Di sekolah Alya duduk di samping Dania membuat Raka kesal, sudah berulang kali Raka mengingatkan agar Alya tidak terlalu dekat dengan orang asing tetapi Alya tetap ngeyel.
Raka melempar kertas yang di gulung pada Alya, membuat Alya menoleh dan menatap kesal Raka.
"Raka!" teriak Alya membuat semua temannya menoleh ke arah Alya, padahal mereka sedang mengerjakan ulangan.
Guru yang duduk di mejanya berdiri lalu menjewer telinga Alya dan Raka, mereka juga di minta untuk mengumpulkan kertas ulangan yang belum selesai.
"Semua gara-gara kamu! awas saja kalau nilai ulangan ku turun!" ancam Alya yang kebetulan tadi masih berfikir karena belum selesai mengerjakannya.
"Jangan berlagak sok pintar! nilai kamu apa pernah bagus," kata Raka mengejek Alya.
Alya kemudian memukul lengan Raka, membuat Raka membalas perbuatan Alya.
"Auw... sakit! Raka!" teriak Alya sembari memegang bekas pukulan Raka pakai tangan yang satunya.
"Rasain! makanya jangan mulai duluan," ucap Raka lalu berjalan hendak mengambil motornya.
Alya mengikuti Raka dan langsung naik begitu saja di atas motor Raka, membuat Raka kesal.
"Turun!" kata Raka.
"Kamu tega membiarkan aku pulang sendiri? aku aduin Mamah Mira nanti," ucap Alya seraya memeluk tubuh Raka dengan erat.
"Lepas, Alya!" kata Raka.
Raka kemudian menjalankan motornya, tak di sangka saat di tengah perjalanan pulang motor Raka mogok di jalan.
"Kok berhenti," kata Alya masih memeluk tubuh Raka.
"Turun dulu! coba aku cek sebentar," ucap Raka sembari menepikan motornya, jalan yang mereka lewati kebetulan sepi kendaraan.
"Gak mau! nanti kamu pura-pura lagi, terus aku ditinggal sendirian," kata Alya mempererat pelukannya.
Raka kemudian melepaskan diri dari pelukan Alya, dan membuat Alya turun juga karena takut jatuh. Raka mengecek keadaan motornya, sepertinya ada salah satu bagian mesin yang rusak.
"Bantuin dorong, Alya," ucap Raka.
Alya menolak membantu Raka, dia berjalan di belakang Raka yang mendorong motornya. Sedangkan Alya membawakan tas Raka.
"Tau begini aku tadi naik taksi," ucap Alya.
"Aku sudah sering bilang, jangan ikut aku! kamu malah ngadu sama Mamah," kata Raka menoleh ke arah Alya dan menghentikan langkahnya.
Alya kelihatan sangat capek, wajahnya memerah dan basah karena keringat. Ia mengajak Raka untuk beristirahat, kebetulan mereka berhenti di sebuah kebun buah.
"Raka, lihatlah," kata Alya sembari menunjukkan buah rambutan yang berbuah lebat di pinggir pagar.
"Petik aja sendiri," kata Raka duduk di atas rumput yang hijau, jalan yang mereka lewati sangat sejuk.
Tanpa berfikir panjang Alya memanjat pohon rambutan itu, dan memetiknya. Buah yang Alya petik lumayan banyak, kemudian dia menuju di mana Raka berada.
Mereka berdua asyik menikmati buah rambutan, tanpa di sadari ada satpam yang menghampiri mereka.
"Kalian maling! ayo ikut kita ke kantor!" ajak satpam itu sembari mencekal tangan Raka dan Alya.
"Saya jelaskan dulu, Pak," kata Raka dengan sopan.
"Tidak ada alasan!" kata Satpam itu.
Raka dan Alya di bawa ke pemilik kebun, pemilik kebun itu meminta ganti rugi. Karena tidak membawa uang Raka terpaksa menjaminkan motornya.
Raka dan Alya kemudian pulang dengan berjalan kaki. "Gara-gara kamu semua ini, Alya," kata Raka melirik ke arah Alya yang berada di sebelahnya.
"Kok aku! salah kita berdua dong," protes Alya tidak terima disalahkan.
"Seandainya kamu tidak memetik buah itu, kita tidak akan di marahin nanti sampai rumah," kata Raka.
"Kalau motor kamu tidak rusak aku juga tidak akan memetik buah itu," kata Alya tidak mau kalah.
Kemudian mereka melanjutkan jalan kakinya, padahal rumah mereka masih lumayan jauh. Di jalan itu kebetulan sangat sepi tidak ada kendaraan ataupun orang yang lewat, jalan yang mereka lewati sebenarnya adalah jalan pintas.
Alya merengek karena kecapekan, dia meminta Raka untuk mencari taksi online lewat ponselnya. Raka tidak mau karena menurutnya sudah hampir dekat, mereka berdua akhirnya berdebat lagi.
Tiba-tiba ada mobil lewat dan berhenti di depan mereka, ternyata adalah Aldo yang kebetulan lewat.
"Raka, Alya! kalian ngapain di sini?" tanya Aldo yang baru saja keluar dari mobilnya.
"Om, gak lihat kita lagi jalan!" ketus Alya.
"Ketus amat jawabnya, ayo pulang bareng Om," ucap Aldo.
"Makasih, Om! Raka jalan dulu," kata Raka yang menolak ajakan Aldo lalu melanjutkan jalan kakinya.
"Raka!" teriak Aldo.
"Biarin aja, Om! Raka emang gitu, sok kuat jalan padahal capek," kata Alya.
Aldo kemudian mengajak masuk Alya ke dalam mobilnya, lalu melakukannya. Saat melewati Raka yang sedang berjalan Aldo berhenti, lalu membuka kaca mobilnya.
"Raka, ayo naik!" ajak Aldo.
"Duluan aja, Om! Raka mau jalan," tolak nya lagi.
Alya mengeluarkan kepalanya dari dalam mobil dan menjulurkan lidahnya, membuat Raka kesal lalu mengepalkan tangannya.
"Alya, gak boleh ngeledek gitu," kata Aldo.
"Raka ngeselin, masa tadi nyalahin aku," ucap Alya.
Aldo hanya tersenyum jika melihat kedua anak itu berantem, pasti tidak ada yang mau mengalah. Alya yang suka mengadu dan Raka tak pernah mau mengalah.
Aldo dan Alya lebih dulu sampai di rumah, Alya kemudian turun dari mobil tak lupa ia mengucapkan terimakasih pada Aldo.
Alya kemudian masuk ke dalam rumah, lalu mandi dan berganti baju. Dia mencari keberadaan Susi tetapi tidak ada, Alya mencari ke rumah Mira.
"Mamah!" teriak Alya dari luar.
Saat ini Susi sedang memasak di rumah Mira, karena Mira sedang sibuk tadi siang.
"Kaya suara Alya," kata Susi seraya mengaduk masakannya.
"Biar aku yang buka pintu," sahut Mira kemudian berjalan ke arah pintu.
Mira kemudian membuka pintu, ternyata Alya beneran yang datang.
"Mamah Mira," sapa Alya sambil tersenyum.
"Alya, kamu sudah pulang? mana Raka?" tanya Mira sembari melihat ke arah luar mencari keberadaan anaknya.
Alya kemudian menceritakan kejadian pulang sekolah yang dia alami dengan Raka, dia mengatakan semua.
"Untung saja tadi ada Om Aldo yang lewat, jadi Alya bisa nebeng. Raka malah sok mau jalan kaki," jelas Alya dengan jujur.
Mira kemudian menyuruh Alya untuk masuk ke dalam rumah, dia mengatakan kalau Susi sedang memasak di dapur. Mira dan Alya lalu menuju ke dapur untuk membantu Susi.
"Mamah, masak apa? Alya laper banget," tanya Alya sembari memegang perutnya.
"Soto ayam, kamu mau?" tanya Susi tanpa menoleh ke arah anaknya.
Alya yang kurang suka dengan makanan berkuah menggelengkan kepalanya, lalu dia mengambil telur di kulkas dan menggoreng sendiri.
Mira duduk di kursi sambil membersihkan sayur, dia kepikiran dengan anak semata wayangnya. Walaupun sudah besar tetapi ia tetap menghawatirkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Cut Nur Lovely🧸
lucu ya kejadian orang ini ya ampun gemes deh bacanya, semangat thoor up nya💪💪💪💪
2023-03-20
0
☠ᵏᵋᶜᶟ ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔🍾⃝𝚀ͩuᷞεͧεᷠnͣ
wkwkwk bandelnya kalian. berdua itu, kena jewer kan jadi nya 🤣🤣
2023-03-19
0
call_me_aysa
Ribut mulu sih kerjanya terutama Alya kenapa sih ga mau disalahin kan kesel jadi nya 😪
2023-03-19
0