Syifa bergabung dalam pesta itu bersama dengan Dewi yang ternyata sudah duluan sampai, lautan manusia tampak berjoget ria dengan diiringi suara musik yang memekakkan telinga.
"Makasih yah beb, udah mau nemeni aku!" Dewi bergelayut manja dilengan Syifa.
Syifa menatapnya malas, apalagi berada dikerumunan banyak orang seperti ini membuatnya ingin segera pulang.
Dari kejauhan, Tomi terus memperhatikan apa yang Syifa lakukan. Matanya tampak memerah karna sudah banyak menenggak minuman beralkohol, begitu juga dengan teman-temannya yang sudah mabuk dan menari seperti orang gila.
"Kau cantik sekali, Syifa! aku benar-benar tidak tahan melihatnya!"
Tomi menyerahkan minuman yang sedang dia pegang pada temannya dan berlalu pergi untuk mendekati wanita itu.
"Syifa!"
Syifa yang sedang menikmati kue yang disediakan dipesta beralih melihat kearah belakang, tampak Tomi dan dua orang temannya sedang mendekat kearahnya.
Dewi yang melihat Tomi merasa takut dan gelisah, dia juga merasa bersalah karna telah memaksa Syifa datang kepesta karna ancaman dari lelaki itu.
"rupanya kau datang juga ya!" ucapnya pura-pura tidak tau, padahal dia sendirilah yang telah merencanakan semuanya.
"Selamat ulang tahun!" Syifa menyerahkan bingkisan kecil yang dia bawa pada lelaki itu.
Tomi tersenyum simpul, dia mengambil bingkisan pemberian Syifa dengan sangat bahagia.
"padahal kau tidak perlu membawa apapun, karna dengan kedatanganmu saja aku sudah merasa bahagia!"
Tomi berkata jujur, entah apa yang dia rasakan tapi yang pasti dia sangat bahagia melihat wanita itu.
Syifa hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan Tomi, dia yang tadinya berdiri kini kembali duduk dikursinya.
"apa kau ingin makan sesuatu? aku menyiapkan banyak makanan dan minuman di sini!"
Tomi melirik kesalah satu temannya untuk menjalankan rencana yang sudah dia susun dengan baik.
Syifa mengangkat kue yang ada di atas piring untuk menunjukkan kalau dia sudah menikmati makanan ditempat itu.
"apa kau ingin minuman?" tawar Tomi kembali.
Syifa menggelengkan kepalanya. "Aku tidak minum minuman beralkohol!"
Sudah Tomi duga, wanita seperti Syifa tidak akan meminum apa yang biasa dia minum. Tomi lalu berjalan kesebuah meja dan mengambil jus jeruk yang juga tersedia di pesta itu.
"Minum ini!" Tomi menyerahkan jus yang dia ambil pada Syifa.
Syifa nenyipitkan matanya, sungguh dia tidak ingin minum atau makan apapun saat ini.
"tidak, terima kasih!"
"Ayolah, aku tidak ingin terlihat jahat karna tamu undanganku tidak menikmati apa yang aku hidangkan!"
Tomi tetap menyodorkan minuman yang ada ditangannya, berharap kalau Syifa akan mengambil minuman itu.
Syifa menghela napas kasar, dia lalu mengambil minuman yang sejak tadi berada di tangan Tomi.
"Terima kasih!" Syifa meletakkan minuman itu ke atas meja.
Tomi yang tau kalau keberadaannya tidak akan dihiraukan oleh Syifa memilih untuk menjauh, dia melirik kearah Dewi dengan senyum tipis sebagai ungkapan terima kasih karna sudah membuat Syifa datang kepestanya.
Dewi semakin dirundung rasa bersalah, dia melihat Syifa dengan sendu karna sudah berbohong pada sahabatnya.
"maafkan aku, Syifa, maafkan aku!" Dewi hanya bisa berharap kalau tidak akan terjadi apapun pada sahabatnya itu.
Syifa mulai melihat jam yang melingkar dipergelangan tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul 21.30 malam yang artinya dia sudah harus kembali ke rumah.
"aku pulang duluan ya, Dew!" Syifa pamit pada temannya untuk pulang duluan.
"i-iya, hati-hati dijalan yah, Syif! terima kasih sudah menemaniku," ucap Dewi dengan gugup.
Syifa menganggukkan kepalanya dengan senyum tipis, dia lalu melihat kearah jus yang diberi oleh Tomi tadi.
Tidak mau jus itu mubazir, Syifa memilih untuk meminumnya dan kembali meletakkan jus itu ke atas meja.
Tomi terus memperhatikan apa yang dilakukan Syifa, dia lalu tersenyum lebar saat Syifa meminum jus yang telah diberi obat.
"bagus, Syifa! kita akan segera bersenang-senang!" pandangan matanya terus mengamati gerak-gerik wanita pujaannya itu.
Syifa yang sedang berjalan kearah luar mendadak merasa kepalanya sangat pusing, dia sampai berpegangan pada dinding karna merasa kepalanya sedang berputar-putar.
"Astahgfirullahal'adzim!" Tangan Syifa terkepal kuat karna menahan rasa sakit yang teramat sangat dikepalanya.
Syifa berusaha untuk tetap berjalan keluar agar bisa memanggil taksi dan pergi dari tempat itu.
Namun, tubuhnya terasa semakin lemas, langkah demi langkah terasa makin berat hingga membuat tubuh Syifa hilang keseimbangan.
Sebuah tangan kekar menahan tubuh Syifa yang hampir terjatuh, tangan itu melingkar diperutnya dan mencengkram kuat tubuh wanita itu.
Syifa yang merasa terkejut langsung mendorongnya, walaupun merasa lemas, tetapi dia masih bisa mengerahkan sisa-sisa tenaganya untuk melepaskan pelukan orang tersebut.
"apa yang terjadi padamu, Syifa?"
ternyata Tomilah yang tadi sempat memeluk tubuhnya, Syifa lalu berusaha untuk melihat kearah Tomi dengan jelas karna saat ini pandangan matanya pun mulai buram.
"Aku, aku tidak apa-apa!"
Syifa berusaha untuk mengambil ponselnya, dia ingin menghubungi Zulaikha dan menyuruh sang Kakak untuk menjemputnya.
"kau terlihat sangat pucat, Syifa! apa kau sedang sakit?"
Tomi tampak sangat khawatir, padahal apa yang saat ini terjadi pada Syifa karna ulahnya.
"kau sangat hebat, Syifa! kau mampu untuk tetap sadar walaupun sudah aku beri, obat! kau benar-benar layak untuk menjadi pasanganku!"
Tomi tersenyum senang, dia hanya harus menunggu sebentar lagi untuk mendapatkan wanita incarannya.
Syifa berusaha untuk mencari nomor Zulaikha atau nomor siapapun yang bisa dia hubungi, tapi sayangnya saat ini pandangan matanya mulai menggelap.
"Ya Allah, sebenarnya apa yang terjadi padaku?"
"apa aku boleh menolongmu? kau ingin menelpon seseorang kan?" tawar Tomi.
Syifa terdiam, saat ini dia memang butuh bantuan karna pandangan matanya benar-benar sudah gelap.
"Apa, apa kau bisa menelponkan Kakakku? nomornya tersimpan di sini!" Syifa menyerahkan ponselnya pada Tomi.
"baiklah, tunggu sebentar!"
Tomi mengambil ponsel itu, dia lalu berpura-pura untuk menelpon seseorang yang diminta oleh Syifa.
"bagaimana? apa ada jawaban dari Kakakku?" tanya Syifa setelah menunggu beberapa saat, dia menyandarkan tubuhnya kedinding karna kakinya tidak tahan lagi untuk menopang berat tubuhnya.
"Aku sudah menelpon Kakakmu, tapi tidak ada jawaban. Aku rasa ponsel Kakakmu sedang mati!" bohong lelaki itu.
"Ka-kalau gitu, apa kau bisa mengirim pesan pada-" belum sempat Syifa menyelesaikan ucapannya, tubuhnya merosot ke bawah karna dia sudah kehilangan kesadarannya.
Dengan cepat, Tomi menahan tubuh Syifa yang hampir menyentuh lantai, dia segera menggendong wanita itu dan membawanya ke suatu ruangan.
Sementara itu, Atha yang baru sampai dilokasi pesta masih merasa kesal dengan apa yang sudah Mamanya lakukan.
Dia tidak habis pikir karna harus mengantar Mamanya ke salon malam-malam begini, dan membuatnya jadi terlambat.
"Sial! Aku yakin kalau Syifa pasti sudah pulang." Atha melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam pesta tersebut.
Mata tajam Atha berkeliling untuk mencari sosok wanita yang dia cintai, dia mencari kesemua sudut tempat itu tapi tidak juga menemukan keberadaan Syifa.
"Dia benar-benar sudah pulang!"
Tidak mau lagi berlama-lama ditempat itu, Atha memutuskan untuk segera menemui sang pemilik pesta. Dia harus menyampaikan selamat untuknya atas nama rekan bisnis dari orangtua lelaki itu.
"aku tidak menyangka, kalau akhirnya Tomi berhasil mendapatkan Syifa!"
Langkah Atha terhenti saat tidak sengaja mendengar ucapan sekumpulan lelaki yang ada di sampingnya, dia melihat kearah mereka dengan tajam dan berharap kalau wanita yang sedang mereka bicarakan bukanlah wanita yang dia cintai.
"Cih, wanita itu terlalu sombong! Aku tidak sabar untuk melihatnya jatuh dalam perangkap Tomi!"
Hati Atha semakin gelisah, dia merasa kalau Syifa yang mereka bicarakan adalah Syifa yang juga dia kenal.
"maaf, apa aku boleh bertanya?" Akhirnya Atha memutuskan untuk mencaritau apa yang terjadi, kalaupun Syifa yang dimaksud mereka tidak sama dengan seseorang yang dia kenal, anggap saja dia sedang berbaik hati untuk menolong seseorang.
"siapa kau?" tanya salah satu dari mereka.
Atha lalu menyebutkan identitasnya dan juga mengatakan kalau dia ingin bertemu dengan Tomi.
"saat ini Tomi sedang bersenang-senang dengan seorang gadis, saya rasa anda harus menunggu!"
Atha mulai merasa kesal, dia sudah tidak sabar untuk menemukan keberadaan Tomi.
Dia lalu memaksa mereka untuk mengatakannya, dia juga berbohong mengenai kerja sama bisnis yang sangat penting yang harus dia bahas dengan Tomi.
Setelah berhasil memaksa, akhirnya salah satu dari mereka mengantar Atha keruangan yang sedang ditempati oleh Tomi.
"semoga bukan kau yang sedang berada dalam ruangan itu, Syifa!"
•
•
•
Tbc.
Terima kasih buat yang udah baca 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Yusria Mumba
kasiang shifa
2023-05-20
0
Nayra Syafira Ahzahra
kayaknya Syifa belum disentuh sampai jauh de🤔🤔🤔 semoga aja gak ya thor 🙏🙏🙏 kasihan kalau sampai terjadi 😥😥😥 terus semangat thor 💪💪💪
2022-12-04
2
Safni Mardesi
deg deg kan aku bacanya thoor..
2022-12-04
3