5. Hari Pernikahan

Beberapa bulan setelah pertemuan itu membuat hubungan mereka semakin dekat. Kini Gilang tidak merasa canggung lagi saat berada di dekat Amanda. Begitupun dengan Amanda yang mulai merasa nyaman berada didekat Gilang.

"Sepertinya hubungan mereka sudah semakin dekat, bagaimana jika pernikahan mereka dipercepat," ujar Bhaskara yang sudah tidak sabar lagi menyaksikan pernikahan mereka berdua.

"Tapi apa ini tidak terlalu cepat yah?" tanya Risma yang merasa ini terlalu terburu-buru.

"Tapi aku sudah tidak sabar untuk segera menimang cicit dari Gilang. Aku takut jika umurku tidak akan lama lagi," lirih Bhaskara yang selalu merasa seperti itu.

"Ayah jangan berkata seperti itu," timpal Risma yang merasa sedih saat mendengar ayahnya berkata hal demikian.

"Baiklah kalau begitu kita akan segera menyiapkan pernikahan  untuk Gilang," tambah Risma yang selalu merasa takut kehilangan ayahnya.

Mendengar hal itu membuat Bhaskara tersenyum senang. Rasanya sudah tidak sabar melihat mereka berdua segera menikah. Selain menginginkan seorang cicit, Bhaskara juga menginginkan adanya penerus dalam keluarga Bhaskara.

Risma pun segera menyiapkan semuanya. Dia membeli beberapa barang dan keperluan lainnya.

"Kebetulan Gilang turun, sini nak!" panggil Risma yang kebetulan ingin membicarakan hal yang penting dengan Gilang.

"Ada apa bu?" tanya Gilang yang menautkan kedua halisnya.

"Sekitar satu minggu lagi pernikahan kamu akan segera dilangsungkan  jawab Risma yang langsung memberitahukan keinginannya.

"Apa? Apa ini tidak terlalu cepat bu?" tanya Gilang yang merasa terkejut.

"Tidak nak, ini semua keinginan kakekmu," jawab Risma yang merasa bingung harus menjelaskan seperti apa.

Mendengar penjelasan dari ibunya membuat Gilang mengerti. Kakeknya selalu berkata jika ia ingin segera memiliki cicit dari Gilang sebelum ia pergi jauh. Gilang merasa tidak tega dan merasa sedih saat mendengar hal tersebut.

Di tempat lain keluarga Maheswari mulai sibuk menyiapkan semuanya. Mereka memilih menikah di gedung agar semunya lebih mudah. Silvia pun segera menghubungi Weddinging Organizer (WO) untuk menyerahkan semua acara dan mendekor tempat yang akan digunakan.

Beruntung WO yang ia gunakan ternyata satu paket dengan catering, sehingga mereka tidak pusing lagi memikirkan hal yang lainnya. Mereka hanya diminta untuk menyiapkan diri dan mental dalam acara nanti.

"Bagaimana dengan semua persiapannya bu?" tanya Arya suaminya.

"Ibu sudah menghubungi WO yah, jadi kita

tidak perlu repot-repot menyiapkan semuanya. Termasuk untuk catering juga sudah siap, kita hanya diminta datang saat acaranya akan dimulai saja," jawab Silvia.

"Syukurlah kalau begitu," timpal Arya yang menyerahkan semuanya kepada istrinya.

Sementara Gilang berusaha menghubungi Amanda, dia akan mengajak Amanda mencari sebuah perhiasan yang akan mereka gunakan nanti untuk mas kawin.

Tidid..

"Sepertinya itu suara mobil Gilang," gumam batin Amanda yang segera bergegas turun dari kamar nya.

"Loh mau kemana nak? Kok buru-buru?" tanya Silvia yang sedang menuruni anak tangga.

"Aku akan pergi bersama Gilang bu, hari ini kita akan mencari emas untuk mas kawin nanti," jawab Amanda yang segera berpamitan kepada ibunya.

"Wah, manis sekali," ujar Silvia sambil tersenyum simpul.

Amanda pun tersipu malu saat ibunya menggodanya.

"Sudah ah, aku berangkat dulu bu," pamit Amanda yang segera bergegas keluar rumah.

"Iya sayang, hati-hati dijalan," ucap Silvia.

Dengan segera Amanda pergi menghampiri Gilang yang sudah menunggu di depan rumah.

"Maaf lama," ujar Amanda yang segera masuk ke dalam mobil.

"Tidak apa-apa," timpal Gilang yang segera melajukan mobilnya.

"Oiya kita akan pergi kemana?" tanya Amanda yang  membuka pembicaraan.

"Kemana ya? Apa kamu punya rekomendasi tempat yang bagus?" tanya Gilang yang malah balik bertanya.

"Mmh gimana kalau kita pergi ke mall saja. Disana semua perhiasan sangat lengkap," tambah Amanda.

"Baiklah kita pergi ke sana saja," timpal Gilang yang segera melajukan kendaraannya lebih cepat.

Amanda menikmati jalanan di ibu kota yang begitu ramai yang dihiasi gedung-gedung pencakar langit. Amanda membuka jendela kaca dan menghirup udara yang masuk ke dalam mobil.

Semilir angin membuat Amanda terasa sejuk. Gilang yang memperhatikan Amanda terlihat begitu cantik.

"Kamu memang cantik Amanda," gumam batin Gilang yang sesekali memperhatikan Amanda disampingnya.

Tak terasa akhirnya mereka tiba disebuah mall yang cukup lengkap dikota itu. Mulai dari penjual makanan, pakaian, tas, emas serta masih banyak yang lainnya ada dalam mall itu.

"Ayo!" ajak Amanda.

"Sebentar," timpal Gilang yang mengunci mobilnya terlebih dahulu sebelum dia benar-benar pergi meninggalkan mobil itu.

"Ayo!" ujar Gilang yang kini mulai melangkahkan kakinya.

Mereka berjalan dan mulai memasuki mall itu. Saat baru masuk terdapat sebuah toko yang berjajar rapi. Mulai dari toko baju, toko tas, supermarket, bahkan toko sepatu juga ada di lantai bawah.

Untuk toko emas yang mereka tuju, mereka harus pergi ke lantai 3 menggunakan lift. Sesampainya di lantai 3 mereka segera bergegas menuju toko emas yang cukup besar.

Di toko itu berjejer beberapa emas mulai dari cincin, anting, gelang, bahkan kalung juga ada yang beraneka model dan bentuk. Selain itu terdapat juga 1 set perhiasan yang sudah lengkap..

"Kamu pilih mana yang kamu suka," ujar Gilang yang melihat deretan emas itu.

"Yang mana ya, Aku jadi bingung memilihnya," timpal Amanda yang merasa bingung harus memilih model yang mana, sebab begitu banyak pilihan emas yang bagus-bagus.

"Pilih saja yang satu set biar ga bingung," tukas Gilang.

"Iya sebentar biar aku lihat-lihat dulu," jawab Amanda.

Untuk beberapa menit Amanda pun melihat dan memilih emas yang paling dia suka. Setelah beberapa menit memilih, akhirnya dia menjatuhkan pilihan pada sebuah satu set perhiasan yang sudah lengkap.

"Bagaimana kalau yang ini?" tanya Amanda sambil menunjukan perhiasan yang di pilihnya pada Gilang.

"Kalau kamu suka yang itu, itu saja. Itu juga bagus," jawab Gilang.

"Yang ini saja, aku suka ini," timpal Amanda.

"Oke, mba tolong bungkus yang ini ya!" titah Gilang.

"Siap tuan," jawab penjual toko itu.

Untuk beberapa saat mereka menunggu barangnya dibungkus terlebih dahulu.

"Silahkan tuan, nyonya," ujar penjual itu sambil menyodorkan tas yang berisi satu set emas.

"Ini saya bayar pake ini," tukas Gilang yang langsung mengeluarkan kartu debitnya untuknya membayar.

"Ini tuan, terima kasih," ucap penjual itu.

"Ya sama-sama," timpal Gilang yang segera bergegas meninggalkan tempat itu.

Mereka berjalan meninggalkan tempat itu. Namun disaat yang bersamaan perut Gilang terdengar keroncongan.

"Apa kita langsung pulang?" tanya Amanda.

"Perutku lapar, kita makan dulu ya!" ajak Gilang.

Mereka akhirnya segera bergegas ke lantai paling atas yaitu food court. Tempat yang menjual berbagai aneka makanan. Di sana kita bisa memilih makanan apapun yang kita inginkan.

Episodes
1 1. Menghadiri Undangan Pernikahan
2 2. Pertemuan Keluarga
3 3. Bertemu Kembali
4 4. Mengenal Lebih Dekat
5 5. Hari Pernikahan
6 6. Hari Bahagia
7 7. Status Baru
8 8. Hadiah Terindah
9 9. Bulan Madu
10 10. Kepulangan Gilang dan Amanda
11 11. Berita Kehamilan
12 12. Merasa Seperti Anak Kecil
13 13. Amanda Terjatuh
14 14. Harus Kehilangan
15 15. Kabar Buruk
16 16. Merasa Bersalah
17 17. Permintaan Amanda
18 18. Mencari Ibu Pengganti
19 19. Kesepakatan
20 20. Terpaksa Berbohong
21 21. Mendapat Kesempatan
22 22. Terjebak Badai Salju
23 23. Kejadian Luar Biasa
24 24. Merasa Bersalah
25 25. Sendirian Dirumah
26 26. Masih Sendiri di Rumah
27 27. Tanda-Tanda Kehamilan
28 28. Telpon Ibu
29 29. Salah Paham
30 30. Kedatangan Keluarga Besar
31 31. Terpaksa Berbohong
32 32. Kesedihan Sukma
33 33. Ada Yang Berbeda
34 34. Kehilangan Ibu
35 35. Masih Merasa Kehilangan
36 36. Pertama Kali Bekerja
37 37. Acara 7 bulanan
38 38. Merasa Terharu
39 39. Berubah Pikiran
40 40. Pilihan Tersulit
41 41. Kehadiran Buah Hati
42 42. Tempat Yang Baru, Hidup Yang Baru
43 43. Panggilan Pekerjaan
44 44. Hari Pertama
45 45. Ayah?
46 46. Mencari Tahu Tentang Sukma
47 47. Banyak Yang Sirik
48 48. Naik Jabatan
49 49. Pertama Kali Menjadi Sekretaris
50 50. Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
51 51. Perasaan Yang Susungguhnya
52 52.
53 53. Kesan Pertama
54 54. Rencana Pernikahan
55 55. Sebatang Kara
56 56. Tamat
Episodes

Updated 56 Episodes

1
1. Menghadiri Undangan Pernikahan
2
2. Pertemuan Keluarga
3
3. Bertemu Kembali
4
4. Mengenal Lebih Dekat
5
5. Hari Pernikahan
6
6. Hari Bahagia
7
7. Status Baru
8
8. Hadiah Terindah
9
9. Bulan Madu
10
10. Kepulangan Gilang dan Amanda
11
11. Berita Kehamilan
12
12. Merasa Seperti Anak Kecil
13
13. Amanda Terjatuh
14
14. Harus Kehilangan
15
15. Kabar Buruk
16
16. Merasa Bersalah
17
17. Permintaan Amanda
18
18. Mencari Ibu Pengganti
19
19. Kesepakatan
20
20. Terpaksa Berbohong
21
21. Mendapat Kesempatan
22
22. Terjebak Badai Salju
23
23. Kejadian Luar Biasa
24
24. Merasa Bersalah
25
25. Sendirian Dirumah
26
26. Masih Sendiri di Rumah
27
27. Tanda-Tanda Kehamilan
28
28. Telpon Ibu
29
29. Salah Paham
30
30. Kedatangan Keluarga Besar
31
31. Terpaksa Berbohong
32
32. Kesedihan Sukma
33
33. Ada Yang Berbeda
34
34. Kehilangan Ibu
35
35. Masih Merasa Kehilangan
36
36. Pertama Kali Bekerja
37
37. Acara 7 bulanan
38
38. Merasa Terharu
39
39. Berubah Pikiran
40
40. Pilihan Tersulit
41
41. Kehadiran Buah Hati
42
42. Tempat Yang Baru, Hidup Yang Baru
43
43. Panggilan Pekerjaan
44
44. Hari Pertama
45
45. Ayah?
46
46. Mencari Tahu Tentang Sukma
47
47. Banyak Yang Sirik
48
48. Naik Jabatan
49
49. Pertama Kali Menjadi Sekretaris
50
50. Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
51
51. Perasaan Yang Susungguhnya
52
52.
53
53. Kesan Pertama
54
54. Rencana Pernikahan
55
55. Sebatang Kara
56
56. Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!