Paginya saat sarapan teh Melda sudah datang lagi entah mau ngapain karena dia langsung duduk begitu saja ikut sarapan, aku heran dia sarapan disini terus anak sama suaminya gimana.
"Za, si Anto ganteng juga ya, kamu ketemu dia dimana?" Ujarnya.
"Nemu di tong salah" Jawabku
"Kok tong sampah sih, teteh serius lo nayanya"
"Lagian ngapain sih teteh pengen tahu segala" Timpal Irpan adikku.
"Kami diam saja, teteh nanya ke Zizah bukan kamu" Kesalnya.
Aku pun beranjak karena sudah selesai juga sarapannya.
"Kamu mau kemana?" Tanya teh Melda.
"Mau siap-siap, Za udah beres sarapannya" Ujarku.
"Kamu mah mau menghindar dari teteh ya?"
"Ngapain aku menghindar dari teteh, aku nggak punya utang" Jawabku.
"Kok hutang sih, ya kamu nggak mau kalau teteh tanya-tanya tentang Anti iya kan?" Ucapnya sambil memainkan bibirnya.
"Lagian ngapain teteh pengen tahu tentang Anto, mau di bandingkan dengan bagas pacarnya Ratih?"
"Siapa bilang?"
"Za, udah tahu maksud teteh apa, kalau teteh pengen tahu Anto kerja di bengkel dia bukan karyawan kantoran seperti Bagas, bahkan keluarganya tidak tinggal disini, jadi dia hanya bisa nikahin Za secara sederhana," Tuturku karena kesal juga.
Aku pun langsung pergi setelah berkata seperti itu karena aku juga kesal.
Sesampainya di butik aku langsung kerja dan hari ini butik rame banget dan aku baru bisa istirahat saat jam satu siang. Aku pergi sholat lalu makan dan saat selesai aku berpapasan dengan Bang Aldo suaminya mbak Rina.
"Za, aku denger kamu mau menikah ya?" Tanya nya.
"Eh bang, iya bang nanti datang ya! " Ujarku.
"Kamu yakin akan menikah dengan Anto? Kamu sama Anto kan baru kenal sebulan ini?"
"Aku cari yang serius bang, jadi kenapa nggak kalau laki-lakinya serius ya sudah menikah saja" Jawabku.
"Aku cuman bisa berdoa supaya kamu bahagia dan bisa Terima Anto apa adanya"
"Iya bang"
Dia pun melanjutkan jalannya dan aku langsung kembali ke depan. Saat sampai depan aku langsung bisa melihat Anto sedang menungguku.
"Bang" Panggilku.
Anto pun berbalik dan berkata "eh Za, sudah makannya?"
"Udah bang, abang ada perlu apa kesini?" Tanyaku.
"Berkasnya sudah selesai di daftarkan jadi nanti hari minggu akad nya pukul sembilan pagi"ujarnya.
" Iya bang"
"Ya sudah aku kembali kerja ya" Pamitnya.
Anto pun pergi namun tiba-tiba Tika menghadang ku.
"Teteh bisa jelaskan?" Titahnya.
"Apa yang di jelasin?" Tanyaku bingung.
"itu yang kakak bicarakan dengan bang Anto." Ujarnya.
"Oh itu, aku mau menikah Ti, jadi kamu hadir ya!"
"Menikah sama bang Anto?" Kagetnya.
"Iya, kenapa?"
"Kok bisa?"
"Ya bisa dong, masa nggak" Lalu aku tertawa karena melihat ekspresi Tika "dia berani datang ke rumah jmdan dia mau nikahin aku dalam waktu dekat ini" Lanjutku.
"Ah teh aku senang akhirnya teteh mau terima bang Anto"
"Kenapa kamu semang?" Tanya ku heran.
"Bang Anto itu baik dan dia pasti bisa bagian teteh" Ujarnya.
"Iya mudah-mudahan ya"
Kami pun lanjut kerja.
Saat malam Anto sudah menungguku karena dia akan mengantarkan aku pulang. Setelah sampai ternyata Anto ingin masuk dan bertemu dengan bapak.
"Za, aku masuk ya, aku ingin bicara sama bapak sebentar" Ujarnya.
"Oh iya bang silahkan, tapi kalau bapak sudah tidur paling besok bang" Beritahu ku.
"Iya tidak apa-apa"
Aku pun masuk dan menyuruh Anto untuk nunggu di depan.
Tok… . Tok… tok… ..
"Bu pak, sudah tidur?" Panggilku.
Tiba-tiba pintu di buka menampilkan ibu.
"Ada Za?" Tanya ibu.
Anu bu, bapak sudah tidur?"tanyaku pada Ibu.
"Belum memang kenapa?"
"Bang Anto ingin bicara sama abah" Ujarku.
"Oh ya sudah ibu panggilkan dulu ya" Ujar ibu kalau dia masuk lalu duduk di ruang tamu dan aku pergi ke kamar menyimpan tas yang aku pakai. Aku keluar lagi dan ternyata bapak sudah duduk bersama Anto.
"Jadi kamu semua berkas sudah beres dan acara ijab kabulnya jam sembilan?" Tanya bapak.
"Iya Pak, dan ini aku ada uang buat buat keperluan disini, walau acara sederhana pasti butuh biaya juga kan?" Ujarnya sambil menyerahkan amplop dan itu pastinya uang.
"Dia dapat uang dari mana" Tanyaku dalam hati.
"Kamu punya uang dari mana? Maaf bapak bukan maksud menghina kamu cuman kan acara ini mendadak bapak takut kamu pinjam dan itu akan membuat kamu susah nantinya"ujar bapak.
Anto pun tersenyum sebelum menjawab " Bapak sama keluarga tenang saja ini uang dikirim dari kampung karena orang tuaku sudah menyiapkan dana buat saya menikah walau mungkin tidak besar"jawabnya.
"Oh, begitu tapi kenapa orang tuamu tidak bisa datang?" Tanya bapak.
"Mereka lagi sibuk pak" Jawabnya.
"Ya sudah bapak mengerti"
"Tapi bapak tenang saja nanti akan ada keluarga saya kok yang menjadi saksi" Ujaranya.
Bapak pun mangut-mangut.
"Bapak terima uang nya nak Antok"
"Iya silahkan pak"
Cukup lama bapak dan Anto mengobrol sedang kan aku sudah ngantuk bahkan mata ini sudah tidak bisa di ajak kerja sama.
"Kamu ngantuk, tidak saja sana aku sebentar lagi pulang ko"ujarnya
" Serius tidak apa aku tinggal?"
"Iya" Jawabnya.
Aku pun masuk kamar dan langsung aku tidur karena mataku ku sudah ingin di tutup.
Paginya saat sarapan tiba-tiba bapak berkata "Za uang yang di kasih Anto jumlahnya Lima belas juta, mau kamu pakai buat apa?" Tanya bapak.
"Za tidak tahu pak" Jawabku.
"Ya buat sewa tukang rias lah teh, buat kebaya dekor riasan sama alat makan juga" Ujar Ratih.
"Kalau untuk kebaya Za sudah ada bu,pak, untuk riasan wajah Za sudah minta Mela untuk merias Za, jadi gunakan buat prasmanan saja pak"Ujarku.
" Teteh udah punya kebaya dari mana?jangan bilang teteh beli di pasar"cibirnya.
Aku tersenyum sebelum menjawab "aku di kasih sama mbak Rina pemilik butik tempat aku kerja"
"Apa?yang benar teh?"
Aku pun hanya mengangguk.
"Baik banget bos mu Za" Ujar Ibu.
"Alhamdulillah bu"
"Ya sudah uang nya Ibu yang pegang saja buat bahan makanan" Ujar bapak.
Aku kadang merasa aneh karena pernikahanku seolah-olah tidak sederhana karena Anto menyiapkannya dengan baik. Namun aku tak berani bertanya karena takut menyinggung nya. Seperti hari ini bu Aminah ibunya kang Tio mengajak ku berbelanja buat keperluan seserahan. Tapi dia mengajak ku ke mall bukan ke pasar dan dia masuk ke toko mewah semua bahkan mas kawin pun dia yang pilih dan itu sangat mahal banget.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments