Sanjana jika di hadapan suaminya akan berpura bersikap lemah dan jika ia hanya berdua dengan Sania selingkuhan suaminya Sayed.
Mobilnya Sayed perlahan-lahan meninggalkan garasi rumahnya dan menuju perusahaan tempat mereka bekerja. Sayed dan Sania satu perusahaan cuma beda divisi, Sayed di divisi keuangan sedangkan Sania di divisi Humas. Tetapi, hari ini Sania tidak masuk kerja karena kurang fit.
Beberapa hari kemudian, ternyata apa yang dilakukan oleh Sanjana sama sekali tidak digubris oleh Sania. Malahan semakin menjadi saja.
Seperti hari ini, Sayed dan Sania berangkat bareng ke kantor. Dengan gayanya Sania Mirza yang keganjenan segera memeluk erat lengannya Sayed dengan penuh mesranya dan menggesekkan sedikit buah dadanya ke lengannya Sayed yang membuat Sayed Alfarizi Kamal semakin dibuat klepek-klepek sedangkan Sayed masih setia menyetir mobil nya
"Sayang, kalau Kamu dengan perempuan itu berangkat ke Labuan Bajo bagaimana dengan aku? masa sih aku tinggal di Jakarta sedangkan kamu dengannya berduaan di sana?"imbuhnya Sania.
Mereka tidak kenal tempat dan waktu jika ingin bermesraan. Di saat mereka sudah berada di dalam mobil dengan suara yang semakin dibuat manja agar menaruh simpatik nya Sayed kekasihnya itu. Sayed melirik sekilas ke arah kekasihnya itu sebelum menjawab perkataan dari Sania.
"Kamu tidak perlu khawatir sayang, kamu pasti ikut dengan kami karena ini bukan bulan madu untuk saya dengan perempuan itu, tapi bulan madu ini untuk kita," pungkasnya Sayed.
Sayed yang tersenyum penuh arti lalu memegang dagu Sania kemudian mencium sepintas bibirnya Sania dengan posesif. Sania dibuat langsung tersenyum penuh kemenangan karena telah berhasil membujuk dan merayu Sayed untuk membawanya serta dalam rencana liburan mereka kembali.
"Sayang stop dong, Kamu itu merusak riasan bibirku loh, udah cantik gini kok main nyosor saja, entar orang di kantor yang lihat terus mereka curiga lagi," ucap Sania yang langsung mengambil cermin yang berada di dalam tasnya lalu memperbaiki riasan di bibirnya.
Sebenarnya semua orang di tempat kerja nya sudah mengetahui hubungan gelap antara Sayed dan sahabat istrinya itu, tapi mereka tidak ada yang berani sedikitpun berkomentar dengan kelakuan jelek mereka.
Tetapi, mereka tidak mau ambil pusing dan takut jika mereka dipecat hanya gara-gara mencampuri urusan pribadi mereka. Apalagi mereka mengetahui jika, Sayed memiliki kedudukan dan posisi serta jabatan yang lebih bagus dari mereka. Mereka terlalu takut untuk mengambil resiko. Apalagi Sayed sudah diangkat menjadi menejer.
Keesokan harinya kedua orang tua Sayed memutuskan untuk pulang ke Kota Bandung, sedangkan Sanjana tidak bisa mengantar kedua mertuanya tersebut dikarenakan kesehatan Sanjana sedikit terganggu karena sudah beberapa hari ini sedang datang tamu bulanannya.
Sanjana dan Sayed memutuskan untuk menunda bulan madunya hingga satu minggu kedepan, karena ada pekerjaannya Sayed yang tidak bisa ditunda.
Setelah kepulangan kedua orang tuanya Bagas semakin berani saja berselingkuh. Sayed tidak peduli lagi dengan perasaan dan hati dari sanjana. Hari ini Sayed membawa serta Sania pulang ke rumahnya dan rencananya ia akan menetap dan tinggal seatap dengan mereka hingga waktu yang tidak ditentukan.
Malam harinya pintu rumahnya terbuka dengan lebar Sanjana yang sedang menuruni tangga melihat pintu yang terbuka lebar itu bergegas mempercepat langkahnya.
Hari ini Sayed membawa serta Sania pulang ke rumahnya. Rencananya Sania akan menetap dan tinggal seatap dengan mereka hingga waktu yang tidak ditentukan.
Malam harinya pintu rumahnya terbuka dengan lebar Sanjana yang sedang menuruni tangga melihat pintu yang terbuka lebar itu bergegas mempercepat langkahnya.
Sanjana segera berjalan menuju pintu dan bergegas mengambil tas kerja Sayed, tapi lagi-lagi apa yang dilakukan oleh Sanjana gagal kembali. Sania muncul tiba-tiba dari belakang punggungnya Sayed dan tangannya langsung dipukul pelan oleh Sania sehingga Sania lah yang mengambil alih tas milik Sayed.
"Ambil saja, tidak perlu main mukul segala kali, santai besti!" Sarkasnya Sanjana yang tersenyum licik.
Sanjana berdiri di hadapan mereka dengan senyuman yang selalu tersungging di bibirnya. Sania membawa tasnya Sayed masuk ke dalam kamar pribadinya mereka.
"Maaf selama mertuamu tidak berada di sini aku lah yang akan melayani segala sesuatu kebutuhan dari mas Sayed dan tugas Kamu disini hanya sebagai pelayan yaitu bertugas untuk memasak makanan untuk kami dan membersihkan seluruh rumah ini," ketusnya Sania di hadapan Sanjana yang kembali hanya bisa mematung tanpa bisa menyanggah perkataan dari sedikit pun.
"Silahkan saja kalau kamu mau, malahan aku senang kok karena aku tidak perlu repot-repot malah!" Dengusnya Sanjana.
Sanjana melakukan hal tersebut karena percuma saja dia membela dirinya karena ujung-ujungnya akan tetap berakhir dengan rasa kecewa bahkan penghinaan yang akan didapatkan sebagai balasan pembelaannya itu.
"Jangan sekali-sekali berharap Kamu akan menjadi nyonya rumah di sini, selama hanya kita saja yang berada di rumah ini," ancamnya Sania saat Sayed sudah menaiki undangan tangga.
Sayed sebenarnya mendengar sekilas percakapan mereka hanya terdiam dan tersenyum licik dan tidak berniat sedikitpun untuk mengganggu perbincangan mereka.
"Aku ingin melihat apa Sanjana akan terus bertahan pada pendiriannya untuk bertahan atau menyerah berjuang seorang diri," Batinnya Sayed.
Menurut Sayed apa yang dilakukan oleh Sania adalah hal yang biasa saja dan wajar dia melakukan hal tersebut, karena dia juga calon Nyonya di rumahnya.
Setiap hari Sanjana harus menahan diri dan bersabar melihat kemesraan yang mereka pertontonkan bahkan mereka tidak jarang sengaja bermesraan di depan matanya Sanjana.
"Aku harus bertahan dan berjuang untuk merebut kembali hakku yang sudah mereka renggut!" Umpatnya Sanjana.
Sania sengaja memperlihatkan kepada Hyuna dan tanpa ada rasa sedikitpun merasa bersalah telah mengkhianati dan melukai perasaan orang lain.
Bahkan suara-suara erotis yang seharusnya Sanjana tidak dengar terpaksa ia dengar, karena Sayed dan Sania sengaja mengeraskan volume suara mereka saat sedang berhubungan intim.
Hal itu dilakukan agar Sanjana tersiksa dan langsung menggugat cerai Sayed karena itulah tujuan utama Sania memutuskan untuk tinggal serumah dengan mereka.
Sanjana hanya bisa menangis dalam sujud nya dan menyerahkan seluruhnya kepada Allah subhanahu wa ta'ala untuk urusan rumah tangganya, karena bersabarlah jalan satu-satunya yang ditempuh oleh Sanjana.
Selama dirinya mampu untuk bertahan sabar, maka dia tidak akan mengeluh sedikitpun. Apa lagi membicarakan ataupun membuka aib dan kekurangan keluarganya di khalayak umum.
"Aku bukan wanita lemah, aku akan turun memperlihatkan kepada mereka siapa Sanjana," umpatnya Sanjana.
Sanjana segera mengganti pakaiannya dengan pakaian yang cukup terbuka dan seksi. Untuk pertama kalinya ia memakai pakaian seperti itu.
"Aku ingin melihat Mas Sayed akan tergoda atau tidak," gumamnya Sanjana yang tersenyum smirk.
Sanjana berlenggak lenggok menuruni tangga dan melihat Sania dengan Sayed bercumbu mesra tapi pakaian mereka masih ada yang terpasang.
Sanjana segera mengisi gelas dengan air yang sangat dingin dari dispenser nya.
"Aku mau lihat ia akan tahan dingin atau tidak," cicitnya Sania.
Dengan tanpa pikir panjang dan keberanian yang cukup, Sanjana menyiram air itu ke atas kepalanya Sania.
"Aaahhhh!! Dingin!" Jeritnya Sania yang spontan langsung turun dari pangkuannya Sayed.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Ainy Arfa
Untung cuma air dasar wanita tidak tahu diri sudah numpang hidup mi rebut suami orang
2022-12-03
3
Dian Daeng Baji
semangat ✌️
2022-12-03
0
Fia ismail
Sanjana keingat artis India saja 🙈
2022-12-03
1