Bab 5

Mira datang ke kantor Lian, setelah selesai mengerjakan pekerjaan rumah. Dia mengajak Lian untuk menemui pemilik kebun yang menyita motor Raka, tetapi Lian hendak menyuruh orang untuk mengurusnya. Mira tidak setuju dengan ide Lian, karena menyangkut anaknya jadi menurut Mira harus mengurusnya sendiri.

Karena tidak mau berdebat dengan istri tercintanya, Lian akhirnya mengalah. Kemudian mereka berdua berangkat ke tempat pemilik kebun itu, tempatnya lumayan dekat dengan kantor Lian.

Saat berada di tempat pemilik kebun mereka di sambut dengan baik, dan sangat ramah. Lian dan Mira dipersilahkan untuk duduk di ruang tamu, lalu di suguhi buah segar yang baru saja di petik.

Mereka saling memperkenalkan diri satu sama lain, lalu mengutarakan maksud kedatangan mereka.

"Pak, sebenarnya kedatangan kita kemari ingin mengambil motor milik anak saya," ucap Lian dengan sopan.

"Bocah yang memetik buah waktu itu? saya tidak ada maksud apa-apa menyita motor anak anda, saya hanya ingin memberikan pelajaran. Kalau mereka bilang lebih dulu, pasti kita kasih buahnya," ucap pemilik buah.

Mira dan Lian justru senang, karena pemilik buah itu sudah memberikan pengertian kepada anaknya. Pemilik buah itu juga mengembalikan motor milik Raka, Lian kemudian menyuruh orang untuk mengantar motornya ke rumah. Mereka berdua Kemudian berpamitan untuk pulang, Lian mengantarkan Mira lebih dulu. Kemudian ia kembali ke kantor untuk menyelesaikan pekerjaannya yang tertunda.

*

*

Di sekolah Raka sedang istirahat di kantin, seperti siswa lainnya ia juga membeli makanan di kantin. Raka ke kantin bersama temannya yang bernama Hanif, karena Alya saat ini sedang bersama Dania.

"Raka, mana Alya? biasanya berdua terus," ucap Hanif yang ada di sebelah Raka.

"Sudah punya teman baru! kamu lihat saja itu," kata Raka menunjukkan di mana Alya dan Dania sedang duduk.

Hanif mengajak Raka untuk gabung di meja yang ditempati oleh Alya, tetapi Raka tidak mau karena ada Dania.

"Kita balik ke kelas saja," ucap Raka kemudian membayar jajanan mereka lalu meninggalkan kantin.

Di dalam kelas Raka belajar dengan Hanif karena nanti ada ulangan lagi, mereka berdua tergolong anak yang rajin dan pintar. Nilai mereka selalu bagus saat ulangan, berbeda dengan Alya walaupun dia anak perempuan tetapi dia malas belajar.

Bel masuk kelas telah berbunyi, saatnya para siswa masuk kelas. Di kelas Raka dan Hanif sudah siap untuk ulangan, Alya dan Dania baru balik dari kantin.

"Alya, Dania kenapa kalian baru masuk kelas?" tanya Bu guru yang mengajar di kelas mereka.

"Tadi kita dari kantin lalu ke toilet, Bu," jawab Alya dengan jujur.

"Lain kali jangan terlambat! Cepat duduk di meja kalian!" kata Bu guru hendak membagikan soal ulangan.

Bu guru memberi waktu mengerjakan tiga puluh menit, semua lembar jawaban harus sudah terkumpul di meja. Alya mulai mengerjakan, tetapi soalnya tidak ada yang dia mengerti sama sekali.

"Raka, bantuin," ucap Alya sembari mengoyak kursi yang di duduki Raka dengan kaki.

Raka sama sekali tidak menoleh, karena dia fokus mengerjakan walaupun baginya soal ulangan itu sangat mudah. Lima belas menit berlalu Raka sudah selesai mengerjakan, kemudian ia mengumpulkan lembar jawabannya.

"Raka, kamu sudah selesai?" tanya Bu guru heran.

"Sudah, Bu," jawab Raka dengan sopan.

"Silahkan keluar! kamu sudah boleh pulang," ucap Bu guru.

Alya yang dari tadi kesulitan mengerjakan, menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Pikirannya sudah gusar, apalagi melihat Raka yang sudah selesai mengerjakan.

"Raka, tungguin aku!" teriak Alya saat melihat Raka keluar dari dalam kelas.

Ibu guru itu mendekati Alya dan mengambil lembar jawaban milik Alya, lalu melihatnya. "Jawaban kamu masih ada yang salah! teliti ulang," ucapnya.

Dania juga tidak bisa mengerjakan, dia meminta bantuan Alya. "Alya, jawabannya apa?" tanya Dania.

"Aku tidak tau, kita kerjakan asal saja," jawab Alya.

"Alya, Dania kalian kerjakan sendiri-sendiri, jangan mencontek," kata Ibu guru yang ternyata dari tadi memperhatikan mereka.

Alya kemudian kembali fokus dengan soal yang dia kerjakan, karena tinggal beberapa siswa yang belum keluar dari dalam kelas.

"Ayo lima menit lagi," kata Ibu guru.

Dania yang kesulitan dalam mengerjakan menyontek jawaban milik Alya, padahal milik Alya jawabannya belum tentu benar.

*

*

Raka pulang dulu, dia tidak menunggu Alya karena harus berjalan kaki. Hanif juga menemani Raka, biasanya Hanif di jemput oleh Mamahnya.

"Hanif, nanti pulang ke rumahku dulu ya," kata Raka saat berjalan beriringan dengan Hanif.

"Rumah kita dekat, Raka. Nanti sore saja aku main," ucap Hanif.

"Nanti kalau ketauan jalan kaki bisa kena marah Mamah kamu, Hanif," ucap Raka khawatir kalau temannya kena marah. Mamah Hanif memang melarang Hanif untuk berjalan kaki, karena takut Hanif kenapa-napa. Hanif anaknya sangat di manjakan, tetapi Hanif bukan anak yang manja.

"Salah Mamah juga Raka, kenapa sibuk," ucap Hanif yang kebetulan Mamahnya ada keperluan jadi tidak bisa menjemputnya.

Tak terasa mereka sampai juga di dekat rumah, Hanif langsung pulang ke rumahnya sendiri.

"Raka, kamu pulang sendiri? mana Alya?" tanya Mira kebetulan ia sedang duduk di teras depan rumahnya.

"Tadi belum selesai mengerjakan ulangan, Mah. Raka pulang dulu bareng Hanif," jelas Raka.

Mira kemudian menyuruh Raka untuk berganti baju, lalu makan. Dia juga memberitahu pada Raka kalau motornya sudah di ambil, Raka sangat berterimakasih pada Mamahnya. Besok dia sudah tidak perlu naik angkot atau berjalan kaki, walaupun di rumah ada mobil Raka tidak mau menggunakannya.

"Raka, besok kamu ke sekolah pakai mobil saja. Menurut Mamah lebih aman," kata Mira.

"Tidak, Mah! jalanya macet Raka bisa telat, apalagi kalau masih bareng Alya," kata Raka.

"Gak boleh gitu, Raka," kata Mira.

Gara-gara Alya hampir setiap hari Raka terkena masalah, sehingga membuatnya sangat kesal. "Mah, kenapa Mamah belain Alya terus? Anak Mamah kan Raka bukan dia," protes Raka.

Mira kemudian menjelaskan pada Raka kenapa sering membela Alya, walaupun saat ini Raka belum mengerti. Mira menyayangi keduanya, Alya baginya juga sudah seperti anak sendiri.

*

*

"Dania, kamu pulang sama siapa?" tanya Alya kebetulan mereka sedang menunggu kendaraan umum di tepi jalan.

"Sopir Papah aku yang jemput, Alya! kamu boleh bareng kita," kata Dania.

"Aku tidak enak, nanti juga ada angkot lewat," ucap Alya.

Tak lama kemudian jemputan Dania datang, dia pulang lebih dulu karena Alya menolak untuk di ajak barengan. Alya sendirian saat ini menunggu angkutan umum lewat. "Kenapa lama sekali, tidak ada kendaraan lewat," ucapnya.

Satu jam sudah dia menunggu tetapi belum ada juga yang lewat, akhirnya Alya memutuskan untuk berjalan kaki sendiri.

Terpopuler

Comments

🍌 ᷢ ͩ𒈒⃟ʟʙᴄ🅲🅰🅽🆃🅸🅺𝐀⃝🥀

🍌 ᷢ ͩ𒈒⃟ʟʙᴄ🅲🅰🅽🆃🅸🅺𝐀⃝🥀

kelakuan alya seperti cowok deh🤭
masak sekolah gak tau pelajaran.
kapok alya gak ada teman jd jalan kaki sendiri

raka sabar banget jadi orang😍

2023-03-21

0

☠ᵏᵋᶜᶟ ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔🍾⃝𝚀ͩuᷞεͧεᷠnͣ

☠ᵏᵋᶜᶟ ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔🍾⃝𝚀ͩuᷞεͧεᷠnͣ

alya nanti nilai kamu turun loh klo kamu gak belajar, Alya bandel ya keras kepala

2023-03-19

0

call_me_aysa

call_me_aysa

bagus banget pemilik buah nya karena udah kasih pelajaran yang baik.Kalo minta baik² kan bisa lho ga harus mencuri juga 😅

2023-03-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!