Pagi hari Yuri terbangun dan langsung bersiap ke sekolah, Yuri langsung menuju ke kamar Yuka, ia mengetuk pintu kamar Yuka dan terkejut saat Yuka membuka pintunya, ia memundurkan langkahnya melihat penampilan kakaknya.
"Kenapa? Kamu takut?" tanya Yuka.
Yuri menggelang, walaupun ia sering melihat wajah kakaknya yang terkadang penuh luka tetap saja ia masih terkejut melihat penampilan kakaknya.
"Kakak baik-baik saja?" tanyanya melihat mata kakaknya yang lebam dan bengkak. Matanya seakan ingin keluar dari tempatnya.
"Ya, kakak nggak apa. Apa kak Yuna baik-baik saja?" tanyanya yang khawatir jika kemarin ia melukai kakaknya saat ia sedang tak sadarkan diri.
Yuri hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Kakak baik-baik saja, Cepatlah makan dan kalian ke sekolah. Kakak juga mau bekerja," ucap Yuna yang tiba-tiba menghampiri mereka berdua, merangkul kedua adiknya itu dan menuntunnya kemeja makan. Yuna harus bekerja keras untuk adik-adiknya
Tempat mereka sangat sederhana, hanya ada ruang tamu, ruang makan yang menyatu dengan ruang tengah serta ada tiga kamar. Yuna sengaja mencari 3 kamar walaupun ruangan lainnya sempit.
Yuka dan Yuri tak boleh tidur satu kamar mengingat Yuka bisa kambuh kapanpun tanpa diduga dan bisa saja menyakiti Yuri.
Yuna juga sering mengatakan kepada mereka berdua jika tidur mereka harus selalu ingin untuk menutup pintunya, mengunci pintunya. Yuna takut jika Yuka akan masuk ke kamar Yuri begitupun sebaliknya, Yuka juga tak pernah lupa mengunci pintunya, ia tak ingin jika Yuri masuk ke kamarnya saat ia sedang kesakitan dan dia juga mencegah dirinya sendiri untuk keluar Kamar dan menyakiti Yuri. Akan sangat berbahaya jika orang-orang di sekitarnya tahu penyakitnya. Selamat ini Yuna sudah berhasil menutupinya dari siapapun termasuk Yuri.
Keduanya pun selesai makan, saat Yuka berdiri Yuna menghentikan Yuka.
"Yuka. Apa kamu yakin akan pergi ke sekolah? Jika kamu merasa tak bisa pergi biar kakak akan meminta izin untukmu," ucap Yuna memegang mata Yuka yang terlihat masih sangat parah.
"Nggak apa, Kak. Aku baik-baik saja kok," ucapnya. Yuka memakai masker dan memakai jaket Hoodienya dan tak lupa Ia juga mengenakan kacamata hitam. ia selalu mengenakan kacamata hitam di manapun ia pergi, hampir seluruh wajahnya tak terlihat oleh orang-orang disekitarnya, mereka hanya mengenali penampilannya dan mengetahui jika itu adalah Yuka.
Yuna sudah menjelaskan kepada wali kelasnya jika Yuka memiliki energi dan ia tak boleh terkena angin, terlalu lama.
Membuat guru-guru di sekolahnya pun membiarkan Yuka memakai jaket, masker dan juga kacamata hitamnya saat di dalam kelas.
Yuri dan Yuka bersama-sama perjalanan menuju ke halte bus, begitupun dengan Yuna mereka menunggu bus yang akan mengantar mereka ke tempat kerja dan juga ke sekolah.
Bus Yuna lebih dulu datang, "Kakak pergi dulu ya. Yuri, Yuka kalian saling menjaga," ucapnya membuat keduanya pun mengangguk dan melambaikan tangan pada kakaknya. Yuna pun naik ke bus tak lama setelah Yuna pergi bis mereka pun juga datang. Keduanya pun naik mereka semua sudah saling kenal dalam bus itu, membuat Yuri langsung bergabung dengan teman-temannya dan bercanda riang untuk membuang kebosanan berkendara menuju ke sekolah, sedangkan Yuka memilih menyendiri di sudut bus itu memasukkan tangannya ke dalam kantong dan mendengarkan musik dari earphone-nya.
Saat mereka sampai, semua langsung berlari ke lapangan,
Mereka melihat idola sekolah mereka yang sedang bermain basket di sana, sedangkan Yuka memilih untuk langsung masuk ke kelasnya, duduk di kursi paling ujung.
Suara bel berbunyi membuat teman-temannya semua masuk ke dalam kelas.
Yasmin, mendekati Yuka.
"Hemm aneh. Apa kamu nggak panas? Ini tuh lagi musim panas,
Apa kamu hanya i penyamaran kamu itu," Yasmin.
"Jangan menggangguku," ucap Yuka.
"Kenapa? Apa penyakitmu benar-benar akan kambuh jika kamu membuka jaket, masker dan kacamatamu itu? kamu tahu nggak sih kamu itu terlihat sangat aneh, aku saja pengap melihatmu," ucap Yasmin mengulurkan tangannya ingin membuka masker Yuka. Namun, juga langsung menahan tangan Yasmin.
"Berani sekali kau menahan tanganku!" ucap Yasmin dan dengan cepat ia membuka kacamata Yuka dengan tangan."
Ia langsung mundur saat melihat mata Yuka yang mengerikan.
Semua teman langsung melihat ke arah Yuka.
Yuka bisa melihat tatapan ketakutan dan jijik teman-temannya yang melihatnya.
Sesil yang sejak tadi hanya diam berdiri dari duduknya dan memungut kacamata hitam Yuka dan memberikannya pada Yuka.
Baru saja Yuka ingin mengambilnya. Yasmin kembali mengambilnya dan bahkan menginjak kacamata itu hingga pecah.
"Kamu ini kenapa? Kenapa aku yakin selama ini kau memakai semua ini bukan karena kamu alergi, tapi kamu malu kan memperlihatkan wajah kamu yang menjijikan itu," ucap Yasmin membuat Yuka yang sejak tadi menahan emosinya kini mulai terpancing. Namun, Yuri langsung memberikan kacamata baru untuk Yuka. Selama ini ia selalu membawa masker, jaket dan juga kacamata yang selalu berjaga-jaga jika kakaknya itu memerlukannya.
"Ini pakai punyaku saja," ucapnya memberi sapu tangannya.
Di sekolah itu tak ada yang mengetahui jika mereka adalah saudara kembar. Yuka meminta Yuri untuk merahasiakan hubungan mereka, ia tak ingin Adiknya juga terkena imbasnya karena penampilannya yang buruk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
LS Melati
😱😱
2023-01-28
1