Bab 5. Mandi atau tidak

Vera masih berpura-pura tertidur di kamar Damian, meski hari sudah semakin siang. Dia menyadari jika Damian tidak akan bisa masuk untuk berganti pakaian karena Vera mengunci pintunya dari dalam.

Suara ketukan pintu, membuat Vera kembali menarik selimut. Vera sengaja mengulur waktu agar dia bisa lebih lama didalam kamar agar Bu Farida mengira dia masih tertidur lelap. Setelah beberapa ketukan, Vera bantu bangkit dari kasurnya untuk membukakan pintu.

Suara dering pintu terbuka dan wajah Vera yang sering menguap, menandakan jika Vera baru bangun. Damian memanasi Mami-nya agar membenci Vera.

"Vera, lama sekali membuka pintunya?" tanya Damian pura-pura kesal.

"Aku masih ngantuk, jadi aku tidur lagi," jawab Vera pura-pura takut di marahi.

"Lihat, Mami. Jam segini anak gadis baru bangun. Benar-benar mengecewakan," ucap Damian sambil menatap Vera tajam.

"Sudah, Damian. Vera memang tidurnya kemalaman, jadi pantas saja kalau dia bangunnya juga kesiangan. Tidak masalah, Vera, kamu mandi dulu, nanti Mami mau ajak kamu ke Mall. Kita beli beberapa kebutuhan kamu," ucap Bu Farida sambil menepuk bahu Damian.

Damian mengikuti langkah Mami-nya kembali ke rumah tengah. Damian agak kesal, tapi kali ini kesal beneran karena Vera gagal membuat Mami-nya benci.

"Mami, Damian juga harus cepat-cepat pergi ke kantor. Kenapa Mami meminta Vera mandi duluan bukannya Damian dulu?" tanya Damian.

"Damian, cowok itu musti ngalah sama pasangan. Ayo, kamu mandinya di kamar tamu saja kalau mau cepet," jawab Bu Farida sambil menghela napas.

"Nggak, Damian mandi dikamar sendiri saja," ucap Damian lalu duduk di sofa sambil bersandar.

Sementara itu, Vera sedih melihat sikap Bu Farida sangat baik padanya. Jika begini, kapan dia bisa pulang? Siya pasti sangat khawatir saat tahu dia tidak pulang setelah dari rumah Rendra.

Sedih tetapi dia harus tetap semangat dengan tugasnya kali ini. Vera tidak menyangka jika dirinya akan terjebak dalam situasi yang buruk. Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Tetapi, ini juga salahnya, kenapa dia harus mengancam Damian dengan pisau pemotong kue. Vera bergidik ketika membayangkan dirinya berada didalam penjara.

Menyeramkan, dan nama baiknya juga akan rusak. Vera akan menodai statusnya sebagai seorang guru. Biarpun hanya guru taman kanak-kanak, profesi itu sangat dia inginkan sejak kecil. Mengajar anak-anak belajar sambil bermain. Baginya itu sebuah pekerjaan yang sangat mulia.

Selesai mandi, Vera segera memakai pakaiannya kembali. Pakaian yang di pakainya semalam. Vera menarik napas dalam-dalam menyadari ketidaknyamanannya memakai pakaian yang belum dicuci. Tetapi mau bagaimana lagi, Vera terpaksa harus melakukan itu.

Vera teringat, jika hari ini, Bu Farida akan mengajaknya pergi ke Mall untuk membeli kebutuhan Vera. Vera segera keluar kamar dan mencari Damian agar segera mandi. Vera bingung saat tidak mendapati Damian dimana pun.

"Mencari siapa?" Suara Damian mengejutkan Vera.

"Kamu ... mengagetkan saja," ucap Vera sambil menepuk-nepuk dadanya.

"Kamu mencariku untuk memintaku mandi?" tanya Damian sambil menatap Vera tajam.

"Tentu saja. Tapi kalau kamu tidak mau mandi, ya sudahlah. Ayam tidak mandi juga laku di jual," ucap Vera menyindir Damian.

"Apa katamu, Ayam?" tanya Damian dengan mata merah karena marah di bilang ayam oleh Vera.

"Kalau beneran tidak mandi, berarti memang seperti ayam. Anak TK saja tahu," jawab Vera sambil tersenyum tipis lalu beranjak pergi.

Damian menahan tawa dan hanya memperlihatkan senyumnya yang selama ini sulit untuk dilakukan.

Damian, pria tampan yang terkenal dingin dan cuek terhadap perempuan manapun. Dia bersikap begitu karena dia pernah di khianati oleh kekasihnya yang bernama Mirna. Saat itu, Damian dan Mirna sama-sama masih kuliah.

Mirna mengikuti tugas orangtuanya yang dipindahkan ke kota lain. Mereka masih berkomitmen untuk tetap menjalin hubungan meski harus menjalani cinta jarak jauh.

Saat itu Damian ingin memberi kejutan pada Mirna, dengan datang ke kota tempat tinggal Mirna. Sebuah cincin pertunangan yang sudah dia siapkan untuk melamar Mirna. Siapa sangka, ternyata Mirna telah menduakan Damian. Dia memiliki kekasih baru meskipun status antara Damian dan Mirna masih sebagai kekasih. Rupanya, Mirna tidak sanggup menjalani hubungan jarak jauh dengan Damian.

Meskipun, akhirnya Damian memutuskan hubungan dengan Mirna, nyatanya rasa sakit hati itu, tidak bisa hilang begitu saja. Ditambah lagi, ketika dia kembali menjalin hubungan dengan seorang wanita yang bernama Sofia. Tetapi, pada akhirnya cinta mereka kembali kandas karena Damian melanjutkan kuliah ke luar negeri.

Sofia menikah dengan orang lain karena Damian dianggap tidak mau serius tentang hubungan mereka. Sofie memilih menikah dengan orang lain yang lebih dianggap serius. Pria yang selalu ada disampingnya saat Damian di luar negeri.

Saat itu, Damian sangat berharap, Sofia bisa menunggunya hingga selesai kuliah dan bisa mencari nafkah untuk masa depan mereka. Kenyataannya, jauh dari yang diharapkan Damian.

Damian menarik napas panjang. Damian menyadari, jika sejak itu, dia tidak ingin lagi menjalin hubungan jarak jauh lagi. Jika dia sudah menemukan wanita yang cocok, dia ingin berhubungan serius dan langsung menikah saja.

Akan tetapi sampai saat ini, dia belum menemukan wanita yang bisa membuat hatinya berdebar-debar dan jantungnya berdetak kencang.

Damian melangkah menuju kekamarnya setelah Vera menjauh. Ada sedikit rasa digurui dengan sikap Vera. Mungkin karena Vera seorang guru TK, jadi dia terbiasa berkata seperti itu untuk membuat anak-anak mau melakukan perintah guru.

Meski terlambat, Damian tetap berangkat bekerja. Sementara itu, Bu Farida mengajak Vera pergi ke Mall. Bagi Vera, pergi ke Mall memang hal yang jarang dia lakukan. Karena dia lahir dan dibesarkan di desa. Meskipun ketika kuliah, dia tinggal dikota, tetapi dia memang tidak terlalu suka pergi ke Mall.

Selain akan menghabiskan uang, juga mata ini tidak bisa puasa melihat barang-barang bagus. Sebagai seorang mahasiswi yang uang sakunya pas-pasan, dia harus lebih berhemat ketika itu.

Mereka pergi ke Mall diantarkan sopir pribadi Bu Farida. Mall yang sangat ramai dan adat pengunjung. Gedungnya juga megah dan besar. Tidak main-main, lantai gedungnya sampai tingkat 5.

Bu Farida mengajak Vera untuk memilih pakaian ganti untuk Vera. Vera teringat bahwa Bu Farida sangat membenci orang yan boros dan suka menghambur-hamburkan uang untuk membeli hal yang tidak penting.

Vera mulai bersiap dengan ulah keduanya untuk membuat Bu Farida benci padanya.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!