XENA @ BAB 5

Pangeran Alaric menanyakan pada petugas, apa di desa itu ada seorang ksatria hebat yang pandai memainkan pedang dan juga jago memanah. Petugas itu menjawab tidak ada. Karena rata-rata penduduk di desa itu adalah petani dan peternak.

"Apa peternak tidak pernah kehilangan hewan ternaknya?. Setahuku desa ini berbatasan dengan hutan, yang katanya banyak sekali hewan buas yang mengincar hewan ternak." Ujar Alaric.

Petugas itu nampak berfikir. "Iya benar. Selama ini memang banyak sekali serigala atau babi hutan yang datang ke peternakan atau ladang penduduk. Mungkin mereka bisa mengusir hewan-hewan itu." Jawab sang petugas

Pangeran Alaric semakin yakin, ksatria yang menyelamatkannya tinggal di desa ini, atau mungkin di dalam bungker didalam hutan itu. Dia berfikir mungkin saja selama ini ksatria itu yang membunuh serigala atau babi hutan yang datang ke peternakan warga. Dia akan memikirkan cara untuk memancing ksatria itu keluar dari persembunyiannya. Sosoknya benar-benar membuat pangeran Alaric penasaran.

....

🌄🌄🌄🌄

Pagi hari, rata-rata penduduk di desa itu sudah pergi ke ladang, begitu juga Xena, kakeknya dan paman Yacob. Sedangkan Audrey dan sang nenek masih berada dirumah, menyiapkan makanan yang akan mereka bawa ke ladang. Pagi itu Audrey mengatakan kalau dia tidak akan pergi ke ladang, karena merasa kurang enak badan, sang nenek mengerti dan menyuruhnya istirahat saja.

Sang nenek lalu berangkat, membawa keranjang bekal dan juga beberapa botol air minum. Sedangkan Audrey membawa keranjang cucian, lalu menjemurnya di halaman samping rumah.

Pangeran Alaric yang sedang berjalan-jalan bersama jenderal Conrad, menghentikan langkahnya, saat melihat seorang gadis cantik sedang menjemur pakaian. "Ada apa pangeran?. Kenapa berhenti?." Tanya jenderal Conrad.

"Jangan panggil aku pangeran. Apa paman lupa saat ini kita sedang menyamar?." Ujar pangeran Alaric, pandangan matanya tetap fokus pada gadis cantik berambut pirang yang sedang menjemur pakaian.

Pangeran Alaric melebarkan matanya, menjelajah sekeliling rumah sederhana beratap jerami itu. Rumah itu memiliki halaman yang cukup luas, ditumbuhi berbagai macam tanaman bunga dan sayuran.

Pandangan mata pangeran Alaric kini beralih pada bunga mawar yang tumbuh dihalaman depan rumah itu. Bunga mawar yang tumbuh cantik dan ranum itu mengingatkanya kepada ibunda tercinta, yang memang sangat menyukai bunga mawar.

"Permisi!! Seru pangeran Alaric, tapi Audrey sepertinya tidak mendengarnya.

"Permisi nona!! Suara tegas dan berat milik Conrad akhirnya membuat Audrey menoleh kearah mereka. Kening Audrey mengerut, melihat dua orang laki-laki asing berdiri beberapa meter dari tempatnya sekarang. Melihat penampilan pangeran Alaric dan jenderal Conrad saat ini, tidak akan ada yang menyangka kalau sebenarnya mereka adalah pangeran dan juga jenderal besar kerajaan Zephyra."Siapa kalian?." Tanyanya penuh selidik.

"Maaf nona!! Kami adalah pengembara yang kebetulan sedang bermalam di desa ini."Jawab Alaric.

"Oh...lalu ada perlu apa kalian datang kesini?. Apa kalian mau meminta makanan?" Tanya Audrey sedikit merendahkan.

"Jaga bicaramu nona." Hardik Conrad tak terima dengan sikap Audrey, tapi pangeran Alaric menenangkannya.

"Kami bukan ingin meminta makanan, tapi bolehkah kami meminta beberapa tangkai bunga mawar itu?." Tanya Alaric seraya menunjukkan jarinya ke arah bunga mawar.

Audrey tersenyum mendengar perkataan Alaric, senyum meledek dan meremehkan.

"Kalian mau meminta bunga itu?. Apa aku tidak salah dengar?." Tanyanya lalu tertawa kecil.

"Kenapa anda tertawa nona?. Apa ada yang lucu?." Tanya Conrad tidak senang.

"Kalian yang lucu. Wajah dan penampilan kalian terlihat begitu sangar dan menyeramkan, tapi ternyata hati kalian sangat melow. Aku fikir kalian berdua seorang penjahat atau perompak yang bermain dengan senjata, tapi ternyata kalian lebih suka bermain dengan bunga." Ujar Audrey, membuat Conrad semakin tidak senang. Dia hampir saja menghampiri Audrey karena merasa gadis ini sudah sangat tidak sopan pada tuannya, tapi Alaric menahan dan menenangkanya.

"Saya memang sangat menyukai bunga mawar nona. Jadi apa boleh saya memintanya beberapa tangkai saja?." Tanya Alaric. Audrey nampak berfikir.

"Satu koin emas, untuk satu tangkai mawar. Bagaimana?." Tanya Audrey.

"Baiklah." Jawab Alaric, membuat Audrey tersentak. Dia tak percaya laki-laki dihadapanya ini menyetujui penawaranya itu.

"Maksud kamu?. Kamu setuju?." Tanya Audrey memastikan.

"Iya." Jawab Alaric, seraya menyerahkan satu batang emas kepada Audrey, membuat matanya membola seketika.

"O-o-ooh...i-i-i-iya silahkan!! Silahkan saja kalian petik bunga itu sesuka hati kalian. Aku tidak keberatan." Ujar Audrey.

Pangeran Alaric lalu memetik beberapa tangkai bunga mawar itu, dan membawanya dari sana.

"Terimakasih banyak nona." Ucapnya sebelum dia pergi.

"Sama-sama. Kalau kalian mau, aku masih punya banyak bunga mawar dikebun. Apa kalian tertarik untuk membelinya?." Tanya Audrey.

"Benarkah??. Dimana kebun bunganya?."Tanya Alaric.

"Kebun bungaku ada di dekat sungai. Kalian bisa datang beberapa hari lagi, karena bunganya belum siap untuk dipetik." Jelas Audrey .

"Baiklah, kami akan datang beberapa hari lagi." Ujar Alaric lalu pergi dari sana.

Audrey tersenyum senang menatap batang emas yang ada ditanganya. Hari ini dia merasa sangat beruntung, bisa mendapatkan batang emas hanya karena beberapa tangkai bunga.

.....

Sore hari, kakek Abraham dan nenek Gloria juga Xena baru kembali dari ladang. Dia hendak menyiram bunga mawar kesayangannya itu. Xena mematung sesaat, melihat bunga-bunga cantik miliknya sudah tidak ada. Dia berteriak memanggil nama kakaknya lalu menanyakan kemana bunga-bunganya itu.

"Aku menjualnya." Jawab Audrey.

"Apa?. Dijual?.Kenapa kakak menjual bunga-bunga itu?. Kakak tahu sendiri kan, aku sengaja menanam bunga itu disini, karena aku sangat menyukainya."

"Sudahlah Xena. Kita kan masih punya banyak bunga di kebun. Jadi kamu tidak perlu membesar-besarkan masalah. Ini...(Audrey memberikan beberapa sen uang pada Xena). Itu hasil penjualan bunga kamu." Kata Audrey.

"Aku tidak butuh uang ini. Aku hanya mau bunga-bungaku." Jawab Xena, sambil berlalu dari sana.

"Dasar keras kepala." Kata Audrey.

Sejak kejadian itu Xena mendiamkan Audrey. Audrey sepertinya tidak terlalu mempedulikan adiknya yang merajuk, gara-gara dia menjual bunga-bunganya. Menurut Audrey, Xena memang masih kekanak-kanakkan, dia marah padanya hanya karena bunga.

🌻🌻🌻🌻🌻

Setiap hari Alaric datang menemui Audrey, saat kakek dan neneknya juga Xena sudah pergi ke ladang. Alaric memperkenalkan diri sebagai Aiden, dan Conrad sebagai Benjamin. Dia menanyakan dimana letak kebun bunga mawar milik Audrey.

"Sebenarnya itu bukan kebun bungaku, tapi milik kakek dan nenekku. Aku akan mengantar kalian kesana. Ayo." Ujar Audrey, Lalu membawa kedua lelaki itu ke kebun bunga milik kakek Abraham.

Setelah sampai dikebun bunga, Audrey memperkenalkan Aiden dan Benjamin pada kakek dan neneknya, tapi dia tidak melihat Xena disana. Baguslah, memang itu yang Audrey harapakan, karena bisa saja Xena membuat rencananya berantakan.

Audrey mengatakan pada kakek Abraham kalau dua orang laki-laki ini, berniat membeli semua bunga yang ada dikebunnya dengan harga tinggi. Jauh dari perkiraan Audrey, ternyata kakek Abraham menolak tawaran itu.

"Apa maksud kakek?. Kenapa kakek tidak mau menjual bunga-bunga ini pada mereka?." Tanya Audrey tak mengerti.

"Apa harga yang saya tawarkan masih kurang?. Baiklah kalau begitu, saya akan membayar dua kali lipat dari harga sebelumya." Ujar Aiden(Alaric).

"Anda jangan salah paham tuan. Ini bukan masalah harga. Saya tidak bisa menjual bunga-bunga ini pada anda, karena saya sudah menjualnya kepada orang lain. Kalau anda mau anda berdua bisa datang beberapa pekan lagi." Ujar kakek Abraham.

"Baiklah kalau begitu, kami akan datang beberapa pekan lagi." Sahut Alaric lalu pergi dari sana.

Conrad tidak mengerti kenapa pangeran Alaric melakukan semua ini. Apa sebenarnya yang sedang dia rencanakan. Bukankah tujuanya datang ke desa itu, untuk mencari ksatria yang telah menyelamatkanya. Kenapa sekarang dia seolah membuang-buang waktu. Atau apa mungkin sang pangeran tertarik dengan gadis cantik itu.

🌻🌻🌻🌻🌻

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!