Selin begitu malas membuka matanya untuk memulai hari selepas weekend membuat dirinya masih betah berbaring di ranjang.
" Selin udah jam berapa ini ? Segeralah mandi bersihkan dirimu " ujar Charli
Charli Menyibak gorden kamar putrinya itu membuat sang empunya terganggu menutupi sinar tersebut dengan tanggannya.
" Dalam hitungan ke tiga , jangan membuat ayah marah. Bangun Selin " Charli bersidekap masih melihat putrinya yang masih setia di atas ranjang
" Satu "
" Dua "
Begitu saat akan mendekati tiga tubuh Selin langsung bangun berdiri tegap menatap Charli , seolah rasa kantuknya hilang begitu saja.
" Anak yang baik , ayah tunggu dua puluh lima menit lagi untuk turun ke bawah sarapan pagi"ujar Charli mengusap pelan puncak kepala putrinya sebelum meninggalkan kamar tersebut
Walaupun dia anak satu-satunya tidak membuat Selin bermanja-manja namun dia begitu istimewa di mata ayahnya yang selalu disiplin akan waktu.
Selin mengulum senyuman melihat pantulan dirinya di depan cermin merasa dirinya sudah rapih kemudian memoles lipstik menambah kesan kecerahan di bibirnya yang berwarna pink.
Merasa telah puas dengan penampilannya ia lantas turun melangkahkan kaki menuju ruang makan yang disana sudah ada Ayahnya dan lendra yang selalu terlihat tampan.
" Benar-benar hot om banget " Selin berteriak kegirangan di dalam hatinya merasa senang setiap pagi di suguhi pemandangan seperti ini
" Pagi ayah , om "
Selin duduk di samping ayahnya lalu mengambil roti mengisinya dengan selai coklat kesukaannya.
" Pelan-pelan sayang " Ujar Charli yang melihat Selin seperti kehausan meminum susu coklat hangat yang telah di siapkan bi Ima
Sapuan tanggannya menghapus sisa susu coklat tersebut membuat lendra tersebut melihat kelakuan aneh gadis yang masih remaja tersebut, menurutnya.
" Pakai tisu , Selin. Masa iya pakai tangan nanti malah di urungi semut , nih "
Charli menyodorkan sebungkus plastik tisu bermerek tersebut kepada putrinya.
Seperti biasa lendra hanya diam memandang kehangatan ayah dan anak tersebut membuatnya memori dirinya dengan Ayahnya sekilas terputar di otaknya.
Selin berpamitan menyalami ayahnya berangkat ke sekolah dengan om lendra , keduanya berjalan beriringan menuju bagasi mobil.
" Jam berapa nanti om jemput ? " Tanya lendra ketika mereka sudah berada di dalam mobil , belajar dari kejadian sebelumnya yang membuatnya lama menunggu itu membosankan jadi lendra akan menjemput gadis tersebut setelah kegiatannya selesai.
" Jam lima om soalnya masih ada pelajaran tambahan "
Belajar tambahan dari jastin , maksudnya gumam Selin di dalam hati.
Yes !
Bersorak kegirangan akhirnya dia akan bertemu jastin lagi setelah weekend.
" Om "
Hanya deheman yang di balas pria dingin sebelahnya.
" Om masih normal kan , maksud Selin itu masih menyukai wanita kan ? Atau____"
Ucapan Selin terpotong ketika lendra langsung menyauti ucapan tersebut sebelum dia berpikir aneh-aneh.
" Saya masih normal, Selin " ujarnya kemudian.
Syukurlah, Selin mengusapkan dadanya berucap syukur lendra masih normal tidak seperti yang dia bayangkan.
Saat bersama lendra ia mengacuhkan handphonenya yang berbunyi pesan masuk dari jastin sedari tadi mengirimkannya pesan.
" Handphone kamu berbunyi sedari tadi sepertinya itu penting "
Lendra mencoba mengingatkan Selin melihat gadis tersebut sedari tadi menatapnya sambil tersenyum.
" Ngak penting om paliangan itu cuma chat grub kelas , Selin lebih memilih menikmati pemandangan yang menyehatkan mata yang berada di samping selin "
Memang benar seharusnya lendra memilih diam saja daripada meladeni gadis aneh di sampingnya.
Tak mau menyerah Selin terus berbicara Sepenjang perjalanan sedikit membuat lendra tertawa akibat guyonan aneh gadis tersebut , tak terasa lendra menepikan mobilnya ketika sudah sampai di gerbang sekolah Selin.
" Daaa om , sampai ketemu nanti. Awas jangan kangen Selin " ucapannya sebelum keluar dari mobil
Dret dret
( Bunyi telfon berdering )
Selin langsung meronggoh kantong roknya mengeluarkan benda pipih yang mengeluarkan cahaya memperlihatkan panggilan masuk
" Jastin " gumam Selin melihat nama yang tertera di layar handphonenya
Selin menekan tombol hijau tersebut mengangkat panggilan.
" Beib , kamu kemana aja aku udah chat kamu tapi ngak ada balasan padahal kamu online Lo " ujar jastin di sebrang telfon terdengar sedikit kesal
Selin menghela nafasnya mendengar celotehan kekasihnya itu , mereka juga akan bertemu di kelas kenapa dia mempersalahkan hal sepeleh begini.
" Tadi aku sama ayah ngak mungkin megang handphone , lagian nanti juga akan ketemu nanti " ujar Selin bohong karena sedari tadi dia sibuk memandang jastin
" Aku ngak masuk sekarang maka dari itu aku mengirim pesan. Tolong buatin aku surat ya beb "
Belum sempat Selin menjawab panggilan tersebut namun sudah di putuskan sepihak oleh jastin.
Sabar Selin , ujarnya menguatkan diri sendiri menghadapi sikap jastin yang kekanakan.
di dalam kelas
dengan Tumpuan siku menopang wajah Selin yang terlihat malas mendengar seorang guru menjelaskan pelajaran , berharap bel pulang berbunyi dan bertemu lendra yang sedari wajah lendra berputar-putar di pikirannya.
Semenjak lendra datang untuk pertama kalinya ia sudah terpesona akan ketampanan dan daya tarik lendra yang berbeda dengan kekasihnya.
Sementara ditempat lain jastin sedang berpesta minuman bersama teman wanitanya dan juga beberapa teman laki-laki sekelas dengannya.
" Bersulang "
Jastin mengangkat botol minumannya diikuti teman-temannya mendekatkan botol minuman mereka , masih mengunakan pakaian sekolah jastin dan kedua temannya itu berpesta di apartemen jastin.
Kedua laki-laki tersebut bersorak kegirangan melihat destin yang merupakan satu-satunya perempuan di sana membuka bajunya hanya memakai tanktop membalut tubuh indahnya yang memperlihatkan setengah dadanya yang terlihat.
" gerah banget jastin , gua kepanasan nih " ujar destin mengibaskan tangannya di depan wajahnya yang sedikit memerah , entah pengaruh alkohol atau apalah.
" Udah gerah aja sayang, gimana kalau kita berenang aja di kolam biar kamu nggak kegerahan "
Rama mengacungkan jempol dengan sedikit sempoyongan menyatakan setuju ajakan jastin.
Jastin mengangkat gadis tersebut mengendongnya ala bridal style menuju kolam renang yang ada di samping taman apartemen tersebut.
Byur !
( Bunyi air )
Selepas menceburkan destin lantas jastin langsung membuka celana sekolahnya dengan hanya memakai hotpants kemudian menyusul destin yang sudah berada di dalam kolam renang.
Rama lebih memilih duduk selonjoran ditepi kolam meneguk minumannya kembali melihat tingkah temannya mengoda destin di dalam kolam renang
" Lihatlah teman gua yang satu itu dia akan menerkam mangsanya saat ini juga" ujar Rama melihat pengerakan jastin yang berenang mendekati destin di tepi kolam
Jastin mendekap tubuh gadis tersebut dari belakang mengelus perut rata , ia membenamkan wajahnya di leher jenjang destin yang terpampang jelas.
" Aaahkkk__"
******* tersebut akhirnya keluar di mulut destin ketika pria belakangnya memberi tanda kepemilikannya di lehernya di sana dan tak lupa tangan nakal tersebut menjelajahi tubuh gadis tersebut
" Seharusnya gua mengajak gadis juga kesini daripada melihat dua sejoli tersebut bertubrukan di tepi kolam " umpat Rama menatap lurus ke kolam renang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments