Selepas mereka sarapan pagi , Selin seketika langsung mengembangkan telinganya lebar - lebar ketika pria tersebut menceritakan tentang dirinya.
Perasaan kasihan muncul di hatinya setelah mendengar sebab pria tersebut tertabrak akibat mabuk berat setelah rumah tempat dia berpulang telah hancur ketika dia melihat ibunya selingkuh dan semalam merupakan malam sesudah pemakaman ayahnya yang tiba-tiba meninggal akibat serangan jantung setelah mengetahui hubungan gelap ibunya.
" Siapa tadi namamu ? " Tanya Charli menatap pria yang duduk di seberangnya seolah lupa padahal baru beberapa menit pria tersebut mengenalkan diri
" Om lendra ayah "
Bukan pria itu yang menjawab ketika mulutnya hendak bicara namun terpotong oleh ucapan Selin.
Charli tertawa mendengar Selin telah memberi panggilan sendiri pada pria itu.
Selin mengerutkan keningnya tidak mengerti apakah ada hal yang lucu di ucapkannya
" Kenapa ayah tertawa ? "
Kembali ke sikap tegapnya Charli meredakan tawanya, " sejak kapan kamu udah memberi panggilan om terhadap lendra "
" Sejak tadi pagi ayah , emang ada yang salah ayah ? "
Tidak !
Charli mengelengkan kepalanya memperhatikan pria yang duduk di seberangnya mengira umur lendra apakah pantas di panggil om
" memangnya umur kamu berapa ? " Ujarnya mengutarakan isi pikirannya
" Dua puluh empat pak "
Yah , tidak apalah kalau Selin memangil om toh jarak umur mereka lumayan jauh juga , batin Charli
" Ayah , apakah ayah tidak melihat jam sekarang, jika masih memperdebatkan panggilan tersebut aku akan terlambat ke sekolah "
Untuk pertama kalinya selin tidak diantar oleh supir dan ayahnya , senyumannya selalu merekah di wajahnya sedari tadi tanpa mengalihkan pandangannya kepada lendra yang fokus menatap jalan mengendarai mobil.
" Apakah ada yang salah di wajah saya , Selin ? Sedari tadi kamu tersenyum melihat saya "
Selin melepaskan seat belt lalu mendekatkan tubuhnya mencondongkan wajahnya kepada lendra , menatap lebih dekat pria tersebut
Lendra seketika mematung merasakan sesuatu yang kenyal menempel di pipinya dalam sekejab Selin kembali ke posisi duduknya.
" Remaja sekarang begitu agresif , tahan dra jangan sampai ke goda ingat semua kebaikan pak Charli dia udah baik ke lu buat ngasih tempat tinggal dan menganggap lu sebagai anak sendiri. Jangan sampai kepercayaan tersebut lu rusak " batin lendra sekilas menatap selin selanjutnya kembali fokus kedepan
Tak membutuhkan waktu lama lendra dan Selin telah sampai di sekolah gadis itu , sebelum keluar dia melambaikan tangan
" Daaa om tampan , sampai bertemu di rumah "
Lendra menunggu hingga gadis tersebut memasuki gerbang matanya tak pernah lepas melihat Selin yang sedang di ganteng oleh seorang teman prianya.
Masa bodoh dengan hal tersebut dia tak peduli lalu melajukan mobil ke kantor Charli yang alamatnya sudah dia dapat melalui pesan yang dikirimkan Charli.
" Lah lu pasti tidak percaya sekarang gua punya om hot yang bisa menemani gua kemana pun "
Mia sahabat selin berteriak terkejut membuat seisi kantin meliriknya , karena di tatap oleh seisi kantin dia membentuk permintaan maaf dengan menyatukan telapak tangannya.
" lu jadi simpanan om-om gitu , emang masih kurang yaaa uang yang di kasih ayah lu " ujar Mia memelankan suaranya takut temannya yang lain mendengar pembicaraan mereka.
Selin menyemburkan minumannya tak habis pikir sahabatnya berpikir seperti itu , " ngak lah , emang gua perempuan murahan. Lu tau gua ngak akan seperti itu ____"
Pembicaraan mereka terpotong ketika jastin , kekasih Selin duduk di sebelahnya merangkul gadis tersebut.
Mia berdecak kesal dirinya sudah begitu penasan malah tidak bisa melanjutkan obralan mereka karena ada jastin.
" Ngapain lu kaya gitu, ngak suka liat gua ? " tanya jastin menatap Mia yang masih berwajah masam
Mia bangkit dari duduknya ia sedang malas berdebat dengan kekasih sahabatnya itu,
" Lu masih hutang penjelasan , gua duluan ke kelas. Malas jadi obat nyamuk kalian di sini "
" Dia kenapa ? " Tanya jastin
Semenjak dia menjadi kekasih Selin , sahabat kekasihnya tersebut selalu tidak ramah kepadanya
Selin mengelengkan kepalanya mengengam tangan jastin menyakinkan semuanya baik-baik saja,
"tidak ada , mungkin dia lagi pms "
****
Selin menghela nafas pasrah menjuntaikan kakinya duduk di barisan penonton di lapangan basket.
" Apakah jastin masih lama bermain basket, perut gua udah keroncongan nih minta di isi lebih baik pulang sendiri aja lah kalau begini"
Mengetahui selin beranjak dari duduknya jastin sedikit berlari menghampiri gadis tersebut yang hampir mendekati gerbang lapangan basket.
" Kamu mau kemana beb ? " Cegat jastin mengengam tangan Selin langsung merangkul pinggang gadis tersebut hingga tidak menyisakan jarak diantara mereka
" Aku mau pulang , laper beb.lagian kamu masih lamakan latihannya ngak mungkin juga kamu anterin aku "
Jastin mengecup pelan kening gadisnya taklupa ia tidak membuang kesempatan mengeratkan kembali merangkul pinggang Selin hingga ia dapat merasakan bongkahan daging yang mengganjal tersebut menempel di tubuhnya
" Jastin , masih bnyak orang di sini kamu jangan aneh-aneh "
Selin mendorong pelan dada jastin hal tersebut begitu mudah baginya.
" Hati-hati ya beb kabarin aku klau udah sampai , kapan kita keluar aku udah kangen sama kamu " ujar jastin membisikannya di telinga Selin.
Selin mengeleng pelan sepertinya ayahnya tidak akan mengizinkannya untuk keluar bersama jastin untuk waktu sekarang melihat kejadian sebelumnya ia pulang larut malam membuat ayahnya murkah.
" Sabar ya beb,untuk saat ini belum bisa. aku akan bujuk ayah mengenai ini "
selepas itu dia barulah bisa meninggalkan jastin setelah pria tersebut mengecup bibir Selin dengan cepat
Tin !
Klakson mobil mengejutkan Selin yang berdiri terperanjat di gerbang sekolah ,
" astaga apakah ayah menjemputku, tidak biasanya menjemputku di jam kantor sedang sibuk begini "
Langkah kakinya mendekat menuju kearah mobil yang tidak jauh terparkir dari gerbang sekolah.
" Astaga ! " Selin berteriak terkejut lalu menutup mulutnya dengan sebelah tangan
Ia sempat lupa saat melihat lendra duduk di kursi kemudi seolah belum terbiasa melihat kehadiran pria tersebut yang baru memasuki hidupnya.
"Kenapa berteriak begitu apakah ada yang salah dengan saya ? " Tanya lendra bingung Menatap Selin
Selin mengelengkan kepalanya menutup pintu mobil ketika dirinya sudah duduk di samping lendra.
" Maaf , Selin sempat lupa sama om, makanya tadi kaget "
Lendra hanya tersenyum kembali menghidupkan mesin melajukannya membelah jalanan kota yang begitu padat di sore hari.
" Udah lama om nunggu ? "
Lendra melirik sebentar gadis di sampingnya lalu kembali fokus kedepan
" Hampir satu jam saya tunggu kamu di luar"
" Kenapa nggak telfon aku om , kan jadinya om nggak lama nunggu aku.selin juga ngak tau om bakalan jemput , biasanya ayah cuma ngantarin Selin "
Masih fokus kedepan lendra menyauti ucapan Selin, " aku ngak ada nomor kamu Selin , bagaimana cara mau menghubungi "
Pffftt !
Selin menahan tawanya , " tinggal mintak aja om nggak ada susahnya , mau chat 24 jam aku juga akan mau klau untuk om. lebih dari itu aku juga mau "
Lendra mengusap dadanya berbicara dengan gadis di sampingnya membuatnya harus lebih ekstra menguatkan diri.
Tidak ada yang lucu namun Selin tertawa kemenangan ,sepertinya ini akan menjadi kebiasaan barunya yaitu selalu mengoda lendra enthlah rasanya begitu senang melihat wajah lendra yang tersipu , batin Selin.
" Ngak usah kaku om kita kan sekarang keluarga. yaudah deh sini handphone om biar aku simpan nomorku " Selin mengulurkan tangannya dengan pasrah lendra menyerahkan handphonenya pada gadis itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments