Dengan memeluk gadis mungil itu Krisna terus mengucap kata maaf dari bibir, sesekali ia mengecup pucuk kepala Alinda.
"Kris, Kris? Krisna, gue seseg nih" Alinda memanggil pemuda yang tengah memeluk nya dengan erat itu.
"Hah? Sorry-sorry" Krisna melepaskan pelukan nya dan mengusap pelan wajah nya.
"Sen lo nggak papa?" Ucap Krisna mengalihkan fokus nya.
"Aman cuma memar biasa" Sahut Sendy yang kini wajah nya tak karuan, ada lebam di sudut mata dan memar di dahi kiri nya juga ada darah yang menetes di ujung bibir nya.
"Kita pulang sekarang!" Ajak Krisna, ketiga nya segera berjalan keluar dari gang dan menuju mobil Krisna yang sudah terparkir di pinggir jalan ternyata pak Tono sudah stay menunggu Tuan Muda nya.
"Loh den Sendy kenapa?" Tanya laki-laki paruh baya itu ketika melihat wajah Sendy yang hancur lebam.
"Tidak pak To aman, tadi jatuh di sana" Ucap nya asal. Supir yang sudah berumur itu menggeleng kepala nya, tak mungkin orang tua itu percaya kalau memar-memar itu karena jatuh.
"Biasa anak muda pak" Sahut Krisna dengan membuka pintu mobil bagian belakang dan menarik lengan Alinda agar segera masuk.
"Lo duduk di depan!" Ucap Krisna yang beralih menatap Sendy.
Paham dengan maksud dari sahabat nya itu Sendy hanya menurut, tak mau bermanja ia membuka pintu mobil bagian depan dan duduk di samping pak Tono yang akan mengemudikan mobil itu.
Setelah semua duduk dengan tenang dan nyaman mobil itu mulai melaju menelusuri jalan raya kediaman Hermawan lah tujuan utama nya.
Mobil yang di kendarai tiga pelajar dan satu sopir paruh baya itu terparkir rapi di halaman rumah mewah.
"Masya'Allah ada apa ini? Kenapa bisa bengep begini den Sendy nya?" Panik bi Surti merlihat Sendy yang penuh dengn memar-memar di wajah.
"Biasa anak muda kata nya bi" Sahut pak Toni karena tak ada satu pun dari muda mudi itu yang menyahuti ucapan orang tua itu.
Bi Surti yang cekatan segera mengambil kan air es yang di wadah kan di dalam baskom kecil lengkap dengan handuk kecil yang dapat di gunakan untuk mengompres.
Dengan tergopoh-gopoh wanita paruh baya itu berjalan menuju ruang tengah dimana ketiga nya istirahat di sana.
"Sini bi, biar Alin yang bawa" Ucap Alinda dengan mengulurkan tangan tapi belum sampai ia meraih baskom berisi es itu tangan Krisna sudah lebih dulu menampik nya.
"Mau apa?" Kembali dingin dan terkesan judes.
"Mau itu...ambil... buat kompres... Sendy dong" Sahut Alinda terbata-bata.
"Nggak perlu! Urus diri lo sendiri!" Ketus Krisya yang kemudian beranjak dari duduk nya dan melangkahkan kaki besar nya meninggalkan Alinda dan Sendy.
"Dasar kulkas, hangat bentaran doang ya balik lagi jadi dingin" Gumam Alinda.
"Tapi lo suka kan?" Goda Sendy dengan nyangir, sejenak Alinda melihat ke arah Sendy yang menunjukkan barisan gigi putih nya.
"Nih suka nih! Lebih suka ini nih!!" Alinda menoyor pas di dahi kiri Sendy yang memar, "ADOOOH!! Sakit Lin!!" Teriak nya dengan memegangi dahi nya.
"Sakit sekarang? Tadi pas berantem aja tiga lawan satu hayuk maju semua, sok sok an dasar!" Senyum miring itu Alinda tampil kan.
"Sini bi baskom nya!" Ucap Alinda namun bi Surti tidak memberikan nya karena kini Krisna sudah berdiri lagi di samping sofa dimana Alinda mengistirahatkan pantat nya.
"Maaf non tidak usah, biar bibi saja" Ucap bi Surti.
"Noh pawang lo dah dateng! Nggak usah mikirin gue!" Ucap Sendy.
Alinda menoleh ke arah Krisna yang berdiri di samping nya dengan membawa sebuah kotak.
Tak bertanya Alinda hanya memandangi pemuda tampan yang kini duduk di samping nya itu.
Krisna terlihat sibuk membuka kotak yang di bawa nya dan ternyata kotak itu berisi obat-obatan.
Terlihat Krisna membuka tutup salep dan hendak mengoleskan di pipi Alinda.
"Tunggu! Gue bisa sendiri!" Ucap Alinda dengan mencekal tangan Krisna.
"Bisa diem nggak?!" Dengan tatapan tajam Krisna berucap dan itu membuat Alinda terdiam dan pasrah, namu di tengah kebaikan Krisna yang mengoleskan salep, gadis itu mencuri-curi pandang.
"Ooooohh... Ya Tuhan... ganteng banget sih tetangga gue ini, coba aja dia juga ramah da**n hangat sama gue" Batin gadis itu dengan terus memandangi Krisna.
"Liatin aja teroooosss, awas ntar habis itu tingkat kemanisan nya" Sergah Sendy yang masih di kompres memar-memar nya oleh bi Surti.
Mendengar ocehan Sendy Alinda menoleh dengan tangan yang hendak mentoel wajah Sendy yang memar, namun Krisna menarik lengan Alinda agar kembali duduk dengan tenang namun karena Krisna menarik nya dengan terlalu bertenaga alhasil CUP**!!! Pipi Alinda kini menabrak bibir Krisna.
Gadis itu terbelalak kaget, mata nya membulat begitu juga dengan Krisna, namun detik berikut nya Krisna mendorong wajah Alinda dan...
"Beh... beh.. beh..." Krisna segera mengelap bibir nya dengan tisyu yang ada, karena saat ini salep yang menempel di pipi Alinda sudah berpindah ke bibir sexy Krisna.
"Heh... Makan tu salep" Oceh Sendy yang di sambung dengan cekikikan nya bersama bi Surti.
"Bisa duduk diem nggak?!" Bentak nya membuat gadis itu terdiam kembali, setelah mengelap bibir nya yang ternodai oleh salep Krisna melanjutkan meratakan salep yang ada di pipi Alinda.
...❄❄❄❄...
Malam hari...
Di sisi lain terlihat pemuda dengan piyama navy nya tengah duduk di atas ranjang dengan menscrool layar ponsel nya.
Senyum-senyum tipis ia tampilkan tatkala netra tajam nya menatap foto yang tertampil di layar benda canggih itu.
"Cantik juga dia, galak, hehehe... duh kek nya mulai gila nih gue" Gumam nya dengan mengelus layar ponsel nya.
"Alinda Frankista, ok juga ni cewek, tipe gue banget, mungil tapi lihat bibir sexy ini, uuuhhh menggemaskan baby" Fantasi liar mulai merasuki otak pemuda tampan itu sampai seseorang membuka pintu kamar nya.
CEKLEK!!
"Lo ngapain senyum-senyum sendiri Ris?" Tanya Gio dengan kaki yang mulai melangkah mendekati teman nya itu.
"Eh lo masuk kamar gue kira-kira dong! ketuk pintu kek, salam kek, apa kek!" Gelagapan Aris mengunci ponsel nya dan menyembunyikan nya di bawah bantal.
"Halah kaya biasa nya iya aja!" Tak peduli dengan Aris, Gio merebahkan tubuh nya di ranjang yang sama dengan Aris.
"Eh eh eh eh!! Mau ngapain lo?!" Tanya Aris tak terima ranjang nya di tempati teman nya.
"Gue mau tidur! Mau apa lagi?!" Aria menatap tak suka.
"Apaan sih! Gue kan lagi mau asik-asikan sama bebeb Alin, ih ganggu aja!" Batin Aris yang kemudian menendang pantat Gio.
BRUGH!! Gio terjatuh dari ranjang. "Aduuuuuhhh!!" Sambil memegangi pinggang nya laki-laki itu mengaduh.
"Pergi lo! Gue sibuk malam ini! Gue nggak mau di ganggu" Usir nya dengan nada yang tak enak di dengar.
"Lo kenapa sih Ris? Kek yang lagi nyembunyiin sesuatu deh" Berdiri Gio dengan menatap curiga ke arah Aris.
"Khamu nanya? Akhu kenapa? " Nyinyir nya dengan bibir bawah yang di maju-majuin.
"Idih nggak nggak nggak! Hih ampun deh!" Dengan bergidik ngeri Gio ngibrit keluar dari kamar sahabat nya itu.
"Hish... Ganggu aja!!" Langkah besar itu ia menuju pintu kamar dan KLAK!! KLAK!!
Double Key Aris berikan supaya tidak ada satu pun orang yang mengganggu fantasi indah nya bersama gadis yang baru saja mengobrak-abrik suasana hati dan pikiran nya.
"Come on Baby, kita mulai" Gumam Aris dengan kembali membuka ponselnya.
Bibir bawah ia gigit dengan memfantasikan bibir gadis yang ada di dalam layar ponsel dan ketika sesuatu sudah mulai mengeras, ia mulai bermain sendiri dengan kelincahan tangan nya namun...
Tok Tok Tok...
"Aris!! Mama mau ada arisan malam ini, anterin dong ayok!" Suara itu membuat Aris terhenti, ingin marah tapi itu orang tua nya, pada akhir nya...
"Tunggu mah Aris ganti baju dulu!" Segera ia menuntaskan hajat nya dengan bermain di kamar mandi.
Setengah jam kemudian, Aris sudah rapi dan turun ke lantai bawah.
"Lama banget sih? Dah kaya anak perawan aja dandan nya lama" Gerutu mama nya Aris.
"Ya kalau tau lama tadi nggak ngajak Gio aja!" Sahut Aria dengan membenarkan hoodie yang di pakai nya.
Wanita bergelar ibu itu hanya menggelengkan kepala nya kemudian berjalan keluar rumah dengan di ikuti Aris.
...❄❄❄❄...
Di sebuah kafe mewah dengan ruangan VIP ibu-ibu sosialita tengah berkumpul...
Di sana Alinda ikut dengan Kista karena Krisna ada acara lain dengan keluarga nya, biasa nya gadis itu hanya akan di titipkan saja jika Krisna ada di rumah.
"Hai jeng Marta, sudah lama nggak ketemu makin glow up aja" Sapa Kista kepada seorang ibu yang baru saja memasuki ruangan itu.
"Ah si cantik Kista ini bisa saja, maaf lo ya saya terlambat, tadi anak saya dandan nya lama banget" Alasan itu membuat semua mata tertuju pada sosok pemuda yang ada di belakang Marta.
Alinda yang merasa kepo pun ikut melongokkan kepala nya, dan kedua netra itu bertemu, "ELO?!!...
Jangan lupa like dan komentar nya ya, see you next episode...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Wahh suka sama Alin ya??😅😅
2023-01-29
1
Dayah Shahar
Aris bukan nya dandan tapi main sabun 😂
2022-12-04
1
Si paling Baper
siapa nih? jangan" Aris?
2022-12-04
2