"Hati hati yang mulia! Ada banyak tanaman beracun di sini" Arumeey tidak ingin pangeran ke dua mendapatkan masalah.
"Aku tidak takut dengan racun ini" jawab sang pangeran.
"Anda tidak takut? Kenapa begitu Yang Mulia?" tanya Arumeey heran.
"Aku sebenarnya lebih takut dengan racun dari dirimu " jawab yang mulia penuh makna.
"Racun ku? Apa maksud anda yang mulia? Saya tidak bisa memahami maksud Yang Mulia" tanya Arumeey bingung
"Kau sungguh tidak tahu? Lain kali aku akan memberi tahu mu!" jawab yang mulia sambil terus menatap wajah cantik Arumeey.
Arumeey hanya tersenyum menghindari tatapan pangeran ke dua.
........
.......
Hari berganti hari, Arumeey semakin giat mempelajari berbagai hal tentang obat obatan dan juga beberapa hal lainnya yang bersangkutan dengan ramuan.
Arumeey menghabiskan sebagian waktunya di perpustakaan, kali ini dia mendapatkan buku yang membahas tentang simbol elang yang di sulam dengan benang merah, Arumeey mencermati dengan seksama. tidak banyak informasi yang dibahas dalam buku itu, hanya ada satu bab yang menjelaskan tentang simbol tersebut.
Dikatakan dalam buku itu, bahwa lambang elang dengan benang merah merupakan lambang pembunuh bayaran yang paling tinggi kedudukannya. Sangat sulit mencari informasi tentang siapa dan dimana mereka mereka mendirikan organisasi terlarang itu.
Hanya orang orang dengan pengaruh besar yang bisa menggunakan jasa mereka yang tentu saja dengan bayaran yang tak main main.
Setelah selesai membaca beberapa buku, Arumeey memutuskan untuk keluar ke pasar sebentar, dia ingin menjernihkan pikiran nya dengan menyantap ayam panggang kesukaannya.
Setelah sampai di sebuah warung ayam panggang, Arumeey langsung masuk dan duduk di meja yang menghadap langsung ke sungai Amazin. Sungai itu sangat lah jernih, airnya mengalir langsung dari pegunungan Mamara, yang juga melintasi kaki bukit tempat Arumeey tinggal. Arumeey termenung mengingat sang nenek, dia sungguh sangat merindukan sang nenek.
"Kau sendirian?"
Arumeey tersentak dari lamunannya, suara itu tidak asing di telinganya. Arumeey mengalihkan perhatiannya ke arah suara orang tersebut. Ternyata memang benar, suara orang tersebut bukan lah suara orang asing melainkan suara dari pangeran ke dua yang datang menyapanya. Pengawal dan pelayan pribadinya segera beralih mencari meja yang lain.
"Yang Mulia, anda ada di sini?" tanya Arumeey dengan wajah yang setengah Kaget.
"Ya, aku baru saja kembali dari desa seberang, boleh aku duduk di sini?" tanya yang mulia yang sebenarnya sudah tahu jawabannya.
"Tentu saja Yang Mulia, saya merasa sangat terhormat karena anda bersedia duduk di sini" jawab Arumeey dengan senyuman menawan.
Pangeran ke dua tampak senang dan memilih duduk berhadapan dengan Arumeey.
Tidak berapa lama, seorang pelayan membawa seekor ayam panggang lalu menghidangkan ke hadapan mereka.
Arumeey yang sudah lapar sedari tadi memilih menunda untuk makan, dia merasa sedikit canggung harus makan di hadapan pangeran ke dua.
"Kau memesan seekor ayam panggang? Apakah kau bersama seseorang?" tanya yang mulia keheranan melihat seekor ayam panggang berukuran besar.
"Ow i-iya yang mulia, tadinya aku bersama seseorang, namun dia ada urusan mendadak." Arumeey terbata mendapatkan pertanyaan seperti itu.
"Kruuk kruuk"
Arumeey seketika memegangi perutnya yang berulah di hadapan pangeran ke dua. Wajahnya mulai memerah karena malu.
"Maafkan saya Yang Mulia"
Pangeran memotong paha ayam dan meletakkan nya di piring lalu menyodorkan kepada Arumeey.
"Makanlah!"
Arumeey mengambil piring tersebut dengan pandangan yang masih beradu dengan mata sang pangeran.
"Anda juga harus makan Yang Mulia, saya tidak bisa menghabiskan ayam ini sendirian" ucap Arumeey berbohong.
"Baiklah, mari makan!"
Mereka pun melahap ayam bakar yang nikmat itu bersama sama.
..........
Keesokan harinya..
Arumeey tengah berjalan jalan di taman tanaman herbal sambil mengamati tumbuhan beracun.
Ada pohon akar layu yang tumbuh sehat di sebuah pot batu besar.
Dinamakan akar layu karena akar akar yang menggantung pada batangnya terlihat kering dan rapuh.
Tumbuhan ini sangat mematikan bila air seduhan akarnya terminum oleh manusia atau pun hewan.
"Kau lebih mematikan dari tumbuhan beracun ini!"
Sontak saja Arumeey dikejutkan dengan perkataan itu.
Dia menoleh ke arah suara tersebut. Suara tersebut terlontar dari seorang gadis cantik yang beberapa kali telah memata matainya, dia adalah nona Onnara, putri satu satunya dari kepala tabib istana.
"Apa maksud ucapan anda Nona?" tanya Arumeey heran dengan kata kata kasar yang dilontarkan oleh nona Onnara.
"Kau jangan berpura pura bodoh!"
Nona Onnara terlihat sangat geram
"Aku tidak tahu apa yang membuat anda marah, tapi sekarang aku harus pergi" Arumeey mencoba menghindari nya. Dia malas beradu mulut dengan perempuan itu.
"Apa kau sedang mencoba menggoda pangeran Zhumma? Kau jangan bermimpi!" lanjut Onnara menghentikan langkah Arumeey.
"Ow, jadi karena itu? Aku tahu apa yang aku lakukan, kau tidak perlu memperingati ku. Pangeran dan aku tidak memiliki hubungan yang seperti kau pikirkan. Jadi sebaiknya kau tidak menggangguku!" tekan Arumeey kesal sambil pergi menjauhi gadis itu.
"KAU!" nona Onnara Mengepalkan tangannya.
"Dasar gadis lancang!" gerutunya sambil memandangi Arumeey yang berlalu pergi.
........
Malam hari di istana Hwangguna.
Pangeran ke dua sedang duduk sambil membaca beberapa buku catatan tentang keuangan istana.
"Tok... Tok..." terdengar ketukan dari arah pintu.
"Masuklah" pangeran ke dua mempersilakan orang itu masuk.
Nona Onnara muncul di balik pintu.
"Adik sepupu, ada apa?" tanya pangeran heran dengan kehadiran nona Onnara.
"Kakak, apa kau sedang dekat dengan seorang gadis?" tanya nona Onnara.
"Ada apa? Kenapa kau tiba tiba menanyakan itu?" jawab pangeran yang tidak memalingkan wajahnya dari buku buku yang ada di atas meja.
"Kakak, apa kau sedang dekat dengan seorang murid wanita dari perguruan tinggi Hwangguna?. Tanya nona Onnara penuh rasa ingin tahu
"Apakah kau memata mataiku?" pangeran kedua menutup buku yang sedang ia baca sambil memberi tatapan tajam pada nona Onnara, seakan tidak suka dengan nona Onnara yang ikut campur dengan urusan pribadinya.
"Bu-bukan begit kakak, aku hanya ingin mengatakan kalau Arumeey adalah gadis miskin yang tidak memiliki orang tua. Dia bisa masuk ke perguruan tinggi karna keluarga Anhyo, dia...."
"Sudah cukup! Kau tidak perlu mengajariku dengan siapa aku harus berhubungan!" potong pangeran kedua penuh amarah mendengar hinaan nona Onnara untuk gadis yang mencuri hatinya.
"Maafkan kelancanganku kakak, aku hanya ingin yang terbaik untukmu" jawab nona Onnara sambil beringsut pergi meninggalkan pangeran yang sedang marah.
Pangeran ke dua benar benar telah jatuh cinta pada Arumeey yang hanya seorang gadis biasa.
.............
Keesokan harinya di asrama anggrek putih...
Arumeey tengah sibuk mengerjakan tugas dari guru bahan kimia. Tiba tiba seorang teman memanggilnya.
"Arumeey"
"Ada apa? Kenapa kau berlari lari seperti itu?"
"Ada surat untukmu!" jawab temannya sambil menunjukkan sebuah surat yang bersampul dengan kertas berwarna emas.
"Surat?" tanya Arumeey tak percaya.
Gadis itupun menyerahkan surat tersebut kepada Arumeey.
Tbc....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
delete account
bahaya banget ta kalo racun pasti mematikan
2024-05-21
0
Tholoxz.
troos
2023-02-28
0
Tholoxz.
gas..
2023-02-28
0