“Lo mau mampusin gue? Silakan! Anak buah gue bakalan langsung ngelakuin sesuatu yang buruk terhadap Zahra kalau lo macem- macem. Mereka bisa melakukan apa aja. Sedangkan lo nggak tau siapa aja anak buah gue kan? Lo nggak tau kapan bahaya mengancam para wanita itu. sekarang ini Zahra sedang bersama dengan anak buah gue, dan bahkan Zahra nggak tau kalau orang yang ebrsamanya adalah orang yang mengancam keselamatannya. Ingat itu!” Jamed tampak tegang.
“Gue nggak akan ngebunuh lo, Med!” Kali ini Akhmar tidak menggunakan sapaan ‘Bang’ kepada Jamed. Panggilan ‘Bang’ adalah sebagai tanda penghormatan kepada yang lebih tua. Tapi Akhmar tak sudi melontarkannya. “Gue yakin lo akan mati bukan di tangan gue. Gue nggak mau mengotori tangan gue.”
Akhmar menurunkan senjata api di tangannya. Ia lalu balik badan, berlalu meninggalkan rumah tua itu sesaat setelah menyambar hape miliknya. Ia berjalan menuju ke mobilnya yang terparkir di depan rumah tua sambil mencoba untuk mengaktifkan hape nya, ada banyak panggilan tak terjawab dari beberapa nama, salah satunya Aiza. Juga chat yang baru masuk akibat pending sejak tadi.
Akhmar masuk ke mobil. pertama, ia menelepon Aiza.
Tanpa perlu jeda, Aiza langsung menjawab teleponnya. “Akhmar, kamu kemana aja? Ya Allah, aku sejak tadi nungguin kamu.”
Akhmar tercekat mendengar suara itu. Lembut, namun juga terdengar ada getaran di suara itu. Ada kecemasan di dalam suara itu, namun juga berbaur dnegan kekesalan.
Beberapa detik Akhmar tidak menjawab, berusaha mengatur napas.
“Akhmar! Halo!” seru Aiza di seberang saat tak kunjung mendapat jawaban. Namun Aiza yakin Akhmar mendengarnya, sebab ia juga mendengar suara napas Akhmar yang menderu hebat di seberang sana.
“Aiza. Maaf. Aku nggak bisa temani kamu untuk menjenguk abah dan umimu seperti yang sudah kita bicarakan sebelumnya,” lirih akhmar akhirnya sambil memutar mobil dan melajukannya di jalan raya.
“Oh… kamu masih ingat janjimu itu?” Aiza manyun. Suaranya terdengar jengkel namun juga manja. “Trus kamu kemana? Kenapa nggak ngabarin?”
“Aku ada pertemuan tadi. Dan aku nggak sadar kalau hape dalam keadaan mati.”
Alasan yang membuat Aiza menjadi semakin gedeg. Bisa- bisanya Akhmar tidak peduli pada hape nya di saat pria itu sedang ada janji. Bahkan ngabarin pun telat, sudah lewat malam begini.
“Aku nggak bisa pulang cepat,” sambung Akhmar.
“Ya udah.” Aiza memutus sambungan telepon. Kecewa.
Akhmar hanya bisa terdiam menatap duras panggilan yang terputus. Ia mengerti letak kekecewaan istrinya. Namun saat ini ia tidak sedang ingin fokus ke situ dulu. Ia langsung menghubungi Zahra, tapi nomer kakak iparnya itu tidak aktif. Ia harus memastikan kondisi Zahra terlebih dahulu sebelum ia terjebak ke dalam pekerjaan besar yang harus dia kerjakan.
Sebelum Akhmar menemukan jawabannya. Ia mendapat kiriman video dari Jamed yang menunjukkan kalau Zahra tengah tertidur pulas. Ada sosok pria di sekitar sana yang hanya kelihatan bagian pahanya saja.
.
‘Zahra dalam genggaman gue!’
.
Demikian pesan yang dikirim oleh Jamed.
Pilihan sulit. Di saat Akhmar ingin meluruskan niatnya untuk hijrah, mencintai Allah dengan segala usahanya, sekarang ia dihadapkan oleh cobaan seperti ini.
Akhmar menghentikan mobil, memukul bundaran setiran. Melepas napas kasar. Menatap jalan di depan dengan pandangan berapi- api. Apakah Tuhan tidak memberikan jalan untuknya menjadi orang baik? Apakah Tuhan sudah menuliskan takdir bahwa ia akan menjadi ahli neraka?
Pertanyaan itu membuat dada Akhmar menjadi panas.
Baiklah, Akhmar tak punya pilihan lain. Sekarang pilihannya hanya satu, dari pada manusia tidak berdosa seperti Zahra yang menjadi korban, lebih baik nyawa mafia yang dikorbankan.
***
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Audira
sabar mar ini ujian yg sulit sekali😟
2023-01-09
0
♥(✿ฺ´∀`✿ฺ)Ukhti fillah (。♥‿♥。)
sepertinya di judul ini pasti isinya bnyak konflik ny sedang kan jdul sebelah lg manis² nya pdahal
2023-01-06
0
♥(✿ฺ´∀`✿ฺ)Ukhti fillah (。♥‿♥。)
ya ampun bner² pilihan yg sulit ya mar mungkin ini ujian mar sbar ya mar
2023-01-06
0