Jarvish menghadap papa tirinya. Jerry Benjamin menatap putra tirinya itu dengan senyum kasih sayang. Lalu, Jerry berkata, "Apa sudah beri kami waktu berkabung selama satu Minggu. Ini sudah satu Minggu. Saatnya kamu bangkit dari kesedihanmu atas meninggalnya Bella Istri kamu. Kamu harus kembali mengelola bisnis perhotelan yang kamu bangun sendiri dari nol"
Jarvish hanya menatap dingin papa tirinya itu. Jerry bukan orang jahat. Jerry juga selalu berlaku adil untuk dia dan Joshua. Tapi, Jerry bukanlah papa kandungnya dan Jerry telah merebut mamanya. Untuk itulah dari umur sebelas tahun sampai dia berumur dua puluh tujuh tahun, Jarvish tidak pernah sekalipun memberikan senyuman ke Jerry. Lalu, pria tampan itu berkata, "Saya tahu harus apa. Om nggak perlu mengatur hidup saya"
Jerry menghela napas panjang saat ia mendengar Jarvish masih belum mau memanggilnya Papa. Lalu, Jerry berkata, "Iya, Papa nggak berhak mengatur hidup kamu. Tapi, kehidupan terus berjalan. Apa kau mau bersedih terus dan bisnis kamu hancur?
Jarvish menggelengkan kepala sekali.
"Papa terus terang kagum sama kamu. Kamu lebih tangguh dan lebih cerdas kalau dibandingkan dengan Joshua. Kamu mampu membangun bisnis kamu sendiri Sedangkan Joshua tidak bisa melakukannya Joshua hanya bisa meneruskan bisnis Papa dan........."
"Anda yang memberikan modal ke saya dan saya sudah mengembalikan modal itu, kan?"
"Hahahaha. Iya, Papa yang kasih kamu modal dan kamu udah berikan modal itu. Papa tidak membahas soal modal itu. Kalau toh kamu tidak kembalikan modalnya, Papa juga nggak akan nuntut kamu. Sebenarnya Papa ingin melepas hotel kamu dari Grup Benjamin. Itu, kan, yang kamu inginkan?"
Jarvish hanya menganggukkan kepala sekali dan masih menatap papa tirinya dengan wajah dingin.
"Tapi, Mama kamu tidak mengijinkan Papa melakukan itu. Mama kamu takut kalau Papa lepaskan hotel kamu, maka kamu akan lepas juga dari sisi Mama kamu dan Papa nggak mau itu terjadi. Papa ingin kekuarga kita tetap utuh"
Jarvish menyeringai kesal dan sambil membetulkan dasinya, ia berkata, "Utuh? Hanya tampak utuh di luar. Tapi, di dalam tak ada yang tahu. Saya akan kembali bekerja dan permisi Om" Jarvish menganggukan kepala sekali dan langsung berputar badan untuk pergi meninggalkan Jerry.
Jerry menatap punggung lebar dan tegap putra tirinya itu dengan helaan napas sedih. Dia sedih belum berhasil mengambil hati anak tirinya itu.
Luna pulang ke rumah sederhana tipe 45 yang dibangun di atas lahan Grup Benjamin. Papa Luna yang bekerja di salah satu perusahaan milik Grup Benjamin yang dikelola oleh Joshua Benjamin, mendapatkan fasilitas rumah di perumahan tersebut. Jajaran Manajer sampai direktur dari Grup Benjamin mendapatkan fasilitas rumah di perumahan tersebut.
Luna turun dari taksi online. Papanya Luna yang mengkhawatirkan putrinya yang tidak pulang semalam tanpa kabar, tampak mondar-mandir di depan pintu.
Melihat putrinya melangkah masuk dengan baju yang berbeda dengan yang dikenakan putrinya semalam, Hanung langsung berdiri tegak di depan pintu dan bersedekap.
Luna menghentikan langkahnya di depan pintu rumah dan langsung menundukkan kepala sambil berucap, "Maaf, Pa. Luna baru pulang pagi ini"
"Ke mana kamu semalam? Kenapa kamu bisa pakai baju yang berbeda dengan baju yang semalam kamu pakai? Darimana kamu?" Hanung menatap Luna penuh selidik.
Luna terus menunduk dan beberapa menarik napas panjang untuk menahan agar kedua matanya tidak menitikkan air mata. Di saat ia merasa sudah bisa menguasai diri, Luna mencoba untuk mengeluarkan suara, "Luna menginap di rumah teman, Pa"
"Siapa teman kamu dan............"
"Saya yang menyuruh Luna tinggal di asrama karyawan kemarin, Pak Hanung. Karena pesta pembukaan hotel baru adik saya berakhir di jam dua belas malam"
Luna terkejut dan langsung mengangkat wajah untuk menoleh ke asal suara. Dia ternganga saat melihat bosnya telah berdiri di sebelahnya.
Hanung sontak berdiri dengan sikap sempurna dan segera menundukkan wajahnya sambil berkata, "Tuan Joshua selamat datang di gubuk saya"
"Angkat kepala Bapak. Nggak usah bersikap terlalu formal dengan saya" Joshua berkata sembari melirik Luna yang masih menatapnya dari arah samping.
Hanung langsung mengangkat wajahnya dan berkata, "Silakan masuk, Tuan"
Joshua berkata, "Baiklah" Pria tampan berkacamata dengan warna rambut abu-abu itu kemudian melangkah maju sembari menoleh ke Luna untuk memberikan senyum tampannya.
Luna yang masih ternganga malah mematung kebingungan di tempat ia berdiri.
Hanung langsung mendelik ke putrinya, "Kamu kenapa malah bengong di situ? Buruan masuk dan buatkan minuman untuk Tuan Joshua!"
Luna langsung berlari kecil masuk ke dalam rumah sambil berucap, "Baik, Pa"
Luna membuat kopi dan menggoreng kroket. Kroket camilan gurih berbahan dasar kentang itu, kemarin sore sudah dia buat adonannya dan dia masukkan ke dalam lemari pendingin. Dia tinggal menggorengnya siang itu.
"Adw keperluan apa Tuan datang ke gubuk saya ini?"
"Saya ingin membicarakan mengenai proyek pembangunan perumahan baru yang tim kita tengah tangani sekarang ini. Sampai di mana progressnya?"
"Progressnya sudah sampai di perencanaan kedua. Sebentar lagi sampai ke perencanaan ketiga dan selesai, Tuan"
Di sela Hanung menjelaskan proyek tersebut, Joshua membatin, Maafkan saya, Pak Hanung. Saya kemari sebenarnya karena saya, mengkhawatirkan Luna. Semalam Luna menghilang begitu saja. Saya lega melihat Luna sudah pulang sekarang ini.
Tiba-tiba pintu rumahnya Hanung diketuk dan tetangganya Hanung menyembulkan kepalanya sambil berkata, "Maaf, Pak Hanung. Anda ditunggu bapak-bapak untuk melanjutkan kerja bakti"
"Ah, iya! Saya harus kerja bakti hari ini. Emm, tapi, Tuan.........." Hanung bangkit berdiri dan menoleh ke kanan dan ke kiri dengan wajah kebingungan.
"Silakan Anda kerja bakti. Saya bisa mengobrol dengan Luna. Luna adalah sekeretaris saya. Saya juga perlu membahas kerjaan dengan Luna"
"Baiklah.Maafkan saya, Tuan. Saya permisi dulu"
"Iya" Sahut Joshua dengan senyum ramahnya.
Joshua mencium bau wangi masakan. Rumah tipe empat lima yang kecil dan dibangun bergaya minimalis itu, mampu menghantarkan wangi masakan dari arah dapur ke ruang makan. Pria tampan berkacamata itu tanpa sadar bangkit berdiri dan melangkah mengikuti aroma wangi masakan.
Joshua sampai di dapur dan tersenyum saat ia melihat Luna tengah asyik menata camilan di atas nampan lalu wanita itu sibuk membuat kopi.
"Kamu pandai memasak juga, ya? Wangi masakan kamu sampai tercium ke ruang depan. Kamu masak apa?"
Luna tersentak kaget dan langsung menoleh ke belakang.
"Saya hanya membuat camilan kecil-kecilan, Tuan"
Joshua tersenyum lalu menarik salah satu kursi yang mengelilingi meja makan berbentuk bundar nan kecil itu untuk ia pakai duduk.
"Tuan kenapa duduk di sini?"
"Saya ingin duduk di sini" Joshua berucap sembari menyomot satu camilan di tertata cantik di atas piring. "Hmm, enak banget. Apa ini namanya?"
"Kroket, Tuan"
"Aku suka" Joshua kembali memberikan senyum tampannya ke Luna.
"Duduklah!"
Luna meletakan cangkir berisi kopi kesukaan Joshua di depan Joshua, lalu ia duduk berseberangan dengan bos tampannya yang sangat baik dan ramah itu.
Joshua menyesap kopi bikinannya Luna, lalu berkata, "Kamu ke mana semalam? Aku jemput kamu, tapi saat aku akan mengantarkanmu pulang, kamu malah menghilang? Lalu, pulang ke rumah kamu barusan, kan?"
Luna refleks menunduk saat ia kembali diingatkan akan peristiwa terkutuk yang harus ia alami semalam.
"Ada apa? Apa yang sudah terjadi semalam?"
Luna masih menunduk dan diam membisu.
"Katakan saja! Kita memang baru kenal seminggu ini. Tapi, aku sudah merasa dekat sama kamu. Katakan saja semuanya ke aku dan aku akan.........."
Joshua menghentikan ucapannya saat ia melihat Luna tiba-tiba menangis tergugu di depannya.
"Katakan ada apa?" Jarvish berucap sambil bangkit berdiri dan lalu ia merangkul bahu Luna untuk menenangkan Luna.
"Jangan ragu untuk menceritakan semuanya ke aku. Aku tidak akan menghakimi kamu. Aku akan menolong kamu dan ........"
"Saya telah diperkosa semalam. hu, hu, hu, hu" Luna semakin menunduk dan menangis tergugu.
Joshua tersentak kaget dan langsung mematung beberapa detik lamanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
auliasiamatir
mudah mudahan josua membantu luna yah
2023-02-08
0
auliasiamatir
baiknya bapak tirinya, anak nya aja gak tau di untung
2023-02-08
0
Machan
typo kak el, joshua bukan jarvish
2023-01-14
0