Topik pembicaraan

Hari ini Meysha sedang tidak mood untuk membaca buku-buku mata kuliahnya. Dia lebih memilih membaca buku religi yang membangun bagi dirinya sebagai muslimah, sambil menunggu dosen memasuki ruangan.

Andrew masuk ruangan dan lagi-lagi duduk disampingnya Meysha. Meysha yang mendengar suara kursi bergeser hanya mendongak dan sebatas tersenyum sopan.

Begitu juga Andrew.

Andrew melihat Meysha yang sedang sibuk membaca buku. Namun Dia hanya terlihat melirik penasaran. Begitu melihat, Dia memilih diam. Sepertinya bukan buku yang bisa menjadi topik pembicaraan untuk Mereka.

Seketika salju turun , terlihat dari jendela ruang kelas. Meisya terlihat memandang ke jendela dan raut wajahnya terlihat sedikit kecewa. Sangat dingin, itu yang membuatnya tidak nyaman.

"Sayang sekali turun salju, ya kan?" Andrew bertanya.

Meysha mempunyai perasaan Andrew terpaksa bercakap-cakap dengannya. Apalagi Dia seorang Idol. Dan Meysha? Siapa?

Ketakutan kembali menyelimuti Meysha.

“Tidak juga," Jawab Meysha jujur, dan bukannya berpura-pura

normal seperti yang lain. Meysha masih berusaha

menyingkirkan kecurigaan yang tolol itu. Namun Dia tak bisa

berkonsentrasi.

“Kau tidak suka dingin." Ucap Andrew menebak.

"Atau basah." Sahut Meysha

"Seoul pasti bukan tempat menyenangkan bagimu,"

Ujar Andrew.

"Kau tak tahu bagaimana rasanya. Itu seperti, tidak bisa digambarkan." Gumam Meysha dingin.

Namun Andrew malah tampak terpesona oleh perkataan Meysha, entah untuk alasan apa.

Wajahnya tampak sempurna, hingga Meysha berusaha untuk tidak memandangnya melebihi batas kesopanan.

"Lalu kenapa Kau datang ke sini?"Tanya Andrew.

Meysha terkejut, masalahnya,tak seorang pun menanyakan itu padanya. Tidak blak-blakan

seperti dirinya, begitu menuntut jawaban.

"Jawabannya, rumit." Sahut Meysha yang tidak bisa berbohong.

"Rasanya Aku bisa mengerti," Desaknya.

Lama Meysha diam, lalu membuat kesalahan dengan beradu pandang dengannya. Mata elangnya yang gelap membuat Meysha bingung seperti terhipnotis. Meysha menjawab tanpa berpikir.

"Ayah dan Ibuku bercerai. Aku ikut Ibuku dan Ibuku menikah lagi," Kata Meysha

"Itu tidak terdengar terlalu rumit," Bantahnya, tapi tiba-tiba Andrew terlihat bersimpati.

"Kapan itu terjadi?" Tanyanya

“Juni lalu." Suara Meysha terdengar sedih, bahkan untuk dirinya sendiri.

“Dan Kau tak menyukainya," Andrew mencoba

menebak, suaranya masih ramah.

"Tidak, Pak Handoko orang baik." Meysha mengelak.

"Kalau begitu, kenapa Kau tidak tinggal bersama Mereka saja?"Tanya Andrew masih berlanjut.

Meysha tak bisa mengerti kenapa Dia begitu tertarik dengan masalah Meysha, tapi Andrew terus memberi pertanyaan, seolah kisah

hidup Meysha yang membosankan bagi Meysha,malah jadi sangat menarik bagi Andrew.

"Beliau sering bepergian. Dia seorang pengusaha." Meysha setengah tersenyum.

"Pengusaha? Apa Aku mengenal Beliau?" Tanya Andrew, balas tersenyum seraya mengingat semua rekan bisnisnya, disemua negara.

"Barangkali tidak. Dia bukan pengusaha besar. Hanya area nasional." Jelas Meysha

"Dan Ibumu mengirimmu ke sini supaya bisa bepergian dengannya." Lagi-lagi Andrew melontarkan dugaan,bukan pertanyaan.

Dahi Meysha mengerut.

"Tidak, Ibuku tidak mengirimku ke sini.

Aku sendiri yang mau." Sahut Meysha.

Alis Andrew bertaut.

"Aku tak mengerti," Katanya, dan Andrew

tampak bingung tanpa sebab mendengar kenyataan itu. Karena yang Andrew lihat, Meysha tidak terlihat bahagia di negara gingseng tersebut. Seperti ada keterpaksaan dihatinya.

Meysha menghela napas. Kenapa Meysha harus menjelaskan semua ini padanya? Meysha seperti sedang menghadapi seorang audit. Andrew masih menatap Meysha penasaran.

"Mula-mula Beliau tinggal denganku, tapi Ibuku merindukan suaminya, Aku merasa ini membuatnya tidak bahagia. Jadi kuputuskan

sudah waktunya menghabiskan waktu yang lebih berkualitas bersama Ayahku, beralasan melanjutkan pendidikan dengan mengikuti beasiswa." Suara Meysha terdengar muram

ketika selesai bercerita.

"Tapi sekarang Kau tidak bahagia," Ujar Andrew.

"Terus?" Tanya Meysha.

"Itu tidak adil." Andrew mengangkat bahu, namun tatapannya

masih tajam.

Meysha tertawa sinis.

"Apakah tidak ada yang pernah

memberitahumu? Hidup tidak adil."Ucap Meysha.

"Aku yakin pernah mendengarnya di suatu tempat sebelum ini," Sahut David tersenyum.

"Ya sudah, itu saja," Kata Meysha,bertanya-tanya kenapa Andrew

masih memandanginya seperti itu. Tatapan menilai dirinya.Membuat Meysha tertunduk.

"Kau pandai berpurapura,”Kata Andrew pelan.

"Tapi Aku berani bertaruh Kau lebih

menderita daripada yang Kau perlihatkan pada orang lain."Tambah Andrew.

Meysha nyengir, menahan keinginan untuk tertawa,lalu memalingkan wajah.

"Apa aku salah?"Tanya Andrew.

Meysha mencoba mengabaikannya.

"Kurasa tidak." Gumam Andrew puas.

" Kau salah. Aku lebih baik berdamai dengn diri sendiri daripada menyakiti hati orang lain." Sahut Meysha membuat Andrew terpesona dengan ucapannya.

"Tapi, Kenapa ini penting buatmu?" Tanya Meysha jengkel. Meyshaterus menghindari pandangannya, mengawasi dosen yang sedang berkeliling.

"Pertanyaan yang sangat bagus,” Ujar Andrew teramat pelan.

Setelah itu, Andrew terlihat fokus. Bagaimanapun setelah hening sebentar, Meysha memutuskan itu

satu-satunya jawaban yang bisa Dia dapat.

Meysha menghela napas, memandang ke layar proyektor.

"Apa Aku mengganggumu?" Tanya Andrew.

Meysha memandangnya tanpa berpikir dan sekali lagi

mengatakan yang sebenarnya.

"Tidak juga. Aku lebih kesal

pada diriku sendiri. Ekspresiku kadang sangat mudah ditebak." Wajah Meysha merengut.

"Kebalikannya, Aku malah sulit menebakmu."

Terlepas dari semua yang Meysha katakan dan diduganya, Andrew terdengar bersungguh-sungguh.

“Kalau begitu kau pasti sangat pintar membaca sifat orang,” Balas Meysha.

"Biasanya." Andrew tersenyum lebar, memamerkan sederet gigi putih yang sempurna.

Dosen menyuruh mahasiswa dan mahasiswinya untuk mengerjakan tugas. Meysha berbalik lega dan kembali fokus dengan mata kuliahnya. Tapi Dia tak percaya telah menceritakan kehidupanku yang membosankan pada cowok asing yang beberapa hari Dia kenal. Namun ketampanan dan kesopanannya yang berbeda dari yang lainnya. Sedikit membuat Meysha terpesona

Dan Meysha tampak menikmati percakapan Mereka tadi, tapi sekarang bisa Meysha lihat, dari sudut matanya, bahwa Andrew menjauh

dari tempat duduknya, tangannya dengan sopan berada diatas meja seraya sesekali membuka bukunya. Tidak, Dia membuka kitabnya.

Berbeda keyakinan, Membuat Meysha tidak ingin berharap lebih selain hanya sekedar sahabat dan teman diskusi dalam kelas.

Meysha berusaha terlihat menyimak ketika Dosen menjelaskan tentang tugas Mereka.

Ketika bel akhirnya berbunyi, Andrew langsung

meninggal kan kelas dengan gerakan sopan dan anggun seperti yang dilakukannya Senin lalu. Dan seperti Senin lalu, Meysha

memandangi kepergiannya dengan terkagum-kagum. Padahal tidak biasanya Meysha merasa aneh seperti ini.

Alex datang tiba-tiba, dengan cepat melompat ke sisinya dan membantu merapikan buku-buku Meysha yang masih berantakan.

"Itu buruk sekali," Erangnya.

" Why?" Tanya Meysha bingung.

" Yoenhe mengajakku ke acara valentine tahun depan." Sahutnya.

" Terus?" Meysha mengerutkan keningnya.

" Apa Kau tidak ingin mengajakku?" Tanya Alex membuat Meysha terkejut. Bagaimana bisa wanita yang mengajak. Tapi ini mungkin budaya Mereka. Meysha mencoba memahami.

" I am sorry. Aku tidak merayakan itu." Jawab Meysha berharap Alex tidak sakit hati dan kecewa terhadap jawabannya.

" Ahrraseo. Tapi bukan karena Dia." Ucap Alex membuat Meysha tidak mengerti.

" Bukan karena Andrew." Jelas Alex.

" Tidak. Itu tidak mungkin." Sahut Meysha.

" Tapi Dia seperti banyak membuat wanita tertarik." Tambah Alex membuat Meysha tidak mengelaknya. Siapa yang tidak menyukai keramahan, kesopanan serta kebaikannya dalam bersikap. Namun Meysha hanya membalas dengan sebuah senyuman sopan. Dan mengingatkan dirinya yang sangat berbeda lingkungan dan keyakinan. Dia pun menjawab pertanyaan Alex dengan jujur.

"Selain Aku, Karena itu jelas tidak mungkin. Kami sangat berbeda dari segala hal." Jelas Meysha.

To be continued

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!