[Sayang, kamu sudah siap belum, aku jemput sekarang ya.]
Erland mengirim pesan pada sang pujaan hatinya, hari ini dia akan menghadiri acara pernikahan sahabatnya bersama dengan Bella, dan dia akan dengan sangat bangga menggandeng Bella untuk memberitahu pada semua orang kalau Bella adalah calon istrinya.
Lima menit kemudian barulah Bella membalas pesan yang dikirim oleh Erland.
[Duhhhh, maafkan aku ya mas, aku gak bisa menemani kamu, mendadak ada urusan kampus yang harus aku selesaikan, ini penting banget, sekali lagi maafkan aku ya mas, kamu bisakan pergi sendiri.] Bella benar-benar menyesal karna tidak bisa menemani Erland sesuai janjinya karna ada urusan kampus yang tidak bisa dia tinggalkan.
Erland Kecewa sieh sebenarnya membaca balasan dari Bella, apalagi Arsen yang belum pernah melihat Bella sama sekali mewanti-wanti Erland untuk mengajak calon istrinya itu ke pesta pernikahannya, tapi apa mau dikata, Bella benar-benar tidak bisa meninggalkan urusan mendadak yang tiba-tiba dilimpahkan pihak kampus kepadanya, dan Erland maklum akan hal itu, tapi toh nanti saat menjadi istrinya, Bella akan menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya, dia tidak mengizinkan wanita kesayangannya itu untuk bekerja, cukup dia yang mencari uang, toh uang yang dia hasilkan lebih dari cukup untuk membiayai kehidupan mereka nantinya.
[Iya gak apa-apa sayang, aku bisa kok pergi sendiri.]
[Sekali lagi maafkan aku ya mas.]
[Iya sayang tidak apa-apa, kamu tidak usah merasa bersalah begitu, jaga diri kamu ya, jangan lupa makan, I Love You.]
Erland selalu mengakhiri chatnya dengan kalimat romantis seperti I love you atau I miss you, itu adalah salah satu cara Erland untuk menunjukkan rasa cintanya pada Bella.
Tidak ada balasan balik dari Bella.
Dan akhirnya Erland memutuskan untuk pergi ke pernikahan Arsen sendirian.
***
Ditempat yang berbeda, tepatnya dirumah orang tua Cepi, dua gadis remaja itu sibuk saling mendandani satu sama lain, apalagi Naomi, dia benar-benar dandan habis-habisan, tujuannya tentu saja supaya kecantikannya terpancar dan bisa menggaet laki-laki mapan dipesta pernikahan saudara Choki.
Dan seperti biasa, Cepi dengan senang hati meminjamkan gaun dan sepatu hak tingginya kepada Naomi demi kelancaran misi supaya Naomi berhasil mendapat calon suami.
Naomi berputar-putar didepan cermin rias milik Cepi, penampilannya benar-benar perfect deh, pokoknya dia sudah siap untuk eksekusi dilapangan.
"Foto dulu Nom." ajak Cepi sik Ratu narsis yang doyan berselvi ria dan mempostingnya di semua sosmed yang dia miliki.
Naomi menuruti keinginan sahabatnya itu.
Mereka mengambil gambar dengan berbagai macam gaya, mulai dari bibir monyong kayak ikan kekurangan air, ada juga gaya monyet garuk-garuk kepala, sampai dengan gaya koala nemplok dipohon juga ada.
"Wahhh bagus-bagus Nom fotonya, gue posting ya, sekalian gitu untuk promosiin lo, siapa tahu ada om-om tajir yang berminat."
Cepi dan Choki melakukan berbagai cara untuk untuk membantu Naomi demi mendapatkan jodoh, mulai dari mendaftarkannya dibiro jodoh, menggunakan aplikasi chat pencari jodoh diHP, sampai dengan mempromosikan Naomi di akun sosmed masing-masing, namun yah begitu, meskipun dengan gencar mereka membantu sang sahabat supaya mendapatkan jodoh, yang namanya belum rezeki mau gimana, karna sampai saat ini Naomi belum nemu yang klik dihati.
"Terserah deh." jawabnya.
Dan sambil menunggu Choki yang datang menjemput mereka, Cepi memilih-milih foto yang paling bagus untuk diposting, kalau Naomi sieh, semua fotonya bagus dan cantik, namun Cepi tuh yang frustasi milih foto dirinya yang paling layak untuk dibagikan supaya mendapatkan pujian.
"Jangan yang ini deh, gue kelihatan gendut." padahal dia memang bulet badannya.
Cepi menggeser layar HPnya untuk mencari yang lebih layakan untuk dipost, "Ahhh jangan yang ini juga, wajah gue kayak bola." dia lanjut menggeser untuk mencari foto dirinya yang terlihat sempurna.
"Yang ini, hmmmm." Cepi terlihat mempertimbangkan, "Jangan juga, hidung gue kelihatan pesek."
Perkara memposting foto saja harus membutuhkan waktu sampai bermenit-menit, sampai pada akhirnya Cepi menemukan foto yang menurutnya sangat layak untuk diposting, "Nahh, yang ini baru oke."
Sebelum memposting foto yang klik dihatinya, Cepi meminta pendapat Naomi terlebih dahulu dengan menunjukkan foto yang akan dia posting kepada Naomi, "Gue posting yang ini ya Nom, baguskan, gue kelihatan unyu-unyu gitu difoto ini."
"Terserah lo dah mau posting yang mana."
"Oke sip berarti gue harus posting yang ini."
Tidak lupa Cepi membuat caption dibawah foto tersebut, bunyi captionnya adalah.
Gue dan sahabat tersayang gue yang saat ini tengah gencar-gencarnya mencari pasangan hidup alias jodoh, bagi yang berminat komen dibawah ya.
Itu bunyi keterangan dibawah foto yang diposting oleh Cepi, Cepi sudah kayak pedagang online saja.
Hanya beberapa detik setelah diposting, postingan itu banyak mendapat tanda love dan lebih-lebih lagi komentar dari kaum adam yang tentu saja tidak nahan dengan kecantikan Naomi, begini kira-kira komentar mereka.
@Andi_galau, wihhh cakep bener yang pakai baju biru, minta nomernya bolehkan adek.
ArifinIlham98, seriusan nieh lagi nyari calon pendamping, gue juga nieh, kapan nieh gue bisa lamar ke rumah adek.
Yusri_nakrantau, tungguin abang pulang ya adek, abang dimalaysia tengah berjuang untuk mencari mahar untuk adek.
Dan masih banyak lagi tuh komentar-komentar lainnya, tapi ada salah satu komentar yang membuat Cepi heboh, komentar yang datangnya dari Elang.
"Nom, oh Naomi, kemana sieh lo, buru kemari." teriaknya.
"Paan sieh lo." masih berdiri ditempat.
"Sini bururuan kutillll." greget Cepi.
"Apaan sieh heboh banget deh lo."
"Ada komentar nieh dari sik ayang." siapa lagi yang dimaksud ayang kalau bukan Elang Putra Arsaja.
Elang Putra Arsaja, jangan kasih yang lain ya Cep, Naomi buat gue aja.
Dihhh, malah Cepi yang baper membaca kalimat yang ditulis oleh Elang, "Ehhh busett sik Elang, bisa juga dia gombal, elo yang dibaperin, eh malah jantung gue yang nyut-nyutan." sambil memegang jantungnya.
"Apaan sieh lo, gitu aja baper, Elangnya cuma bercanda doank, lo lihat diakhir kalimatnya ada emotikon orang ketawa."
"Lo itu ya, kok bisa sesantai ini dibaperin sama cowok terganteng di SMA PERTIWI, gue aja yang gak dibaperin rasanya nyut-nyut gimana gitu."
Naomi hanya mendengus melihat kelakuan sahabatnya itu yang paling suka dengan dunia halu.
"Elang cuma iseng doank ngapain pakai baper." begitulah Naomi, tidak pernah nanggapin serius apapun yang dilakukan oleh Elang.
Tin
Tin
Tin
Terdengar suara klakson mobil yang menandakan kalau Choki telah tiba.
"Ehhh, Choki udah datang tuh, yuk buruan."
Dua gadis remaja itu berlari keluar.
Sebelum pergi, mereka berpamitan sama mama Diah mamanya Cepi.
"Aduhhh, cantik-cantik sekali, pada mau kemana ini." tanya mama Diah saat kedua gadis remaja itu menghampirinya yang tengah duduk santai diruang tengah.
"Mau ke nikahannya saudaranya Choki tan." Naomi yang menjawab.
"Ma, Cepi dan Naomi pergi dulu ya, Choki sudah jemput tuh." mendekati mamanya dan mencium punggung tangan sang mama.
Naomi melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Cepi, "Pergi dulu ya tan."
"Suruh Choki bawa mobilnya pelan-pelan ya, jangan ngebut-ngebut, kasih tahu Choki kalau keselamatan diatas segalanya." pesan mama Diah.
"Oki doki yo." jawab Naomi dan Cepi barengan sebelum berlari keluar.
***
Setibanya didepan rumah, mereka melihat Choki berdiri dengan mengenakan batik dan celana bahan berwarna hitam berdiri bersandar dimobil berwarna putih, dia yang saat itu tengah bermain game diponselnya langsung menoleh saat mendengar suara sepatu berklatokan.
"Busettt, mau pentas dimana lo." ledek Choki melihat pipi Cepi yang agak kemerahan karna memakai blus on berwarna merah terang.
"Jangan mulai deh lo, mood gue lagi baik hari ini, jangan sampai rusak gara-gara bibir lebar lo itu."
Choki terkikik, "Canda fergusoo."
"Suitttt suitttt." Choki bersuit ria saat beralih memandang Naomi, "Cantikk, godaan kite donk." mengedipkan sebelah matanya dengan genit.
"Niehhh godain." Naomi mengepalkan tangannya dan mengacungkannya ke arah wajah Choki yang membuat Choki pura-pura ketakutan.
"Tatuttt."
"Sok imut lo, jijik deh gue." Naomi menggeplak kepala Choki.
Choki mengelus kepalanya, "Aduhh, kok gini banget ya nasib gue, punya dua sahabat perempuan, tapi beringas, suka main tangan, semoga saja gue gak berjodoh dengan salah satu dari mereka supaya gue gak jadi korban KDRT." ocehnya ngaur.
"Hoekkk." Cepi membuat gerakan seperti orang muntah menanggpi kata-kata Choki, "Siapa juga yang sudi jadi istri lo."
"Bacot lo berdua, ayok ah jalan." Naomi menarik lengan baju batik Choki.
"Etdahhh jangan main tarik-tarik juga kutil, robek ganti rugi lo, batik bapak gue nieh."
"Pantas saja lo bau tembakau."
"Kadang-kadang lo kalau ngomong, bau tembakau apaan, orang gue pakai parfum mahal."
"Palingan juga lo pakai parfum doremi."
****
Saat ini Elang tidak punya kegiatan, dia hanya tidur terlentang sembari menatap langit-langit kamarnya, jadi untuk mengisi waktunya dia membuka akun instagramnya, dan saat masuk pada beranda, postingan Cepi langsung berada pada urutan paling atas, Elang otomatis tersenyum melihat foto Naomi yang saling berangkulan dengan Cepi, "Cantik sekali Naomi." gumamnya mengagumi.
Caption yang ditulis dibawah gambar tersebut membuat Elang terkikik geli, ya iyalah, Elang berfikir caption itu cuma bercanda saja, gak tahunya memang Naomi beneran tengah mencari calon suami.
"Ada-ada saja sik Cepi ini." gumamnya setelah ikutan berpartisipasi dikolom komentar.
Elang terus memandangi foto wanita yang dia sukai untuk beberapa menit, rasanya dia tidak akan bosa-bosan memandang wajah sang pujaan hati, "Mereka mau kemana dandan begini, apa mereka mau jalan-jalan ke mall karna ini hari minggu, masak iya ke mall dandanan kayak orang mau ke pesta gini." Elang jadi bertanya-tanya sendiri.
"Apa mereka akan pergi kencan kali ya, dobel date." fikiran Elang jadi ngelantur.
"Tapi gak mungkin, setahu gue mereka berdua jomblo." kalimat terakhirnya menandaskan praduganya, dan kini dia lebih memilih untuk menatap foto Naomi, gadis yang membuat masa-masa SMAnya berwarna.
****
Tempat berlangsungnya acara pernikahan.
Benar yang dikatakan oleh Choki, kalau orang tua saudara jauhnya itu adalah orang kaya, bisa terlihat dari acara pernikahan yang terbilang mewah dan diadakan dihotel berbintang, banyak tamu yang hadir disana, namun sialnya, tidak ada cowok muda apalagi tampan yang bisa dikedip-kedipin oleh Naomi, kebanyakan laki-laki yang ditemui adalah laki-laki berumur, banyak sieh yang masih muda, tapi sepertinya sudah menikah karna banyak kerutan diwajah mereka.
"Apa-apaan ini, kok gak ada satupun sieh yang bisa dikecengin, sudah tua semua." Naomi meluapkan kekesalannya pada Choki.
"Mata lo buta, lo lihat tuh banyak cowok-cowok cakep."
"Lo kali yang buta, cakep darimana coba."
Karna merasa dibohongi oleh Choki, Naomi terus saja merutuk, apalagi acaranya membosankan gitu, sehingga saat Choki mengajaknya untuk naik pelaminan untuk memberikan ucapan selama pada kedua mempelai, Naomi langsung menolak.
"Ogah ah, lo aja sana."
Choki beralih memandang Cepi, "Lo ikut Cep."
"Gak deh, berwakil aja di elo, lagian gue laper." Cepi juga menolak.
"Ya udah deh kalau lo berdua pada gak mau." Choki berlalu meninggalkan kedua sahabatnya menuju pelaminan untuk memberikan ucapan selamat pada saudara jauhnya yang ternyata adalah Arsen.
"Nom, cari makan yuk."
"Yukk, gue kayaknya butuh ngisi tenaga gue sampai full untuk menghajar Choki begitu kita go out dari sini, berani-beraninya dia bohongin gue, bilangnya banyak cowok muda dan mapan, tahunya om-om semua."
"Hentiin dulu deh omelan lo, yuk ke meja prasmanan." Cepi yang sudah tidak sabaran menarik tangan sahabatnya.
****
Erland memasuki hotel tempat berlangsungnya acara pernikahan Arsen, dia celingak-celinguk begitu tiba didalam untuk mencari keberadaan sahabat-sahabatnya yang lain.
Sebuah tangan melambai ke arahnya sebagai sebuah kode memintanya untuk mendekat.
Erland tersenyum begitu mengetahui pemilik tangan yang ternyata adalah Ale, tidak hanya Ale, ternyata sahabat-sahabatnya yang lain duduk berkumpul mengelilingi satu meja.
Mereka langsung menggoda Erland begitu Erland tiba dimeja mereka.
"Akhirnya calon pengantin datang juga." Ale memulai.
"Dihhh yang sebentar lagi bakalan jadi manten, bersinar terus euyy wajahnya, ngalah-ngalahin cerahnya sinar mentari." Sambung Faisal.
"Sialan lo."
"Gue fikir lo gak bakalan datang Land." timpal Stevan.
Erland duduk dikursi yang tersisa sebelum membalas ucapan Stevan, "Ya datanglah gue, ya kali gue gak datang dinikahannya Arsen, bisa dipecat gue sebagai sahabat kandungnya."
Sahabat-sahabatnya terkekeh mendengar banyolan Erland.
"Lo datang sendiri Land." Roni bertanya.
"Seperti yang lo lihat."
"Bukannya lo bilang lo mau datang sama calon istri lo sik Bella." sahut Ale.
"Ya tadinya, tapi didetik terakhir Bella menghubungi gue dan mengatakan dia tidak bisa ikut karna ada hal yang harus dia kerjakan."
"Resiko punya calon istri seorang dosen cerdas dan berprestasi, sibuk terus."
"Makanya, gue meminta sama Bella begitu sudah menikah untuk berhenti bekerja."
"Serius lo Land meminta Bella untuk berhenti bekerja, bukannya lo bilang calon bini lo itu sangat mencintai pekerjaannya sebagai dosen."
"Yahh, gue lebih suka kalau Bella menjadi ibu rumah tangga kayak bunda gue, jadi kerjaannya cuma ngurusin gue dan anak-anak kami nantinya."
"Bella setuju gitu lo suruh berhenti dari pekerjaannya."
"Dia sieh tidak mengiyakan, tapi dari diamnya gue tahu dia setuju."
Kebanyakan laki-laki berfikir kalau diamnya perempuan berarti iya, makanya Erland mengambil kesimpulan sendiri.
"Diam bukan berarti setuju kali Land, siapa tahu dia tidak enak untuk menolak permintaan elo, lagian apa salahnya sieh kalau istri lo bekerja, bini gue saja gue izinin untuk bekerja sebagai sekertaris sampai sekarang." Ale menimpali.
Stevan menyahut, "Itu sieh elonya yang gak mau jauh-jauh dari bini elo, heran gue, kerjaan lo nempel terus kayak perangko." jelas saja Stevan bilang begitu, wong Ale adalah bosnya dan karna masih dalam masa-masa pengantin baru, jadinya Ale yang alay ini meminta istrinya untuk bekerja sebagai sekertarisnya.
Ale hanya terkekeh mendengar ledekan sahabatnya yang memang benar adanya.
"Lebih baik stop membicarakan tentang istri, mumpung mereka tidak pada ikut, lebih baik kita manfaatkan kesempatan ini untuk cuci mata gays." cetus Roni yang memang terkenal plaboy sejak zaman kuliah.
Stevan mengiyakan lagi, "Ahh lo benar Ron, mumpung bodygourd kita tidak ada, puas-puasain diri kita untuk menikmati pemandangan indah yang bersileweran didepan mata."
"Tadi gue sempet lihat cewek yang beuuhhhh, cantik parah anjir, kalau gue belum menikahi Tuti sumpah bakalan gue kejar sampai dapet tuh cewek." sambar Faisal.
"Tobat lo pada woe, sudah menikah juga masih saja pada ganjen, gue aduin ke istri-istri lo pada baru tahu rasa lo."
"Eh, jangan donk Land, lo itu ya gak asyik deh main adu-aduin segala."
"Iya, lagian inikan cuma hiburan semata, gak berniat selingkuh, lagian bosan juga donk kalau tiap hari ngelihat ikan asin pakai daster dirumah, sekali-kali ngelirik ikan salmon gak apa-apa kali."
"Hahahaha."
Kata yang dilontarkan oleh Roni tanpa filter itu sukses membuat perkumpulan cowok-cowok itu tertawa ngakak, bahkan para tamu lainnya memperhatikan mereka untuk sesaat.
"Ikan asin lebih awet dari ikan salmon."
****
"Anjirrr jenuh gue sumpah, mana acara nikahannya membosankan lagi." setelah selesai menyantap makanannya Naomi kembali ngomel, niat awalnya datang pernikahan inikan untuk tebar pesona, ehh malah sejak baru datang kerjaannya ngomel mulu karna semua laki-laki yang ditemuinya dipesta ini kebanyakan tua semua.
"Gue juga bosan, nikahan apaan nieh gak ngundang boyband korea, guekan gak suka lagu dangdut."
Tadi memang bagian hiburan membawakan lagu-lagu dangdut, para penyanyinya goyang ngebor sampai goyang gergaji.
"Gue mau pulang Cep, ogah gue lama-lama disini, sik Choki sialan itu juga pakai ngilang lagi."
Naomi memanjang-manjangkan lehernya untuk mencari keberadaan Choki mengajaknya untuk pulang karna dia benar-benar bosan, namun sayangnya, Choki tidak kunjung ditemukan.
"Ehhh Nom, waktunya acara lempar bunga tuh, lo ikutan gieh." beritahu Cepi sambil mengarahkan jari telunjuknya pada gadis yang berkerumun tidak jauh dari kedua mempelai pengantin.
Naomi tidak tahu mitos dibalik acara lempar bunga disetiap acara pernikahan sehingga dia menjawab acuh tak acuh ucapan Cepi, "Cuma bunga doank mah untuk apa gue ikutan, mending yang dilempar uang."
"Etdah sik oon, pinternya cuma masalah pelajaran doank, masalah begini lo buta permanen."
"Apa sieh maksud lo, ngomong yang jelas."
"Menurut mitos yang beredar ditengah masyarakat nieh, orang yang berhasil menangkap bunga yang dilempar oleh sang pengantin, maka tidak akan lama tuh orang akan menikah juga."
"Ehh, yang benar lu."
"Ya benarlah, lo gak lihat tuh lusinan wanita yang berjubel ingin menangkap bunga yang akan dilempar oleh sang pengantin."
"Gue harus ikut, dan gue harus berhasil menangkap bunga itu." semangat Naomi setelah mendengar penjelasan Cepi.
"Buru sana pergi." menepuk pundak sahabatnya, "Good luck Nom."
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments