Bianca dan Arga masih berada di kolong jembatan untuk beberapa lama karena menghindar dari para laki-laki yang mengejar mereka.
Diam-diam Arga memperhatikan gadis cantik dengan pakaian yang sangat minim yang tengah duduk di atas batu besar di sampingnya.
Tatapan matanya kemudian tertuju pada sepasang kaki Bianca yang tampak terluka, bukan hanya karena heels yang sempat dipakai Bianca berlari tapi juga karena Bianca berlari tanpa mengenakan alas kaki yang membuat beberapa luka kecil pada kaki Bianca.
"Kenapa kau melihatku seperti itu? aku bukan perempuan yang seperti kau pikirkan!" ucap Bianca yang merasa risih diperhatikan oleh Arga.
"Memangnya kau tahu apa yang sedang aku pikirkan?" balas Arga.
"Kau memperhatikanku dari atas sampai bawah, sudah pasti kau akan berpikir jika aku perempuan malam padahal aku tidak seperti itu, tapi terserah kau saja, kita baru bertemu jadi tidak mungkin kau akan mempercayaiku," ucap Bianca.
Arga hanya tersenyum tipis mendengar Bianca yang berbicara panjang lebar tetapi tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya ia pikirkan saat itu.
"Memangnya apa yang terjadi padamu? kenapa kau dikejar oleh banyak laki-laki di tempat seperti ini?" tanya Arga.
"Ceritanya panjang, pada intinya ini semua karena temanku yang sudah menjebakku di tempat sialan ini, jika bukan karena dia aku tidak mungkin berada di kolong jembatan seperti saat ini," jawab Bianca.
"Menjebakmu? memangnya apa yang dia lakukan padamu? apa temanmu itu menjualmu pada om-om hidung belang?" tanya Arga yang membuat Bianca seketika membulatkan matanya ke arah Arga.
"Sepertinya kita tidak cukup dekat untuk saling berbagi cerita," ucap Bianca yang merasa enggan untuk menceritakan tentang kejadian sebenarnya pada Arga yang baru saja ia temui beberapa saat yang lalu.
"Kau benar, kita bahkan baru saja bertemu," ucap Arga.
"Lalu bagaimana denganmu? kenapa pria besar itu mengejarmu? melihat dari pakaianmu sepertinya kau laki-laki kaya raya yang berpendidikan, kenapa juga kau bisa berada di tempat ini?" tanya Bianca penasaran.
"Pada intinya aku tidak sengaja membuat kesal laki-laki itu, jadi dia marah dan mengejarku," jawab Arga sekenanya.
"Memangnya apa yang sudah kau lakukan? badanmu saja sekecil ini bagaimana mungkin bisa kau membuatnya kesal sampai marah!" tanya Bianca.
"Sepertinya kita tidak cukup dekat untuk saling berbagi cerita," jawab Arga dengan tersenyum tipis yang membuat Bianca memutar kedua bola matanya lalu mengalikan pandangannya dari Arga.
"Sebenarnya aku sedang membutuhkan uang yang sangat banyak dan temanku memberi saran padaku agar aku bisa mendapatkan banyak uang dengan cara cepat, dia memintaku untuk datang ke tempat ini hanya untuk menemani om-om yang sedang berjudi, tetapi ternyata om-om genit itu mulai menyentuhku, membuatku seketika menendang bagian tengahnya, tentu saja dia marah dan meminta para pengawalnya untuk menangkapku, itu kenapa para pria itu mengejarku," ucap Bianca yang pada akhirnya menceritakan tentang apa yang sebenarnya terjadi.
"Waahh kau galak juga ternyata," ucap Arga setelah ia mendengar cerita singkat Bianca.
"Dari awal niatku kesini hanya untuk menemani om-om tua itu berjudi dan aku akan mendapatkan uang darinya, jadi jika Om Om tua itu mulai menyentuhku maka aku tidak punya pilihan lain selain melawannya, memangnya dia pikir dia siapa bisa menyentuhku semaunya," ucap Bianca dengan nada bicara yang masih kesal.
"Memangnya berapa uang yang kau butuhkan sampai membuatmu harus pergi ke tempat seperti ini?" tanya Arga penasaran.
"50 miliar," jawab Bianca singkat yang membuat Arga tertawa.
"Kenapa kau tertawa? apa itu lucu untukmu? aku bahkan hampir saja celaka hanya untuk mendapatkan sebagian kecil dari uang itu!" ucap Bianca kesal.
"Kau serius membutuhkan uang 50 miliar?" tanya Arga tak percaya.
"Tentu saja serius, aku tidak tahu dimana aku bisa mendapatkan uang sebanyak itu, sepertinya bekerja seumur hiduppun aku tidak akan bisa mendapatkannya," jawab Bianca.
"Memangnya apa yang membuatmu membutuhkan uang sebanyak itu?" tanya Arga yang mulai penasaran.
"Aku tinggal bersama tanteku setelah kedua orang tuaku meninggal dan aku baru mengetahui akhir-akhir ini jika ternyata orang tuaku meninggalkan hutang sebanyak 50 miliar dan aku harus segera melunasinya sebelum hutang itu semakin beranak pinak," jawab Bianca menjelaskan.
Arga mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar cerita Bianca. Setelah beberapa lama menunggu di kolong jembatan, akhirnya mereka yakin bahwa para laki-laki yang mengejar mereka sudah pergi dari tempat itu.
"Sepertinya mereka sudah pergi," ucap Bianca sambil sedikit mendongakkan kepalanya ke atas untuk memperhatikan jembatan di atasnya.
"Apa kau yakin?" tanya Arga memastikan yang hanya dibalas anggukan kepala oleh Bianca.
Bianca kemudian berjalan ke sisi kolong jembatan untuk bisa naik ke atas jembatan diikuti oleh Arga.
"Lalu apa rencanamu setelah ini?" tanya Arga pada Bianca.
"Tentu saja pulang, apalagi yang bisa aku lakukan dengan keadaan seperti ini!" balas Bianca.
"Dimana rumahmu? aku akan mengantarmu pulang!"
"Aku bisa pulang sendiri, tunjukkan saja dimana jalan menuju ke arah jalan raya besar," balas Bianca.
"Oke baiklah, ikuti aku," ucap Arga lalu membawa langkahnya menyusuri gang sempit di daerah itu untuk bisa keluar ke arah jalan raya.
"Sebenarnya aku bisa membantu masalahmu," ucap Arga yang membuat Bianca mengernyitkan keningnya dengan membawa pandangannya pada Arga.
"Aku bisa memberimu uang 50 miliar sekarang juga," lanjut Arga yang membuat Bianca seketika menghentikan langkahnya.
"Apa kau akan menjualku? apa jangan-jangan kau....."
"Jangan berpikir yang tidak-tidak, bukankah kau bilang aku tampak seperti laki-laki kaya yang berpendidikan?" ucap Arga memotong ucapan Bianca.
"Iya, tapi kenapa kau mudah sekali mengatakan seperti itu, kau tahu bukan sebanyak apa uang 50 miliar itu?"
"Tentu saja aku tahu dan aku bisa dengan mudah memberikannya padamu hanya dengan satu syarat," ucap Arga.
"Syarat, syarat apa?" tanya Bianca.
Arga tersenyum lalu membawa langkahnya mendekati Bianca.
"Menikahlah denganku!" ucap Arga berbisik yang membuat Bianca segera mendorong Arga hingga Arga mundur beberapa langkah ke belakang karena dorongan Bianca yang cukup kuat.
"Apa kau gila? kita baru saja bertemu dan kau sudah berkata seperti itu?"
"Kau bisa menyebutku gila atau apapun itu terserah, tapi aku akan benar-benar memberikan uang 50 miliar itu padamu asalkan kau mau menikah denganku," balas Arga santai.
"Waaahh kau benar-benar gila, cepat tunjukkan aku dimana jalan keluar dari tempat sialan ini!" ucap Bianca dengan menggelengkan kepalanya sambil berjalan mendahului Arga.
Arga hanya tersenyum tipis lalu berlari kecil ke arah jalan raya. Sesampainya di jalan raya Arga kemudian mengeluarkan dompetnya dan memberikan kartu namanya pada Bianca.
"Ini kartu namaku, kau bisa menghubungiku atau menemuiku secara langsung!" ucap Arga.
"Lepaskan jasmu!" ucap Bianca tanpa mempedulikan kartu nama yang diberikan oleh Arga.
Argapun melepaskan jasnya tanpa tahu apa yang akan Bianca lakukan.
"Aku lebih membutuhkan jas ini daripada kartu nama ini," ucap Bianca dengan tersenyum sambil memakai jas milik Arga dan mengambil kartu nama dari tangan Arga lalu berjalan pergi begitu saja.
"Menarik," ucap Arga dengan tersenyum tipis menatap Bianca yang berjalan semakin jauh darinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
Armita Putri
lngsung jtuh cnta pda pndangan prtma kyaknya
2023-02-08
0
Asik Asiiik
org kaya tuh limit uangnya brpa sih
2022-12-08
0
Cinta Nta
gmpang bngt ya mau ksih yang 50 miliar
2022-12-07
0