeran Gunta pun sadar, banyak air yang keluar dari mulutnya.

"Pangeran ku!!Ya Tuhan, bagaimana ini bisa terjadi?! Kenapa kamu bisa jatuh ke kolam Nduk?!Kamu kan gak bisa berenang!"Teriak Yang mulia Kanjeng Maharani,dia adalah Ibu dari pangeran Gunta,dia begitu histeris begitu mendengar putra nya jatuh ke dalam kolam bahkan sampai tidak sadarkan diri dan hampir tenggelam.

Tim medis pun akhirnya datang dan membawa pangeran Gunta untuk segera di tangani lebih lanjut.

Neneng bangkit dari duduknya, bajunya basah kuyup, namun ia tak peduli,dia sangat marah kepada para remaja di hadapan nya,dia bahkan tidak tahu jika mereka adalah para pangeran kerajaan tersebut.

Dia berbalik menghadap ke arah mereka,lalu berjalan menghampiri para pangeran yang tengah memperhatikan langkah nya dengan rasa penasaran yang tinggi.

Tanpa rasa hormat,dia memarahi mereka karena sikap pengecut yang sudah membiarkan seseorang jatuh ke dalam air dan tidak mau membantu nya naik sama sekali.

"Apa kalian masih menganggap diri kalian seorang manusia!? penampilan saja seperti seorang bangsawan,tapi sikap kalian lebih rendah daripada seorang gelandangan di luaran sana!Dimana hati nurani kalian saat melihat seseorang sedang dalam kesulitan seperti itu! Aku ingin tahu bagaimana jika Raja kalian tahu tentang kejadian ini!"Tegas Neneng sambil melotot ke arah mereka,matanya menyalak begitu menakutkan bahkan dia tidak sadar siapa yang sedang dia marahi saat ini.

"Siapa kau berani berkata seperti itu kepada kami?!Apa kau tidak tahu siapa kami sebenarnya?!"Kata pangeran Duma,dia yang gila penghormatan begitu merasa di rendahkan bahkan hanya oleh seorang abdi dalem.

"Aku tidak peduli siapapun kalian sebenarnya, bahkan jika seorang raja pun tak pantas melakukan hal serendah itu! Ingat,Aku melihat apa yang sudah kamu lakukan kepada anak yang tadi hampir tenggelam itu!Aku akan melaporkan nya Kepada Raja kalian!Dan kalian! Kalian sama saja dengan dia!Sama sama tidak bermoral!"Kata Neneng sambil menunjuk satu persatu para pangeran itu tanpa rasa takut sedikitpun.

Pangeran Duma semakin marah kepada Neneng,dia mencengkram erat lengan Neneng dengan mata penuh amarah, Neneng sebenarnya begitu kesakitan, namun ia tetap tidak bergeming, dengan berani,dia membalas tatapan mata pangeran Duma, seolah menantang nya.

"Mohon maaf Pangeran,dia adalah keponakan Hamba yang baru saja datang,dia belum tahu tentang tata dan adab di istana,jadi Hamba mohon maaf atas ke kurang ajaran nya!"Kita pakde Karwo yang datang sambil membawa handuk untuk menutupi tubuh Neneng yang basah kuyup.

"Oh,jadi dia keponakan mu!?jika kau masih ingin menjadi kepala Abdi dalem,ajari dia sopan santun!beri dia hukuman tatakrama atau aku sendiri yang akan memberi nya hukuman yang berat!"Kata pangeran Duma sambil mendorong tubuh Neneng hingga terjatuh.

"Tentu pangeran!Hamba akan segera menghukum nya, sekali lagi maafkan dia, Pangeran!"Ucap pakde Karwo sambil membungkuk ke arah para pangeran yang masih menatap ke arah Neneng.

Pakde Karwo segera membawa Neneng keluar dari istana para Pangeran tersebut, sedangkan para pangeran membubarkan diri ke kamar nya masing-masing.

Senyum tersungging dari sudut bibir pangeran Satria,dia terkesan oleh keberanian seorang abdi dalem yang kurang ajar barusan.

Bahkan para pangeran bergunjing membicarakan kecantikan dan keberanian Neneng, seorang abdi dalem yang tiba-tiba muncul di istana mereka.

"Tunggu pembalasan ku pelayan kurang ajar! Akan ku buat disini seperti di neraka!"

Rupanya pangeran Duma masih menyimpan kemarahan yang besar terhadap Neneng.

Neneng sudah mencari gara gara dengan orang yang salah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!