Bab 3. Salah paham

Damian, Damian siapa? batin Vera.

"Nyonya, saya ...," ucap Vera terhenti karena nyonya rumah memegangi wajahnya sambil ditengok-kan ke kanan dan ke kiri.

"Benar-benar minta dipukul anak itu," gumam Bu Farida.

Setelah itu, nyonya rumah bergegas duduk dengan sikap elegan lalu memanggil seseorang.

"Bik Nah ...."

Seseorang itu ternyata asisten rumah tangga yang namanya bik Nah. Dia lari tergopoh-gopoh menuju ke arah nyonya rumahnya yang tampak kesal.

"Cepat, panggilkan Tuan Damian!" perintah Bu Farida.

"Baik, Nyonya," jawab bik Nah yang segera pergi menuju kekamar Damian.

Tidak berapa lama, datanglah sesosok pria berwajah tampan dengan sorot mata yang sangat tajam. Terlihat dia sangat arogan dan pastinya pemarah. Dia berjalan dengan tegap bak tentara yang sedang berbaris sehingga menunjukkan jika dia seorang yang tegas tapi dingin.

Tetapi, Vera benci pria seperti itu. Karena pastilah tidak ada romantis-romantisnya seperti mantan tunangannya yang selingkuh itu. setiap hari bilang cinta tetapi pada kenyataannya tergoda dengan wanita lain. Pasti dibalik sikapnya yang dingin, malah tukang selingkuh.

"Ada apa Mami memanggil Damian? Ini sudah malam, Mi. Damian butuh istirahat," tanya Damian agak kesal.

"Jangan beralasan kamu. Pulang membawa kekasih dan kamu tinggalkan di mobil begitu saja. Lihat, kedua matanya sampai bengkak begini," ucap Bu Farida marah.

"Apa, siapa? Damian tidak kenal dia, Mami. Coba Mami tanya dia berasal dari mana dan segera suruh dia pulang," jawab Damian sambil menatap Vera tajam.

Vera merasa ketakutan dan cemas. Karena memang mereka tidak saling mengenal. Vera bingung harus berkata dan bersikap bagaimana menghadapi Bu Farida.

"Kamu ini. Pokoknya malam ini, dia akan menginap di rumah kita. Kalau perlu, mulai malam ini, dia akan menetap di sini," ucap Bu Farida serius.

"Mami ...!" teriak Damian.

"Sudah, itu sudah final dari keputusan Mami. Karena kamar tamu belum di bersihkan, malam ini, Vera akan tidur di kamar kamu," ucap Bu Farida sambil menatap Damian.

"Tapi, Mami. Damian harus tidur dimana?" tanya Damian panik dan cemas.

"Kamu itu laki, bisa tidur dimana saja," jawab Bu Farida serius.

Damian tampak kesal. Matanya menatap tajam Vera yang tiba-tiba bergidik melihat tatapan mata Damian yang seolah ingin membunuhnya. Vera tahu, mana ada orang yang rela memberikan kamarnya kepada orang yang tidak dia kenal.

Vera menarik napas panjang sambil tersenyum tipis. Mungkin ini hikmah dibalik rasa sakit hatinya. Dia bertemu dengan seorang ibu yang sangat menyayanginya meski itu hanya sebuah kesalahpahaman saja.

Vera menikmati kesalahpahaman ini demi bisa tidur nyaman malam ini. Bu Farida mengantarkan Vera menuju kamar Damian dan dia tidak berkata apapun. Sementara Damian mengikuti langkah Bik Nah dan Vera dibelakang.

"Damian," panggil Bu Farida.

"Damian cuma mau ambil selimut," jawab Damian agak kesal.

Vera tersenyum saat mendengar panggilan Bu Farida. Apa dikira Damian itu akan tidur dikamar yang sama dengannya?

Saat sampai dikamar Damian, Vera terdiam melihat kamar yang begitu luas dan mewah. Meskipun kamar seorang lelaki, tetapi tampak rapi dan bersih.

Vera terkejut saat tubuhnya tersenggol tubuh Damian yang sengaja lewat untuk mengambil selimut. Sebelum keluar kamar, sorot mata itu terlihat sangat menakutkan.

"Mbak Vera, bibik tinggal dulu. Beristirahatlah dengan nyaman," ucap bik Nah lalu keluar.

"Jangan lupa tutup pintu, bik Nah," teriak Vera.

Vera merebahkan dirinya diatas tempat tidur yang sangat nyaman. Ini seperti tinggal di hotel berbintang. Nyaman sekali. Untuk malam ini dia akan bisa tidur dengan nyenyak di rumah ini. Besok pagi-pagi sekali, dia akan pergi. Semua akan kembali seperti semula.

Vera berusaha memejamkan matanya. Akan tetapi bayangan Rendra dan wanita itu terus saja menghantuinya. Jika dibiarkan seperti ini terus, maka dia tidak akan bisa hidup dengan tenang. Tidak bisa tidur dengan nyenyak dan tidak bisa makan dengan kenyang.

Berbicara tentang makanan, tiba-tiba perut Vera terasa lapar. Dia teringat, sejak datang dari kotanya dia belum makan. Rencananya tadi mau makan bersama Rendra setelah kejutannya berhasil. Tapi kehendak-Nya berkata lain.

Vera bangkit dari tempat tidurnya lalu berjalan keluar. Dia ingin mencari sesuatu yang bisa dia makan untuk mengganjal perutnya yang sudah mulai bernyanyi sejak tadi. Dengan sedikit mengendap-endap, Vera menuju ke dapur.

Di dapur, dia berusaha mencari sisa makanan tetapi ternyata tidak ada apapun yang bisa dia makan. Ada telur mentah, tetapi apa iya dia harus memasaknya terlebih dulu. Pasti baunya akan tercium oleh seisi rumah.

Vera menarik napas panjang dan dia terlihat sedih. Ternyata tidak hanya kekasih selingkuh tetapi rasa lapar juga sangat membuat hati sedih dan tersiksa. Niat hati mau tidur dengan nyaman, tetapi terbentur masalah perut, Vera harus tersiksa sepanjang malam.

Vera duduk di meja makan sambil memegangi perutnya. Saat itu, terdengar suara langkah seseorang yang membuat Vera ketakutan. Kalau sampai ada orang yang melihatnya sedang di dapur, Vera takut di kita pencuri.

Vera bergegas berdiri dan hendak melangkah pergi dari sana. Tetapi suara panggilan itu menghentikan langkahnya.

"Hai, kamu lapar?"

Vera ingin sekali berlari menjauh, akan tetapi kakinya terasa lemah karena rasa lapar ini. Vera terpaksa menghadapi Damian yang berdiri tepat di depannya saat Vera membalikkan badannya.

"Darimana kamu tahu kalau aku saat ini sedang kelaparan?" tanya Vera kaget.

"Aku bisa membuatkan kamu makanan. Tetapi dengan syarat kamu harus berkata jujur. Kamu harus mengatakan padaku, siapa diri kamu yang sebenarnya," ucap Damian sambil menatap Vera tajam.

"Hanya itu? Baiklah, asalkan malam ini aku bisa makan, aku akan berkata jujur padamu," jawab Vera mengalah demi bisa makan.

"Baik, aku pegang kata-katamu," jawab Damian yang segera memakai celemek siap untuk membuat makanan untuk Vera.

Vera duduk sambil memperhatikan Damian yang mulai mengambil beberapa bahan untuk dimasak.

"Kamu bisa bantu aku mencuci sayuran ini?" tanya Damian sambil melihat ke arah Vera.

"Bisa, hanya mencuci sayuran, 'kan?" tanya Vera sambil berdiri.

Vera sebenarnya bukan tidak memasak. Dia sebenarnya sangat ahli membuat masakan dapur. Karena dia ingin menjadi seorang istri yang baik dengan belajar memasak saat dia menjalani masa LDR dengan Rendra.

Dengan cekatan, Vera mencuci semua sayuran yang akan digunakan Damian untuk memasak. Diapun menjadi asisten Damian memasak malam ini. Setelah hampir sepuluh menit, sebuah masakan telah siap dengan satu telor mata sapi diatasnya.

Vera duduk sambil melihat sepiring makanan yang sudah siap untuk dimakan. Bau harumnya tercium hingga Vera ingin sekali segera menyantapnya. Sebelum Vera menikmati makanan didepannya, Vera melihat ke arah Damian. Setah Damian mengangguk tanda sudah memberikan izin, Vera berdoa sebentar lalu dengan lahapnya dia menghabiskannya tanpa sisa.

Selesai makan, tatapan tajam Damian membuat Vera agak merinding. Pasalnya sikap baiknya tadi, kini tiba-tiba berubah dingin.

Jangan-jangan, pria ini memiliki kepribadian ganda? batinnya.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Dewi Purnomo

Dewi Purnomo

Ganti judul ya kak.....

2022-12-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!