Bab 2 - Bertemu Lagi

Ameer tak bisa melupakan wanita yang ia temui di restoran, tatapan dingin wanita itu terus muncul dalam benaknya.

Setiap kali mengingat wanita itu, jantung Ameer berdetak lebih cepat dari biasanya dan hal seperti ini tak pernah ia rasakan sebelumnya.

"Ameer?"

Ameer tersentak saat mendengar suara ketukan pintu. "Ameer, sudah sore, sudah waktunya mengisi kajian!"

"Iya, Ummi, sebentar lagi aku ke sana," sahut Ameer. Ia segera mengambil peci dan kitabnya kemudian bergegas keluar dari kamar.

"Lama sekali, kamu sedang sibuk?" tanya sang ibu.

"Tidak, hanya sedikit lelah tadi," ujar Ameer.

Keduanya pun bergegas ke musholla, tempat yang dijadikan perkumpulan jemaah untuk mengkaji kitab tertentu di setiap minggunya.

Di kajian itu, Ameer bertemu dengan Hana. Keduanya saling sapa seperti biasa. "Kamu baru pulang dari pesantren, bagaimana kalau kamu yang mengisi kajian?" saran Ameer yang tentu saja langsung ditolak oleh Hana.

"Tidak mau, aku malu," kata Hana.

"Malu kenapa? Kamu hanya perlu membagi pengetahuan kamu, bukankah itu sebuah kewajiban?" kekeh Ameer.

"Aku tahu, hanya saja ...." Hana menatap para jemaah yang lain. "Aku merasa belum pantas," cicitnya.

"Ya Allah, Hana, kamu sudah sangat pantas melakukannya." Ameer menyodorkan kitab Safinah Al-Najah. "Sekarang bab zakat, gampang, kan?"

"Terima saja, Dek," seru Riana sambil mengedipkan matanya.

"Ayolah, setelah ini kita bisa berbagi tugas," bujuk Ameer.

"Baiklah." Akhirnya Hana mengalah, membuat Riana dan Ameer merasa senang. "Tolong tegur aku jika ada penjelasan ku yang salah," pinta Hana.

"Pasti," jawab Ameer setelah itu ia memberikan pengumuman bahwa adik sepupunya yang akan mengisi kajian. Hal itu rupanya membuat orang-orang merasa senang, terutama Ibu Ameer.

"Mereka sangat cocok jadi pasangan," bisik salah satu jemaah pengajian.

"Benar, mereka sepupu tapi mereka pasti sangat cocok jadi suami istri," bisik yang lain.

Ameer memberikan isyarat pada adik sepupunya itu memulai materi, dan Hana pun melakukannya dengan baik.

Seperti biasa, saat kajian berlangsung semua jemaah mendengarkan dengan baik. Penjelasan Hana pun tampak ringan dan mudah dipahami. Bahkan Ameer merasa takjub dengan kepandaian Hana.

Sang Ibu yang melihat itu semakin yakin untuk menjodohkan Ameer dengan Hana.

...🦋...

"Meizia? Kau tidak bekerja?"

Wanita yang dipanggil Meizia itu mendongak, menatap temannya yang kini masuk ke kamar.

"Aku sedang halangan," jawab Meizia singkat kemudian ia kembali menunduk, membaca buku yang ia pegang.

"Oh, kalau begitu kau mau ikut aku? Mami Lala memintaku berbelanja, ini sangat banyak."

Teman Meizia yang bernama Jenny itu menunjukan catatan belanjaannya yang memang cukup banyak.

"Astaga, bukannya baru beberapa hari yang lalu dia berbelanja?" keluh Meizia.

"Dia bilang semua barang sudah habis, kita pergi sekarang?" tanya Jenny.

Meizia melirik jam dinding kamarnya, sudah jam 8 malam. "Ayo!"

...🦋...

"Aku sedang di supermarket, Ummi, sebentar lagi pulang," kata Ameer pada sang ibu yang sedang berbicara dengannya di telfon.

"Sekalian beli tepung sama mentega, Ameer. Di rumah persediaan sudah habis."

"Iya, Ummi, sudah dulu, ya. Assalamu'alaikum."

"Waalaikum salam, hati-hati pulangnya."

"Baik, Ummi."

Ameer menghela napas lesu saat melihat antrian di kasir, padahal dia mampir ke supermarket ini hanya untuk membeli minuman karena tadi ia haus. Dan sekarang ia harus membeli tepung juga mentega.

Mau tak mau, Ameer keluar dari barisan antrian. Saat Ameer hendak mengambil tepung, tiba-tiba ada orang lain yang juga mengambil tepung yang sama.

"Maaf," ucap Ameer sambil menoleh, ia terkejut saat melihat wanita itu adalah ....

"Kamu?" gumam Ameer, dia adalah wanita yang di restoran.

"Tidak apa-apa," ucap wanita itu dengan dingin sambil mengambil tepungnya, Ameer mengernyit saat melihat bekas sayatan di pergelangan tangan kanan wanita itu.

"Meizia, sudah ambil tepungnya?"

Meizia mengangguk setelah itu ia pergi dari hadapan Ameer. "Kenapa aku bertemu dengannya lagi?" gumam Meizia yang juga tampak terkejut.

"Meizia?" panggil Ameer yang seketika membuat langkah Meizia terhenti.

Ameer tersenyum senang karena ternyata benar nama wanita itu Meizia, ia pun menghampiri Meizia. "Tadi siang kita bertemu, kau ingat?" tanya Ameer.

"Aku lupa," jawab Meizia yang membuat Ameer melongo.

"Tapi__"

Meizia segera menghampiri Jenny tanpa mau mendengarkan ucapan Ameer.

"Kita pergi dari sini," bisik Meizia sambil meletakkan keranjang belanjaannya di lantai.

"Tapi belanjaan kita?" kata Jenny.

"Kita belanja di tempat lain."

Meizia menarik paksa Jenny keluar dari tempat tersebut, sementara Ameer tak bisa lagi mengejar karena kedua wanita itu sudah masuk ke dalam mobil mereka.

"Kenapa dia seperti menghindari ku?" gumam Ameer bingung. "Dan bekas luka apa di tangannya?"

Sementara di sisi lain, kini Meizia melajukan mobilnya ke toko lain. "Pria itu siapa?" tanya Jenny.

"Ustaz Ameer," jawab Meizia.

"Aku tidak tahu," ucap Jenny sambil tertawa kecil. "Di mana kalian saling mengenal?"

"Kami tidak saling mengenal, aku hanya tahu namanya karena dia ... dia Ustaz."

Kening Jenny berkerut, tak mengerti dengan apa yang sebenarnya dibicarakan oleh Meizia.

"Kamu menghadiri kajian?" cicit Jenny akhirnya.

"Tidak, hanya pernah mendengar namanya di media sosial. Orang-orang mengaguminya, dia Ustaz muda yang tampan dan ...." Meizia menggantung ucapannya, mengingat kembali pertemuannya dengan Ameer. "Dan suci," lirihnya.

"Ah, manusia suci itu tidak ada. Mereka hanya sok suci."

...🦋...

Saat pulang ke rumah, Ameer dikejutkan dengan kehadiran kedua orang tua Hana yang katanya datang untuk membicarakan perjodohan Ameer dan Hana.

Hal itu tentu saja membuat Ameer terkejut karena ia masih tidak bisa menjawab tawaran itu.

"Bagaimana, Ameer? Kamu pasti sudah memikirkannya," kata Abi Thohir, ayah Hana.

"Ameer, kamu mau 'kan kalau dijodohkan dengan Hana?" desak ibundanya.

Ameer masih terdiam dan ia teringat dengan Meizia, Ameer merasa telah jatuh cinta pada wanita itu.

"Kamu belum memiliki wanita impianmu, kan?" tanya Abi Thohir lagi.

"Sebenarnya aku ... aku sudah menemukannya, Om," jawab Ameer. "Dan itu bukan Hana, maafkan aku."

...🦋...

Terpopuler

Comments

Heny

Heny

Klau mrk sepupu apa blh nikah

2024-12-02

0

Lilis nurohmah

Lilis nurohmah

seharusnya beristighfar menyebut nm alloh.bkny ini cerita islami.. maaf hanya memberikan masukan.

2023-02-05

1

Santi Rahma

Santi Rahma

aku mmpr ksini selalu suka stiap krya2 nya.selalu top markotp
💪💪💪💪💪💪💪

2023-01-29

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Menyentuh Hatinya
2 Bab 2 - Bertemu Lagi
3 Bab 3 - Ingin Mendekat
4 Bab 4 - Takdir Meizia?
5 Bab 5 - Misteri Di Balik Matanya
6 Bab 6 - Fakta Tentangnya
7 Bab 7 - Tak Pantaskah?
8 Bab 8 - Kecewa kah?
9 Bab 9 - Kepedulian Yang Berarti
10 Bab 10 - Keputus-asaan Meizia
11 Bab 11 - Sebenarnya Juga Cinta
12 Bab 12 - Mencari Jawaban
13 Bab 13 - Penolakan
14 Bab 14 - Level Tertinggi Dalam Cinta
15 Bab 15 - Mau Pergi Atau Tinggal?
16 Bab 16 - Menyerah
17 Bab 17 - Jawaban Hati Ameer
18 Bab 18 - Salah Faham?
19 Bab 19 - Mencarinya
20 Bab 20 - Melangkahi Batas?
21 Bab 21 - Saatnya Memilih
22 Bab 22 - Membawanya
23 Bab 23 - Membantu
24 Bab 24 - Dari Hati Ke Hati
25 Bab 25 - Saatnya Melepaskan
26 Bab 26 - Menutup Kertas Hitam
27 Bab 27 - Membuka Lembaran Baru
28 Bab 28 - Pilihan Yang Dijanjikan
29 Bab 29 - Langkah Baru
30 Bab 30 - Awal Dari Perjalanan Yang Sesungguhnya
31 Bab 31 - Meyakinkan Mereka.
32 Bab 32 - Restu?
33 Bab 33 - Keputusan
34 Bab 34 - Hari Bahagia Menanti
35 Bab 35 - Persiapan Pernikahan
36 Bab 36 - Pilihan Terakhir
37 Bab 37 - Janji Suci
38 Bab 38 - Janji Suci Sang Pengantin
39 Bab 39 - Makmum Tercinta
40 Bab 40 - Malam Yang Berbeda
41 Bab 41 - Malam Yang Berbeda 2
42 Bab 42 - Kedua Ratu
43 Bab 43 - Bayang-bayang Kelam
44 Bab 44 - Menjadi Ratunya
45 Bab 45 - Penyerahan Diri
46 Bab 46 - Warna Baru
47 Bab 47 - Semakin Manis
48 Bab 48 - Cinta Sejati
49 Bab 49 - Roda Kehidupan
50 Bab 50 - Rencana Resepsi
51 Bab 51 - Hamil
52 Bab 52 - Antara Cinta Dan Noda
53 Bab 53 - Kebahagiaan Mereka
54 Bab 54 - Anugerah Atas Cinta-Nya
55 Bab 55 - Misteri?
56 Bab 56 - Pria Impian
57 Bab 67 - Kepergian
58 Bab 58 - Kabar Bahagia
59 Bab 59 - Kebahagiaan Yang Menanti
60 Bab 60 - Acara Resepsi
61 Bab 61 - Sang Pangeran
62 Bab 62 - Mengidam
63 Bab 63 - Suka Atau Tidak?
64 Bab 64 -
65 Bab 65 - Mengidam Lagi
66 Bab 69
67 Bab 67 - Lamaran Diterima
68 Bab 68 - Anugerah Untuk Yang Tercinta
69 Bab 69 - Syukuran
70 Bab 70
71 Bab 71 - Menuju Hari Pernikahan
72 Bab 72 - Yang Dipersiapkan
73 Bab 73 - Keistimewaan Wanita Hamil
74 Bab 74 - Yang Terjadi
75 Bab 75 - Yang Terjadi 2
76 Bab 76 - Takdir?
77 Bab 77 - Pasrah
78 Bab 78 - Takdir 2
79 Bab 79 - Pasrah 2
80 Bab 80 - Misteri Takdir
81 Bab 81 - Ikhlas Yang Sesungguhnya
82 Bab 82 - Kabar Bahagia Dan Sebaliknya
83 Bab 83 - Adakah Keadilan Itu?
84 Bab 84 - Malaikat Tak Bersayap
85 Bab 85 - Pilihan
86 Bab 86 - Kelahirannya
87 Bab 87 - Takdir-Nya
88 Bab 88 - Hancur
89 Bab 89 - Mengantarnya Pulang
90 Bab 90 - Pelajaran Langsung
91 Bab 91 - Luka Yang Lebih Dalam
92 Bab 92 - Haruskah Keadilan Itu Dipertanyakan?
93 Bab 93 - Kehidupan Yang Baru
94 Bab 94 - Berlian Ameer
95 Bab 95 - Kesempurnaan Di Balik Kekurangan
96 Bab 96 - Arti Dari 'Semua Ada Hikmahnya'
97 Bab 97 - Sang Malaikat Tak Bersayap
98 Bab 98 - Haruskah Memulai Hidup Yang Baru?
99 Bab 99 - Melangkah Dari Awal (Tamat)
100 Pengumuman
101 Bab 100 - Bonchap
102 Promo
103 Promo Dijodohkan Dengan Ustaz Tampan
104 Promo Merebut Kembali Suamiku
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Bab 1 - Menyentuh Hatinya
2
Bab 2 - Bertemu Lagi
3
Bab 3 - Ingin Mendekat
4
Bab 4 - Takdir Meizia?
5
Bab 5 - Misteri Di Balik Matanya
6
Bab 6 - Fakta Tentangnya
7
Bab 7 - Tak Pantaskah?
8
Bab 8 - Kecewa kah?
9
Bab 9 - Kepedulian Yang Berarti
10
Bab 10 - Keputus-asaan Meizia
11
Bab 11 - Sebenarnya Juga Cinta
12
Bab 12 - Mencari Jawaban
13
Bab 13 - Penolakan
14
Bab 14 - Level Tertinggi Dalam Cinta
15
Bab 15 - Mau Pergi Atau Tinggal?
16
Bab 16 - Menyerah
17
Bab 17 - Jawaban Hati Ameer
18
Bab 18 - Salah Faham?
19
Bab 19 - Mencarinya
20
Bab 20 - Melangkahi Batas?
21
Bab 21 - Saatnya Memilih
22
Bab 22 - Membawanya
23
Bab 23 - Membantu
24
Bab 24 - Dari Hati Ke Hati
25
Bab 25 - Saatnya Melepaskan
26
Bab 26 - Menutup Kertas Hitam
27
Bab 27 - Membuka Lembaran Baru
28
Bab 28 - Pilihan Yang Dijanjikan
29
Bab 29 - Langkah Baru
30
Bab 30 - Awal Dari Perjalanan Yang Sesungguhnya
31
Bab 31 - Meyakinkan Mereka.
32
Bab 32 - Restu?
33
Bab 33 - Keputusan
34
Bab 34 - Hari Bahagia Menanti
35
Bab 35 - Persiapan Pernikahan
36
Bab 36 - Pilihan Terakhir
37
Bab 37 - Janji Suci
38
Bab 38 - Janji Suci Sang Pengantin
39
Bab 39 - Makmum Tercinta
40
Bab 40 - Malam Yang Berbeda
41
Bab 41 - Malam Yang Berbeda 2
42
Bab 42 - Kedua Ratu
43
Bab 43 - Bayang-bayang Kelam
44
Bab 44 - Menjadi Ratunya
45
Bab 45 - Penyerahan Diri
46
Bab 46 - Warna Baru
47
Bab 47 - Semakin Manis
48
Bab 48 - Cinta Sejati
49
Bab 49 - Roda Kehidupan
50
Bab 50 - Rencana Resepsi
51
Bab 51 - Hamil
52
Bab 52 - Antara Cinta Dan Noda
53
Bab 53 - Kebahagiaan Mereka
54
Bab 54 - Anugerah Atas Cinta-Nya
55
Bab 55 - Misteri?
56
Bab 56 - Pria Impian
57
Bab 67 - Kepergian
58
Bab 58 - Kabar Bahagia
59
Bab 59 - Kebahagiaan Yang Menanti
60
Bab 60 - Acara Resepsi
61
Bab 61 - Sang Pangeran
62
Bab 62 - Mengidam
63
Bab 63 - Suka Atau Tidak?
64
Bab 64 -
65
Bab 65 - Mengidam Lagi
66
Bab 69
67
Bab 67 - Lamaran Diterima
68
Bab 68 - Anugerah Untuk Yang Tercinta
69
Bab 69 - Syukuran
70
Bab 70
71
Bab 71 - Menuju Hari Pernikahan
72
Bab 72 - Yang Dipersiapkan
73
Bab 73 - Keistimewaan Wanita Hamil
74
Bab 74 - Yang Terjadi
75
Bab 75 - Yang Terjadi 2
76
Bab 76 - Takdir?
77
Bab 77 - Pasrah
78
Bab 78 - Takdir 2
79
Bab 79 - Pasrah 2
80
Bab 80 - Misteri Takdir
81
Bab 81 - Ikhlas Yang Sesungguhnya
82
Bab 82 - Kabar Bahagia Dan Sebaliknya
83
Bab 83 - Adakah Keadilan Itu?
84
Bab 84 - Malaikat Tak Bersayap
85
Bab 85 - Pilihan
86
Bab 86 - Kelahirannya
87
Bab 87 - Takdir-Nya
88
Bab 88 - Hancur
89
Bab 89 - Mengantarnya Pulang
90
Bab 90 - Pelajaran Langsung
91
Bab 91 - Luka Yang Lebih Dalam
92
Bab 92 - Haruskah Keadilan Itu Dipertanyakan?
93
Bab 93 - Kehidupan Yang Baru
94
Bab 94 - Berlian Ameer
95
Bab 95 - Kesempurnaan Di Balik Kekurangan
96
Bab 96 - Arti Dari 'Semua Ada Hikmahnya'
97
Bab 97 - Sang Malaikat Tak Bersayap
98
Bab 98 - Haruskah Memulai Hidup Yang Baru?
99
Bab 99 - Melangkah Dari Awal (Tamat)
100
Pengumuman
101
Bab 100 - Bonchap
102
Promo
103
Promo Dijodohkan Dengan Ustaz Tampan
104
Promo Merebut Kembali Suamiku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!