H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
🌹✨💞✨🌹
"Dad, putri kita sudah menikah mau sampai kapan Daddy bersikap seperti ini? Mommy tidak tega sama Rini, meski tidak pernah mengatakan apapun, mommy tau perasaan Rini seperti apa," ujar Mommy Diana.
"Sampai Rini menjadi perempuan mandiri, kita tidak selalu ada bersama Rini Mom, jadi dia harus bisa melakukan semua sendiri tanpa meminta bantuan setiap menghadapi masalah," sahut Daddy Tirtan.
"Mommy paham maksud Daddy, tapi tidak seperti ini juga, Rini anak satu-satu nya kita. Apa Daddy sanggup kehilangan Rini seperti Rina?"
"Tidak Mom, mana ada orang tua yang sanggup kehilangan putri nya."
"Jika tidak bisa, maka berubah lah Dad, sekarang kita tidak akan sering bertemu Rini, kita akan sangat jarang, bahkan bisa tidak. Semua kembali lagi pada suami nya yang ingin membawa Rini kemana."
Daddy Tirtan seketika terdiam. Dan tanpa mereka sadari Rini mendengar semua percakapan mereka.
Saat tadi terbangun, Rini haus dan bangkit mengambil minum, namun sebelum itu dia membersihkan diri, karena tidak mungkin keluar dengan keadaan berantakan.
"Tidak Mom, biarkan semua seperti ini saja, jika tidak Rini tidak akan berubah, dan dia tidak akan bisa menjadi seperti Rina yang mandiri tidak pernah mengandalkan kekuasaan keluarga," ucap Daddy Tirtan.
"Tap-"
"Sudah lah Mom jangan membahas hal ini terus, Daddy melakukan ini untuk kebaikan Rini ke depan nya, agar dia tidak selalu membuat kekacauan yang memalukan nama baik keluarga," ucap cepat Daddy Tirtan.
Di balik pintu Rini mendengar itu seperti menelan pil pahit.
Air mata jatuh bercucuran. Dada nya terasa sesak mendengar kenyataan yang selama ini tidak di ketahui.
"Maafkan Rini Dad, jika selama ini kehadiran Rini membuat daddy repot dan malu. Mulai sekarang Rini berjanji tidak akan merepotkan Daddy. Rini sadar, sesuatu yang di awali dengan kejahatan cepat atau lambat akan menerima balasan dari perbuatan nya sendiri dan sekarang balasan itu sedang Rini jalani, tapi kalian jangan khawatir, karena Rini tidak akan merepotkan kalian dengan semua masalah Rini lagi, sesuai permintaan Daddy, Rini harus mandiri," ucap Rini pelan dan berjalan pergi meninggalkan pintu kamar orang tua nya.
Tiba di dapur, Rini mengambil minum di dalam kulkas dan di tuangkan ke gelas.
Otak nya masih belum bisa melupakan tentang apa yang di dengarkan barusan.
Omongan Daddy terus terngiang di benak nya seperti kunti.
"Apa sebaiknya aku serahkan diri ke pihak berwajib melaporkan semua kejahatan ku? tapi bagaimana jika hal tersebut membuat Daddy semakin membenci ku?" batin Rini bertanya-tanya bingung keputusan seperti apa yang harus di ambil.
"Sedang apa kau di sini?" Felix menepuk bahu Rini dan sontak saja Rini kaget dan gelas yang di pegang jatuh.
Prak...
"Apa yang kau lakukan? kenapa mengangetkan ku? tidak puas setelah tadi kau memaksakan kehendak mu padaku?" marah Rini menatap tajam Felix.
"Kehendak yang kau katakan? kau tidak salah bicarakan ini?" tanya Felix.
"Tidak, emangnya kenapa? ada yang salah?"
"Ya, kau salah karena itu bukan memaksa, melainkan sudah menjadi hak dan kewajiban kau adalah memuaskan saya. Jadi kapan pun saya menginginkan, kau harus selalu siap," ucap Felix, berbalik dan mengigit daun telinga Rini, tangan nya mengelus perut rata Rini..
Senyum mengembang seketika terbit di ujung bibirnya melihat tanda kepemilikan di mana-mana di sekujur tubuh Rini.
"Kau tidak bisa lari kemana-mana, hidup mu akan ku buat seperti di neraka," batin Felix.
"Jangan pernah menolak keinginan ku, atau kau akan menyesal," bisik Felix, meng***ap tengkuk Rini.
"Jangan sekali kau memperjual belikan tubuhmu ke pria luar sana, karena saya tidak suka peliharaan saya di over sana sini, kau paham itu," Felix memperingati Rini seolah dia adalah hewan.
Rini berontak ingin pergi dari dekapan Felix, namun tenaga nya kalah telak. Felix mer**as kuat gunung kembar Rini.
"Ahk... "
Getaran dan perasaan aneh merangsang ke tubuh nya seketika.
Felix tersenyum, mendengar suara des**an Rini yang sangat cepat merangsang sentuhan nya.
"Apa selain aku sudah ada pria lain yang menyentuh mu?" tanya Felix, mer**as lebih kuat.
"Ahk.... lepaskan... "
"Katakan sekarang, ada atau tidak?"
"Bukan urusan mu ada atau tidak, saya tidak akan menjawab."
"Wah ternyata kau sangat suka dengan cara kasar," Felix langsung menggendong Rini dan pergi meninggalkan dapur, membiarkan pecahan gelas berserakan di lantai dapur.
"Turunkan saya, apa yang kau lakukan?" berontak Rini memukul dada bidang Felix dengan kuat.
"Tidak, kita akhiri obrolan kita di bawah ranjang, mungkin dengan melakukan lagi otak mu sedikit terbuka," ucap Felix tersenyum.
"Jangan saya mohon jangan lakukan lagi, saya akan mengatakan apa yang kau tanyakan tadi, tapi saya mohon hentikan," pinta Rini.
"Terlambat, saya tidak menginginkan jawaban mu lagi, saya bisa mendapatkan jawaban dari pertanyaan saya itu dengan cara saya sendiri," tolak Felix, tiba di depan pintu kamar dia segera buka.
Tanpa banyak kata lagi, dia masuk dan menjatuhkan Rini di tempat tidur dan kembali terulang panasnya olahraga ranjang.
Permainan masih sama seperti pertama, di pimpin oleh Felix tanpa ada kelembutan.
Dan Rini kembali menangis meringis kesakitan, meski sakit nya tidak sesakit awal , tapi gawang nya hingga sekarang masih terasa perih.
****************
Di sisi lain, Rio sibuk mengurus rumah, dia mengatur semua sesuai permintaan Felix, dia juga membersihkan kamar kosong di sebelah kamar Felix.
Kamar tersebut akan ditempati Rini, Felix tidak sudih berbagi kamar dengan Rini.
"Bos sangat merepotkan, jika tidak sudi berbagi kamar, kenapa menikahi nya? dasar aneh," ucap Rio kasihan dengan nasib wanita yang sekarang bersama Felix.
"Tuan, semua sudah beres, apa ada lagi yang harus kami kerjakan?"
"Tidak ada, jika semua sudah selesai, Bibi dan yang lain bisa tinggalkan mansion ini, Tuan Felix memberi pesan pada saya meliburkan kalian untuk beberapa hari," ujar Rio pada kepala Art di mansion ini.
"Baik Tuan, saya akan mengatakan ini lanjut pada yang lain, kalau begitu saya pamit permisi dulu," sahut kepala Art, lalu pergi meninggalkan Rio orang kepercayaan majikannya.
"Semua sudah beres, sekarang apa lagi? jangan sampai ada yang ku lewatkan atau aku akan menjadi bulan-bulanan Bos Felix," ucap Rio pada diri nya sendiri.
Dia mencoba mengingat kembali telpon tadi, apa saja yang di katakan Felix padanya.
"Oh iya hampir saja aku lupa, tadi Bos meminta ku memesan makan, tapi kenapa Bos hanya meminta satu? apa dia ingin makan sepiring berdua? atau dia memiliki maksud tersembunyi?" Rio mulai menebak-nebak.
"Sudah lah, dari pada aku pusing mikirin hal ini, mending aku lakukan saja perintah nya atau aku akan end sama bos Felix," ucap Rio seraya mengambil ponsel untuk melakukan pemesanan makanan delivery.
...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......
...✨____________ 🌼🌼_______________✨...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
𖤓⃠☠︎ Mom Indri🐼𖡹
Felix menurut ku ya. Cara mu memperlakukan Rini terlalu kasar. meski rini jahat tidak seharusnya seperti itu. sikap mu pada rini seperti memperlakukan binatang saja.
Aneh kok jadi kesal bacanya padahal gak cuman cerita😂
2022-12-31
0
Novie Rochana
nasib mu lah Rini.... 🥺🥺
2022-12-18
0
Nur Yuniarni
mungkin dari sini rini akan berubah jadi orang baik, krn menerima perlakuan kasar felix
2022-12-15
0