PERTOLONGAN ELANG

"Pak Salim, bukain donk pak plisssss." bujuk Naomi pada pak Salim sekuriti sekolah yang kini berdiri dari balik gerbang, "Kami ada ulangan hari ini."

"Tidak bisa." tandas pak Salim tegas.

"Astaga, bapak ini kok tega sieh, kami ada ulangan lho pak nanti."

"Memangnya saya peduli, siapa suruh kalian terlambat." ketus pak Salim yang tidak menolerir keterlambatan.

Karna dengan cara memohon tidak membuat pak Salim luluh, Naomi mengubah strateginya.

"Pak Salim kok tampan sekali ya hari ini, terlihat keren, dan itu lho mirip artis bolywood, siapa itu namanya...." Naomi pura-pura mengingat.

"Akshay Kumar." sambung Choki asal-asalan mendukung kebohongan sahabatnya, mirip Akshay kumar dari Afrika, dilihat segi manapun, sedikitpun pak Salim tidak ada mirip-miripnya dengan Akshay Kumar, satu-satunya yang sama adalah, dua laki-laki itu sama-sama memiliki bulu lebat di bagian dadanya.

"Jangan berlebihan kalian ya." tandasnya jengkel, pak Salim tidak mempan dijilat oleh dua remaja tersebut.

Ternyata pak Salim sadar diri juga kalau dia memang dirinya tidak ada mirip-miripnya sedikitpun dengan Akshay Kumar, bintang film Holywood terkenal dari India itu.

"Lebih baik sana kalian pulang saja, percuma kalian memohon dan memuji-muji saya, itu tidak akan mempan." pak Salim mengibas-ngibaskan tangannya mengusir.

"Kalau kami belikan rokok." cetus Choki.

"Saya juga tidak mempan disogok, sana lebih baik sana kalian pulang, dan saya ingatkan, besok-besok jangan terlambat lagi."

"Yahhh, pak Salim gak asyik." desah Choki dan Naomi pasrah.

Disaat tengah putus asa begitu, tiba-tiba sebuah pertolongan dari malaikat berwujud manusia datang tepat waktu, malaikat yang bernama Elang Putra Arsaja, ketua osis SMA PERTIWI, laki-laki yang selama ini menaruh rasa sama Naomi.

"Haha, Elang hadir, selamatlah kita." bisik Choki ditelinga Naomi begitu melihat malaikat penolong mereka, lebih tepatnya sieh malaikat penolong Naomi, karna kalau hanya Choki yang telat, sudah pasti Elang tidak akan turun tangan.

Naomi hanya diam tidak merespon bisikan sahabatnya itu.

Elang melihat sesaat ke arah Naomi, dia tersenyum, namun Naomi bukannya membalas senyum yang dilempar oleh Elang, dia malah langsung menunduk, dia benar-benar menghindari kontak mata dengan Elang.

"Pak, tolong bukain pintu gerbangnya untuk mereka ya, kami ada ulangan soalnya hari ini, kasihankan kalau mereka tidak sampai ikut, bisa tidak naik kelas mereka." pinta Elang dengan sopan.

Dari tadi Naomi dan Choki ngerengek-rengek, bahkan sampai berbohong segala dengan mengatakan pak Salim mirip Akshay Kumar, tapi sedikitpun tidak membuat pak Salim luluh, eh giliran Elang yang meminta, pak Salim langsung mengiyakan bagai kerbau dicucuk hidungnya.

"Baiklah karna kamu yang meminta Elang, tapi lain kali bilang sama teman-teman kamu itu supaya disiplin dan menghargai waktu."

"Pasti saya akan memberitahu mereka pak." 

Pak Salim kemudian membukakan gerbang untuk Naomi dan Choki.

Choki dibantu oleh Naomi mendorong motor Choki yang ringsek akibat tabrakan barusan, "Lainkali jangan terlambat lagi." peringat pak Salim saat mereka melewati pak Salim.

"Iya pak." jawab Naomi dan Choki serempak.

Dan tidak lupa juga mereka berterimakasih pada Elang.

"Terimakasih ya Elang, lo baik banget deh, coba kalau gue cewek, gue pasti sudah naksir berat sama lo." Choki menyentuh dada Elang, dan gayanya dibuat gemulai, dan itu berhasil membuat Elang bergidik dan mundur ke belakang.

"Choki, jail banget sieh lo." semprot Naomi melihat tingkah iseng sang sahabatnya yang menggoda Elang.

"Hehe." Choki terkekeh, "Bercanda Lang, gitu saja takut, tapi beneran sieh, kalau gue cewek gue pasti gue naksir sama lo." mengedipkan matanya genit.

Bulu kuduk Elang jadi berdiri.

"Chok." Naomi menekan suaranya untuk memperingatkan sahabatnya. 

"Iya iya maaf." Choki kemudian berjalan duluan menuntun motornya menuju parkiran.

"Mmmm, makasih ya Elang." ucap Naomi dengan pandangan agak ditundukkan karna tidak berani menatap mata hitam tajam milik Elang.

"Sama-sama Nom, lain kali jangan terlambat lagi ya."

"Iya, makasih sekali lagi karna lo selalu nolongin gue."

"It's okay, itu gunanya temankan."

"Hmm, kalau gitu gue duluan ya Lang."

Elang mengangguk.

Naomi berjalan dengan langkah cepat menyusul Choki.

"Ekhem ekhem." Choki berdehem saat Naomi menjejeri langkahnya yang saat ini tengah menuntun sepeda motornya, "Yang beruntung ditaksir sama ketua osis, melakukan pelanggaran selalu ada yang nyelametin euy." goda Choki.

"Diam ah Chok, jangan goda gue terus." bentak Naomi.

"Kenapa, takut ya iman lo akan goyah dan pada akhirnya tergoda dengan ketampanan sang ketua osis yang baik hati."

"Jangan banyak omong, cepatan dorong." tandas Naomi berjalan cepat meninggalkan Choki dibelakang.

"Heii Nom, bantuin dorong etdah, main tinggal aja lo."

"Lo cowok apaan sieh, dorong motor seringan kapas saja merengek minta dibantuin segala."

"Anjirr, sekate-kate lo kalau ngomong, logam 100 kilo begini lo bilang seringan kapas."

"Jangan lebay deh lo Chok." tandas Naomi dan meninggalkan sahabatnya itu dibelakang.

"Nommm, busettt, tungguin gue anjir."

****

Setibanya mereka dikelas, Cepi salah satu sahabat Naomi melambai dengan heboh begitu melihat Naomi dan Choki yang baru tiba dikelas.

"Kutillll." teriaknya.

"Busettt sik kutill, blus onnya merah banget, kayak badut dia." bisik Choki mengomentari dandanan Cepi.

"Diam lo ah, jangan kerjaan lo ngomentarin orang mulu." tandas Naomi.

Naomi langsung ngacir menuju mejanya, dia dan Cepi menempati meja yang sama, sedangkan Choki berjalan ke arah bangkunya.

"Gimana gimana semalam kencan buta lo, berjalan dengan lancarkan, sesuai dengan harapankan cowok yang jadi kencan buta lo." rongrong Cepi begitu Naomi mendudukkan bokongnya, dia benar-benar kepo.

Naomi memampangkan wajah bete, dari sana saja Cepi bisa menebak kalau pertemuan itu tidak berjalan baik.

"Semuanya tidak berjalan dengan baik, hanya Saka cowok yang jadi kencan buta gue yang sesuai dengan selera gue, tapi sayang tuh cowok tidak punya keinginan menikah dalam waktu dekat." Naomi mengeluh. 

"Lo gak sreg lagi nieh dengan yang semalam."

"Gimana mau sreg Kutill, orang yang datang mahluk purba begitu, anjir yah, ngomong sama dia gue berasa dibacakan dongeng sik kancil mencuri timun, bikin ngantuk."

Demi mendengar cerita sahabatnya tentang kencan buta yang tidak berjalan lancar, kencan buta yang  telah dia dan Choki rencanakan untuk sahabatnya yang ngebet nikah setelah lulus SMA, Cepi tidak bisa menahan tawanya.

"Hahaha." dia tertawa ngakak.

"Lo fikir lucu." Naomi cembrut karna Cepi menganggap ceritanya sebagai sebuah lelucon.

"Mahluk purba, haha." Cepi sampai memegang perutnya saking gelinya, "Kok bisa ada mahluk purba nyasar dizaman modern begini, gue tebak, pasti mahluk purbanya hanya pakai penutup yang ada diselangkangan ya." Cepi malah bercanda.

"Gue serius anjirrr, lo malah bercanda."

"Iya iya maafkan gue."

"Terus terus gimana." kepo Cepi bener-bener ingin tahu kelanjutan dari kencan buta yang dilakukan oleh Naomi semalam.

"Ya gak ada terus-terusan, ya gue tinggal saja, malas banget kalau gue dengerin mahluk purba itu ngoceh."

"Astaga, lo itu ya Nom, bener-bener sadis parah, gimana kalau tuh orang kebingungan nyariin lo."

"Mana gue peduli."

"Jahat lo ya."

Saat itu Elang masuk, dan kebetulan mata Cepi mengarah ke arah pintu, dan biasa, saat pertama kali masuk, mata Elang pasti tertuju pada bangku dimana Naomi duduk.

Cepi memberitahu, "Elang tuh Nom, dia mandangain elo."

Otomatis Naomi memandang ke arah pintu, mata mereka bersirobok, Elang tersenyum dan menganggukkan kepalanya, namun Naomi lagi-lagi membuang pandangan dan tidak membalas senyuman Elang.

"Lo yang disenyumin malah gue yang meleleh kayak karamel." 

"Kenapa sieh lo gak sama Elang saja Nom, jelas-jelas Elang menyukai elo."

"Ya jelas gak maulah, guekan nyari calon suami yang mau nikahin gue begitu lulus SMA, bukannya nyari pacar."

"Ya lo ajak saja Elang nikah begitu kita lulus, kelarkan perkara, daripada lo kencan buta tiap minggu tapi gak ada yang cocok."

"Sudah pasti gak maulah dia, cowok berprestasi seperti Elang itu gak mungkin mau nikah muda, apalagi nikah setelah lulus SMA, itu sangat sangat mustahil, dia pasti akan mengejar cita-citanya dengan kuliah diluar negeri, dan seandainya dia mau nikahin gue, dia mau nafkahin gue pakai apa, minta ke orang tuanya, disini jelas guelah yang gak mau."

Sebenarnya kalau ditanya apakah Naomi suka sama Elang, jelaslah Naomi suka sama Elang, siapa sieh yang bisa menolak pesano Elang yang good loking, pintar dan jago bela diri lagi, ditambah lagi ketua osis, Elang itu benar-benar paket komplit dah, sayangnya karna Naomi mencari calon suami bukan pacar, makanya dia selalu mengabaikan perhatian Elang, dia juga tidak pernah mau menatap mata Elang lebih dari tiga detik, Naomi sadar betul hal tersebut akan membuatnya jatuh cinta, dan dia tidak mau hal itu terjadi.

"Benar juga sieh, Elang pasti tidak akan mau lo ajak nikah begitu lulus SMA, walaupun seandainya dia mau, dia kasih lo makan pakai apa, pakai cinta, ya modarlah elo."

"Nahh itu lo ngerti, makanya jangan berusaha jodoh-jodohin gue dengan dia, lokan suka sama dia, kenapa gak lo aja sono yang ngajak Elang pacaran."

"Seandainya gue secantik elo, ya gak mungkin susahlah gue untuk menaklukkan sik doi."

"Selamat pagi anak, hari ini kita ulangan ya, baikah semuanya kumpulkan buku kalian." pak Taofik yang baru memasuki ruang kelas mengintrupsi pembicaraan anatara Naomi dan Cepi.

"Duhh, gue lupa lagi kalau ada ulangan hari ini." rutuk Cepi.

***

Erland menjemput kekasihnya dikampus tempat Bella sang pujaan hati mengajar, mereka sudah janjian untuk makan siang bersama sekaligus fiting baju pengantin, dan begitu mereka selesai makan siang, mereka langsung ke butik yang merancang baju pengantin yang akan mereka kenakan pada hari H, untuk ijab kabulnya Bella akan memakai kebaya, dan acara resepsinya dia akan mengenakan gaun putih mengembang.

Erlan tengah mencoba tuxedo yang akan dia kenakan saat pesta resepsi, tuxedo itu benar-benar sangat pas dibadannya, apa yang dia kenakan semakin memancarkan aura ketampanannya.

Beberapa menit kemudian, Bella keluar dari ruang ganti, untuk memperlihatkan sekaligus untuk meminta pendapat dari calon suaminya.

"Mass." tegur Bella karna Erland saat itu tengah fokus dengan ponselnya.

Begitu mendengar suara merdu sang kekasih memanggilnya, Erland mendongak dan menemukan sosok yang mengenakan gaun berwarna putih, gaun yang benar-benar cantik, sosok yang mengenakan gaun tersebut tidak kalah cantiknya dengan gaun yang dia kenakan, dia adalah Isabella Aurora sang kekasih pujaan hati yang begitu sangat dicintai oleh Erland.

Erland begitu takjub dengan kecantikan Bella, matanya sampai tidak berkedip memandang keindahan ciptaan Tuhan yang kini ada dihadapannya.

Dia melangkah mendekati Bella yang tersenyum manis padanya.

"Sayang, kamu cantik sekali."

"Kamu bisa saja mas."

Erland meraih tangan kekasihnya dan menggenggamnya, Erland memandang kekasihnya dengan pandangan sarat akan cinta.

"Aku sudah sangat tidak sabar menunggu hari bahagia itu tiba sayang, saat ini yang ku inginkan adalah membawa kamu ke KUA."

Bella terkekeh geli, "Kamu ini ada-ada saja mas, tinggal dua minggu lagi, sabar ya."

"Ahhh dua minggu ya." Erland mendesah, "Dua minggu itu sangat lama sayang, bagaimana kalau kita ke KUAnya sekarang saja."

"Ya ampun kamu ini Erland, seperti anak kecil saja."

"Aku takut Bell kamu diambil oleh orang lain."

"Tidak akan ada yang mengambil, hatiku hanya untukmu."

Erland tersenyum bangga karna menjadi pemilik hati seorang Bella, gadis cantik, muda, pintar dan berprestasi dibidangnya, gadis yang susah ditaklukkan, namun gadis cantik ini memilihnya dan sebentar lagi akan menjadi miliknya seutuhnya, Erland benar-benar tidak sabar menantikan hati itu tiba.

"Lebih baik kita kembali ke kampus Land, aku sebentar lagi ada kelas, aku tidak mau mahaààsiswaku menunggu gara-gara aku telat."

"Kamu harus kembali sekarang, rasanya aku masih kangen banget sama kamu Bell."

Bella mengelus punggung tangan Erland yang menggenggam tangannya, "Nanti malamkan kita bisa bertemu lagi."

"Hmmm, baiklah kalau begitu."

****

Saat Naomi dan Cepi tengah berjalan ke kantin saat jam istirahat, sebuah tangan melingkar di masing-masing pundak kedua gadis remaja itu, tangan siapa lagi kalau bukan tangannya sik Choki-Choki.

"Haii cantik." sapanya dengan suara genit dan mengedipkan matanya ke arah Naomi.

"Idihhh najis."

"Haiii bulettt." ujarnya memandang ke arah Cepi.

Cepi memang memiliki badan yang agak bongsor dan bulet, meskipun begitu, dia tidak suka dipanggil bulet, dia menghempaskan tangan Choki yang melingkar dipundaknya, dan menjambak rambut Choki.

"Awww, sakit sialan." Choki mengaduh karna kuatnya jambakan tangan Cepi, ingin lepas rasanya kulit kepalanya, "Lepasinnn Kutil."

"Biarin, rasain lo, siapa suruh lo manggil gue bulet."

"Duhhh kalian ini, kerjaannya ribut mulu deh, malu tahu dilihatin sama anak-anak." Naomi kesal melihat tingkah kedua sahabatnya yang kayak anak kecil begini.

Barulah Cepi melepaskan tangannya dari rambut Choki, itupun dilepasnya bukan dengan cara baik-baik, tapi di hempaskan sampai membuat Choki agak terhuyung, hampir saja cowok remaja itu jatuh.

Choki memegang kepala yang tiba-tiba terasa berdenyut, "Ahhh sialan, heran deh gue sama diri gue sendiri, kok bisa-bisanya gue berteman sama babi hutan kayak lo."

Cepi menggeram mendengar Choki meledeknya dengan sebutan babi hutan, "Gue juga gak butuh tuh teman kayak lo ya, ihhh sana lo jauh-jauh dari gue." ngambek deh tuh sik Cepi.

"Etdahh sik baperan, bercanda kaleng."

"Bercanda lo gak lucu."

"Uhhhh, cukup, sialan kalian ini, bikin kepala gue pusing saja." tandas Naomi menghentikan pertengkaran kedua sahabat karibnya tersebut dan berjalan meninggalkan dua sahabatnya itu dibelakang.

"Nommm....tungguin." teriak Cepi dan Choki serempak.

Setibanya dikantin, kantin ramai pada saat itu, kapan sieh kantin tidak ramai, always ramai setiap jam istirahat, Trio kutil itu duduk dikursi yang tersisa, dan biasanya yang akan memesan makanan untuk mereka adalah Choki, Naomi dan Cepi hanya tingal merequest saja.

"Chok gue mau…."

"Indomi rebus spesial untuk neng Naomi yang cantik dari mas Elang yang kece badai." tahu-tahunya mbak Dijah salah satu pedagang dikantin sudah meletakkan nampan yang berisi tiga mangkuk mi instan dimeja sebelum Naomi menyelsaikan kata-katanya.

Bau harum dari mi instan primadona dikantin buatan tangan mbak Dijah menguar menusuk indra penciuman tiga remaja yang perutnya tengah keroncongan tersebut.

"Alhamdulillah, rizki anak sholeh." Choki sangat bersyukur dengan rizki yang datangnya tiba-tiba begini, akan aman duitnya.

Choki memandang mi instan yang masih mengepulkan uap panas tersebut sambil menelan air liurnya.

"Grecep banget deh ayang lo Nom, baru saja duduk makanan paforit sudah menghampiri." ucap Cepi.

"Mas Elang itu baik banget lho neng Nom, masak orang baik seperti mas Elang diabaikan begitu saja sieh." mbak Dijah yang salah satu hobinya mencomblangkan murid-murid di SMA PERTIWI memulai aksinya, dia gemes banget deh, pasalnya dia tahu Elang menyukai Naomi sejak kelas 10, tapi cowok itu sampai sekarang belum berani menyatakan perasaannya pada wanita pujaan hatinya.

"Kalau sik Elang mau ngelamar Naomi begitu lulus, sudah dipastikan deh mbak kalau Naomi mau nerima Elang, pasalnya sahabat kami yang satu ini ngebet banget dah pengen nikah begitu lulus." ceplos Cepi tanpa disortir.

Naomi langsung menendang kaki Cepi dari bawah meja, itu sebagai kode meminta sahabatnya itu untuk tutup mulut.

"Hehe sorry, keceplosan gue."

Telinga mbak Dijah yang tajam tidak melepaskan topik yang tadi diucapkan oleh Cepi begitu saja, "Hehh, neng Naomi ingin langsung nikah begitu lulus, walahh, neng neng, yo dinikmati dulu to masa mudanya, masak langsung nikah begitu, ya saya rasa mas Elangnya juga belum siap to kalau diajak nikah begitu lulus, wong diakan belum ada kerjaan gitu." malah dapat ceramahkan.

Naomi melotot ke arah Cepi, makna plototannya adalah, "Ini gara-gara lo yang ngember, jadi diceramahinkan gue."

"Hehe." Naomi hanya nyengir, kadang bibirnya suka kelepasan.

"Jangan dianggap serius mbak kata-katanya sik kutill ini, biasalah dia itu suka bercanda, iyakan Cep." Naomi menatap Cepu tajam, sebagai sebuah kode yang meminta Cepi mengiyakan ucapannya.

"Ahhh iya, tadi itu aku cuma asal ngomong saja kok mbak."

"Duhhh neng Cep ini, jadi bikin saya berfikir yang iya-iya saja, tak fikir neng Naomi udah ngebet banget mau ngerasain surga dunia, secara kata orang kiamat sudah dekat."

Panas dah tuh kuping Naomi mendengar ocehan mbak Dijah yang kalau diladenin tidak akan ada habis-habisnya, untungnya para siswa lainnya yang juga ingin memesan mi instan memanggilnya sehingga Naomi merasa lega saat mbak Dijah sudah berlalu dari meja yang dia tempati.

"Woee, lo pada mau makan kagak sieh, kalau gak mau biar gue yang makan." ujar Choki yang sudah terlebih dahulu menghabiskan mi instannya.

"Ihhh enak saja lo, dasar maruk."

****

Episodes
1 KENCAN BUTA
2 PERTOLONGAN ELANG
3 RENCANA PERGI KE PESTA PERNIKAHAN
4 PESTA PERNIKAHAN
5 ACARA LEMPAR BUNGA
6 TABRAKAN
7 KANTOR POLISI
8 BERITA YANG TIDAK DIHARAPKAN
9 HARI PERNIKAHAN
10 KABUR Di HARI PERNIKAHAN
11 OM TOLONG AKU
12 OM, AYOK KITA MENIKAH
13 RESEPSI
14 BEKERJA KERASLAH MALAM INI
15 PERJANJIAN
16 KE RUMAH MERTUA
17 KALUNG PEMBERIAN BUNDA
18 BLACK CARD
19 PERTEMUAN DICAFE
20 SAYA ADALAH ISTRI PAK ERLAND
21 OBAT KUAT
22 KEPULANGAN ELANG
23 OLEH-OLEH DARI ELANG
24 MENGEMBALIKAN PEMBERIAN ELANG
25 PERTENGKARAN DENGAN IPEH
26 MOTOR UNTUK NAOMI
27 JANGAN SOK SUCI DEH
28 IKUT KE KANTOR ERLAND
29 KE RUMAH TANTE KONI
30 SUDAH ADA TANDA-TANDANYA BELUM
31 RAMBUTMU TIDAK BASA
32 PROM NIGHT
33 MAAFKAN AKU ELANG
34 MAKAN DI WARUNG TENDA
35 NEMENIN MAMA JALAN-JALAN
36 NONTON DIBIOSKOP
37 BELUM BISA MOVE ON
38 CHAT DARI BELLA
39 MENUNGGU ERLAND
40 AKU KHAWATIR
41 KEDATANGAN DARA
42 DIANTAR PULANG SAMA ELANG
43 FOTO YANG DIPOSTING ELANG
44 AJAK AKU KE KOREA
45 AKU ANTAR
46 AKU TAK AKAN PERNAH BERHENTI MENCINTAIMU
47 CAMPING
48 AJAKAN ELANG
49 AKU SUDAH MENIKAH
50 PATAH HATI
51 MENUNGGU
52 MINTA MAAF
53 RENCANA MAKAN MALAM
54 PERTEMUAN YANG TIDAK TERDUGA
55 BUNGA DARI MANTAN
56 AKU SANGAT MERINDUKANNYA
57 MENGERJAI ERLAND
58 BERTEMU BELLA
59 ELANG NGINEP
60 MAS DAN MBAKNYA SERASI
61 KIRIMAN MAKANAN DARI BELLA
62 KECELAKAAN
63 PERHATIAN ELANG
64 MENJENGUK NAOMI
65 APA KAMU MENYUKAI OM ERLAND
66 TRUTH OR DARE
67 INGAT POSISMU
68 TRIK TRIK MEMBUAT LAKI-LAKI JATUH CINTA
69 KALUNG BERLIAN
70 AKU MENCINTAI NAOMI
71 MASUK KULIAH
72 KESEDIHAN NAOMI
73 BERTENGKAR
74 PENJELASAN ERLAND
75 AKU JUGA MENCINTAIMU
76 PEREMPUAN YANG AKU CINTAI ADALAH NAOMI
77 FOTO DAN VIDIO PEMICU PERTENGKARAN
78 MENCARI NAOMI
79 MENEMUKAN NAOMI
80 AKU INGIN BERCERAI
81 AKU MENCERAIKANMU NAOMI
82 APAKAH KAMU MAU KEMBALI BERSAMAKU
83 BERTEMU
84 MENDAPATKAN NAOMI KEMBALI
85 MENDAPATKAN PEKERJAAN
86 BERSEMBUNYI DIBALIK MEJA
87 AKU ANTAR YA
88 KIRIMAN BUNGA
89 KENAPA MENGGANGUKU TERUS
90 AKU MASIH MENCINTAIMU
91 MEMUTUS HUBUNGAN
92 MENJEMPUT NAOMI
93 MINTA RESTU
94 MELAMAR
95 BERBAHAGIALAH NAOMI
Episodes

Updated 95 Episodes

1
KENCAN BUTA
2
PERTOLONGAN ELANG
3
RENCANA PERGI KE PESTA PERNIKAHAN
4
PESTA PERNIKAHAN
5
ACARA LEMPAR BUNGA
6
TABRAKAN
7
KANTOR POLISI
8
BERITA YANG TIDAK DIHARAPKAN
9
HARI PERNIKAHAN
10
KABUR Di HARI PERNIKAHAN
11
OM TOLONG AKU
12
OM, AYOK KITA MENIKAH
13
RESEPSI
14
BEKERJA KERASLAH MALAM INI
15
PERJANJIAN
16
KE RUMAH MERTUA
17
KALUNG PEMBERIAN BUNDA
18
BLACK CARD
19
PERTEMUAN DICAFE
20
SAYA ADALAH ISTRI PAK ERLAND
21
OBAT KUAT
22
KEPULANGAN ELANG
23
OLEH-OLEH DARI ELANG
24
MENGEMBALIKAN PEMBERIAN ELANG
25
PERTENGKARAN DENGAN IPEH
26
MOTOR UNTUK NAOMI
27
JANGAN SOK SUCI DEH
28
IKUT KE KANTOR ERLAND
29
KE RUMAH TANTE KONI
30
SUDAH ADA TANDA-TANDANYA BELUM
31
RAMBUTMU TIDAK BASA
32
PROM NIGHT
33
MAAFKAN AKU ELANG
34
MAKAN DI WARUNG TENDA
35
NEMENIN MAMA JALAN-JALAN
36
NONTON DIBIOSKOP
37
BELUM BISA MOVE ON
38
CHAT DARI BELLA
39
MENUNGGU ERLAND
40
AKU KHAWATIR
41
KEDATANGAN DARA
42
DIANTAR PULANG SAMA ELANG
43
FOTO YANG DIPOSTING ELANG
44
AJAK AKU KE KOREA
45
AKU ANTAR
46
AKU TAK AKAN PERNAH BERHENTI MENCINTAIMU
47
CAMPING
48
AJAKAN ELANG
49
AKU SUDAH MENIKAH
50
PATAH HATI
51
MENUNGGU
52
MINTA MAAF
53
RENCANA MAKAN MALAM
54
PERTEMUAN YANG TIDAK TERDUGA
55
BUNGA DARI MANTAN
56
AKU SANGAT MERINDUKANNYA
57
MENGERJAI ERLAND
58
BERTEMU BELLA
59
ELANG NGINEP
60
MAS DAN MBAKNYA SERASI
61
KIRIMAN MAKANAN DARI BELLA
62
KECELAKAAN
63
PERHATIAN ELANG
64
MENJENGUK NAOMI
65
APA KAMU MENYUKAI OM ERLAND
66
TRUTH OR DARE
67
INGAT POSISMU
68
TRIK TRIK MEMBUAT LAKI-LAKI JATUH CINTA
69
KALUNG BERLIAN
70
AKU MENCINTAI NAOMI
71
MASUK KULIAH
72
KESEDIHAN NAOMI
73
BERTENGKAR
74
PENJELASAN ERLAND
75
AKU JUGA MENCINTAIMU
76
PEREMPUAN YANG AKU CINTAI ADALAH NAOMI
77
FOTO DAN VIDIO PEMICU PERTENGKARAN
78
MENCARI NAOMI
79
MENEMUKAN NAOMI
80
AKU INGIN BERCERAI
81
AKU MENCERAIKANMU NAOMI
82
APAKAH KAMU MAU KEMBALI BERSAMAKU
83
BERTEMU
84
MENDAPATKAN NAOMI KEMBALI
85
MENDAPATKAN PEKERJAAN
86
BERSEMBUNYI DIBALIK MEJA
87
AKU ANTAR YA
88
KIRIMAN BUNGA
89
KENAPA MENGGANGUKU TERUS
90
AKU MASIH MENCINTAIMU
91
MEMUTUS HUBUNGAN
92
MENJEMPUT NAOMI
93
MINTA RESTU
94
MELAMAR
95
BERBAHAGIALAH NAOMI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!