2. Pertemuan Keluarga

Hari ini kakek Bhaskara berencana untuk mempertemukan Gilang dengan anak temannya. Kakek berharap setelah pertemuan ini Gilang akan membuka hatinya. Temannya Arya Maheswari memiliki seorang anak perempuan yang bernama Amanda Maheswari.

Anaknya baru saja lulus dari universitas ternama diluar negeri. Setelah lulus ia ingin melanjutkan karirnya di negara asalnya. Sebab sudah cukup lama dia tinggal diluar negeri.

Sejak pagi tadi Sivia dan pembantunya sudah berkutat di dapur. Mereka sengaja ingin menyiapkan hidangan yang spesial untuk tamunya yang akan datang malam ini. Arya merasa senang saat tahu keluarga Bhaskara akan berkunjung ke rumahnya.

Keluarga Bhaskara dikenal sebagai keluarga yang terhormat, untuk itu Silvia langsung turun tangan dalam menyajikan makanan untuk keluarga Bhaskara. Hampir beberapa jam Silvia dan asisten rumah tangganya yang bernama Mba Marni berada di dapur.

Mereka menyiapkan beberapa jenis makanan berat dan makanan ringan yang akan dihidangkan nanti malam.

"Wah baunya enak sekali, sepertinya akan ada acara besar," ujar Amanda yang baru saja melintas didepan dapur.

"Iya nak, sebentar lagi akan ada tamu yang akan datang ke rumah kita," tukas Silvia yang kini menghidangkan makanan diatas meja makan.

"Siapa bu?" tanya Amanda yang menautkan kedua halisnya karena merasa penasaran.

"Teman ayahmu nak," jawab Silvia.

"Oiya, kamu siap-siap dan dandan yang cantik ya nak," tambah Silvia.

"Kenapa aku juga harus ikut ke acara ayah nanti bu?" tanya Amanda yang menautkan kedua halisnya.

"Loh apa salahnya jika ikut bergabung, lagipula acaranya juga dirumah kan," timpal Silvia.

"Oke lah kalau begitu bu, aku mau siap-siap," pamit Amanda yang segera bergegas menuju kamarnya.

Silvia pun tersenyum setelah melihat anaknya bergegas ke kamar. Silvia berharap dengan pertemuan ini Amanda mau dijodohkan dengan cucunya Bhaskara. Silvia sengaja tidak mengatakan dari awal jika keluarga Bhaskara ingin bertemu dengan anak mereka.

Silvia sengaja menyembunyikannya karena takut jika Amanda akan menolaknya jika diberi tahu sejak awal.

Ting.. tong..

"Ayah sudah pulang?" tanya Silvia yang segera menyambut kedatangan suaminya.

"Iya bu, ayah sengaja pulang cepat hari ini," jawab Arya yang segera meletakan tas kerjanya diatas meja.

"Ayah mau dibuatkan kopi panas atau kopi dingin?" tawar Silvia.

"Ayah sedang ingin minuman yang segar hari ini, tolong buatkan jus jeruk saja," jawab Arya.

Setelah mengetahui apa yang diinginkan suaminya, Silvia segera bergegas menuju dapur untuk membuat jus. Jus jeruk adalah kesukaan suaminya. Beberapa menit kemudian akhirnya jus jeruk buatan Silvia jadi juga.

Silvia membawakan jus dan beberapa cemilan untuk suaminya. Arya pun segera menyantap minuman dan makanan yang istrinya buat. Setelah beberapa menit berisitirahat akhirnya Arya segera bergegas untuk membersihkan diri.

Arya sengaja datang lebih awal agar ia tidak terlalu lelah. Mungkin sekitar satu jam lagi keluarga Bhaskara akan segera datang.  Selesai mengerjakan semua pekerjaannya Silvia pun segera bergegas membersihkan diri.

Sementara ditempat lain, seluruh keluarga Bhaskara sedang bersiap untuk pergi makan malam di rumah Arya.

"Aku pulang," ujar Gilang yang baru saja tiba dirumahnya.

"Syukurlah, akhirnya kamu datang juga nak. Cepat siap-siap kita akan pergi," ajak kakek Bhaskara.

"Tapi kita mau kemana kek? Sebaiknya kalian saja yang pergi, aku akan menunggu di rumah saja," timpal Gilang yang segera duduk diatas sofa.

"Kita akan makan malam dirumah teman kakekmu nak, sudah cepat segera bersiap!" seru Risma.

"Baik bu baik," jawab Gilang yang tidak bisa menolak permintaan ibunya. Gilang paling tidak bisa menolak perintah dari ibunya. Untuk itu ia pun segera bergegas menuju kamarnya untuk segera mandi dan segera bersiap.

Selain Gilang, ayahnya Cakra Mahendra pun baru saja datang dari kantornya. Namun sejak awal dia sudah mengetahui jika hari ini akan diadakan makan malam bersama di rumah temannya.

Tanpa perintah dari siapapun, Cakra segera bergegas mandi dan segera bersiap. Begitupun dengan Risma yang sejak tadi sudah bersiap dan sedang berhias diri. Beberapa menit kemudian akhirnya semua orang sudah siap.

"Gilang, ayo nak!" panggil Risma karena hanya tinggal anaknya yang masih belum turun.

"Iya bu sebentar," teriak Gilang dari dalam kamarnya.

Setelah menunggu beberapa menit akhirnya Gilang keluar dengan pakaian yang sangat rapi. Dia terlihat begitu tampan dan gagah.

"Wah anak ayah memang tampan," ujar Cakra yang merasa bangga melihat ketampanan anaknya.

"Iya dong anak siapa dulu? Anak ayah," tukas Gilang yang malah bercanda.

Semua orang tersenyum dan menggeleng menyaksikan ayah dan anak tersebut.

"Sudah, sudah ayo kita berangkat!" ajak kakek Bhaskara.

"Ayo kek," timpal Gilang yang segera mempercepat langkahnya.

Semua orang menaiki mobil milik Gilang. Mobil berwarna putih dengan keluaran terbaru, cukup untuk membawa mereka berempat.

"Biar ayah saja yang menyetir, ayah yang tahu alamatnya," ujar Cakra yang segera mengambil alih posisi Gilang.

"Tapi yah," tolak Gilang yang merasa tidak enak karena ayahnya lah yang kini harus menyetir.

"Sudah kamu duduk diam saja disebelah ayah," tukas Cakra yang segera melajukan kendaraannya.

Sementara kakek Bhaskara dan Risma hanya tersenyum menyaksikan mereka berdua. Cakra melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi dan tak terasa satu jam kemudian akhirnya mereka tiba di kediaman Arya Maheswari.

Rumah yang cukup besar serta begitu mewah. Setelah memasuki halaman rumah Maheswari, mereka segera turun dari mobil. Sementara keluarga Maheswari menunggu kedatangan keluarga Bhaskara didepan teras rumahnya.

"Hai jeng apa kabar?" sapa Silvia yang langsung memeluk Risma yang sudah lama tidak ditemuinya.

"Hai juga, kabar baik. Bagaimana dengan keluarga disini?" tanya Risma balik yang segera membalas pelukan Silvia.

Begitupun dengan kakek dan Arya serta Cakra yang saling berpelukan karena sudah lama sekali tidak berjumpa. Kedua keluarga itu terlihat begitu hangat saat bertemu. Sementara Gilang hanya menggeleng menyaksikan mereka semua.

"Loh anak itu?" tanya Arya yang mengarah pada Gilang.

"Ini anakku, gimana? Tampan kan seperti ayahnya," ujar Cakra yang begitu narsis.

"Om, tante," sapa Gilang yang langsung menyalami Silvia dan Arya.

"Kamu memang tampan," goda Silvia sambil memegang dagu Gilang.

"Ah tante bisa aja," timpal Gilang yang langsung tersipu malu.

"Mari, Mari silahkan masuk! Sampai kapan kita akan berbicara diluar seperti ini," ajak Arya yang segera mempersilahkan tamunya untuk masuk.

Semua orang pun segera bergegas masuk ke dalam rumah. Sudah lama sekali Bhaskara tidak main ke rumah itu. Terakhir Bhaskara berkunjung saat ayah Arya masih ada. Ayahnya Panji Maheswari merupakan sahabat karib Bhaskara. Dia meninggal dunia karena serangan jantung.

Mereka sudah berteman sejak lama hingga saat ini anaknya masih menganggap Bhaskara sebagai keluarganya. Untuk itu mereka diundang makan malam karena hari ini bertepatan dengan ulang tahun ayahnya.

Episodes
1 1. Menghadiri Undangan Pernikahan
2 2. Pertemuan Keluarga
3 3. Bertemu Kembali
4 4. Mengenal Lebih Dekat
5 5. Hari Pernikahan
6 6. Hari Bahagia
7 7. Status Baru
8 8. Hadiah Terindah
9 9. Bulan Madu
10 10. Kepulangan Gilang dan Amanda
11 11. Berita Kehamilan
12 12. Merasa Seperti Anak Kecil
13 13. Amanda Terjatuh
14 14. Harus Kehilangan
15 15. Kabar Buruk
16 16. Merasa Bersalah
17 17. Permintaan Amanda
18 18. Mencari Ibu Pengganti
19 19. Kesepakatan
20 20. Terpaksa Berbohong
21 21. Mendapat Kesempatan
22 22. Terjebak Badai Salju
23 23. Kejadian Luar Biasa
24 24. Merasa Bersalah
25 25. Sendirian Dirumah
26 26. Masih Sendiri di Rumah
27 27. Tanda-Tanda Kehamilan
28 28. Telpon Ibu
29 29. Salah Paham
30 30. Kedatangan Keluarga Besar
31 31. Terpaksa Berbohong
32 32. Kesedihan Sukma
33 33. Ada Yang Berbeda
34 34. Kehilangan Ibu
35 35. Masih Merasa Kehilangan
36 36. Pertama Kali Bekerja
37 37. Acara 7 bulanan
38 38. Merasa Terharu
39 39. Berubah Pikiran
40 40. Pilihan Tersulit
41 41. Kehadiran Buah Hati
42 42. Tempat Yang Baru, Hidup Yang Baru
43 43. Panggilan Pekerjaan
44 44. Hari Pertama
45 45. Ayah?
46 46. Mencari Tahu Tentang Sukma
47 47. Banyak Yang Sirik
48 48. Naik Jabatan
49 49. Pertama Kali Menjadi Sekretaris
50 50. Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
51 51. Perasaan Yang Susungguhnya
52 52.
53 53. Kesan Pertama
54 54. Rencana Pernikahan
55 55. Sebatang Kara
56 56. Tamat
Episodes

Updated 56 Episodes

1
1. Menghadiri Undangan Pernikahan
2
2. Pertemuan Keluarga
3
3. Bertemu Kembali
4
4. Mengenal Lebih Dekat
5
5. Hari Pernikahan
6
6. Hari Bahagia
7
7. Status Baru
8
8. Hadiah Terindah
9
9. Bulan Madu
10
10. Kepulangan Gilang dan Amanda
11
11. Berita Kehamilan
12
12. Merasa Seperti Anak Kecil
13
13. Amanda Terjatuh
14
14. Harus Kehilangan
15
15. Kabar Buruk
16
16. Merasa Bersalah
17
17. Permintaan Amanda
18
18. Mencari Ibu Pengganti
19
19. Kesepakatan
20
20. Terpaksa Berbohong
21
21. Mendapat Kesempatan
22
22. Terjebak Badai Salju
23
23. Kejadian Luar Biasa
24
24. Merasa Bersalah
25
25. Sendirian Dirumah
26
26. Masih Sendiri di Rumah
27
27. Tanda-Tanda Kehamilan
28
28. Telpon Ibu
29
29. Salah Paham
30
30. Kedatangan Keluarga Besar
31
31. Terpaksa Berbohong
32
32. Kesedihan Sukma
33
33. Ada Yang Berbeda
34
34. Kehilangan Ibu
35
35. Masih Merasa Kehilangan
36
36. Pertama Kali Bekerja
37
37. Acara 7 bulanan
38
38. Merasa Terharu
39
39. Berubah Pikiran
40
40. Pilihan Tersulit
41
41. Kehadiran Buah Hati
42
42. Tempat Yang Baru, Hidup Yang Baru
43
43. Panggilan Pekerjaan
44
44. Hari Pertama
45
45. Ayah?
46
46. Mencari Tahu Tentang Sukma
47
47. Banyak Yang Sirik
48
48. Naik Jabatan
49
49. Pertama Kali Menjadi Sekretaris
50
50. Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
51
51. Perasaan Yang Susungguhnya
52
52.
53
53. Kesan Pertama
54
54. Rencana Pernikahan
55
55. Sebatang Kara
56
56. Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!