Bab 4

Raka akhirnya sampai di rumah juga, Mira langsung memeluk anaknya dengan penuh kasih sayang. Lalu mengajaknya masuk ke dalam rumah, dan mengambilkan minum.

"Raka, kenapa baru pulang?" tanya Susi yang kebetulan berada ada di sebelah Mira duduk.

"Tadi jalan kaki, Tante," ucap Raka.

"Motor kamu di mana?" tanya Susi yang memang belum tau ceritanya. Kenapa Alya sudah pulang dari tadi?" Lanjutnya.

"Salah Raka sendiri tidak mau di ajak bareng Om Aldo," sahut Alya.

"Diam!" bentak Susi pada Alya, dia sudah curiga kalau ada sesuatu, karena mereka biasanya pulang bareng.

Mira kemudian menyuruh Raka untuk membersihkan badannya, karena kalau dilanjutkan Susi akan memarahi Alya.

"Susi, mungkin mereka pulang tidak bareng," ucap Mira.

"Tidak, Mira. Pasti Alya sedang menyembunyikan sesuatu," ucapnya. Susi kemudian mengajak Alya pulang ke rumah, sampai di rumah dia bertanya pada Alya lagi.

"Alya, ke sini sebentar!" teriak Susi.

"Alya capek, Mah! mau istirahat," ucapnya lalu masuk ke dalam kamarnya.

Susi kemudian mengikuti Alya yang masuk ke dalam kamar, ternyata Alya menutup tubuhnya dengan selimut. Alya pura-pura hendak tidur untuk menghindari pertanyaan Mamahnya.

"Mamah mau bicara, kamu dengarkan dulu," kata Susi sembari membuka selimut Alya.

"Bicara soal apa, Mah," tanya Alya lalu duduk bersandar.

"Motornya Raka di mana? tadi pagi kalian berangkat naik motornya Raka," ucap Susi.

Alya kemudian menceritakan kejadian tadi yang mereka alami, Susi meminta Alya agar meminta maaf pada Raka. Alya tidak mau meminta maaf, karena bukan salah dia.

"Kenapa juga kamu gak temani Raka jalan? malah bareng Aldo," kata Susi dengan kesal.

"Salah Raka sendiri gak mau, Mamah tanya Raka sendiri aja," ucap Alya kembali menutupi wajahnya dengan selimut.

Susi menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak gadisnya, yang menjengkelkan itu.

*

*

Mira masuk ke dalam kamar Raka, dia melihat Raka sepertinya sedang kelelahan. Tetapi Raka masih memaksakan diri untuk belajar, Mira mendekatinya lalu duduk di sebelahnya.

"Mah, ada yang mau katakan. Tapi, Mamah jangan marah," ucap Raka.

"Iya katakan saja, Mamah tidak akan marah asalkan jujur," ucap Mira yang selalu mengajarkan anaknya untuk berbuat jujur.

Raka kemudian menceritakan kejadian tadi siang saat motornya di sita oleh pemilik kebun buah, Mira tidak marah dia hanya menasehati agar meminta izin pada pemilik kebun jika hendak meminta buah. Dia juga menasehati agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi.

"Pemilik buah itu meminta Papah atau Mamah datang ke sana, beliau baru akan mengembalikan motor Raka, Mah," jelas Raka.

"Sekarang kamu istirahat saja, ini sudah malam. Biar besok Papah sama Mamah yang urus," kata Mira.

Raka menuruti apa kata Mamahnya, dia lalu merapikan bukunya dan memasukkan ke dalam tas untuk ia bawa ke sekolah. Kemudian dia beranjak ke tempat tidur, lalu menyelimuti tubuhnya dan memejamkan mata.

*

*

Pagi ini Mira menyuruh Raka berangkat sekolah menggunakan mobil, tetapi Raka menolak. Raka lebih memilih untuk di antar oleh Papahnya, tetapi Lian harus segera berangkat ke kantor.

"Raka naik angkot saja, Pah," ucap Raka saat Lian mengatakan tidak bisa mengantarkan.

"Sayang, kamu lebih memilih pekerjaan dari pada anak kita," ucap Mira sembari mengerucutkan bibirnya.

"Mah, ini ada meeting penting dan tidak bisa di undur," kata Lian menjelaskan pada Mira.

"Pah, Mah, jangan berantem! Raka bisa berangkat sendiri, lagian juga banyak angkot," sahut Raka.

"Maafkan Papah, lain kali Papah antar! soal motor kamu, nanti ada yang akan mengambil," ucap Lian sembari menepuk pundak anaknya.

Saat mereka sedang sarapan, Alya datang ke rumah Mira. Alya hendak meminta bantuan Raka untuk mengerjakan PR, karena Raka masih kesal dia hanya diam saja.

"Raka, bantuin cara ngerjain gimana?" tanya Alya yang menang tidak paham.

"Lagi makan," ucap Raka singkat.

"Raka, di ajarin dulu Alya! kasihan dia belum bisa," kata Mira membujuk anaknya.

Raka dengan cepat menghabiskan sarapannya, lalu dia berangkat ke sekolah dengan angkot. Alya yang di tinggal berangkat oleh Raka kemudian pulang, dia hendak meminta antar Tyo tetapi tidak bisa.

Alya kemudian menuju ke rumah Aldo, dia tau kalau Aldo masih berada di rumah. Susi sangat geram melihat tingkah anaknya yang main pergi ke rumah orang, dia hendak menyusul tetapi di larang oleh Tyo.

"Mah, biarkan saja! kalau pulang sekolah nanti baru Mamah kasih ngerti," ucap Tyo sembari membenarkan dasinya.

"Alya selalu bikin repot orang, Mamah malu. Apalagi Raka selalu kena imbasnya karena kelakuan anak mu, Pah," terang Susi sambil mencuci piring.

Tyo kemudian memeluk istrinya dan meminta agar lebih sabar lagi, untuk menghadapi putrinya.

*

"Om, pagi ini sibuk tidak?" tanya Alya pada Aldo yang sedang bersiap hendak ke kantor.

"Mau kerja, Alya. Kenapa? cerita saja sama Om," kata Aldo kemudian tersenyum melihat Alya.

"Tolong antar Alya ke sekolah dong, Om," kata Alya.

Aldo dengan senang hati mau mengantarkan Alya ke sekolah, saat sampai di depan sekolah Dania sudah menunggu Alya. Alya kemudian turun dari mobil Aldo, tak lupa dia juga mengucapkan terimakasih pada Aldo.

"Dania, kenapa kamu masih di sini?" tanya Alya.

"Sengaja Al, aku nungguin kamu," ucapnya sembari tersenyum.

Alya kemudian mengajak Dania untuk masuk kelas, karena bel masuk sudah hampir berbunyi. Ternyata di dalam kelas Raka sudah duduk di bangku.

Raka menatap sengit Alya, dia masih kesal malah di tambah jalan bareng Dania. Alya yang sadar dengan tatapan Raka bersikap seakan-akan dirinya tidak bersalah, dia justru sengaja mengajak Dania berbicara terus.

Melihat tingkah Alya, Raka menukar tempat duduknya dengan siswa lain, agar duduk membelakangi Alya dan Dania.

"Raka, kamu duduk disini?" tanya Nina salah satu teman kelasnya.

"Boleh tidak, Nina? sehari ini saja," kata Raka sembari mengedipkan mata sebelahnya.

Nina sangat senang bisa duduk di sebelah Raka, yang tergolong cowok tampan di kelasnya. Dia juga sangat genit jika ada cowok yang duduk disebelahnya.

Pelajaran pun di mulai, Alya kembali di hukum karena tidak mengerjakan PR.

"Bu, tidak bisa gitu dong! masa Alya di hukum," protes Alya pada guru.

"Kamu tidak mengerjakan PR Alya," terang Bu guru.

"Kalau Alya bisa sudah selesai, tapi Alya gak bisa jadi gak salah! salahin juga Raka, dia tidak mau membantu ku," jelas Alya.

Raka yang namanya dibawa-bawa, menghela nafasnya dengan berat. Dia hanya diam tidak membela diri. Bu guru kemudian menyuruh Alya untuk mengerjakan PR nya di halaman sekolah.

Dengan langkah gontai Alya menuju ke halaman sekolah, dengan membawa bukunya.

Terpopuler

Comments

🍌 ᷢ ͩ𒈒⃟ʟʙᴄ🅲🅰🅽🆃🅸🅺𝐀⃝🥀

🍌 ᷢ ͩ𒈒⃟ʟʙᴄ🅲🅰🅽🆃🅸🅺𝐀⃝🥀

alya kok gitu semaunya aja.

raka anaknya penurut ya sama orang tua. dia baik napa alya gak melirik raka sama sekali ya

2023-03-21

0

☠ᵏᵋᶜᶟ ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔🍾⃝𝚀ͩuᷞεͧεᷠnͣ

☠ᵏᵋᶜᶟ ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔🍾⃝𝚀ͩuᷞεͧεᷠnͣ

Ya Alya gak bisa gitu dong kamu, harus mandiri jangan semuanya mengandalkan orang lain usaha sendiri dong

2023-03-19

0

call_me_aysa

call_me_aysa

Alya jangan gitu dong, seenaknya aja nyalahin Raka kan itu tugas kamu salah kamu ga ngerjain tugas nya , ini malah nyalahin raka hadeuh Alya Alya😓

2023-03-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!