Beberapa hari setelah pertemuan keluarga itu membuat Gilang dan Amanda akhirnya mau tidak mau harus mengenal lebih dekat. Semua itu bukan tanpa sebab, mereka harus lebih saling mengenal sebelum akhirnya dipersatukan.
Bhaskara sengaja menyuruh Gilang agar bisa bertemu dengan Amanda. Pada awalnya Gilang menolak karena ia belum siap. Akan tetapi setelah kakeknya pura-pura sakit dan tidak akan berumur panjang, Gilang akhirnya mau menuruti perintah kakeknya.
Perlahan tapi pasti Gilang mencoba mencari nama Amanda dalam ponselnya. Ia mendapatkan nomor Amanda dari ibunya. Bhaskara menyuruh Risma untuk memintakan nomor ponselnya kepada Silvia.
Beberapa waktu lalu,
"Risma, cepat telpon Silvia lalu coba minta nomor ponselnya Amanda untuk Gilang," ujar kakek Bhaskara.
"Iya yah, aku akan langsung menghubungi Silvia," tukas Risma yang segera menelpon Silvia di ruang tamu.
Risma segera menggunakan telpon rumah saat menghubungi Silvia yang ada di ruang tamu.
Tut.. Tut..
Setelah beberapa saat menunggu akhirnya terhubung.
'Halo jeng apa kabar?'
'Kabar baik, jeng sendiri bagaimana?'
'Saya juga baik. Oiya saya ingin minta nomor ponsel Amanda boleh?'
'Tentu jeng, nanti akan saya kirimkan via whatsapp ya.'
'Baiklah kalau begitu, terima kasih banyak jeng. Saya tutup telpon nya ya.'
'Sama-sama jeng, by!'
Panggilan pun berakhir, tak berapa lama Risma mendapatkan sebuah pesan dari Silvia yang berisi nomor ponsel Amanda. Tanpa menunggu lama Risma pun segera mengirimkan nomor itu kepada Gilang.
Ditempat berbeda Gilang sedang disibukan dengan beberapa pekerjaannya. Sejak tadi dia sedang sibuk memeriksa dan menandatangani sebuah perjanjian dengan perusahaan lain.
Namun tak berapa lama terdengar suara pesan yang masuk ke dalam ponselnya.
"Ibu, ada apa ya mengirim pesan?" gumam batin Gilang yang segera membuka ponselnya.
"Nomor Amanda? Apa kakek yang menyuruh ibu mengirimkannya kepadaku?" gumam batin Gilang lagi bermonolog.
Gilang pun segera menyimpan nomor tersebut. Namun Gilang masih belum menghubungi Amanda sebab ia merasa bingung harus mengirim pesan apa. Rasanya sungguh malu jika ia harus mengirim sebuah pesan kepada Amanda.
Akan tetapi ditengah-tengah lamunannya Gilang tiba-tiba teringat pada kakeknya yang jatuh sakit beberapa hari lalu. Kakek Bhaskara sampai sakit saat Gilang tidak mau menuruti keinginannya.
Akhirnya walau sedikit terpaksa Gilang mencoba mengirim sebuah pesan singkat pada Amanda melalui aplikasi whatsapp. Tak berapa lama Amanda pun membalas pesan darinya.
Gilang mencoba mengajak Amanda untuk makan malam di sebuah tempat yang begitu istimewa. Meski cukup malu tapi Gilang harus berusaha agar acara nya nanti berhasil. Beruntung Amanda pun akhirnya mau menerima ajakan Gilang.
Tak terasa jam pulang pulang kantor sudah tiba, kini tiba saatnya bagi Gilang untuk segera bergegas pulang. Satu jam kemudian akhirnya ia tiba dirumah.
"Cucu kakek sudah pulang?" sapa Bhaskara saat melihat cucunya baru saja pulang sambil tersenyum simpul.
"Iya kek," jawab Gilang sambil bergegas ke dalam kamarnya. Namun beberapa menit kemudian Gilang keluar lagi dengan tampilan yang berbeda. Pakaian yang ia gunakan kini lebih santai dan terlihat cool namun tetap terlihat rapi dan tampan.
"Wah cucu kakek mau kemana lagi? Sudah tampan begini," tanya Bhaskara yang melihat cucunya begitu tampan dan wangi.
"Kakek tahu aku, hari ini aku ada janji dengan Amanda," jawab Gilang.
"Apa kakek tidak salah dengar?" tanya Bhaskara antusias.
"Tidak kek, beneran aku akan bertemu dengan Amanda sekarang juga," ucap Gilang.
"Wah semoga berhasil kalau begitu," teriak Bhaskara sambil terkekeh.
Sementara Gilang hanya mengacungkan jempolnya dari kejauhan. Dengan kecepatan yang sangat tinggi Gilang segera bergegas menuju rumah Amanda untuk menjemputnya.
Meski sedikit canggung tapi Gilang harus belajar memberanikan diri.
"Aku sudah menunggu didepan rumah," ujar Gilang yang segera menghubungi Amanda.
"Baiklah aku akan keluar rumah sekarang," jawab Amanda yang segera bergegas menuju keluar rumahnya.
Beberapa saat kemudian tibalah Amanda didepan rumah. Gilang seketika terpana saat melihat Amanda yang terlihat berbeda pada saat malam itu. Amanda tampak anggun memakai dress panjang berwarna merah serta rambut yang tergerai.
"Apa ini benar Amanda?" tanya Gilang memastikan dengan apa yang dilihatnya.
"Iya ini Aku, kenapa?" jawab Amanda yang merasa bingung dengan Gilang.
"Ti, tidak. Kamu terlihat sangat berbeda," tukas Gilang yang terbata.
"Ya sudah kalau begitu silahkan masuk," ujar Gilang yang segera membukakan pintu mobil untuk Amanda.
"Terima kasih," ucap Amanda saat ia memasuki mobil.
"Sama-sama," timpal Gilang yang setengah berlari menuju kemudinya.
Gilang segera melajukan kendaraannya dengan kecepatan yang tinggi. Entah mengapa rasanya begitu gugup saat berada disamping Amanda. Padahal kemarin-kemarin ia merasa biasa saja.
"Kita akan pergi kemana?" tanya Amanda yang membuyarkan lamunan Gilang.
"Entahlah, apa kamu punya rekomendasi tempat yang bagus?" tanya Gilang balik.
"Mmh, aku terserah kamu saja. Lagi pula berada lama diluar negeri membuat aku tidak banyak tahu tempat-tempat yang bagus," jawab Amanda.
"Baiklah kalau begitu aku punya rekomendasi tempat yang bagus menurutku," timpal Gilang yang segera menambah kecepatan mobilnya.
Amanda hanya mengangguk sebagai tanda setuju. Dia tidak banyak berbicara dengan pilihan Gilang. Amanda hanya mengikuti saja kemana Gilang pergi. Setelah beberapa kali bertemu tidak membuat mereka canggung.
Mungkin untuk saat ini mereka sudah 3 kali bertemu. Apa ini merupakan pertanda jika mereka berjodoh? Entahlah biar waktu yang akan menjawabnya. Beberapa menit kemudian tibalah mereka disebuah restoran yang cukup indah juga mewah.
Tempat itu terlihat begitu romantis. Banyak pasangan-pasangan yang terlihat ditempat itu. Gilang pun mengedarkan pandangannya mencari tempat yang pas untuk mereka berdua.
"Bagaimana kalau kita duduk disitu!" tunjuk Gilang yang meminta persetujuan Amanda terlebih dahulu. Gilang memilih tempat yang cukup indah untuk mereka berdua. Dari sana Gilang dapat melihat pemandangan yang cukup indah.
"Boleh,boleh," timpal Amanda yang segera mengekor dibelakang Gilang.
Mereka pun akhirnya duduk disatu meja. Ditempat itu begitu indah juga romantis. Tak sedikit pasangan-pasangan yang berada ditempat itu. Lagi-lagi Gilang merasa canggung saat berhadapan dengan Amanda.
Begitupun dengan Amanda, namun ia berusaha untuk mencairkan suasana.
"Wah tempat ini bagus juga, kamu sepertinya tipe laki-laki yang romantis ya," ujar Amanda yang memuji Gilang.
"Ah ini hanya kebetulan. Sebelumnya aku tidak pernah datang ke tempat-tempat seperti ini," timpal Gilang.
"Aku kira kamu sudah terbiasa membawa wanita-wanita cantik ketempat seperti ini," tukas Amanda.
"Tidak,aku bukan laki-laki seperti itu. Justru ii pertama kalinya aku membawa gadis secantik kamu ke tempat seperti ini," ujar Gilang yang tidak mengalihkan pandangannya dari Amanda.
Amanda yang mendengar itupun sontak merasa malu dan pipinya terlihat memerah. Sebab baru kali ini ia juga pergi bersama laki-laki ke tempat seperti ini. Sebelumnya Amanda selalu menolak untuk dijodohkan, namun kali ini entah mengapa ia tidak bisa menolaknya.
"Permisi!" ujar Gilang yang memanggil salah seorang waitress untuk memesan makanan.
"Silahkan tuan, nyonya," tukas waitress laki-laki itu yang menyodorkan sebuah buku menu. Didalam buku itu terdapat aneka jenis makanan yang menggugah selera.
"Aku pesan steak saja," ujar Gilang.
"Aku juga sama kalau begitu," timpal Amanda.
" Baik tuan, nyonya. Lalu untuk minumannya?" tanya waitress itu sebelum ia benar-benar pergi.
"Orange jus saja," jawab mereka serempak.
"Wah jangan-jangan kalian memang berjodoh," celetuk waitress itu yang segera bergegas pergi.
Sementara Amanda dan Gilang hanya beradu pandang karena merasa malu. Mereka merasa salah tingkah saat waitress itu berkata seperti itu.
Beberapa menit kemudian akhirnya pesanan mereka datang. Mereka pun segera menyantap makanan yang sudah ada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments