Ameer tak bisa melupakan wanita yang ia temui di restoran, tatapan dingin wanita itu terus muncul dalam benaknya.
Setiap kali mengingat wanita itu, jantung Ameer berdetak lebih cepat dari biasanya dan hal seperti ini tak pernah ia rasakan sebelumnya.
"Ameer?"
Ameer tersentak saat mendengar suara ketukan pintu. "Ameer, sudah sore, sudah waktunya mengisi kajian!"
"Iya, Ummi, sebentar lagi aku ke sana," sahut Ameer. Ia segera mengambil peci dan kitabnya kemudian bergegas keluar dari kamar.
"Lama sekali, kamu sedang sibuk?" tanya sang ibu.
"Tidak, hanya sedikit lelah tadi," ujar Ameer.
Keduanya pun bergegas ke musholla, tempat yang dijadikan perkumpulan jemaah untuk mengkaji kitab tertentu di setiap minggunya.
Di kajian itu, Ameer bertemu dengan Hana. Keduanya saling sapa seperti biasa. "Kamu baru pulang dari pesantren, bagaimana kalau kamu yang mengisi kajian?" saran Ameer yang tentu saja langsung ditolak oleh Hana.
"Tidak mau, aku malu," kata Hana.
"Malu kenapa? Kamu hanya perlu membagi pengetahuan kamu, bukankah itu sebuah kewajiban?" kekeh Ameer.
"Aku tahu, hanya saja ...." Hana menatap para jemaah yang lain. "Aku merasa belum pantas," cicitnya.
"Ya Allah, Hana, kamu sudah sangat pantas melakukannya." Ameer menyodorkan kitab Safinah Al-Najah. "Sekarang bab zakat, gampang, kan?"
"Terima saja, Dek," seru Riana sambil mengedipkan matanya.
"Ayolah, setelah ini kita bisa berbagi tugas," bujuk Ameer.
"Baiklah." Akhirnya Hana mengalah, membuat Riana dan Ameer merasa senang. "Tolong tegur aku jika ada penjelasan ku yang salah," pinta Hana.
"Pasti," jawab Ameer setelah itu ia memberikan pengumuman bahwa adik sepupunya yang akan mengisi kajian. Hal itu rupanya membuat orang-orang merasa senang, terutama Ibu Ameer.
"Mereka sangat cocok jadi pasangan," bisik salah satu jemaah pengajian.
"Benar, mereka sepupu tapi mereka pasti sangat cocok jadi suami istri," bisik yang lain.
Ameer memberikan isyarat pada adik sepupunya itu memulai materi, dan Hana pun melakukannya dengan baik.
Seperti biasa, saat kajian berlangsung semua jemaah mendengarkan dengan baik. Penjelasan Hana pun tampak ringan dan mudah dipahami. Bahkan Ameer merasa takjub dengan kepandaian Hana.
Sang Ibu yang melihat itu semakin yakin untuk menjodohkan Ameer dengan Hana.
...🦋...
"Meizia? Kau tidak bekerja?"
Wanita yang dipanggil Meizia itu mendongak, menatap temannya yang kini masuk ke kamar.
"Aku sedang halangan," jawab Meizia singkat kemudian ia kembali menunduk, membaca buku yang ia pegang.
"Oh, kalau begitu kau mau ikut aku? Mami Lala memintaku berbelanja, ini sangat banyak."
Teman Meizia yang bernama Jenny itu menunjukan catatan belanjaannya yang memang cukup banyak.
"Astaga, bukannya baru beberapa hari yang lalu dia berbelanja?" keluh Meizia.
"Dia bilang semua barang sudah habis, kita pergi sekarang?" tanya Jenny.
Meizia melirik jam dinding kamarnya, sudah jam 8 malam. "Ayo!"
...🦋...
"Aku sedang di supermarket, Ummi, sebentar lagi pulang," kata Ameer pada sang ibu yang sedang berbicara dengannya di telfon.
"Sekalian beli tepung sama mentega, Ameer. Di rumah persediaan sudah habis."
"Iya, Ummi, sudah dulu, ya. Assalamu'alaikum."
"Waalaikum salam, hati-hati pulangnya."
"Baik, Ummi."
Ameer menghela napas lesu saat melihat antrian di kasir, padahal dia mampir ke supermarket ini hanya untuk membeli minuman karena tadi ia haus. Dan sekarang ia harus membeli tepung juga mentega.
Mau tak mau, Ameer keluar dari barisan antrian. Saat Ameer hendak mengambil tepung, tiba-tiba ada orang lain yang juga mengambil tepung yang sama.
"Maaf," ucap Ameer sambil menoleh, ia terkejut saat melihat wanita itu adalah ....
"Kamu?" gumam Ameer, dia adalah wanita yang di restoran.
"Tidak apa-apa," ucap wanita itu dengan dingin sambil mengambil tepungnya, Ameer mengernyit saat melihat bekas sayatan di pergelangan tangan kanan wanita itu.
"Meizia, sudah ambil tepungnya?"
Meizia mengangguk setelah itu ia pergi dari hadapan Ameer. "Kenapa aku bertemu dengannya lagi?" gumam Meizia yang juga tampak terkejut.
"Meizia?" panggil Ameer yang seketika membuat langkah Meizia terhenti.
Ameer tersenyum senang karena ternyata benar nama wanita itu Meizia, ia pun menghampiri Meizia. "Tadi siang kita bertemu, kau ingat?" tanya Ameer.
"Aku lupa," jawab Meizia yang membuat Ameer melongo.
"Tapi__"
Meizia segera menghampiri Jenny tanpa mau mendengarkan ucapan Ameer.
"Kita pergi dari sini," bisik Meizia sambil meletakkan keranjang belanjaannya di lantai.
"Tapi belanjaan kita?" kata Jenny.
"Kita belanja di tempat lain."
Meizia menarik paksa Jenny keluar dari tempat tersebut, sementara Ameer tak bisa lagi mengejar karena kedua wanita itu sudah masuk ke dalam mobil mereka.
"Kenapa dia seperti menghindari ku?" gumam Ameer bingung. "Dan bekas luka apa di tangannya?"
Sementara di sisi lain, kini Meizia melajukan mobilnya ke toko lain. "Pria itu siapa?" tanya Jenny.
"Ustaz Ameer," jawab Meizia.
"Aku tidak tahu," ucap Jenny sambil tertawa kecil. "Di mana kalian saling mengenal?"
"Kami tidak saling mengenal, aku hanya tahu namanya karena dia ... dia Ustaz."
Kening Jenny berkerut, tak mengerti dengan apa yang sebenarnya dibicarakan oleh Meizia.
"Kamu menghadiri kajian?" cicit Jenny akhirnya.
"Tidak, hanya pernah mendengar namanya di media sosial. Orang-orang mengaguminya, dia Ustaz muda yang tampan dan ...." Meizia menggantung ucapannya, mengingat kembali pertemuannya dengan Ameer. "Dan suci," lirihnya.
"Ah, manusia suci itu tidak ada. Mereka hanya sok suci."
...🦋...
Saat pulang ke rumah, Ameer dikejutkan dengan kehadiran kedua orang tua Hana yang katanya datang untuk membicarakan perjodohan Ameer dan Hana.
Hal itu tentu saja membuat Ameer terkejut karena ia masih tidak bisa menjawab tawaran itu.
"Bagaimana, Ameer? Kamu pasti sudah memikirkannya," kata Abi Thohir, ayah Hana.
"Ameer, kamu mau 'kan kalau dijodohkan dengan Hana?" desak ibundanya.
Ameer masih terdiam dan ia teringat dengan Meizia, Ameer merasa telah jatuh cinta pada wanita itu.
"Kamu belum memiliki wanita impianmu, kan?" tanya Abi Thohir lagi.
"Sebenarnya aku ... aku sudah menemukannya, Om," jawab Ameer. "Dan itu bukan Hana, maafkan aku."
...🦋...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Heny
Klau mrk sepupu apa blh nikah
2024-12-02
0
Lilis nurohmah
seharusnya beristighfar menyebut nm alloh.bkny ini cerita islami.. maaf hanya memberikan masukan.
2023-02-05
1
Santi Rahma
aku mmpr ksini selalu suka stiap krya2 nya.selalu top markotp
💪💪💪💪💪💪💪
2023-01-29
2