H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
🌹✨💞✨🌹
Jam 7 malam.
Felix sudah rapi, namun tidak dengan Rini, Rini masih berantakan, tanpa mengenakan sehelai benang hanya di tutupi selimut di tubuh nya.
"Cepat bersiaplah, jangan membuat ku menunggu atau kau akan terima resiko nya sendiri," ancam Felix menatap tajam Rini.
Tanpa membalas perkataan Felix, Rini langsung bangkit dengan selimut terus di pegang menutup tubuh polos nya.
Dia tidak memiliki tenaga untuk meladeni Felix sekarang, tubuh terasa sakit, suara terasa habis hingga rasanya berbicara satu kata saja tidak bisa, terus menangis saat Felix melakukan membuat nya lelah.
Rini sedikit kesulitan saat berjalan, tapi dia tetap memaksa diri.
Felix menatap belakang punggung Rini.
"Tubuh mu sekarang hanya milik ku seorang, berani ketahuan kau melakukan macam-macam di belakang ku, kau tidak akan ku biarkan hidup lagi," gumam Felix serius tidak segan membunuh orang.
Dari kedua bola mata terlihat jelas tidak hanya gretak sambal, ini adalah peringatan pertama dan terakhir Felix pada Rini.
Dia bisa melakukan apapun yang dia mau, meski sekali pun itu adalah hal yang sulit untuk di lakukan akan dia lakukan agar bisa terjadi.
Selagi Rini di dalam bersiap, Felix duduk di tepi ranjang sambil memainkan ponsel menaik turunkan layar ponsel.
Seketika senyum terbit menatap ponsel.
"Rini cepat, kita harus sudah segera pergi sekarang!" teriak Felix malas menunggu.
Namun teriakan Felix tidak di gubris, suasana di dalam begitu sunyi seperti tidak ada orang di dalam.
Felix mulai merasa cemas tidak mendapat jawaban, pikiran nya mulai tidak tenang, pikiran negatif bertebaran kiri kanan melayang seperti layang-layang.
"Rini sedang apa kau di dalam? kau mendengar kan saya bukan?"
Namun semua sama seperti awal tidak ada balasan apapun dari dalam.
Felix tidak bisa sabar lagi, hingga akhir nya dia membuka paksa pintu kamar mandi dengan satu kali dobrakan.
Prakkk....
"Rini!" Felix berlari menghampiri Rini dengan wajah panik.
Melihat Rini tidak berdaya berbaring lemas di lantai kamar mandi, Felix menggendong Rini, memindahkan ke tempat tidur.
Felix mencari pakaian Rini dan mengenakan nya. Dia kaget melihat Rini terpapar di lantai dengan tubuh polos tanpa sehelai benang, entah sudah berapa lama berada seperti itu, dia sendiri tidak tau.
"Apa yang terjadi dengan nya? kenapa bisa pingsan, belum juga ke tahap lebih tinggi sudah ambruk duluan," ucap Felix pusing, memijit kepala melihat kondisi Rini sekarang.
"Aku harus tetap pindah dari sini sekarang, jika masih di rumah nya, keluarga nya akan tau apa sebenarnya yang terjadi. Dan itu tidak akan untuk ku, meski mereka tidak bisa mencelakai ku, tapi penderitaan perempuan ini akan berakhir begitu cepat."
"Hei, bangunlah," Felix menepuk-nepuk pipi Rini.
"Nih orang pingsan atau mati sih? kenapa susah banget di bangunin? seperti bukan bangunin orang, tapi binatang," ngedumel Felix kesal Rini tak kunjung bangun juga.
Tok... Tok... Tok....
"Rini," panggil Mommy Diana sambil mengetuk pintu.
"Mommy Diana? bagaimana ini? kenapa dia kemari? dia tidak boleh masuk dan melihat keadaan Rini seperti ini, atau tidak dia akan berpikir macam-macam," Felix mulai cemas dan mencoba mencari jalan keluar dari masalah ini.
Cekrek....
"Eh, Mommy, cari Rini?" tanya Felix basa-basi.
"Iya, Rini nya mana? kenapa Nak Felix yang keluar?" tanya balik Mommy Diana.
"Rini masih tidur Mom, dia kecapean dengan ritual anu, itu lho Mom," jawab Felix.
"Astagfirullah, kenapa tidak menunggu malam saja? berapa kali tadi?"
"Dua sesi, pertama tiga ronde dan kedua sama," jawab Felix.
"Apa!" kaget Mommy Diana membelalakkan mata tidak percaya mendengar jawaban Felix.
Mommy Diana menatap Felix sambil menggeleng kepala, dia tidak tau harus berkata apalagi pada menantu nya ini, kenapa begitu rakus hingga tidak bisa menahan diri.
Tindakan nya itu pasti sudah membuat Rini putri nya kewalahan dan mungkin saja tubuh Rini terasa sangat lemas dan susah berjalan.
"Bagaimana keadaan Rini sekarang? apa baik-baik saja?" khawatir Mommy Diana.
"Kenapa mendadak Mommy Diana bertanya seperti ini? apa Mommy tau keadaan Rini sekarang? tapi bagaimana bisa?" batin Felix bertanya-tanya.
"Felix, mommy bertanya padamu kenapa diam, ayo jawab bagaimana keadaan Rini sekarang?" tatap Mommy Diana melihat Felix diam.
"Rini baik-baik saja Mom, emangnya apa yang bisa terjadi pada Rini? selagi Rini berada di samping ku, aku tidak akan membiarkan Rini terluka meski itu hanya sehelai rambut pun, atau orang-orang tersebut langsung berhadapan dengan ku," ujar Felix.
"Alhamdulilah, mommy senang dengar nya. Mommy harap dengan Rini bersama mu, Rini akan hidup bahagia, tidak ada yang membuat nya sedih atau lainnya."
"Maksud Mommy apa Rini selama ini tidak hidup bahagia?"
"Iya, kamu benar. Meski selama ini Rini tidak pernah berbicara apapun pada Mommy tentang perasaan nya, tapi Mommy sebagai ibu yang melahirkan nya tau perasaan nya. Tanpa Rini ketahui setiap keluh kesah nya mengeluarkan unek-unek Mommy selalu mendengarkan."
"Memang nya keluh kesah apa yang Mommy dengar?"
#Flashback
"Dad, Mommy ke kamar Rini dulu, Daddy makan duluan saja, tidak usah tunggu," ucap Mommy Diana.
"Iya, Daddy akan makan, tapi setelah Rina datang saja," sahut Daddy Tirtan.
"Selalu saja gitu, sekali-kali bersikap lah adil pada anak-anak Dad, jangan begini, kasihan Rini terus di nomor duakan, ingat anak kita hanya dua, jadi harus bersikap adil pada kedua nya jangan hanya satu saja," pesan Mommy Diana.
"Sudah Mom jangan di bahas, Daddy lagi malas ribut."
"Iya, terserah."
"Mau sampai kapan kamu seperti ini Dad, Mommy takut ke depan nya Daddy akan menyesal," batin Mommy Diana khawatir.
Mommy Diana pergi meninggalkan suami nya dan berjalan menuju kamar Rini.
Langkah nya terhenti saat tangan ingin menyentuh ganggang pintu, suara tangis dari dalam membuat nya membeku mendengar kata-kata yang begitu menyentuh di hati nya.
"Kenapa aku selalu di bandingkan sama Kak Rina? kenapa Daddy memperlakukan ku berbeda dengan Kak Rina? kenapa aku di kata anak yang membuat nama keluarga hancur? kenapa? kenapa ya Tuhan?"
"Kenapa Engkau menciptakan ku, jika hidup yang ku jalani akan seperti ini? aku lebih memilih tidak di lahir kan dari pada lahir," tangis Rini.
"Hiks... hiks... hiks... aku juga pengen merasakan kasih sayang Daddy seperti Kak Rina, apa aku salah menginginkan itu?"
Mommy Diana mendengar perasaan Rini yang selama ini tidak pernah dia ketahui menangis, air mata bercucuran tidak mampu dia menahan lagi.
Hati nya ikut teriris, Rini yang selalu tampil ceria di depan, ternyata menyimpan banyak luka di dalam.
"Maaf kan Mommy sayang, Mommy lah yang salah di sini, Mommy tidak bisa membuka jalan pikir Daddy mu," batin Mommy Diana sedih.
...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......
...✨____________ 🌼🌼_______________✨...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
𖤓⃠☠︎ Mom Indri🐼𖡹
penasaran ada apa daddy nya tidak menyayangi Rini?
ala ada sesuatu yang terjadi di masa lalu yang tidak dia katakan?
aaaaa, author bikin deg-degan deh.
2022-12-31
1
Novie Rochana
kasian juga dgn Rin... di anak tirikan rupanya... 😌😌
2022-12-18
0
Nur Yuniarni
tapi rini jatuh cinta sama bara calon kakak iparnya, itu juga yg buat rini jadi bunuh kakaknya
2022-12-15
0