Sepatu

Arga yang baru saja bertemu dengan Bianca membuatnya seketika berpikir bahwa Biancalah perempuan yang ia butuhkan saat itu.

Tidak hanya cantik, Bianca juga dinilainya sebagai perempuan yang menarik dan menyenangkan, sangat berbeda dengan Clara, perempuan yang dijodohkan orang tuanya dengannya.

Clara memang perempuan yang cantik, bahkan banyak kaum Adam yang begitu memuja kecantikannya, namun berbeda dengan Arga, ia sama sekali tidak tertarik pada perempuan yang merupakan artis papan atas itu.

Di mata Arga, Clara hanyalah seorang gadis manja yang penuh dengan drama dalam hidupnya dan Arga tidak ingin dirinya menjadi bagian dari drama itu.

TIIIIINNNN TIIIIINNNN TIIIIINNNN

Suara klakson mobil menyadarkan Arga dari lamunannya yang tanpa sadar menatap Bianca yang sudah berlalu jauh dari pandang matanya.

Argapun segera membawa langkahnya masuk ke dalam mobil, menjatuhkan dirinya dengan kasar di atas kursi mobilnya.

"Kenapa kau lama sekali? aku hampir saja mati konyol malam ini," gerutu Arga pada laki-laki yang sedang mengemudikan mobilnya saat itu.

"Maaf bos aku benar-benar sibuk malam ini, lagi pula bukankah kau sudah berkata agar aku tidak mengganggumu? tapi justru kau yang menggangguku!" balas Daffa, teman baik Arga sekaligus asisten pribadinya di kantor.

"Sepertinya aku tidak bisa pulang malam ini, bawa saja aku ke hotel," ucap Arga memberi perintah.

"Memangnya kenapa? apa kau baru saja membuat masalah?" tanya Dafa.

"Sepertinya besok pagi orang tuaku akan benar-benar membunuhku, jadi kau bersiap saja jika kau mendengar berita pembunuhan orang tua terhadap anaknya," jawab Arga yang membuat Dafa terkekeh.

"Tapi jika aku masih hidup sepertinya akan ada kabar gembira yang pasti akan membuatmu terkejut," lanjut Arga.

"Kabar gembira apa? bukankah kau baru saja membuat masalah baru?"

"Mungkin sebentar lagi aku akan menikah," jawab Arga yang membuat Dafa seketika menginjak pedal remnya, beruntung mereka berdua tidak terbentur dasbor dihadapan mereka saat itu.

"Apa kau gila? aku belum mau mati muda Dafa!" ucap Arga sambil memukul punggung Daffa.

"Ucapanmu membuatku sangat terkejut, apa kau yakin kau akan menikah? bukankah dari kemarin kau sangat menolak untuk dijodohkan dengan Clara?" tanya Daffa tak percaya dengan apa yang Arga katakan padanya.

"Memangnya siapa yang bilang jika aku akan menikah dengan Clara? sampai kapanpun aku tidak akan menikahi Clara, hidupku pasti akan semakin susah jika aku menikah dengannya, terlalu banyak drama dalam hidupnya!" balas Arga yang membuat Daffa mengernyitkan keningnya.

"Lalu dengan siapa kau akan menikah? tidak mungkin dengan Karina bukan?" tanya Daffa yang lagi lagi mendapat pukulan di punggungnya.

"Cepat nyalakan mobilnya sebelum kau membuat macet jalan raya!" ucap Arga tanpa menjawab pertanyaan Dafa.

Arga dan Daffa memang sudah lama berteman, mereka bersahabat dekat sejak mereka masih berada di bangku sekolah hingga mereka kuliah dan mulai bekerja di beberapa perusahaan kecil sampai akhirnya Arga menggantikan posisi sang papa untuk menjadi CEO di salah satu perusahaan besar.

Sebagai sahabat baik, tentu saja Daffa mengetahui semua hal tentang Arga karena selain dekat dengan Arga, Daffa juga cukup dekat dengan keluarga Arga.

Daffa bahkan mengetahui banyak hal tentang Arga yang bisa jadi tidak diketahui oleh keluarganya. Seperti itulah kedekatan mereka berdua yang sudah selayaknya seperti saudara kandung.

**

Di sisi lain Bianca baru saja tiba di tempat yang dituju, ia berdiri di depan sebuah pintu lalu mengetuknya tanpa peduli jika suara ketukan pintu itu mengganggu penghuni kamar yang lain.

Tanpa menunggu lama seseorang dari dalam kamar itu segera membuka pintunya sebelum para tetangga melakukan demo atas kebisingan yang terjadi.

"Bianca, apa kau gila? kenapa kau membuat keributan di tengah malam seperti ini?" tanya Lola yang kesal dengan sikap Bianca.

"Kau yang sudah gila, bisa-bisanya kau menjualku pada om-om tua!" balas Bianca lalu berjalan masuk ke dalam kamar Lola tanpa permisi.

"Aku tidak menjualmu Bianca, bukankah sudah kukatakan kau hanya perlu menemaninya saja dan mendapatkan uang darinya!" ucap Lola membela diri.

"Apa kau mengenal Om Om tua itu? atau kau hanya mengenalkanku pada sembarang orang yang bahkan tidak kau kenal?" tanya Bianca yang masih diliputi kekesalan dalam dirinya.

"Mmmm..... aku..... aku tidak mengenalnya hehehe....." balas Lola yang membuat Bianca seketika menjatuhkan dirinya di atas ranjang Lola.

"Memangnya apa yang terjadi? kenapa kau terlihat berantakan seperti ini dan kakimu..... astaga kakimu terluka!"

Melihat kaki temannya yang terluka, Lolapun segera mengambil kotak P3K berniat untuk mengobati luka pada kaki Bianca.

"Kenapa kakimu kotor sekali? dimana sepatuku? kenapa kau tidak memakainya?" tanya Lola.

"Sepatu..... aahhh sepatu sialan itu..... aku membuangnya," jawab Bianca santai yang membuat Lola membulatkan matanya.

"Tidak.... tidak.... aku tidak membuangnya, aku melemparnya pada laki-laki yang mengejarku, apa kau tau.... ternyata sepatu itu sangat kuat, aku bahkan bisa membuat kening laki-laki itu berdarah karena terkena lemparan dari sepatu milikmu hahaha....." lanjut Bianca yang membuat Lola semakin tercengang mendengar cerita Bianca.

"Kau benar-benar gila Bianca, kau mulai membuatku marah sekarang!" ucap Lola sambil meletakkan kotak P3K dan mundur beberapa langkah lalu menjatuhkan dirinya di atas lantai kamar kosnya.

"Seharusnya aku yang marah padamu, om om tua itu berani menyentuhku, kau tahu apa yang aku lakukan padanya? aku menendang bagian tengahnya dan para ajudannya mengejarku, jadi aku tidak punya pilihan lain selain melepaskan sepatu sialan itu lalu melemparnya ke arah mereka agar mereka berhenti mengejarku, tapi kau tahu apa? mereka bahkan tidak berhenti mengejarku sampai aku harus menjatuhkan diri ke kolong jembatan hanya untuk menghindari para pria brengsek itu!"

Lola hanya terdiam dengan menundukkan kepalanya, seolah baru saja kehilangan tenaganya saat ia mengetahui bahwa sepatu kesayangannya sudah hilang entah dimana keberadaannya.

"Apa kau tahu berapa harga sepatu itu? apa kau tahu betapa susahnya aku selama ini mendapatkan sepatu itu? apa kau tahu seberapa kerasnya aku menabung untuk bisa mendapatkan sepatu itu? aku bahkan harus makan mie instan selama hampir satu bulan untuk bisa mendapatkan sepatu itu, beruntung aku tidak menderita usus buntu karena terlalu banyak makan mie instan!"

"Apa sepatu itu sangat mahal?" tanya Bianca dengan polosnya.

"Tidakkah kau melihat logo yang ada pada sepatu itu?" balas Lola bertanya.

"Aku pikir itu hanya sepatu KW, apa itu sepatu asli? apa kau sungguh membeli sepatu yang berharga puluhan juta itu?" tanya Bianca yang hanya dibalas anggukan kepala tanpa semangat oleh Lola.

Seketika Bianca mengacak-acak rambutnya, ia merasa bersalah karena sudah membuang sepatu berharga puluhan juta milik teman baiknya itu.

Terpopuler

Comments

Armita Putri

Armita Putri

mau ksihan sma Bianca tpi ksihan Lola juga 😁😁

2023-02-08

0

Asik Asiiik

Asik Asiiik

Lola gk jdi mrasa brsalah krna spatu mhalnya ilang wkwkwk

2022-12-08

0

Cinta Nta

Cinta Nta

tpi Bianca bsa selamat jg krna spatu itu hahahaha

2022-12-07

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Pertama
2 Hutang 50 Miliar
3 Sepatu
4 Laki-laki Gila
5 Tenggat Waktu
6 Tersudut oleh Keadaan
7 Menikah 2 Tahun
8 Keputusan Bianca
9 Tentang Aku dan Kau
10 Membiasakan Diri
11 Permintaan Arga
12 Tanda Tangan
13 Bertemu Orang Tua Arga
14 Bertemu Orang Tua Arga (2)
15 Sikap Arga
16 Persiapan Pernikahan
17 Tanggal Pernikahan
18 Membayar Hutang
19 Sikap Dingin Arga
20 Panggilan dari Bara
21 Hari Pernikahan
22 Hari Pernikahan (2)
23 Setelah Resepsi
24 Bermalam di Rumah Sakit
25 Makanan Sehat
26 Perhatian Arga
27 Ulang Tahun Lola
28 Ulang Tahun Lola (2)
29 Salah Paham
30 Salah Paham (2)
31 Berdamai
32 Berlibur ke Pantai
33 Menikmati Kesendirian
34 Khawatir
35 Kebersamaan Bianca dan Arga
36 Pulang Berlibur
37 Kepanikan Arga
38 Menemukan Bianca
39 Dokter Baru Bianca
40 Meninggalkan Rumah Sakit
41 Memberi Tahu Daffa
42 Membuat Kue
43 Gelap
44 Trauma
45 Nasi Goreng
46 Salah Paham
47 Ancaman Tante Felly
48 Cek 60 Juta
49 Kesepian
50 Memikirkan Bianca
51 Masalah Perusahaan
52 Mengkhawatirkan Arga
53 Mengkhawatirkan Arga (2)
54 Sebuah Solusi
55 Rencana Daffa
56 Rencana Daffa (2)
57 Ancaman Clara
58 Ancaman Clara (2)
59 Tamparan dari Arga
60 Pergi Ke Jepang
61 Liburan Bianca dan Arga
62 Liburan Bianca dan Arga (2)
63 Tergelincir
64 Di Dasar Jurang
65 Merasa Bersalah
66 Salju Pertama
67 Manusia Salju
68 Pemberian Arga dan Bara
69 Cincin
70 Pesta Wisuda
71 Sekilas Memori
72 Siapa?
73 Sikap Kekanak-kanakan
74 Kejutan Ulang Tahun Bianca
75 Sebuah Panggilan
76 Menemani Karina
77 Menemani Karina (2)
78 Ucapan Daffa
79 Memikirkan Bianca
80 Memikirkan Bianca (2)
81 Kebodohan Arga
82 Kenapa Berbohong?
83 Tidak Peduli
84 Menemani Bianca
85 Ber-empat
86 Partner In Crime
87 Tamparan dan Pukulan
88 Menyimpan Dendam
89 Sikap Karina
90 Bersemi atau Layu?
91 Balasan Arga
92 Balasan Arga (2)
93 Memasak Bersama
94 Liburan Lola dan Daffa
95 Benar-Benar Suka?
96 Membujuk Arga
97 Di Restoran
98 Bertemu Psikiater
99 Pertanyaan Bianca
100 Gugup
101 Bersepeda
102 Bersepeda (2)
103 Lola Menghilang
104 Misi Arga dan Bianca
105 Konsekuensi
106 Di Rumah Sakit
107 Kecurigaan Nadine
108 Terima Kasih
109 Liburan Keluarga
110 Liburan Keluarga (2)
111 Harapan Kosong
112 Kebetulan?
113 Mencuri Waktu
114 Pelukan yang Nyaman
115 Mengkhawatirkan Arga
116 Ucapan David
117 Pria itu...
118 Apakah Pria yang Sama?
119 Prasangka Bianca
120 Perhatian Bianca
121 Tertidur Berdua
122 Keputusan Tiba-tiba
123 Keraguan Arga
124 Gangguan Karina
125 Semakin Dekat
126 Mengkhawatirkan Lola
127 Benih Cinta
128 Bertemu Karina
129 Menemui Pria di Bar
130 Penyembuh Luka?
131 Pasar Malam
132 Cerita Lola
133 Kecelakaan
134 Terlambat Menyadari
135 Berakhir?
136 Memulai Hari Baru
137 Memulai Hari Baru (2)
138 3 Bulan
139 Rencana Karina
140 Rencana Karina (2)
141 Bangun dari Tidur Panjang
142 Khawatir
143 Kecemburuan Arga
144 Terapi
145 Kebimbangan Arga
146 Terapi Terakhir
147 Meninggalkan Rumah Sakit
148 Malam Indah Arga
149 Di Pantai
150 Satu Tahun Pernikahan
151 Kesalahpahaman Lola
152 Fakta Menyakitkan
153 Fakta Menyakitkan (2)
154 Meyakinkan Bianca
155 Sama-sama Bahagia
156 Balasan
157 Pelajaran untuk Clara
158 Di Bandara
159 Salah Paham
160 Berpikir Positif
161 Di Luar Batas
162 Makan Malam
163 Bertemu Bara
164 Kemarahan Bianca
165 Kabur
166 Mempercayai Arga
167 Kecemburuan Bianca
168 Kembali Dekat
169 Di Kamar Arga
170 Berlibur Berempat
171 Makanan Beracun Bianca
172 Mencari Bianca
173 Menyelamatkan Bianca
174 Perasaan yang Terungkap
175 Akhir Kontrak Kesepakatan
176 Kafe Baru
177 Kebahagiaan
178 Sikap Luna
179 Janji Bianca dan Arga
180 Menunggu Waktu
181 Malam Terindah
182 Balas Dendam Arga
183 Arga Cemburu
184 Sikap Aneh Bianca
185 Kabar Bahagia
186 Bertukar Kabar Gembira
187 Cuti untuk Daffa
188 Hari Bahagia Lola dan Daffa
189 Tabrakan Beruntun
190 Sebuah Ancaman
191 Berakhir tanpa Dendam
192 Ulang Tahun
193 Berlibur Bertiga
194 Suami Pengertian
195 Surga Kehidupan (End)
Episodes

Updated 195 Episodes

1
Pertemuan Pertama
2
Hutang 50 Miliar
3
Sepatu
4
Laki-laki Gila
5
Tenggat Waktu
6
Tersudut oleh Keadaan
7
Menikah 2 Tahun
8
Keputusan Bianca
9
Tentang Aku dan Kau
10
Membiasakan Diri
11
Permintaan Arga
12
Tanda Tangan
13
Bertemu Orang Tua Arga
14
Bertemu Orang Tua Arga (2)
15
Sikap Arga
16
Persiapan Pernikahan
17
Tanggal Pernikahan
18
Membayar Hutang
19
Sikap Dingin Arga
20
Panggilan dari Bara
21
Hari Pernikahan
22
Hari Pernikahan (2)
23
Setelah Resepsi
24
Bermalam di Rumah Sakit
25
Makanan Sehat
26
Perhatian Arga
27
Ulang Tahun Lola
28
Ulang Tahun Lola (2)
29
Salah Paham
30
Salah Paham (2)
31
Berdamai
32
Berlibur ke Pantai
33
Menikmati Kesendirian
34
Khawatir
35
Kebersamaan Bianca dan Arga
36
Pulang Berlibur
37
Kepanikan Arga
38
Menemukan Bianca
39
Dokter Baru Bianca
40
Meninggalkan Rumah Sakit
41
Memberi Tahu Daffa
42
Membuat Kue
43
Gelap
44
Trauma
45
Nasi Goreng
46
Salah Paham
47
Ancaman Tante Felly
48
Cek 60 Juta
49
Kesepian
50
Memikirkan Bianca
51
Masalah Perusahaan
52
Mengkhawatirkan Arga
53
Mengkhawatirkan Arga (2)
54
Sebuah Solusi
55
Rencana Daffa
56
Rencana Daffa (2)
57
Ancaman Clara
58
Ancaman Clara (2)
59
Tamparan dari Arga
60
Pergi Ke Jepang
61
Liburan Bianca dan Arga
62
Liburan Bianca dan Arga (2)
63
Tergelincir
64
Di Dasar Jurang
65
Merasa Bersalah
66
Salju Pertama
67
Manusia Salju
68
Pemberian Arga dan Bara
69
Cincin
70
Pesta Wisuda
71
Sekilas Memori
72
Siapa?
73
Sikap Kekanak-kanakan
74
Kejutan Ulang Tahun Bianca
75
Sebuah Panggilan
76
Menemani Karina
77
Menemani Karina (2)
78
Ucapan Daffa
79
Memikirkan Bianca
80
Memikirkan Bianca (2)
81
Kebodohan Arga
82
Kenapa Berbohong?
83
Tidak Peduli
84
Menemani Bianca
85
Ber-empat
86
Partner In Crime
87
Tamparan dan Pukulan
88
Menyimpan Dendam
89
Sikap Karina
90
Bersemi atau Layu?
91
Balasan Arga
92
Balasan Arga (2)
93
Memasak Bersama
94
Liburan Lola dan Daffa
95
Benar-Benar Suka?
96
Membujuk Arga
97
Di Restoran
98
Bertemu Psikiater
99
Pertanyaan Bianca
100
Gugup
101
Bersepeda
102
Bersepeda (2)
103
Lola Menghilang
104
Misi Arga dan Bianca
105
Konsekuensi
106
Di Rumah Sakit
107
Kecurigaan Nadine
108
Terima Kasih
109
Liburan Keluarga
110
Liburan Keluarga (2)
111
Harapan Kosong
112
Kebetulan?
113
Mencuri Waktu
114
Pelukan yang Nyaman
115
Mengkhawatirkan Arga
116
Ucapan David
117
Pria itu...
118
Apakah Pria yang Sama?
119
Prasangka Bianca
120
Perhatian Bianca
121
Tertidur Berdua
122
Keputusan Tiba-tiba
123
Keraguan Arga
124
Gangguan Karina
125
Semakin Dekat
126
Mengkhawatirkan Lola
127
Benih Cinta
128
Bertemu Karina
129
Menemui Pria di Bar
130
Penyembuh Luka?
131
Pasar Malam
132
Cerita Lola
133
Kecelakaan
134
Terlambat Menyadari
135
Berakhir?
136
Memulai Hari Baru
137
Memulai Hari Baru (2)
138
3 Bulan
139
Rencana Karina
140
Rencana Karina (2)
141
Bangun dari Tidur Panjang
142
Khawatir
143
Kecemburuan Arga
144
Terapi
145
Kebimbangan Arga
146
Terapi Terakhir
147
Meninggalkan Rumah Sakit
148
Malam Indah Arga
149
Di Pantai
150
Satu Tahun Pernikahan
151
Kesalahpahaman Lola
152
Fakta Menyakitkan
153
Fakta Menyakitkan (2)
154
Meyakinkan Bianca
155
Sama-sama Bahagia
156
Balasan
157
Pelajaran untuk Clara
158
Di Bandara
159
Salah Paham
160
Berpikir Positif
161
Di Luar Batas
162
Makan Malam
163
Bertemu Bara
164
Kemarahan Bianca
165
Kabur
166
Mempercayai Arga
167
Kecemburuan Bianca
168
Kembali Dekat
169
Di Kamar Arga
170
Berlibur Berempat
171
Makanan Beracun Bianca
172
Mencari Bianca
173
Menyelamatkan Bianca
174
Perasaan yang Terungkap
175
Akhir Kontrak Kesepakatan
176
Kafe Baru
177
Kebahagiaan
178
Sikap Luna
179
Janji Bianca dan Arga
180
Menunggu Waktu
181
Malam Terindah
182
Balas Dendam Arga
183
Arga Cemburu
184
Sikap Aneh Bianca
185
Kabar Bahagia
186
Bertukar Kabar Gembira
187
Cuti untuk Daffa
188
Hari Bahagia Lola dan Daffa
189
Tabrakan Beruntun
190
Sebuah Ancaman
191
Berakhir tanpa Dendam
192
Ulang Tahun
193
Berlibur Bertiga
194
Suami Pengertian
195
Surga Kehidupan (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!