"Sebenarnya Abi sedikit kecewa dengan penolakan Ameer, tapi kita tidak bisa memaksakan keinginan kita pada orang lain."
Hana hanya mengangguk mengerti saat mendengar penjelasan sang Ayah tentang penolakan Ameer, meski sebenarnya Hana merasa sedikit kecewa dan sedih karena ia sudah berharap Ameer mau menerima perjodohan ini.
"Tidak usah sedih." Riana menghibur sang adik sambil tersenyum. "Mungkin kalian serasi di mata kami, tapi kalau tidak serasi di mata Allah ya kita harus pasrah."
"Aku mengerti, Mbak," sahut Hana yang mencoba menahan kesedihannya. "Aku ke kamar dulu."
"Jangan sedih, Nak," seru sang Ayah. "Abi yakin Tuhan sudah menyiapkan jodoh yang terbaik untukmu begitu juga untuk Ameer."
"Aamiin."
...🦋...
Ameer menceritakan tentang Meizia pada kedua orang tuanya, meski tampaknya sang ibu tak suka saat Ameer mengatakan Meizia tak memakai hijab. Namun, mereka mencoba percaya pada pilihan Ameer.
"Kapan kami bisa menemui orang tuanya?" tanya Abi Zaid.
"Em ...." Ameer menggaruk kepalanya. "Sebenarnya aku belum benar-benar mengenal Meizia, kami cuma bertemu dua kali jadi kita tidak mungkin bisa menemui orang tuanya," papar Ameer yang membuat kedua orang tuanya langsung menghela napas lesu.
"Astagfirullah, Nak," gumam sang Ibu. "Jadi kamu menolak Hana hanya karena gadis yang cuma kamu temui dua kali?"
"Maafkan aku, Ummi, entah kenapa aku merasa sangat tertarik dengannya. Aku merasakan debaran tidak biasa di jantungku," ungkap Ameer dengan jujur.
"Jangan sampai kau mau menikahinya hanya karena dia cantik atau menarik di matamu, Ameer, pilihlah wanita sesuai yang dianjurkan dalam keyakinan kita," tukas Abi Zaid mengingatkan.
"Insyaallah, Bi."
...🦋...
Keesokan harinya, Ameer dan Rizal kembali ke restoran tempat ia pertama kali melihat Meizia. Bahkan, Ameer meminta diperlihatkan rekaman cctv agar ia bisa mencari Meizia.
"Kamu jatuh cinta, Ameer?" ejek Rizal sambil terkekeh.
"Aku ingin menikahinya," ujar Ameer yang membuat Rizal langsung menganga lebar.
Saat ini kedua pria itu sedang berada di ruang control restoran tersebut. "Nah , ini dia!" seru Ameer saat melihat Meizia dari rekaman cctv.
"Aku ingin fotonya," ujar Ameer.
"Pak, video yang ini live," kata pria yang membantu Ameer.
"Maksudnya?" tanya Ameer tak mengerti.
"Ini bukan rekaman, Pak."
Seketika pupil mata Ameer melebar saat menyadari apa yang dimaksud pria itu.
"Apa artinya Meizia memang di restoran ini sekarang?"
"Benar, Pak, dan kalau saya tidak salah ... wanita ini memang sering ke sini."
"Alhamdulillah, ya Allah. Mungkin ini yang namanya jodoh tidak akan kemana."
Rizal hanya terkekeh mendengar apa yang dikatakan oleh Ameer, tampaknya pria itu sungguh jatuh cinta sekarang, pikir Rizal.
Ameer langung menghampiri Meizia saat gadis itu baru saja duduk di kursinya.
"Kamu?" pekik Meizia yang terkejut melihat kedatangan Ameer.
"Hai, Assalamu'alaikum," sapa Ameer dengan senyum ramah.
"Apa ada keperluan penting?" tanya Meizia dengan dingin.
"Aku ingin mengenalmu lebih dekat," kata Ameer sambil duduk di depan Meizia.
"Aku tidak tertarik," balas Meizia yang membuat Ameer cukup terkejut, tak menyangka dengan respon Meizia.
"Aku sudah bercerita tentangmu pada orang tuaku," tukas Ameer dan kini Meizia yang melotot terkejut. "Aku bilang pada mereka bahwa aku sudah menemukan wanita idamanku, jadi mereka ingin mengenalmu."
Meizia tercengang, ia mencoba mencerna apa yang sebenarnya dimaksud oleh Ameer.
"Aku rasa kamu m4buk," celetuk Meizia sekenanya.
"Astagfirullah, aku tidak mungkin m4buk," bantah Ameer. "Aku tidak pernah menyentuh kh4mr sedikitpun," imbuhnya.
"Lalu apa yang kamu katakan? Aku tidak mengerti." .
"Aku menyukaimu."
Deg
Jantung Meizia langsung berdegup kencang, bahkan ia menahan napas.
"Aku terus memikirkanmu sepanjang waktu, jadi aku ingin mengenalmu lebih mendekat."
Meizia mendengarkan dalam diam.
"Ini kali pertama aku merasa tertarik pada seorang wanita, jadi aku memutuskan untuk mempersuntingmu jika kau masih sendiri."
Meizia melotot terkejut, bahkan ia merasa semua ini hanya mimpi.
Seorang Ustaz datang melamarnya?
"Aku tidak tertarik," kata Meizia kemudian ia beranjak pergi dari sana.
Ameer mengikutinya tetapi gadis itu langsung menegurnya. "Jangan mengikutiku, Ustaz Ameer! Aku tidak tertarik dengan penawaranmu."
"Kamu tahu namaku?" tanya Ameer dengan kening berkerut, seingatnya ia tidak pernah memperkenalkan diri.
"Aku sering melihatmu di media sosial, jadi aku tahu," jawab Meizia dengan jujur.
"Berarti kau mengenalku, jadi sekarang aku mohon izinkan aku juga mengenalmu, Meizia."
Meizia menghela napas berat, ia menatap Ameer dengan tajam kemudian berkata, "Aku tidak tertarik dipinang olehmu, jadi aku mohon berhenti mengikutiku atau aku akan berteriak."
Setelah mengucapkan kalimat itu, Meizia langsung berjalan cepat menuju mobilnya, meninggalkan Ameer hanya bisa menghela napas berat.
Kini, ia tak hanya tertarik pada Meizia tapi ia juga penasaran. Wanita itu terlihat misterius, tertutup dan seolah ingin terus menghindar.
"Berikan petunjuk-Mu, ya Allah, jika dia jodohkan maka bawalah dia padaku."
...🦋...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Umy Wulandari Alif
nyimak
2023-02-14
0
Kasih 🥰 Ibu😘😘
cerita nya cukup menarik
2023-01-22
0
Lina Susilo
masih perlu perjuangan lgi ameer
2023-01-12
0