Mereka berdua sudah keluar dari bungker itu. Sang ksatria membuka kain penutup mata yang dipakai pangeran Alaric. "Pergi dan ikuti kemana burung itu terbang, karena dia yang akan membawamu keluar dari hutan ini." Ujar ksatria itu, lalu dia naik menunggangi seekor kuda putih.
"Tunggu!! Alaric menghentikan ksatria itu. "Terima kasih sudah menyelamatkan dan merawatku. Siapa namamu?." Tanyanya. Tapi ksatria itu tidak menjawab dan pergi begitu saja.
Kita pasti akan bertemu lagi. Aku pasti akan menemukanmu. Gumam pangeran Alaric dalam hati.
Pangeran Alaric berjalan mengikuti burung itu, sampai akhirnya dia bisa keluar dari hutan. Pangeran Alaric berterima kasih kepada sang burung walau dia tidak tahu burung itu mendengarnya atau tidak, karena dia sudah terbang jauh, menghilang dari pandanganya.
Pangeran Alaric berjalan menuju arah kepulan asap yang dilihatnya di udara. Dia yakin kepulan asap itu berasal dari camp-nya, dan itu memang benar. Dia mempercepat langkahnya hingga akhirnya sampai disana. "Pangeran!! Seru salah satu pengawal saat melihat pangeran Alaric.
Semua pengawal berdiri sambil menunduk hormat. Walau merasa malu dan takut, tapi mereka senang dan merasa lega melihat sang pangeran telah kembali dan baik-baik saja. Semuanya berlutut dan menundukkan kepala.
"Ampuni kami pangeran. Kami ceroboh. Kami pantas mati." Ujar Conrad, kepala pengawal seraya berlutut dan menundukkan kepala, diikuti semua pengawal lainya.
"Bangunlah!! Tidak perlu kalian berlutut seperti itu." Sahut Alaric.
"Terima kasih pangeran." Conrad dan para pengawalnya bangun.
"Pangeran, anda terluka?." Ujar Conrad cemas.
"Ini hanya luka kecil, aku baik-baik saja. Aku hanya ingin istirahat sebentar." Sahut pangeran Alaric, lalu masuk ke dalam camp-nya untuk istirahat.
Pangeran Alaric masih memikirkan ksatria misterius itu. Dia sangat yakin sosok ksatria itu adalah seorang perempuan. Dia bisa melihat dari gestur tubuh juga suaranya. Walaupun dia (ksatria itu) saat berbicara suaranya dibuat seperti suara laki-laki, pangeran Alaric tahu dia adalah seorang perempuan.
Keyakinannya semakin kuat saat dia menatap manik mata Amber milik ksatria misterius itu, pada saat dia menunjukan ular tadi. Walau hanya beberapa detik, pangeran Alaric yakin dia seorang perempuan. Menurutnya, tidak mungkin ada laki-laki yang memiliki mata seindah itu. Aku pastikan secepatnya kita akan bertemu lagi. Bagaimanapun juga dia sudah menyelamatkanku. Dia pantas diberi penghargaan. Gumamnya.
Jenderal Conrad memerintahkan salah satu anak buahnya memeriksa dan mengobati luka pangeran, karena besok mereka akan kembali ke istana. Setelah itu pangeran Alaric dan jenderal Conrad nampak berbincang. Pangeran Alaric menceritakan apa yang terjadi padanya.
"Aku minta paman jangan menceritakan apa yang terjadi padaku, jika kita tiba di istana." Ujar Alaric pada Conrad.
"Sesuai perintah pangeran." Jawab Conrad. Bagaimana mungkin dia akan memberitahukan semua ini pada raja. Kalau raja tahu nyawa pangeran hampir melayang, maka nyawanya dan kesembilan pengawal yang akan jadi taruhanya.
"Paman Conrad, siapa yang bertanggung jawab memimpin wilayah ini?." Tanya Pangeran Alaric.
"Kalau tidak salah wilayah ini ada dibawah kepemimpinan Dimitri, pangeran." Jawab jenderal Conrad.
"Oh dia. Apa paman tahu, seberapa luas wilayah ini, dan apa ada pemukiman warga disekitar sini?."
"Ada pangeran. Ada satu desa di seberang hutan ini, yang masih masuk dalam kekuasan wilayah kerajaan kita." Jelas Conrad.
"Aku ingin kesana. Paman tidak keberatan kan mengantarkanku?."
"Tentu saja tidak pangeran. Tapi maaf, tidak sekarang. Kita harus secepatnya kembali ke istana. Kalau tidak, raja pasti akan sangat marah dan mengkhawatirkan pangeran. Sudah satu pekan lebih kita meninggalkan istana." Jawab jenderal Conrad.
"Baiklah."
🌼🌼🌼🌼🌼
Di tempat berbeda, di seberang hutan itu ada sebuah desa kecil yang dihuni oleh kurang lebih sekitar seratus lima puluh orang penduduk, yang terbagi menjadi enam puluh keluarga atau rumah. Mayoritas penduduk disana bekerja sebagai petani gandum, kentang, oat dan ada juga yang mengurus hewan ternak seperti domba dan sapi.
Ditempat itulah Xena dan keluarganya tinggal. Dia tinggal bersama kakek dan neneknya, juga kakak perempuannya yang bernama Audrey.
Xena Elvira Corrado, seorang gadis berparas cantik, yang memiliki mata indah. Tubuhnya yang ramping dengan rambut pirangnya membuatnya menjadi gadis tercantik didesanya. Tidak hanya parasnya saja yang cantik, tapi juga hatinya.
Selain cantik, Xena juga pandai dalam ilmu beladiri, memanah juga memainkan pedang. Sejak kecil sampai sekarang, Xena memang senang sekali belajar semua itu bersama almarhum ayah dan juga kakeknya. Tak heran jika kini dia begitu mahir. Tapi, tidak ada satupun yang tahu kehebatan yang dia miliki, karena Xena tidak pernah menunjukan kehebatannya didepan orang lain, kecuali didepan kakeknya dan paman Yacob.
Paman Yacob adalah sahabat baik ayah Xena, yang Xena dan Audrey anggap seperti pamanya sendiri. Paman Yacob tinggal tidak jauh dari rumah kakek Abraham. Sejak kematian Hector, Yacob dan kakek Abraham lah yang selalu menjaga Xena dan Audrey.
Xena sering membantu kakek dan nenek mereka di ladang. Walau Audrey pergi ke ladang hanya mengantarkan makanan dan sesekali membantu, itupun tidak lama.
Berbeda dengan Xena, Audrey sama sekali tidak tertarik mempelajari apa yang Xena pelajari dari ayah dan kakeknya. Sejak dulu, Audrey bercita-cita ingin masuk ke istana, menjadi seorang pelayan atau apapun yang penting dia bisa bekerja di istana, seperti almarhum orangtuanya dulu.
Hidup di desa terpencil seperti ini sungguh tidak menyenangkan bagi Audrey. Dia masih ingat bagaimana senangnya saat dulu dia, Xena kecil dan juga orang tuanya masih tinggal di istana, dan karena itulah yang membuatnya ingin kembali tinggal disana.
Usia Audrey lima tahun lebih tua dari Xena. Tak berbeda dengan Xena, Audrey juga memiliki paras yang cantik, dan rambut pirang. Sekilas mereka berdua terlihat seperti saudara kembar, hanya iris mata mereka saja yang berbeda. Sifat dan karakter mereka juga berbeda. Audrey tidak seramah Xena. Dia cenderung tinggi hati dan sedikit pemalas.
Dengan wajah cantik yang dimilikinya, Audrey sangat yakin bisa mendapatkan lelaki dari keturunan bangsawan. Oleh karena itu dia semakin berambisi ingin bisa masuk ke dalam lingkungan istana kerajaan.
Selain menanam gandum dan kentang, kakek Abraham juga menanam bibit bunga di ladangnya. Xena yang bertanggung jawab merawat tanaman bunga-bunga itu. Seperti kebanyakan perempuan pada umumnya, Xena sangat menyukai bunga, apalagi bunga mawar dan lily.
Xena memang sangat senang menghabiskan waktunya di alam bebas. Bermain-main dengan kuda, anjing dan juga burung peliharaanya. Selain itu dia juga sangat senang bermain di sungai yang ada di dekat hutan. Hutan yang sama saat dirinya menyelamatkan seorang lelaki Zephyrus dari serangan kawanan serigala.
Xena tidak tahu kalau lelaki yang dia selamatkan adalah lelaki yang paling dia benci. Dia adalah pangeran Alaric, putra mahkota dari kerajaan Zhepyra. Xena sangat membencinya, karena menurutnya dialah yang telah menyebabkan kematian ayahnya, Hector Corrado, tiga belas tahun lalu.
Sejak kematian ayahnya, Xena menyimpan dendam pada sang pangeran. Bagi Xena pangeran Alaric lah yang bertanggung jawab atas kematian ayahnya. Walau ibu dan kakeknya sudah menjelaskan bahwa ayahnya meninggal dalam menjalankan tugasnya yang sangat mulia, yaitu melindungi putra mahkota, bagi Xena tetap saja semua tidak adil. Ayahnya mati gara-gara putra mahkota, itulah yang difikirkanya dari dulu sampai sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments