5. Hanya Seorang Perawat...

Pagi berikutnya Rania sudah berjibaku di dapur sendirian. Pukul enam dia sudah bangun dan membereskan lantai tempatnya tidur, lalu turun ke bawah menyiapkan sarapan.

Satu jam kemudian semua makanan sudah terhidang di atas meja. Rania kembali ke kamar untuk membersihkan diri dan berganti pakaian.

"Dari mana saja?" tanya Matteo saat kaki Rania menginjak lantai kamar.

"A-Anu..." Rania terbata. "Da-Dari dapur menyiapkan sarapan." lanjut Rania.

"Bukankah ada Lila? Kenapa kamu terus yang memasak? Kapan kamu mempunyai waktu untukku? Ingat, kesempatanmu hanya satu bulan saja!" tegas Matteo. Tatapannya tajam seperti mata elang.

"I-Iya, aku ingat itu. Aku akan berusaha semampuku, aku juga siap dipenjara jika dalam sebulan ini kakimu tidak kunjung sembuh. Kamu tidak perlu takut, aku akan menepati janjiku padamu."

Setelah mengatakan itu, Rania masuk ke dalam kamar mandi dan segera membersihkan diri.

Setengah jam berlalu, Rania keluar dengan tubuh yang lebih segar dari sebelumnya. Setelah merapikan pakaian dan menyisir rambut, Rania menguncir rambutnya seperti ekor kuda lalu menghampiri Matteo yang masih terbaring di atas kasur.

"Mas mau mandi sekarang atau sarapan dulu?" tawar Rania setelah duduk di sisi ranjang. Air mukanya terlihat sendu menanyakan itu.

"Mandi dulu saja," sahut Matteo dingin.

"Baiklah, tunggu sebentar ya Mas!" Rania bangkit dari duduknya dan berjalan mengambil kursi roda.

"Aku tidak mau pakai kursi roda, papah saja!" tolak Matteo. Dia benci dengan kursi roda, dia ingin jalan saja agar kakinya cepat sembuh. Apalagi kemarin kakinya sudah mulai bisa merasakan sentuhan.

"Tapi Mas-"

"Tidak ada tapi tapi. Ingat posisimu, jangan membantah!" bentak Matteo meninggikan suara.

Lagi-lagi Rania tersentak mendengar bentakan Matteo. Dadanya terasa sesak dan ngilu, tapi dia harus kuat menghadapi kenyataan ini. Rania tidak boleh lemah dan mengeluh, dia harus berjuang agar secepatnya terlepas dari penjara ini.

"Iya, baiklah." angguk Rania. Dia mengembalikan kursi roda itu ke tempatnya, setelah itu berjalan menghampiri Matteo.

Dengan segala kekuatan yang dia miliki, Rania berusaha kuat membantu Matteo berdiri dan memeluk pinggang pria itu dengan erat. Rania harus kokoh seperti tembok, oleng sedikit saja tubuh keduanya bisa saja tersungkur mencium lantai.

"Aahhh..." Matteo meringis sesaat setelah tubuhnya berdiri tegak. Dia merangkul pundak Rania dengan sebelah tangan, sedangkan sebelah lagi terjuntai di sisi tubuhnya.

"Pelan-pelan Mas, jangan dipaksakan!" ucap Rania menahan bobot seberat 80 kg itu.

"Tidak usah cerewet!" ketus Matteo dengan tatapan kesal. Sudah sakit ditambah lagi mendengar ocehan gadis itu, makin puyeng kepalanya.

"Diam salah, bicara pun salah, dasar iblis jantan." Ingin sekali Rania mengatakan itu di hadapan Matteo, tapi ucapannya tersangkut di tenggorokan. Bicara baik-baik saja sudah salah, apalagi mengumpat.

Rania akhirnya memilih diam seribu bahasa. Cukup tangannya saja yang bekerja mulai detik ini, Rania malas sebab ketulusan hatinya tak dihargai sama sekali.

"Aahh..." rintih Matteo sesaat setelah berusaha mengayunkan kakinya. "Sakit sekali, aku tidak kuat. Pakai kursi roda saja!" pinta Matteo dengan wajah memerah menahan rasa sakit.

"Makanya jangan ngeyel jadi orang!" umpat Rania dari dalam hati. Beruntung Matteo adalah suaminya, jika tidak sudah dia dorong pria itu biar tau rasa. Sayang Rania tidak sekejam itu meski status mereka berdua hanyalah suami istri sementara.

Untuk saat ini Matteo masih berstatus suaminya, jadi apapun yang terjadi Rania harus menurut dan patuh sampai waktunya tiba.

Rania kemudian mendudukkan Matteo di sisi ranjang, lalu berjalan mengambil kursi roda yang terletak di sudut kamar.

Setelah mendekatkan kursi roda itu ke sisi ranjang, Rania kembali mengangkat tubuh Matteo dan mendudukkannya di sana. Rania kemudian berjongkok dan meluruskan kaki pria itu, lalu mendorongnya ke kamar mandi.

Seperti sebelumnya, Rania sendiri yang membantu membukakan baju Matteo. Kali ini dia sudah menyediakan sarung untuk menutupi bagian tengah pria itu, kemudian memandikannya.

Setengah jam berlalu, Rania mengelap tubuh Matteo yang sudah bersih dan wangi lalu memakaikan pakaian bersih sesaat setelah tiba di kamar.

Rania kemudian memposisikan kursi roda Matteo di depan cermin. Dia mencolokkan hair dryer pada steker listrik dan mengeringkan rambut basah pria itu. Sampai saat ini pun Rania hanya diam tanpa sepatah kata pun .

Setelah Matteo terlihat rapi dan tampan, Rania mendorong kursi roda itu ke arah pintu. Dia ingin Matteo turun ke bawah dan bersantai di taman agar tidak suntuk di kamar terus. Beruntung di rumah itu ada lift, jadi Rania tidak perlu repot-repot mengangkatnya lagi.

Sesampainya di meja makan, Rania menempelkan kursi roda Matteo ke kursi yang dia duduki. Rania dengan cepat mengisi piring dengan makanan, lalu menyuapkan Matteo sampai kenyang. Terakhir Rania memberikan obat dan segelas air putih.

Setelah Matteo menelan obatnya, Rania meminta tolong pada Lila untuk membawa pria itu ke taman. Sementara dia sendiri memilih makan terlebih dahulu. Rania tidak boleh lemah apalagi sakit, dia harus punya tenaga ekstra agar tidak kesulitan mengurus Matteo.

Usai mengisi perut, Rania segera membereskan piring kotor dan mencucinya. Setelah itu dia mengambil buah mangga dan apel, piring kecil, garpu juga pisau, lalu membawanya ke taman.

"Lila, makasih ya. Biar aku saja yang menjaga Mas Teo, kamu masuklah dan sarapan!" seru Rania saat tiba di bangku panjang yang terletak di bawah pohon.

Lila mengangguk lemah pertanda mengerti maksud ucapan Rania, lalu berjalan menjauhi kedua majikannya itu.

Setelah punggung Lila menghilang dari pandangannya, Rania duduk di bangku itu sambil mengupas buah mangga dan apel yang dia bawa tadi lalu memotongnya kecil-kecil. Rania menaruhnya di dalam piring dan meletakkannya di paha Matteo. "Makanlah!" ucap Rania singkat.

"Kamu tidak mau?" tanya Matteo dengan tatapan dingin.

"Tidak, aku sudah kenyang. Mas saja yang makan," sahut Rania.

Matteo mencebik sambil mengangkat bahu. Dia mengambil garpu dan memakan potongan demi potongan buah itu dengan santai. Sesekali dia melirik Rania yang membeku seperti patung lilin.

"Mikirin apa?" tanya Matteo penasaran.

"Tidak ada," jawab Rania enteng.

Matteo memutus pandangannya dari Rania. Tidak lama, seorang wanita cantik datang menghampiri mereka berdua. Saking cantiknya, wajah wanita itu terlihat seperti artis ternama tanah air.

"Sayang..." seru wanita itu sambil berlari kecil, lalu membungkukkan punggung dan memeluk Matteo dengan erat.

Rania yang melihat itu hanya diam tanpa berucap. Dia tidak peduli dan tidak mau peduli. Rania tau bahwa Matteo sudah memiliki tunangan, mungkin wanita itulah yang dimaksud Merry kemarin.

"Sayang, maafin aku ya. Aku baru bisa datang sekarang. Beberapa bulan ini jadwal syuting ku sangat padat, baru dapat cuti hari ini. Itupun cuma dua hari." jelas wanita itu.

"Tidak apa-apa, aku senang karena kamu sudah menyempatkan diri untuk datang." jawab Matteo.

"Permisi, tolong piringnya!" pinta Rania dengan sopan.

Matteo menyodorkan piring kotor itu ke tangan Rania, gadis itu mengambilnya dan langsung bangkit dari duduknya.

"Dia siapa sayang?" tanya wanita cantik itu sambil melirik ke arah Rania.

"Di-Dia..." Matteo terbata, dia tidak bisa melanjutkan ucapannya.

"Kenalkan, nama saya Rania. Pembantu sekaligus perawat Tuan Matteo." ucap Rania dengan gamblang sambil membungkukkan punggung. Setelah itu dia meninggalkan taman dan masuk ke dalam rumah.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

kenapa tidak jujur saja Matteo... dasar suami sementara yang tidak tahu bersyukur 😡

2024-11-08

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

kenapa bukan tunangan nya saja yang merawat Matteo.... tidak mahu susah tu 😒

2024-11-08

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

pasti terseksa hidup Rania.... walaupun kau tak suka Matteo janganlah marah atau membentak nya sebab Rania sudah ikhlas merawat mu...

2024-11-08

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!