Zahrin yang bertambah panik dan nafasnya semakin berhambur. Mencoba Tenang, namun tetap saja tidak bisa.
Hingga tingkahnya membuat wanita berusia sekitar ibu mertuanya bereaksi. " Ada apa?" senyum ramah yang selalu menghiasi bibirnya.
" Tidak Bu, tidak ada apa-apa." Zahrin yang tidak bisa menutupi rasa malunya.
" Apa dompet mu ketinggalan? Tidak usah malu, terkadang saya juga begitu. Sudah, biar saya yang bayar saja. Duduk!" Ibu Olivia yang menyentuhkan telapak tangan kanannya pada bangku supaya Zahrin mengikuti titahnya untuk segera duduk kembali dan jangan cemas.
Astaga, baik sekali wanita ini. Berbeda sekali dengan ibu mertua. Jika mungkin itu ibu mertua, cercaan sudah tentu dilayangkannya. Istri sembrono lah, istri pikun dan satu lagi, gaya nada bicaranya tidak pernah enak di dengar.
Zahrin yang menggaruk tipis dahi yang mulai berminyak karena sengatan matahari. Zahrin kemudian duduk di bangku kembali.
" Apa kamu sedang mencari pekerjaan?" kata wanita itu karena mungkin melihat amplop besar berwarna coklat layaknya orang melamar kerja.
" Iya Bu. Saya sedang membutuhkan pekerjaan."
" Kebetulan sekali, Toko Kue saya sedang membutuhkan karyawan."
Kata-kata wanita yang duduk di sebelah Zahrin, terdengar bagaikan oase saat berada di atas gurun pasir. " Benarkah Bu? Apa saya boleh melamarnya?" Wajah Zahrin kembali antusias dan bersemangat setelah sempat putus asa.
" Tentu." angguk nya disela-sela menikmati es campurnya. " Siapa nama kamu?"
" Zahrin Bu."
" Okay Zahrin, saya ibu Olivia." seraya mengulurkan tangannya untuk menjabat telapak tangan Zahrin.
Wanita ini sangat ramah. Padahal Zahrin baru pertama kali bertemu dengannya. Tapi aura positive nya terpancar hingga membuat Zahrin merasa senang bertemu dengannya.
Setelah ibu Olivia menggeser dua mangkok kosongnya karena semua tanpa sisa dia habiskan yaitu bakso dan es campur yang dia pesan. Dia kemudian membayar termasuk bakso dan es teh milik Zahrin.
" Zahrin, ayo ikut saya."
" Baik Bu."
Keduanya pun menyebrang jalan dan menuju ke Toko Kue Olivia tepat di seberang penjual bakso mereka makan tadi. Sudah terkenal sekali jika Toko Kue Olivia ini sangatlah enak dan banyak penggemarnya alias sangat laris karena Toko Kue nomor satu di kota ini.
" Kita ke sini Bu?" Zahrin mendadak gugup tatkala memasuki ruangan ber AC sekaligus dengan etalase-etalase yang semuanya terisi penuh akan aneka kue dan beragam roti. Belum ditambah aroma wangi dari mentega wisman, uh lala ... semuanya tampak menggugah selera. Zahrin yang menelan air liur dalam mulutnya ketika melihat pajangan-pajangan kue menggoda dan tidak tahan untuk mencicipinya.
" Ayo Zahrin!" kata ibu Olivia mengajak Zahrin untuk tidak terpaku melihat semua aneka kue yang di dalam etalase.
" Baik Bu." Zahrin pun mengikuti langkah ibu Olivia untuk masuk ke ruang kerjanya.
Setelah keduanya duduk berhadapan dengan jarak satu meja panjang yang tingginya proposional untuk bekerja. Ibu Olivia pun membuka surat lamaran kerja Zahrin.
" Zahrin Zaneta."
" Iya Bu."
" Jadi kamu sudah menikah?"
" Iya Bu, sudah."
" Baik Zahrin, kamu diterima kerja di Toko Kue ini."
" Benarkah Bu?" Zahrin yang melepas senyum gembira dengan terlihat gigi putih bersih berjajar nya.
" Iya Zahrin. Mulai besok kamu sudah boleh masuk kerja. Dan ini, adalah tugas-tugas kamu selama bekerja di Toko ini." Ibu Olivia yang memberikan secarik kertas HVS dengan diatasnya adalah tulisan dari pekerjaan yang akan Zahrin lakukan.
" Terimakasih ibu Olivia." Zahrin sampai berkaca-kaca. Zahrin pun keluar dari ruang kerja dan pulang ke rumah dengan perasaan bahagia.
Mencoba menghubungi Mega dan Yanuar untuk minta tolong menjemputnya, namun mereka bahkan tidak mengangkat teleponnya. Berkirim pesan kepada keduanya pun tak ada balasan dan hanya dibaca saja.
Zahrin pun mengingat kembali dimana dia meletakkan dompetnya. Apakah terbawa oleh mas Akhyar atau masih di lemari pakaiannya?Karena jika nanti pulang dan ternyata dompetnya terbawa mas Akhyar. Bagaimana dia membayar ojek online yang di pesannya?
" Zahrin, kamu masih di sini?" tanya heran ibu Olivia mengapa Zahrin masih berada di dekat toko kuenya.
" hehehe, iya Bu."
" Kamu naik apa? Oh ... " Ibu Olivia kemudian memberikan satu lembar uang seratus ribuan untuk Zahrin. Ibu Olivia ingat jika Zahrin tadi tidak membawa dompet. " Ini buat kamu."
" Ta-tapi Bu."
" Sudah nggak usah sungkan, Zahrin."
" Terimakasih Bu."
" Iya." Ibu Olivia pun beranjak pergi meninggalkan Zahrin.
Alhamdulillah, masih ada orang baik.
Andai saja ibu mertua seperti ibu Olivia, aku pasti bahagia.
Zahrin pun dengan cepat memesan ojek online.
.
.
" Astaga Regi, mau sampai kapan kamu akan main game terus Regi? Ingat usia kamu itu berapa? Masak main game sepanjang hari Regi?" Ibu Olivia yang masuk rumah tidak berhenti mengomel saat tahu putra kesayangannya masih sibuk main game dan tidak beranjak dari kamarnya.
" Apa sih ma? Nanti cepat tua lho kalau mama marah-marah terus."
" Mama sudah tua Regi, kalau kamu begini terus, lama-lama mama suruh kamu gantiin mama jaga malam Toko kue mama." Ibu Olivia yang mengomel sembari menyiapkan makan malam untuk Regi.
Mereka hanya hidup berdua setelah kepergian mendiang ayah Regi. Namun kepergian ayah Regi cukup banyak meninggalkan warisan untuk Regi dan ibu Olivia.
Bisa dikatakan, jika rumah yang ditempati Regi dan ibu Olivia terbilang mewah meskipun bukan rumah sekelas konglomerat yang memiliki lapangan jet pribadi.
Keduanya pun menikmati makan malam bersama. Regi yang selesai wisuda S3 nya sungguh belum berkeinginan untuk segera bekerja.
.
.
Suasana makan malam yang berbeda di rumah sederhana milik mertua Zahrin.
" Ini kamu lihat Akhyar, cantik kan Nurma." Ibu Reta yang menunjukkan foto profil Nurma di telepon selulernya.
Membuat Zahrin Langsung muram wajahnya tatkala suaminya yang tak bisa berbuat apa-apa itu menuruti ibunya.
" Cantik kan." Ibu Reta seolah tak punya hati. Bagaimana bisa? Anaknya masih terikat sebuah ikatan perkawinan, namun disodorkan wanita cantik supaya suaminya mau berkenalan dan lebih parahnya menceraikan istrinya dengan dalih lama belum hamil-hamil juga. Ibu mertua macam apa itu?
" Cantik nggak Yar?" ulang nya terus menerus seolah pilihannya yang paling benar.
" Iya Bu, cantik." Akhyar yang hanya bisa iya-iya aja tanpa peduli Zahrin yang duduk di sebelahnya.
Grek
Suara ujung kursi kayu ruang makan setelah Zahrin menggesernya sedikit ke belakang untuk pergi meninggalkan meja makan. Jujur dadanya bergemuruh tatkala ibu mertuanya secara terang-terangan habis-habisan memuji-muji wanita yang akan dikenalkan oleh mas Akhyar.
" Mau kemana kamu Zahrin?" tanya ibu Reta dengan nada sinis nya.
Zahrin menggaruk tulang rahang yang setengahnya ditutupi kerudung segi empat yang dia kenakan. " Mau ke kamar Bu."
" Ingat! Nanti cuci piring sebelum tidur."
" Iya Bu."
Baru saja Zahrin hendak melangkah. Namun ibu Reta sengaja membuat dadanya panas. " Suka tidak suka kamu Zahrin, Akhyar tetap akan aku nikahkan dengan Nurma."
Duar
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Hanipah Fitri
suka tdk suka kamu harus mau dimadu begitu kan maksudnya
2022-12-23
1