Pagi hari saat Yuri dan juga Yuka baru turun dari bus seorang pria menghampiri mereka, Dia adalah Gerald ketua OSIS di sekolahnya sekaligus ketua tim basket sekolah mereka. Gerald adalah sosok yang diidolakan di sekolahnya termasuk diidolakan oleh Yuri.
Yuri seringkali menyatakan perasaannya kepada Gerald. Namun, pria itu tetap saja menolaknya. Ia hanya menganggap Yuri sebagai sahabat. Mereka sudah sajak lama bersama, mereka sekolah di sekolah yang sama Sejak TK, SD, SMP hingga SMA.
"Hai Yuka, aku dengar kemarin ada kehebohannya di kelasmu? Aku dengar kamu memilih terluka? Apa kamu baik-baik saja?" tanya Gerald di mana Yasmin menyebarkan di sosial media nya wajah Yuka. Saat pertengkaran kemarin salah satu temannya memotretnya dan mereka menyebarkan foto Yuka itu di akun media sosial mereka masing-masing. Dengan menyertakan tulisan 'Yuka si Gadis Zombie.' dan foto itu langsung viral.
"Aku baik-baik saja," jawab Yuka berlalu meninggalkan mereka, Gerald ingin mengejar. Namun, Yuri menahannya.
"Kamu kenapa sih selalu saja memperhatikan Yuka? Aku kan juga ingin diperhatikan olehmu!" ucap Yuri berjalan Santai beriringan dengan Gerald di masuk ke pengarangan sekolah.
Gerald hanya tersenyum, ia sudah tahu seperti apa sifat Yuri, yang manja dan juga menyukainya, tapi ia sama sekali tak punya perasaan. Gerald juga membiarkan Yuri terus mendekatinya, ia sudah menganggap mereka keluar.
"Sudahlah, kita ke kelas kita saja, kita akan terlambat," ucap Gerald berjalan lebih dulu. Dimana dia berada di kelas lain dan kelas mereka bersebelahan.
Yuri masuk ke dalam kelas, Iya melihat Yuka sudah duduk di tempatnya dengan Yasmin yang berdiri di samping Yuka. Entah apa yang mereka bicarakan. Yuri hanya duduk dan mendengarkan pembicaraan mereka, sesuai dengan permintaan Yuka, ia tak ingin jika ia terlalu ikut campur dan orang-orang tahu jika mereka bersaudara.
"Hai gadis buruk rupa, bagaimana kondisi wajahmu?" Ayo buka! Aku ingin melihatnya." Yasmin mengulurkan tangannya ingin menarik kacamata yang digunakan Yuka.
"Jangan mengganggu ku," ucap Yuka menepis tangan Yasmin.
"Lihat, berapa banyak komentar di sini!" Menunjukkan layar ponselnya. "Mereka bertanya apa yang terjadi padamu? Mengapa kamu ke sekolah dengan kondisi seperti itu, coba lihat ini komentarnya dia ingin melihat perkembangan kamu hari ini. Ayo sini, aku foto dulu," ucap Yasmin memaksa untuk membuka masker Yuka. Namun, Yuka terus menolaknya dan mencekal tangannya.
Yuka memegang tangan Yasmin dengan erat hingga Yasmin merasa kesakitan.
Selain tak merasakan sakit, Yuka juga memiliki kekuatan melebihi kekuatan seseorang pada umumnya. Jika ia marah ia bisa mematahkan tulang orang dewasa hanya dengan sekali genggamannya.
"Kamu itu apa-apaan sih, pagi-pagi sudah membuat orang kesal," ucap Sesil yang bisa melihat Yasmin kesakitan karena apa yang dilakukan oleh Yuka.
Sesil menepuk bahu Yuka, dan Yuka pun melepaskan tangannya. Yasmin memegang pergelangan tangannya yang terasa sakit, bahkan terlihat memerah.
"Dasar kamu monster, akan aku balas," ucap Yasmin kesal kemudian Ia pun kembali ke tempat duduknya.
Sesil melihat tangan Yuka bergetar mengepal tinjunya. Ia pun mendekatinya dan kembali menepuk bahunya,
"Bersabarlah, jangan terpancing emosi pada Yasmin," ucapnya.
"Apa kamu juga melihat fotoku itu?" tanya Yuka membuat Sesil mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan postingan Yasmin. Ada lebih dari ribuan like dan juga ratusan komentar. Mereka mengomentari hal-hal buruk tentang foto yang diunggah oleh Yasmin.
Bahkan ada yang mengatakan jika dia adalah zombie.
Suara keributan tiba-tiba terdengar dari luar kelas, membuat mereka semua melihat ke arah luar. Mereka melihat para siswa berlarian dan menjerit-jerit.
"Ada apa?" tanya Sesil dan juga salah satu teman Yasmin. Mereka penasaran dan berjalan melihat keluar, mereka sangat terkejut saat melihat beberapa siswa saling menggigit.
"Zombie," Pekik Sesil yang langsung dan menarik teman Yasmin yang terbengong masuk dan mengunci pintunya.
"Aarg ada Zombie," Pekik teman Yasmin ketakutan membuat mereka semua langsung panik termasuk Yuka. Mereka semua langsung mengintip dibalik jendela kaca, mereka bisa melihat kekacauan yang terjadi di luar. Mereka saling menggigit satu sama lain.
Begitupun di kelas. Gerald, beberapa dari mereka bahkan sudah masuk ke sana dan mulai menggigit teman mereka.
Gerald berusaha untuk melepaskan dirinya dari mereka semua, ia khawatir akan kondisi Yuka dan Yuri. Ia pun melewati lebih beberapa murid yang sudah terinfeksi dan berlari menuju ke kelas Yuka yang hanya bersebelahan. Yuka yang melihat Gerald melihat ke arahnya dan memanggil namanya bergegas langsung ingin membuka pintu, tapi Yasmin langsung menahannya.
"Apa kamu gila? Mereka bisa masuk, jangan membukanya," ucap Yasmin.
"Yasmin di luar ada Gerald. Ayo buka dia tidak apa-apa kok," ucap salah satu temannya yang merupakan fans berat Gerald.
Mendengar jika yang di luar adalah Gerald, Yasmin pun mengizinkan Yuka untuk membukanya dan dengan cepat Yuka membuka dan menarik Gerald dengan cepat masuk kedalam kelas saat melihat ada yang akan menggigitnya. Dengan cepat mereka menutup kembali pintunya.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Yasmine pada Gerald yang bahkan bajunya sudah terkena percikan darah..
"Aku juga tak tahu, apa Kalian ada yang punya ponsel? Ponselku terjatuh saat berlari," ucap Gerald melihat ke arah mereka semua.
Yasmin langsung memberikan ponselnya.dan Gerald langsung menghubungi pihak kepolisian mengatakan jika terjadi sesuatu di sekolah mereka dan meminta bantuan.
"Baiklah kami akan segera kesana," Jawab petugas polisi tersebut dan langsung menggerakkan beberapa orang untuk mendatangi lokasi itu. Gerald hanya mengatakan jika terjadi kekacauan di sekolahnya dan meminta bantuan, ia tak mengatakan kekacauan apa yang terjadi.
"Kita tunggu saja bantuan datang, jangan ada yang keluar. Sebaiknya kalian menjauh dari pintu dan jendela," ucap Gerald memperingatkan.
"Sebaiknya kalian menutup jendela, jangan biarkan mereka melihat kalian. kekuatan mereka sangat besar, mereka bisa mendobrak pintu itu jika melihat Kalian ada di dalam sini dan jangan mengeluarkan suara," ucap Yuka membuat mereka langsung melakukan apa yang dikatakan oleh Yuka..
"Dari mana kamu tahu semua itu? kamu juga salah satu dari mereka ya?" ucap Yasmin langsung menjauh begitupun dengan murid lainnya.
"Kalau Yuka salah satu dari mereka sudah dari dulu dia menggigitmu," ketus Sesil langsung menarik Yuka untuk duduk di kursi mereka kembali. Yuri hanya ikut duduk di samping Yuka, ia takut dengan kekacauan yang terjadi.
'Apakah benar Yuka adalah salah satu dari mereka, apakah selama ini Yuka juga menjadi seperti mereka saat bersama dengan kak Yuna di kamar?' batin Yuri seolah mendapat jawaban dari pertanyaan nya selama ini tentang keanehan kakaknya.
"Kenapa? Kamu takut?" tanya Yuka berbisik pada Yuri yang melihat wajah Yuri yang pucat.
Yuri mengangguk. "Tenanglah, aku akan melindungimu, jangan jauh-jauh dariku," ucap Yuka lagi membuat Yuri semakin mendekat ke arah kakaknya. Yuri seringkali melihat Yuka melakukan hal-hal yang aneh dia bahkan bisa mematahkan kayu dengan sangat mudah menggunakan tangannya dan ia yakin Yuka bisa melindunginya dari kekacauan yang terjadi di luar sana.
Sesil yang juga takut ikut mendekat ke arah Yuka, "Lindungi aku juga ya, aku juga takut. Aku tak mau menjadi seperti mereka," ucap Sesil membuat Yuka hanya mengangguk samar.
Semua murid di kelas itu kini duduk di lantai, mereka bergetar ketakutan mereka hanya menutup telinga saat mendengar keributan di luar. Bahkan mereka melihat ada darah yang mengalir di bawah pintu kelas mereka. Sebisa mungkin mereka tak membuat suara.
Gerald berjalan menuju ke arah jendela, melihat kekacauan di bawah. Dimana tempat mereka berada sekarang di lantai 3 sekolah itu.
Yasmin dan beberapa murid lainnya ikut mendekat melihat ke arah bawah, melihat kekacauan yang sudah menyebar hingga ke bawah.
"Mengapa mereka seperti itu, apa mereka benar-benar menjadi zombie. Apakah jika kita digigit kita juga akan menjadi seperti mereka," ucap salah satu dari murid yang ada di sana bahkan murid itu sudah terisak.
"Hai, diamlah. Jangan berisik," ucap salah satu dari mereka lagi saat mendengar suara dari balik pintu.
Mereka hanya bisa duduk di dalam ruangan itu hingga matahari pun mulai terbenam. Namun, tak ada bantuan yang datang.
"Coba kalian telepon kembali pihak kepolisian, mengapa tak ada yang datang," ucap Gerald membuat mereka semua langsung mengambil ponsel mereka.
"Kami sudah menelpon, katanya mereka akan ke sini," ucap salah satu dari murid begitupun murid lainnya. Mereka semua sudah menelpon keluarga mereka untuk meminta bantuan serta menceritakan apa yang terjadi di sekolah mereka, termasuk Yuri juga menelpon Yuna.
Geraldi kembali melihat ke arah bawah dia memicingkan matanya saat melihat mobil polisi ada di sana, "Apakah itu mobil polisi yang tadi aku teleponnya?" gumamnya dan ia terkejut saat melihat polisi itu juga ikut menggigit siswa yang lain yang berlarian mencari bantuan.
"Sepertinya yang datang untuk membantu juga sudah terinfeksi," ucap Yuka membuat mereka kembali melihat ke arah luar, hari sudah mulai menggelap, lampu yang menerangi sekolah juga sudah dinyalakan ..
Tiba-tiba terdengar suara dari pengeras yang ada di ruangan mereka masing-masing.
"Sekolah kita sedang dalam situasi gawat, Jika ada yang masih selamat tetaplah di tempat kalian jangan keluar, jangan mencoba mencari bantuan tetaplah berada di tempat kalian. Kami yang akan mendatangi kalian. Sekali lagi jika ada yang masih selamat tetaplah berada di tempat kalian, jangan keluar untuk mencari pertolongan. kami yang akan menolong kalian," ucap seorang guru dari ruang kontrol.
Mendengar itu mereka sedikit merasa lega. Mereka pun hanya bisa menunggu bantuan itu datang.
Mereka bisa melihat jika semua siswa tak ada yang keluar dari sekolah baik yang terinfeksi ataupun tidak, pintu gerbang terkunci rapat beberapa orang tua yang tak mendapati anak mereka pulang sekolah kini sudah mengantri di luar. Mereka juga kebingungan saat mendapat telepon mengenai apa yang terjadi.
Mereka tak bisa melihat apa yang terjadi dibalik pintu gerbang yang tertutup dengan rapat. Biasanya pintu itu akan terbuka saat jam pulang sekolah. Namun, sepertinya satpam yang bertugas menjaga pintu gerbang sudah terinfeksi. Membuat tak ada yang menjaga pintu gerbang tersebut.
"Bagaimana ini, aku tak bisa menghubungi ibuku," ucap salah satu siswa yang melihat Ponselnya tidak ada jaringan.
Siswa yang lain ikut melihat ponsel mereka dan benar saja mereka juga tak mendapat jaringan. Mereka semakin panik, mereka tak bisa menghubungi orang diluar sana untuk meminta bantuan atau sekedar menggambarkan kondisi mereka.
Yuna yang sedang bekerja, mendapat telepon dari Yuri yang mengatakan kondisinya di sekolah langsung bergegas menuju ke sekolah. Sekarang ia bergabung dengan orang tua murid lainnya. Mereka berkumpul di depan sekolah, semua saling bertukar informasi apa yang diberikan anak mereka tentang kondisi yang terjadi di dalam sana.
"Apa ini? Apa penyebabnya adalah Yuka?" gumam pelan Yuna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
M Anha🌹 Ig: anha5569🌹
Makasih kk. 😍
2023-01-27
1
Echa Rima
semangat Thor,,AQ akn jadi pengemarmu..AQ suka cerita ini
2023-01-27
1