Cinta Dan Kontrak Pernikahan

Cinta Dan Kontrak Pernikahan

Pertemuan Pertama

KLOTAKK KLOTAKK!!!

Suara heels yang beradu dengan aspal jalan terdengar memecahkan gelap malam di sudut kota.

Seorang gadis cantik dengan pakaian yang cukup terbuka tengah berlari seorang diri, menghindar dari beberapa pria dengan tubuh besar dan tegap yang tengah mengejarnya.

"Aahh sepatu sialan ini!" gerutunya kesal sambil melepas high heels yang dipakainya.

"Hei berhenti, kau tidak akan bisa lari dari tempat ini!" teriak salah satu pria yang mengejarnya.

Tak dapat dipungkiri, berlari dengan menggunakan heels memang membuatnya cukup kesulitan dan memperlambat langkahnya.

Setelah ia melepas kedua high heelsnya, gadis cantik itupun bersembunyi di balik tempat sampah yang cukup besar untuk bisa menyembunyikan tubuh mungilnya.

Selain karena ia sudah lelah berlari, tumitnya juga terluka karena berlari menggunakan high heels yang tidak biasa ia pakai.

"Perempuan sial, keluarlah dari tempat persembunyianmu sebelum aku menemukanmu, bos besar pasti akan memaafkanmu jika kau mau mendatanginya dengan baik baik," ucap salah satu pria yang mengejarnya.

"Cepat keluar atau aku akan benar benar mencincang tubuhmu saat aku menemukanmu!" ancam pria yang lain.

Karena para pria yang mengejarnya tidak kunjung pergi, gadis itupun sudah tidak bisa bertahan terlalu lama berada di dekat tempat sampah dengan bau busuk yang menyengat.

"Sial, kenapa mereka belum juga pergi? aku tidak bisa bertahan disini lebih lama lagi!" batin gadis itu dengan satu tangan memencet hidungnya.

"Tidak ada pilihan lagi!" ucapnya pelan lalu segera beranjak dari dekat tempat sampah.

"Disana kau rupanya, ayo kembalilah pada bos besar atau....."

KLOTAAKKKK!!!

Suara nyaring terdengar begitu memuaskan saat sepatu milik gadis itu melayang dan mendarat di kepala salah satu pria yang mengejarnya.

"Hahaha..... benar benar satisfying!" ucapnya dengan tertawa puas lalu segera berlari setelah ia melempar sepatunya untuk yang kedua kali.

"Waaahhh dia membuat keningmu berdarah," ucap salah satu pria yang hanya ternganga melihat darah menetes dari kening temannya.

"Perempuan sial, aku akan benar benar menangkapmu kali ini!" ucap pria dengan luka di keningnya sambil berlari mengejar gadis itu bersama temannya yang lain.

Aksi kejar kejaranpun kembali berlanjut, dengan kedua kaki yang terluka gadis mungil itu tidak menyerah untuk terus berlari.

"Kenapa mereka tidak lelah juga? sampai kapan mereka akan mengejarku?" batinnya bertanya sambil terus berlari tanpa arah yang pasti.

"Lolaaa, ide gilamu ini benar benar menyiksaku.... lihat saja nanti.... aku pasti akan membalasmu," ucapnya dengan nafas terengah engah.

Entah sudah berapa lama gadis cantik itu berlari, rambut panjangnya yang tergerai bergerak ke kanan dan ke kiri mengikuti irama langkahnya yang semakin berlari dengan kencang.

Suasana di sudut kota yang sangat sepi dan jauh dari keramaian membuatnya tidak bisa meminta bantuan kepada siapapun, terlebih ia tidak membawa ponsel atau apapun yang bisa ia gunakan untuk meminta pertolongan.

Ia hanya berlari membawa dirinya sendiri, berusaha menyelamatkan dirinya dari para pria suruhan om om hidung belang yang sudah membodohinya.

"Dia pikir dia siapa? hanya om om tua yang banyak uang, mungkin akan lain jika dia tampan, tapi melihat kerutan di sekitar matanya saja sudah membuatku jijik!" gerutunya sambil terus berlari.

"Aaahhh aku benar benar sudah lelah, kapan mereka akan berhenti mengejarku......" ucapnya kesal, namun terus berlari tanpa henti.

**

Di tempat lain, seorang laki laki berusia 27 tahun tengah berlari keluar dari sebuah bar setelah dia beradu mulut dengan salah satu pengunjung bar.

Dia berlari bukan karena dia kalah saat beradu mulut, tapi karena pria besar yang beradu mulut dengannya mulai kesal dan menggebrak meja sampai meja kayu di hadapannya patah.

Laki laki tampan yang setengah mabuk itupun dengan mudah diangkat oleh pria besar yang beradu mulut dengannya.

Karena tidak ingin mati konyol dengan usia yang cukup muda, iapun memilih untuk kabur meskipun akhirnya ia harus bermain kejar kejaran dengan pria bertubuh besar itu.

"Aahhh sial, aku tidak bisa berlari cepat karena mabuk," gerutunya sambil terus berlari dengan memijit kepalanya agar tetap tersadar.

"Kembali kau bocah ingusan!" ucap pria bertubuh besar itu dengan penuh emosi.

Saat berada di persimpangan, laki laki itu tidak sengaja menabrak seorang gadis yang akhirnya membuat mereka berdua terjatuh.

"Aahhh sial, cepat berdiri!" ucap gadis itu sambil membantu laki laki di hadapannya untuk berdiri.

"Aku akan membunuhmu malam ini juga bocah sialan!" teriak pria besar dari arah lain.

"Apa pria itu mengejarmu?" tanya si perempuan pada laki laki di hadapannya.

Laki laki itupun hanya menganggukkan kepalanya tanpa mengatakan apapun.

Selang berapa detik kemudian terdengar derap suara kaki para pria yang mengejar gadis cantik itu, tanpa sadar gadis itupun segera menggenggam tangan laki laki di hadapannya dan mengajaknya berlari.

Saat tengah berada di sebuah jembatan, gadis itupun meminta laki laki yang bersamanya untuk melompat.

"Melompat? apa kau gila?" protes laki-laki itu.

"Cepatlah, kita sudah tidak punya banyak waktu lagi," balas si gadis.

"Tidak, aku tidak mau, aku bahkan belum berusia 30 tahun, aku tidak mau mati konyol seperti ini," ucap si laki-laki.

Gadis itupun hanya menghela nafasnya kasar melihat betapa pengecutnya laki-laki di hadapannya.

"Terserah kau saja jika kau lebih memilih untuk ditangkap pria besar itu, jangan salahkan aku jika kau akan mati di tangannya," ucap gadis cantik itu lalu melompat ke bawah jembatan tanpa ragu.

"Hei apa yang kau lakukan? aahh sial pasti dia sudah mati!"

"Justru kau yang akan mati jika kau tetap berada disana," balas gadis cantik itu yang sudah mendarat dengan sempurna di daratan yang ada di tepi sungai.

"Haaah kau masih hidup, apa tidak berbahaya berada disana?" tanya si laki-laki dengan terkejut.

"Jangan bawel, cepatlah melompat kesini atau kau akan mati di tangan pria besar itu!" ucap si gadis lalu segera menyembunyikan dirinya di kolong jembatan.

BRUUUKKKK

Laki-laki itupun benar-benar menjatuhkan dirinya, namun tidak mendarat dengan sempurna seperti sang gadis.

"Hahaha kau payah sekali," ucap si gadis dengan berusaha menahan suara tawanya.

"Arrgghhh rasanya tulang-tulangku sudah patah," ucap si laki-laki sambil merangkak memegangi punggungnya.

"Kau berlebihan sekali, bukankah ini lebih baik daripada mati di tangan pria besar itu?"

"Kau benar, tapi......"

"Ssssttttt..... diamlah, sepertinya mereka sudah mendekat," ucap si gadis sambil menutup mulut si laki-laki.

Laki-laki itupun hanya terdiam membiarkan gadis asing di sampingnya mendekap mulutnya.

Di bawah langit malam yang tak berbintang itu Bianca dan Arga pertama kali bertemu dengan keadaan yang sama-sama kacau.

Terpopuler

Comments

Armita Putri

Armita Putri

seru thor ❤️

2023-02-08

0

Ari Ana

Ari Ana

jdi kalau om-om nya gnteng Bianca mau ya 😌

2022-12-06

0

Miftahul Husna

Miftahul Husna

ada ngakaknya ini kyaknya 😅

2022-12-06

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Pertama
2 Hutang 50 Miliar
3 Sepatu
4 Laki-laki Gila
5 Tenggat Waktu
6 Tersudut oleh Keadaan
7 Menikah 2 Tahun
8 Keputusan Bianca
9 Tentang Aku dan Kau
10 Membiasakan Diri
11 Permintaan Arga
12 Tanda Tangan
13 Bertemu Orang Tua Arga
14 Bertemu Orang Tua Arga (2)
15 Sikap Arga
16 Persiapan Pernikahan
17 Tanggal Pernikahan
18 Membayar Hutang
19 Sikap Dingin Arga
20 Panggilan dari Bara
21 Hari Pernikahan
22 Hari Pernikahan (2)
23 Setelah Resepsi
24 Bermalam di Rumah Sakit
25 Makanan Sehat
26 Perhatian Arga
27 Ulang Tahun Lola
28 Ulang Tahun Lola (2)
29 Salah Paham
30 Salah Paham (2)
31 Berdamai
32 Berlibur ke Pantai
33 Menikmati Kesendirian
34 Khawatir
35 Kebersamaan Bianca dan Arga
36 Pulang Berlibur
37 Kepanikan Arga
38 Menemukan Bianca
39 Dokter Baru Bianca
40 Meninggalkan Rumah Sakit
41 Memberi Tahu Daffa
42 Membuat Kue
43 Gelap
44 Trauma
45 Nasi Goreng
46 Salah Paham
47 Ancaman Tante Felly
48 Cek 60 Juta
49 Kesepian
50 Memikirkan Bianca
51 Masalah Perusahaan
52 Mengkhawatirkan Arga
53 Mengkhawatirkan Arga (2)
54 Sebuah Solusi
55 Rencana Daffa
56 Rencana Daffa (2)
57 Ancaman Clara
58 Ancaman Clara (2)
59 Tamparan dari Arga
60 Pergi Ke Jepang
61 Liburan Bianca dan Arga
62 Liburan Bianca dan Arga (2)
63 Tergelincir
64 Di Dasar Jurang
65 Merasa Bersalah
66 Salju Pertama
67 Manusia Salju
68 Pemberian Arga dan Bara
69 Cincin
70 Pesta Wisuda
71 Sekilas Memori
72 Siapa?
73 Sikap Kekanak-kanakan
74 Kejutan Ulang Tahun Bianca
75 Sebuah Panggilan
76 Menemani Karina
77 Menemani Karina (2)
78 Ucapan Daffa
79 Memikirkan Bianca
80 Memikirkan Bianca (2)
81 Kebodohan Arga
82 Kenapa Berbohong?
83 Tidak Peduli
84 Menemani Bianca
85 Ber-empat
86 Partner In Crime
87 Tamparan dan Pukulan
88 Menyimpan Dendam
89 Sikap Karina
90 Bersemi atau Layu?
91 Balasan Arga
92 Balasan Arga (2)
93 Memasak Bersama
94 Liburan Lola dan Daffa
95 Benar-Benar Suka?
96 Membujuk Arga
97 Di Restoran
98 Bertemu Psikiater
99 Pertanyaan Bianca
100 Gugup
101 Bersepeda
102 Bersepeda (2)
103 Lola Menghilang
104 Misi Arga dan Bianca
105 Konsekuensi
106 Di Rumah Sakit
107 Kecurigaan Nadine
108 Terima Kasih
109 Liburan Keluarga
110 Liburan Keluarga (2)
111 Harapan Kosong
112 Kebetulan?
113 Mencuri Waktu
114 Pelukan yang Nyaman
115 Mengkhawatirkan Arga
116 Ucapan David
117 Pria itu...
118 Apakah Pria yang Sama?
119 Prasangka Bianca
120 Perhatian Bianca
121 Tertidur Berdua
122 Keputusan Tiba-tiba
123 Keraguan Arga
124 Gangguan Karina
125 Semakin Dekat
126 Mengkhawatirkan Lola
127 Benih Cinta
128 Bertemu Karina
129 Menemui Pria di Bar
130 Penyembuh Luka?
131 Pasar Malam
132 Cerita Lola
133 Kecelakaan
134 Terlambat Menyadari
135 Berakhir?
136 Memulai Hari Baru
137 Memulai Hari Baru (2)
138 3 Bulan
139 Rencana Karina
140 Rencana Karina (2)
141 Bangun dari Tidur Panjang
142 Khawatir
143 Kecemburuan Arga
144 Terapi
145 Kebimbangan Arga
146 Terapi Terakhir
147 Meninggalkan Rumah Sakit
148 Malam Indah Arga
149 Di Pantai
150 Satu Tahun Pernikahan
151 Kesalahpahaman Lola
152 Fakta Menyakitkan
153 Fakta Menyakitkan (2)
154 Meyakinkan Bianca
155 Sama-sama Bahagia
156 Balasan
157 Pelajaran untuk Clara
158 Di Bandara
159 Salah Paham
160 Berpikir Positif
161 Di Luar Batas
162 Makan Malam
163 Bertemu Bara
164 Kemarahan Bianca
165 Kabur
166 Mempercayai Arga
167 Kecemburuan Bianca
168 Kembali Dekat
169 Di Kamar Arga
170 Berlibur Berempat
171 Makanan Beracun Bianca
172 Mencari Bianca
173 Menyelamatkan Bianca
174 Perasaan yang Terungkap
175 Akhir Kontrak Kesepakatan
176 Kafe Baru
177 Kebahagiaan
178 Sikap Luna
179 Janji Bianca dan Arga
180 Menunggu Waktu
181 Malam Terindah
182 Balas Dendam Arga
183 Arga Cemburu
184 Sikap Aneh Bianca
185 Kabar Bahagia
186 Bertukar Kabar Gembira
187 Cuti untuk Daffa
188 Hari Bahagia Lola dan Daffa
189 Tabrakan Beruntun
190 Sebuah Ancaman
191 Berakhir tanpa Dendam
192 Ulang Tahun
193 Berlibur Bertiga
194 Suami Pengertian
195 Surga Kehidupan (End)
Episodes

Updated 195 Episodes

1
Pertemuan Pertama
2
Hutang 50 Miliar
3
Sepatu
4
Laki-laki Gila
5
Tenggat Waktu
6
Tersudut oleh Keadaan
7
Menikah 2 Tahun
8
Keputusan Bianca
9
Tentang Aku dan Kau
10
Membiasakan Diri
11
Permintaan Arga
12
Tanda Tangan
13
Bertemu Orang Tua Arga
14
Bertemu Orang Tua Arga (2)
15
Sikap Arga
16
Persiapan Pernikahan
17
Tanggal Pernikahan
18
Membayar Hutang
19
Sikap Dingin Arga
20
Panggilan dari Bara
21
Hari Pernikahan
22
Hari Pernikahan (2)
23
Setelah Resepsi
24
Bermalam di Rumah Sakit
25
Makanan Sehat
26
Perhatian Arga
27
Ulang Tahun Lola
28
Ulang Tahun Lola (2)
29
Salah Paham
30
Salah Paham (2)
31
Berdamai
32
Berlibur ke Pantai
33
Menikmati Kesendirian
34
Khawatir
35
Kebersamaan Bianca dan Arga
36
Pulang Berlibur
37
Kepanikan Arga
38
Menemukan Bianca
39
Dokter Baru Bianca
40
Meninggalkan Rumah Sakit
41
Memberi Tahu Daffa
42
Membuat Kue
43
Gelap
44
Trauma
45
Nasi Goreng
46
Salah Paham
47
Ancaman Tante Felly
48
Cek 60 Juta
49
Kesepian
50
Memikirkan Bianca
51
Masalah Perusahaan
52
Mengkhawatirkan Arga
53
Mengkhawatirkan Arga (2)
54
Sebuah Solusi
55
Rencana Daffa
56
Rencana Daffa (2)
57
Ancaman Clara
58
Ancaman Clara (2)
59
Tamparan dari Arga
60
Pergi Ke Jepang
61
Liburan Bianca dan Arga
62
Liburan Bianca dan Arga (2)
63
Tergelincir
64
Di Dasar Jurang
65
Merasa Bersalah
66
Salju Pertama
67
Manusia Salju
68
Pemberian Arga dan Bara
69
Cincin
70
Pesta Wisuda
71
Sekilas Memori
72
Siapa?
73
Sikap Kekanak-kanakan
74
Kejutan Ulang Tahun Bianca
75
Sebuah Panggilan
76
Menemani Karina
77
Menemani Karina (2)
78
Ucapan Daffa
79
Memikirkan Bianca
80
Memikirkan Bianca (2)
81
Kebodohan Arga
82
Kenapa Berbohong?
83
Tidak Peduli
84
Menemani Bianca
85
Ber-empat
86
Partner In Crime
87
Tamparan dan Pukulan
88
Menyimpan Dendam
89
Sikap Karina
90
Bersemi atau Layu?
91
Balasan Arga
92
Balasan Arga (2)
93
Memasak Bersama
94
Liburan Lola dan Daffa
95
Benar-Benar Suka?
96
Membujuk Arga
97
Di Restoran
98
Bertemu Psikiater
99
Pertanyaan Bianca
100
Gugup
101
Bersepeda
102
Bersepeda (2)
103
Lola Menghilang
104
Misi Arga dan Bianca
105
Konsekuensi
106
Di Rumah Sakit
107
Kecurigaan Nadine
108
Terima Kasih
109
Liburan Keluarga
110
Liburan Keluarga (2)
111
Harapan Kosong
112
Kebetulan?
113
Mencuri Waktu
114
Pelukan yang Nyaman
115
Mengkhawatirkan Arga
116
Ucapan David
117
Pria itu...
118
Apakah Pria yang Sama?
119
Prasangka Bianca
120
Perhatian Bianca
121
Tertidur Berdua
122
Keputusan Tiba-tiba
123
Keraguan Arga
124
Gangguan Karina
125
Semakin Dekat
126
Mengkhawatirkan Lola
127
Benih Cinta
128
Bertemu Karina
129
Menemui Pria di Bar
130
Penyembuh Luka?
131
Pasar Malam
132
Cerita Lola
133
Kecelakaan
134
Terlambat Menyadari
135
Berakhir?
136
Memulai Hari Baru
137
Memulai Hari Baru (2)
138
3 Bulan
139
Rencana Karina
140
Rencana Karina (2)
141
Bangun dari Tidur Panjang
142
Khawatir
143
Kecemburuan Arga
144
Terapi
145
Kebimbangan Arga
146
Terapi Terakhir
147
Meninggalkan Rumah Sakit
148
Malam Indah Arga
149
Di Pantai
150
Satu Tahun Pernikahan
151
Kesalahpahaman Lola
152
Fakta Menyakitkan
153
Fakta Menyakitkan (2)
154
Meyakinkan Bianca
155
Sama-sama Bahagia
156
Balasan
157
Pelajaran untuk Clara
158
Di Bandara
159
Salah Paham
160
Berpikir Positif
161
Di Luar Batas
162
Makan Malam
163
Bertemu Bara
164
Kemarahan Bianca
165
Kabur
166
Mempercayai Arga
167
Kecemburuan Bianca
168
Kembali Dekat
169
Di Kamar Arga
170
Berlibur Berempat
171
Makanan Beracun Bianca
172
Mencari Bianca
173
Menyelamatkan Bianca
174
Perasaan yang Terungkap
175
Akhir Kontrak Kesepakatan
176
Kafe Baru
177
Kebahagiaan
178
Sikap Luna
179
Janji Bianca dan Arga
180
Menunggu Waktu
181
Malam Terindah
182
Balas Dendam Arga
183
Arga Cemburu
184
Sikap Aneh Bianca
185
Kabar Bahagia
186
Bertukar Kabar Gembira
187
Cuti untuk Daffa
188
Hari Bahagia Lola dan Daffa
189
Tabrakan Beruntun
190
Sebuah Ancaman
191
Berakhir tanpa Dendam
192
Ulang Tahun
193
Berlibur Bertiga
194
Suami Pengertian
195
Surga Kehidupan (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!