Raka & Alya
Raka adalah anak dari Mira dan Lian, dari hasil pernikahannya mereka dikaruniai seorang anak.
Alya adalah anak dari Susi dan Tio. Raka dan Alya berbeda satu tahun, lebih tua Raka. Tetapi sekolah mereka selalu bareng walaupun tidak pernah akur. Setiap hari selalu berdebat, Raka si tukang ngadu sedang Alya yang selalu bikin ulah.
Raka selalu menjaga Alya dengan baik, itu semua tak luput perintah dari orang tua Alya.
Dania adalah anak dari pernikahan Lisa dan Fandy, setelah bercerai dengan Aldo, Lisa dijodohkan dengan Fandy. Gaya hidup Ane yang terlalu mewah membuat Fandy tidak suka, dan meninggalkan Lisa.
Lisa dan Ane menjadi miskin, dan hidup di pinggir kota dalam rumah kecilnya. Ane selalu menyalahkan Dania karena kehamilan Lisa menjadikan miskin. Dia juga selalu menyebut Dania anak haram.
Lisa sangat menyesal telah menikah dengan laki-laki yang tidak bertanggungjawab, padahal yang menjodohkan adalah Mamahnya sendiri.
"Mah, jangan menyalahkan Dania terus! ini semua salah Mamah juga!" bentak Lisa.
"Kita dulu hidup enak, gara-gara untuk membiayai anak haram itu sekarang kita hidup miskin!" teriak Ane lagi.
Air mata Dania tak berhenti menetes, dia menyesal telah dilahirkan dan membuat beban untuk orang tuanya.
"Sudah tidak usah menangis!" bentak Lisa.
"Mah, apa salah Dania... "ucapnya lirih.
Lisa mengajak Dania untuk mencari Fandy ayahnya, dan akan memberikan Dania pada Ayahnya.
"Bersiap-siaplah kita pergi ke kota sekarang!" ajak Lisa pada Dania.
Penampilan Lisa saat ini berubah drastis, dulu yang selalu modis dengan barang mewahnya sekarang hanya berpenampilan biasa.
Di sebuah perusahaan besar dia mencari Ayah dari anaknya itu, memang benar Lisa bertemu dengan Fandy.
Lisa ingin meminta pertanggung jawaban dari Fandy, beruntung Fandy mau menerima Dania yang memang sangat mirip dengannya.
"Lisa! siapa gadis itu?" tanya Fandy.
"Dia anak kamu, aku datang kesini ingin meminta tanggung jawab kamu," ucap Lisa.
"Maafkan Papah, Nak! kalau tidak karena Nenek kamu, pasti kita sekarang bisa hidup bersama," ucap Fandy, memeluk anak semata wayangnya itu.
"Pa, semua menyalahkan aku," ucap Dania, membalas pelukan Papahnya.
"Kalau begitu aku pamit! jaga baik-baik Dania," kata Lisa, berlalu begitu saja dari kantor Fandy.
Fandy kemudian menyuruh asistennya untuk membelikan rumah baru untuk Dania, karena tidak mungkin dia membawanya pulang ke rumah. Istri mudanya tidak mungkin bisa menerima Dania.
Sampai di rumah Lisa bertengkar lagi dengan Mamahnya, mereka bertengkar masalah Dania.
"Mana anak haram itu?" tanya Ane.
"Aku berikan ke Fandy, biar dia yang membiayai sekolahnya," ucap Lisa.
"Bodoh kamu! harusnya minta ganti rugi," kata Ane.
"Semua belum saatnya, Mah," kata Lisa.
"Kenapa juga kamu kembali ke sini? cari pekerjaan dong!" teriak Ane.
Perdebatan antara Anak dan Ibu itu tidak ada habisnya, saling menyalahkan begitu kiranya setiap hari.
Hari ini Fandy mendaftarkan Dania ke sekolah, yang tak lain sekolahan yang sama dengan Raka dan Alya.
"Dania, rumah kamu dimana?" tanya Alya.
Dania bercerita tentang kehidupannya pada Alya, membuat Alya merasa kasihan dengan Dania.
"Alya," panggil Raka, saat melihat Alya dan Dania di kantin sekolah.
"Ada apa, Raka?" tanya Alya, kemudian menuju ke arah Raka.
"Siapa orang yang sama kamu? jangan mudah percaya sama orang," ucap Raka.
"Dia anak baru, namanya Dania," jawab Alya.
"Ingat jangan dekat-dekat! kamu baru kenal juga," omel Raka.
"Iya, dasar galak!" kata Alya, lalu kembali duduk dengan Dania.
Raka masih mengawasi Alya, dia khawatir kalau terjadi apa-apa dengan Alya.
"Raka belum pergi juga," ucap Alya, melihat ke arah Raka.
"Dia siapa, Al? dari tadi memperhatikan kamu terus," ucap Dania.
"Itu Raka, pacarnya Alya," sahut Melisa.
"Bukan! ngawur kamu, Melisa," ucap Alya, mengerucutkan bibirnya.
Dania masih malu karena dia anak baru dan belum banyak yang dia kenal.
Jam istirahat mereka sudah habis, lalu kembali ke kelas masing-masing. Raka juga baru pergi dari kantin dia melewati kelas Alya lebih dulu, untuk memastikan apakah Alya sudah masuk kelas atau belum. Karena Mira akan sedih jika terjadi apa-apa dengan Alya.
"Tante, tadi di sekolah Alya punya teman baru," ucap Raka, saat mengantarkan Alya pulang.
"Dasar tukang ngadu, Raka!" ketus Alya.
"Alya, gak boleh gitu," kata Susi.
"Tante, Raka pulang dulu," pamit Raka.
Setelah Raka pulang Susi menasehati Alya, memang Susi sendiri yang menyuruh Raka untuk mengawasi Alya.
Bagi Susi anak gadis membutuhkan perhatian yang lebih, jangan sampai salah pergaulan. Beruntung ada Raka yang selalu menjaga dan mengawasi Alya di sekolah.
"Alya, benar kata Raka kamu harus hati-hati dalam berteman. Jangan sampai salah bergaul," kata Susi.
"Mah, tadi itu teman baru. dia baru masuk hari ini," kata Alya.
"Iya, tapi kamu harus tetap hati-hati," ucap Susi tersenyum ke arah Alya.
***
Sore hari saat Aldo pulang kerja, dia membawakan es krim lagi. Kebiasaan sejak mereka kecil terbawa sampai sekarang. Mira juga sudah tidak melarang Raka untuk menemui Aldo, Raka sudah besar pasti tau bagaimana cara memposisikan diri.
"Raka," panggil Aldo dari rumahnya.
"Om, sudah pulang?" tanya Raka, kemudian menuju rumah Aldo.
"Baru saja sampai rumah, Alya mana?" ucap Aldo.
"Ada di rumahnya, Om," jawab Raka.
Aldo kemudian menyuruh Raka untuk memanggilkan Alya, untuk mengajak Alya ke rumah Aldo mereka berdua harus berdebat dulu.
"Ini buat kalian berdua," ucap Aldo, memberikan es krim kepada Alya dan Raka.
"Om, masih ingat saja kesukaan Alya," ucap Alya.
"Tentu dong," jawab Aldo. Sekarang bagaimana kalau kita jalan-jalan sore!" ajak Aldo.
"Kita harus pamit Mamah dulu, Om. Kalau tidak boleh gimana?" kata Raka.
"Om, tau kan? Mamah kita kata gimana kalau marah," sahut Alya.
Mereka bertiga kemudian tertawa, keakraban antara mereka memang sangat erat. Aldo sendiri juga menganggap mereka berdua seperti anaknya sendiri.
Dulu Aldo pernah datang ke kantor Lian, dia meminta izin untuk bertemu dengan Raka. Aldo juga memohon agar memperbolehkan Raka bermain ke rumahnya, dia memang kesepian tidak ada lagi yang menemaninya di rumah. Lian juga mengizinkan Raka untuk bermain ke tempat Aldo.
"Pah, kenapa Om Aldo belum punya istri atau anak? kasihan dia hidup sendiri," ucap Raka.
"Dulu punya istri, tapi sudah berpisah. kenapa kamu tiba-tiba tanya seperti itu?" tanya Lian, pada anaknya.
"Heran aja, Pah. Dari dulu dia selalu membawakan Raka sama Alya oleh-oleh, dia baik banget," kata Raka.
"Gak baik ngomongin orang, ayo kita makan dulu!" ajak Mira, setelah selesai menyiapkan makan malam untuk keluarga kecilnya.
Selesai makan malam, mereka berkumpul di ruang keluarga. Raka tipe anak yang sering bertanya jika ada hal yang membuatnya penasaran.
"Pah, kapan kita liburan? perasaan kita di rumah terus," ucap Raka.
"Liburan kemana? sekolah juga belum libur," ucap Mira.
"Kaya orang-orang gitu, Pah. Biar keluarga kita terlihat bahagia," kata Raka.
"Papah sudah bahagia melihat kamu dan Mamah mu bahagia," ucap Lian, sembari mengacak rambut anaknya.
Memang benar apa yang dikatakan oleh Lian, saat ini dirinya merasa bahagia begitu juga dengan Mira. Dengan kesederhanaan hidup dan keluarga yang saling menyayangi.
Lian memeluk Mira dan Raka, dia bangga memiliki istri dan anak yang nurut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Khalisuga𝐀⃝🥀💙
mampir ya tor, baru mulai baca
2023-05-24
2
Cut Nur Lovely🧸
luar biasa kali hati mu sederhana sekali betul yg di bilang bahagia itu bukan ttg jalan" tetapi kesempirnaan dan apa yg kita lakukan itu baik di lingkungan sekitar dan org tersayang paati bakal bahagia🥰🥰🥰
2023-03-20
3
☠ᵏᵋᶜᶟ🔵⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔 🍾⃝𝚀ͩuᷞεͧεᷠnͣ❣️
Haduhhh ribet banget idup klo begitu ya, dan aneh nya lagi kenapa menyalahkan si anak? orang tua edan
2023-03-19
2