2. Sumpah Gayatri

Siang hari, suara kunci di pintu, terdengar. Gayatri yang kesal dan merasa lelah mengamuk, mendongakkan kepala ke arah pintu. Dia turun dari tempat tidur yang seprainya sudah kusut masai. Berjalan cepat ke balik pintu dan menunggu di sana.

Perlahan pintu kamarnya dibuka dari luar dengan sedikit suara menderit, tanda engselnya perlu diminyaki.

"Hlo, kok mbak Aya enggak ada?" Itu suara adik laki-lakinya.

Gayatri menunggu adiknya itu melewati ambang pintu untuk mencarinya. Lalu dia akan lari keluar secepat kijang liar melompat. Itulah rencana di kepalanya.

"Mungkin sedang di kamar mandi," sahut maminya.

Gadis itu langsung lemas di balik pintu. Jika mami masuk, maka seperti saat mengantar sarapan tadi pagi, mami akan membawa dua security rumah bersamanya menjaga pintu.

Brukk!

Adiknya Radit dan mami, seketika mencari suara jatuh di balik daun pintu. Kemudian keduanya memandang heran pada gadis yang terduduk di lantai.

"Mau apa kamu di situ? Ayo bangun! Dingin ... nanti kamu masuk angin," omel mami.

"Radit, dibantuin tho .... Mbakyumu jatuh begitu kok cuma dilihat doang," tegur mami.

Radit meletakkan kotak-kotak yang dibawanya, ke atas meja. Barulah dia membantu Aya berdiri dan membimbingnya ke tempat tidur lagi.

Aya memandang nanar dan putus asa ke daun pintu yang sudah tertutup rapat lagi. Dia bisa mendengar suara kunci dari luar sana.

"Mbak Aya bukan jatuh, Mi," bantah Radit.

"Hla ... kan kamu lihat sendiri dan dengar juga suara jatuhnya keras begitu." Mami memberikan bukti.

"Mbak Aya pasti mau mencoba kabur lagi tadi."

Radit sedikit tidak bersimpati pada Gayatri yang menurutnya terlalu manja dan bersikap seenaknya, tanpa memikirkan keluarga. Radit merasa dirugikan saat Gayatri melarikan diri dari rencana pernikahan keduanya. Keluarga harus merelakan uang ratusan juta akibat membayar tuntutan dari calon suaminya yang merasa ditipu. Belum lagi karena itu adalah peristiwa kedua kali. Jadi, pria itu memiliki alasan kuat untuk tuduhannya.

"Jangan seperti ini, Mbak. Ora ilok!" tegur Radit tajam.

"Ayo, mami suapi makan," bujuk mami yang sedih melihat anak gadisnya kusut dan bermata bengkak akibat lama menangis.

"Mami, Mbak Aya itu udah tua! Jangan diperlakukan seperti bayi!" Radit jadi emosi.

"Mami bukan memperlakukannya seperti bayi, Dit. Mami cuma mau menghiburnya. Dia sedang sedih sekarang. Mami juga jadi ikut sedih ...." Mami menyusut sudut matanya yang menggenang butiran air.

Radit menghela napas. Lalu kembali melihat pada Gayatri. "Apa lagi yang mau mbak Aya buat? Tahun lalu gara-gara Mbak, uang untuk rencana pernikahanku diambil papi untuk bayar ganti rugi mantan pacarmu itu. Lalu aku dan Cinta yang harus mengalah dan menikah dengan sederhana. Bayangkan itu!"

Radit mengeluarkan unek-unek yang sudah ratusan kali dia kemukakan, jika merasa jengkel melihat sikap kakaknya ini. Tapi wanita itu seperti batu. Dia tak merasa bersalah sama sekali.

"Sudah, jangan ungkit-unkit hal itu lagi. Nanti malah percuma, rasa ikhlas kita jadi hilang kalau diungkit terus." Mami membujuk Radit.

"Enggak, Mi. Mami lihat sendiri dia sedang berusaha lari dan mempermalukan keluarga ini lagi! Dia enggak pernah peduli sama kita, jadi untuk apa kita terlalu pikirin perasaannya?"

"Bahkan saat papi akhirnya sakit dan dirawat akibat strees berat yang ditimbulkannya, mbak Aya juga tidak terlalu peduli. Dia asik menikmati liburan gratis di New Zealand, dengan membawa lari uang hantaran yang dikirimkan calon suaminya tiga hari sebelum acara pernikahan!"

Radit membuka lagi kisah lama yang melukai hati banyak orang. Dia merasa tidak boleh lagi memberi gadis itu kesempatan bermain-main seperti sebelumnya. Semua keluarga besarnya sudah menyerah menghadapi sikapnya yang betul-betul tak bisa dimengerti.

"Mbak Aya baru pulang setelah tiga bulan dan uang yang dilarikannya itu habis. Itupun, setelah mami tidak punya pilihan lain selain menolak membayari biaya hidupnya."

Mami menangis mendengar Radit menceritakan perjalanan pahitnya sebagai ibu. Diharuskan keluarga untuk memilih merawat suaminya yang sedang sakit, atau membiayai putri semata wayangnya.

Gadis pemberontak itu dipaksa pulang oleh keadaan. Atau dia boleh memilih jadi gelandangan di negeri orang. Keluarga sedang kalut dengan sakitnya papi. Jadi tak ada yang mau meladeni kemanjaannya yang tak masuk akal.

Mami menoleh pada Radit sambil menyeka air matanya. "Mari kita keluar. Makan siang papi belum mami siapkan," ujar mami dengan wajah mendung.

Radit memeluk mami. Sampai di pintu, dia berbalik dan berkata pada Gayatri. "Renungkanlah semua yang sudah Mbak Aya buat selama ini. Apa kurangnya perhatian mami dan Papi? Kenapa Mbak tega menyakiti hati orang tua sendiri? Dewasalah sedikit!" celanya.

Pintu kamar kembali ditutup. Gayatri terdiam di tempat tidur. Ekspresinya datar. Dia tak bereaksi sama sekali mendengar omelan adiknya itu. Dia juga tak tersentuh sama sekali melihat air mata mengalir di pipi mami.

Setelah suara kunci pintu dan langkah kaki orang-orang menghilang, wajah kaku itu berubah murung. Dilihatnya kotak yang diantarkan Radit ke kamar. Kotak warna emas dilapisi plastik dan pita-pita emas.

Aya bisa melihat baju dan keperluannya dilipat rapi di dalamnya. Itu bukanlah baju untuk nikah. Jadi mungkin harus dikenakan dalam kegiatan lain. Dia melengos. Hatinya menolak keras perjodohan ini.

Foto pria yang ditunjukkan mami memang tampan. Tapi menikah bukan cuma butuh ketampanan. Mereka juga harus saling mencintai dan menghargai, baru bisa bahagia.

Air mata menetes lagi di pipinya. Dia ingat pada rencana pernikahannya yang kedua. Pria itu adalah pilihannya sendiri. Dia sangat bahagia saat itu, akan segera menikah dengan orang yang dicintainya.

Sampai pada dua hari sebelum pernikahan, dia mendapatkan pesan di ponsel dari seorang wanita yang mengaku sebagai istri dari pria itu.

Dia sudah mengkonfirmasi pada calon suaminya. Dan pria itu tak bisa lagi mengelak. Dia mengakuinya. Tapi tak mau rencana pernikahan mereka dibatalkan. Karena dia sudah keluar uang banyak untuk semua biaya pernikahan seperti yang diimpikan Gayatri. Dan juga tak mau menanggung malu jika Gayatri membeberkan rahasia yang disimpannya dari keluarga.

"Bodohnya aku sampai tidak bisa berpikir jernih dan dipermainkannya sampai papi habis-habisan membayarkan uang ganti rugi," umpatnya sendiri.

Padahal pria itu kemudian bersenang-senang dan pergi liburan bersama keluarga besarnya setelah menguras habis simpanan keluarga Sangaji. Dia bisa melihat semua kebahagiaan mereka di laman sosmed pria itu.

"Mereka menuduh keluargaku sebagai sindikat penipuan. Pada hal mereka sendirilah yang sindikat penipuan berkedok pernikahan!" Sekeluarga itu bekerja sama menipu aku dan keluarga besarku!" geramnya dengan mata memerah.

"Aku sudah bersumpah dalam hati, tidak akan menikah hingga aku menyaksikan kalian menelan karma. Karma karena telah menyakiti orang-orang baik seperti mami, papi, Adit dan Eyang!"

Layar ponselnya menyala. Sebuah pesan masuk. "Kau sedang apa? Apa kau suka dengan pakaian yang kukirimkan? Kenakan itu untuk acara nanti malam ya."

Itu jelas pesan dari pria yang telah melamarnya lewat bude Menik dan suaminya. Pria bernama Dewananda, sepupu jauh yang bukan cuma jauh dalam silsilah, tapi juga jauh di Belanda.

******

Terpopuler

Comments

tehNci

tehNci

Oh...ternyata penyebabnya seperti itu? Lha..kalo pernikahan pertamanya gara² apa ,kok dia juga kabur...

2024-01-10

1

Kustri

Kustri

penasaraaan
qu tunggu karma'a calon mantan suami aya

2023-10-20

1

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus ceria

2023-07-28

1

lihat semua
Episodes
1 1. H -7
2 2. Sumpah Gayatri
3 3. Dewa
4 4. Kesepakatan
5 5. Tekad Dewa
6 6. Ultimatum Eyang
7 7. H-6
8 8. Jebakan Dewa
9 9. H-5
10 10. H-4
11 11. Kehilangan Dewa
12 12. Memanjat Plafon
13 13. Menuju Pernikahan
14 14. Pernikahan Aya
15 15. Rencana Dewa
16 16. Kejutan di kantor
17 17.
18 18. Mencari Pekerjaan
19 19. Akal Bulus Dewa
20 20. Arjuna
21 21. Pulang
22 22. Menunggu Jemputan Dewa
23 23. Kepanikan
24 24. Dewa Kritis
25 25. Operasi Dewa
26 26. Ujian Kesabaran Aya
27 27. Perkembangan Dewa
28 28. Kepergian Dewa
29 29. Rapat Keluarga
30 30. Rencana Pertunangan
31 31. Nasehat Mami
32 32. Arjuna 2
33 33. Protes Aya
34 34. Bertunangan
35 35. Perang Yang Tertunda
36 36. Ketahuan Aya
37 37. Kehilangan Aya
38 38. Diusir Eyang
39 39. Keputusan Papi
40 40. Langkah Baru Aya
41 Bab. 41. Persaingan Kerja
42 Bab 42. Ulang Tahun Jayadi
43 Bab 43. Pertolongan
44 Bab 44. Hukuman Direktur
45 Bab 45. Penangkapan
46 Bab 46. Peringatan Keras Papi
47 Bab 47. Pernikahan Aya.
48 48. Hari pertama Jadi Istri
49 49. Malam Terkutuk
50 50. Penyesalan Arjuna
51 51. Kekasih Arjuna
52 52. Penculikan Gayatri
53 53. Sandra
54 54. Sandra 2
55 55. Kehamilan Gayatri
56 56. Bulan ke Lima
57 57. Rahasia Dewa
58 58. Keluarga Pak Salam
59 59. Kiriman Dewa
60 60. Dicky dan Amplop Coklat
61 61. Pasien Bunuh Diri
62 62. Ruang Persalinan
63 Pengumuman
64 63. Menemukan Aya
65 64. Mencari Bayi Aya
66 65. Perkelahian Polisi dan Penculik
67 66. Sadarnya Aya
68 67. Pelarian
69 68. Diringkus
70 69. Interogasi
71 70. Rahman
72 71. Kepingan Petunjuk
73 72. Robert Giles
74 73. Sumpah Arjuna
75 74. Titik Terang
76 75. Terbunuhnya Dua Tahanan
77 76. Cemburu Pada Dewa
78 77. Bayi Arjuna!
79 78. Kelompok Kalajengking Hitam
80 79. Dicky Ditangkap
81 80. Kau Akan Mati!
82 81. Berhadapannya Musuh Bebuyutan
83 82. Kekalahan Robert Giles
84 83. Terima Kasih Dewa
Episodes

Updated 84 Episodes

1
1. H -7
2
2. Sumpah Gayatri
3
3. Dewa
4
4. Kesepakatan
5
5. Tekad Dewa
6
6. Ultimatum Eyang
7
7. H-6
8
8. Jebakan Dewa
9
9. H-5
10
10. H-4
11
11. Kehilangan Dewa
12
12. Memanjat Plafon
13
13. Menuju Pernikahan
14
14. Pernikahan Aya
15
15. Rencana Dewa
16
16. Kejutan di kantor
17
17.
18
18. Mencari Pekerjaan
19
19. Akal Bulus Dewa
20
20. Arjuna
21
21. Pulang
22
22. Menunggu Jemputan Dewa
23
23. Kepanikan
24
24. Dewa Kritis
25
25. Operasi Dewa
26
26. Ujian Kesabaran Aya
27
27. Perkembangan Dewa
28
28. Kepergian Dewa
29
29. Rapat Keluarga
30
30. Rencana Pertunangan
31
31. Nasehat Mami
32
32. Arjuna 2
33
33. Protes Aya
34
34. Bertunangan
35
35. Perang Yang Tertunda
36
36. Ketahuan Aya
37
37. Kehilangan Aya
38
38. Diusir Eyang
39
39. Keputusan Papi
40
40. Langkah Baru Aya
41
Bab. 41. Persaingan Kerja
42
Bab 42. Ulang Tahun Jayadi
43
Bab 43. Pertolongan
44
Bab 44. Hukuman Direktur
45
Bab 45. Penangkapan
46
Bab 46. Peringatan Keras Papi
47
Bab 47. Pernikahan Aya.
48
48. Hari pertama Jadi Istri
49
49. Malam Terkutuk
50
50. Penyesalan Arjuna
51
51. Kekasih Arjuna
52
52. Penculikan Gayatri
53
53. Sandra
54
54. Sandra 2
55
55. Kehamilan Gayatri
56
56. Bulan ke Lima
57
57. Rahasia Dewa
58
58. Keluarga Pak Salam
59
59. Kiriman Dewa
60
60. Dicky dan Amplop Coklat
61
61. Pasien Bunuh Diri
62
62. Ruang Persalinan
63
Pengumuman
64
63. Menemukan Aya
65
64. Mencari Bayi Aya
66
65. Perkelahian Polisi dan Penculik
67
66. Sadarnya Aya
68
67. Pelarian
69
68. Diringkus
70
69. Interogasi
71
70. Rahman
72
71. Kepingan Petunjuk
73
72. Robert Giles
74
73. Sumpah Arjuna
75
74. Titik Terang
76
75. Terbunuhnya Dua Tahanan
77
76. Cemburu Pada Dewa
78
77. Bayi Arjuna!
79
78. Kelompok Kalajengking Hitam
80
79. Dicky Ditangkap
81
80. Kau Akan Mati!
82
81. Berhadapannya Musuh Bebuyutan
83
82. Kekalahan Robert Giles
84
83. Terima Kasih Dewa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!