Mengejar Butiran Tasbih Cinta-Nya
"Usiamu suda 30 tahun, kami ingin menimang cucu darimu, Ameer."
Ameer hanya bisa meringis mendengar keluhan sang ibu untuk yang ke sekian kalinya.
"Ummi, bukannya aku tidak mau menikah. Tapi jodohnya belum datang," kilah Ameer kemudian ia menyuapkan satu sendok nasi goreng ke dalam mulutnya.
Saat ini, Ameer dan kedua orang tuanya sedang sarapan bersama seperti biasa sementara kedua saudara Ameer yang bernama Shafa dan Marwa sudah menikah dan tinggal bersama suami mereka.
"Laki-laki itu tidak bisa hanya menunggu jodoh datang, Ameer, kamu harus ada usaha untuk menemukannya," ujar Abi Zaid.
"Aku sedang berusaha," sahut Ameer.
"Sudah menemukannya? Atau kamu punya wanita idaman tertentu?" tanya sang ibu penasaran.
"Sebenarnya belum," jawab Ameer yang lagi-lagi cengengesan, membuat ibunya itu berdecak kesal.
"Bagaimana dengan Hana?" Pupil mata Ameer langsung melebar saat sang ayah menyebutkan nama adik sepupunya itu.
"Dia ... masyaallah, wanita yang baik," tukas Ameer dengan jujur.
"Kau mau kalau kami menjodohkan dengannya?" tanya sang ibu lagi, kali ini ia menatap Ameer penuh harap. "Tidak perlu dijawab sekarang, kau bisa memikirkannya terlebih dahulu."
Ameer berpikir sejenak, rasanya setiap pria pasti mengidamkan Hana sebagai seorang istri. Adik sepupunya itu bukan hanya cantik, tetapi ia juga seorang penghafal Qur'an bahkan pernah memenangkan lomba menghafal Al-Qur'an di tingkat nasional.
"Aku akan memikirkannya," sahut Ameer kemudian. "Sekarang aku harus pergi." Pria itu meneguk air minumnya, setelah itu mencium tangan kedua orang tuanya bergantian.
"Jangan lupa nanti sore ada kajian, Ameer," seru sang Ibu mengingatkan putranya itu.
"Iya, Ummi, Insyaallah aku akan mengisi kajian."
...🦋...
"Aku dengar Abi mau menjodohkanmu dengan Ustaz Ameer, kamu mau, Hana?"
Hana Karimah, wanita yang baru saja pulang dari pesantren itu hanya bisa tertawa kecil saat mendapatkan pertanyaan seperti itu dari Riana, kaka perempuannya.
"Kalau aku sih terserah Abi saja, Mbak," kata Hana. "Aku sudah memutuskan akan menikah sama siapapun yang abi pilih."
"Isssh, baktimu memang tidak perlu diragukan lagi," kata Riana.
"Bukan begitu," bantah Hana. "Aku ini perempuan, ngga punya teman lelaki jadi nggak bisa memutuskan menginginkan siapa sebagai suamiku. Perjuanganku hanya lewat do'a dan jika Abi membawa seorang pria untukku, maka mungkin itu jawaban dari do'a ku," tukas Hana panjang lebar.
"Lalu bagaimana dengan Ameer? Apa dia sesuai dengan isi doamu?" goda Riana yang langsung membuat wajah Hana merona. "Nggak usah dijawab, raut wajahmu sudah mengatakan semuanya." Riana tertawa. "Aku akan memberi tahu Abi, biar pernikahan kalian segera dilaksanakan."
"Mbak Riana, jangan!" cegah Hana tetapi sudah terlambat, kakaknya itu sudah meluncur keluar dari kamarnya sambil berteriak memanggil ayah mereka.
...🦋...
Selain menjadi seorang Ustaz di madrasah sang ayah, Ameer juga pemilik Ar-Raihan Tour & Travel. Agent Travel khusus jemaah Haji dan Umrah yang ia kelola bersama temannya- Rizal.
Usaha ini baru berjalan selama 3 tahun dan sejauh ini semuanya berjalan dengan lancar.
Saat hari sudah siang dan memasuki waktu shalat Dzuhur, seperti biasa Ameer akan menghentikan aktivitasnya untuk memenuhi panggilan Rabb-nya itu.
Setelah selesai shalat, Ameer dan Rizal pergi ke restoran yang tak jauh dari masjid untuk makan siang.
"Aku pesan nasi dan ayam panggang, minumnya air putih saja," ujar Ameer pada sang pelayan.
"Aku mau ayam panggang satu, bebek panggang satu dan minumnya jus jeruk," tukas Rizal yang membuat Ameer terkekeh. Temannya ini memang makan lebih banyak darinya.
"Baik, Pak, pesanannya akan segera kami proses," ujar sang pelayan.
"Restorannya cukup ramai," kata Rizal. Ameer pun menatap ke sekelilingnya dan restoran itu memang lebih ramai dari sebelumnya.
Pandangan Ameer terhenti pada seorang wanita yang duduk di pojok, wanita itu menatap keluar jendela dengan tatapan dengan kosong.
Hingga tiba-tiba ada wanita lain yang datang menepuk pundaknya. Wanita itu tersenyum sekilas, senyum yang tak sampai ke matanya.
Wanita itu menikmati hidangan makan siangnya dalam diam. Raut wajahnya tampak datar.
"Siapa wanita itu?" gumam Ameer dalam hati, entah kenapa ia tak bisa berhenti memandangi wanita itu hingga tiba-tiba wanita tersebut juga menatapnya.
Selama beberapa saat keduanya saling pandang hingga akhirnya wanita itu beranjak dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan temannya.
Ameer merasa wanita itu pergi karena dirinya, karena ia terus memandangi wanita itu.
"Pesanan Anda, Tuan!" seorang pelayan datang membawa pesanan Ameer dan Rizal.
"Kamu makan duluan, aku mau pergi sebentar," ujar Ameer kemudian ia bergegas mengejar wanita yang tadi.
Ameer menemukan wanita itu di parkiran. "Tunggu!" teriak Ameer menghentikan wanita itu yang hendak masuk ke mobilnya.
Wanita itu tampak terkejut melihat kedatangan Ameer, apalagi pria itu kini berjalan mendekatinya.
"Apa kau pergi karena aku?" tanya Ameer tanpa basa-basi. "kamu belum selesai makan, tapi kamu pergi. Apa karena aku terus memandangimu? Aku juga tidak tahu kenapa aku tidak bisa berhenti memandangimu," tukas Ameer panjang lebar dengan jujur.
"Ya, kamu membuatku tidak nyaman," jawab wanita itu dengan dingin kemudian ia masuk ke dalam mobilnya. Ameer hanya terdiam di tempat, entah kenapa kini jantungnya berdebar kencang.
"Ya Tuhan, ada apa denganku? Kenapa tatapannya seperti menyentuh hatiku?"
...🦋...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Sabilnur Alif
🤗🤗🤗
2023-12-18
0
Sabilnur Alif
assalamualaikum kak sky... hhadiiirr akuu di cerita nihh
2023-12-18
0
Sukis Wati
assalamualaikum kak sky aku hadir nii 😄😄😄😄😄😄
2023-06-14
1