"Semoga aku diberikan kemampuan dan kekuatan untuk terus bersabar meraih cintamu Mas semoga aku tidak menyerah dengan keadaan ini," Sanjana membatin dengan ujung sudut bibirnya tertarik keatas.
Sekitar satu jam lebih perjalanan yang mereka tempuh hingga tiba di Labuan Bajo. Sayed yang tanpa sengaja tertidur pulas mengikuti jejaknya Sanjana ikut tertidur dan mengistirahatkan tubuhnya juga. Sanjana yang masih tidur dengan kepalanya bersandar di pundak Sayed membuat Sayed tersenyum.
"Maafkan aku yang belum bisa membuka hatiku untukmu, aku belum yakin jika kamu menikahiku dengan tulus atau pun dengan terpaksa atas amanah dari papamu yang telah menjodohkan kita berdua," batinnya Sayed seraya mengelus puncak rambutnya Sanjana.
"Sebenarnya Sayed itu menganggap aku apanya, kenapa selama ini memberikanku harapan palsu yang tak bertepi, aku berharap ia juga menikahiku walaupun aku harus jadi istri siri pun aku tidak masalah, tapi kalau aku lihat dengan apa yang dilakukannya sekarang sepertinya dia sudah menaruh simpati pada istrinya itu dan hal ini harus segera dihentikan sebelum terlambat," kesalnya Sania.
Sayed segera membantu untuk membangunkan Sanjana dari tidurnya dengan menepuk pelan pipinya Sanjana.
"Na! Bangun dong kita sudah sampai apa kamu ingin terus tidur di atas pesawat?" Tanyanya Sayed yang tidak menyerah untuk membangunkan istrinya itu.
Sanjana pun terbangun juga," hemmm!! Sudah sampai rupanya, ternyata perjalanannya sepertinya seolah sekejap mata saja," ujarnya Sanjana sambil merentangkan kedua tangannya ke atas dengan mulutnya menganga lebar.
Sania yang melihat kedekatan keduanya semakin dibuat jengkel, prustasi dan gusar," Aku akan melancarkan segera rencanaku ini jika tidak aku akan segera ditendang oleh Sayed dan hanya itu jalan satu-satunya yang terbaik dan tidak boleh membuang waktu lebih lama lagi," cicitnya Sania seraya bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ke arah pintu.
Mereka bertiga berjalan menuruni tangga pesawat, dengan posisinya Sania paling depan, Sanjana kedua dan Sayed paling dibelakang.
"Aku harus berpura-pura tersandung agar ia terjatuh ke atas lantai keramik biar dia rasakan gimana rasanya mencium lantai," Sania mulai merencanakan rencana pertamanya.
Sesampainya di depan pintu kedatangan, Sania segera mendorong Sanjana hingga Sanjana hampir saja terjatuh dan nyungsep di atas lantai. Sania berpura-pura berjalan ke arah samping sambil sesekali melihat ke arah pintu keluar. Kebetulan Sayed sedang mengurus beberapa barang mereka.
Sania tersenyum ketika melihat Sanjana yang berjalan seorang diri tanpa ada Sayed yang mendampinginya. Sanjana melihat ke arah Sania, ia sudah memiliki bayangan apa yang akan dilakukan oleh Sania terhadapnya.
Sanjana berpura-pura tidak mengetahui hal itu dan sengaja memperlambat jalannya agar rencananya juga berjalan mulus sesuai harapan.
"Dalam hitungan tiga aku harus segera berjalan cepat kearahnya," batin Sania Mirza yang tersenyum tipis penuh kemenangan seolah rencananya itu sudah berhasil dengan baik.
Sania segera bangkit dari duduknya dan menundukkan sedikit kepalanya agar tidak nampak jika ia sedang sengaja melakukan tabrakan itu.
"Auhh!!!" Teriaknya Sanjana yang sengaja tidak menghindar dari tabrakan dengan Sania hingga tubuhnya terhuyung ke belakang.
Sania segera berbelok ke arah kiri dengan segera memperbaiki topinya agar tidak ketahuan jika ia sengaja dan pelakunya itu. Sania hanya menyeringai lebar melihat tubuhnya Sanjana yang terjatuh ke atas lantai. Sania semakin mempercepat langkahnya meninggalkan tempat itu tanpa menoleh sedikitpun ke arah belakangnya.
Sanjana merasa ada tangan yang berhasil meraih tubuhnya hingga mampu terselamatkan dari benturan langsung dengan lantai.
"Buka matamu, kamu tidak jatuh kok, aku berhasil selamatkan kamu," imbuhnya seorang pria yang suaranya sedikit serak basah tanpa ia kenali suara itu.
Sanjana perlahan membuka matanya dan melihat ke arah atas. Ia cukup penasaran siapa pria yang berhasil menolongnya karena disaat ia terjatuh sudut ekor matanya melihat suaminya hanya berbeda beberapa langkah darinya saja jadi pikirannya orang yang sedang memeluk sekaligus menolongnya adalah pria itu suaminya sendiri.
Tapi ternyata dugaannya meleset dari target, Pria itu ternyata orang lain. Dengan alis mata yang cukup tebal, sorot matanya cukup tajam, bulu matanya yang lentik rahangnya tegas. Cakep satu kata yang mampu meluncurkan dari bibir mungilnya.
"Cakep!" Cicit Sanjana.
Hanya lesung pipit yang membedakan antara suaminya itu dengan pria penolongnya. Mereka berdua sama-sama maha karya Tuhan yang sungguh sempurna dimatanya Sanjana. Tanpa ragu Sanjana memberikan senyuman termanisnya ke hadapan pria tersebut.
Sedangkan pria itu menyambut baik senyuman itu dengan membalas dengan senyuman termanisnya yang dimiliki oleh pria itu. Mereka saling bertatapan satu sama lainnya dengan tangannya yang masih merangkul pinggang ramping Sanjana sedangkan Sanjana juga memegang erat lengan pria yang sama sekali tidak dikenalnya itu.
Apa yang mereka lakukan menjadi pusat perhatian dari orang-orang yang kebetulan berada di bandara. Sayed pun termasuk orang itu ia sedikit marah dan jengkel melihat ada pria lain yang memeluk istrinya dengan posesif tapi,ia berusaha untuk menekan egonya agar Sanjana tidak mengetahui jika dirinya sedang terbakar api cemburu.
"Dasar pria tidak tahu diri, berani-beraninya menyentuh dan memeluk Istriku!" Geramnya Sayed Elrumi Satya Nadella dengan mencengkeram kuat genggaman tangannya hingga buku-buku urat tangannya terlihat jelas.
"Sepertinya pria ini aku bisa ajak kerjasama untuk memanasi hatinya Mas Sayed apakah dia cemburu atau tidak jika aku berdekatan dengan pria lain," lirihnya Sanjana yang masih dalam posisi yang sama seperti sebelumnya.
Pria itu pun berdehem, "Heemm!! Sepertinya tanganku mulai pegal nih! Apa kamu bisa turun sekarang!?" Ketusnya Pria itu.
Sanjana segera melepaskan pegangan tangannya lalu berdiri tegap dan betapa malunya karena baru menyadari jika dirinya telah menjadi pusat perhatian dari seluruh pengunjung bandara. Wajahnya memerah menahan rasa malunya itu. Hingga wajahnya tersipu merona malu seperti buah tomat merah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Ainy Arfa
nikah Paksa jadinya
2022-12-03
0
Fitry Resky Nero
ceritanya bagus
2022-12-03
0
Fia ismail
Sanjana nama yang bagus
2022-12-03
1