Makan Serabi

Tere menatap wajah David tatapan tidak percaya. Dia, pemuda tampan yang merupakan pengusaha kaya raya juga memiliki harta melimpah bahkan termasuk salah satu pengusaha terkaya di negaranya itu, jatuh cinta kepadanya?

Apakah ini mimpi? Apakah dirinya seorang Cinderella yang di cintai oleh pangeran tampan juga kaya raya seperti di buku cerita yang sempat dia baca sewaktu kecil dahulu?

Tere tersenyum kecil menertawakan dirinya sendiri. Hidupnya tidak seperti cerita Cinderella yang dipersunting oleh seorang pangeran dan berakhir dengan hidup bahagia selamanya alias happy ending.

'Tidak, hidupku tidak seperti di cerita Cinderella. Aku hanya seorang gadis yatim piatu yang hanya tinggal berdua saja dengan kakak tiriku.' (batin Teresia.)

"Kamu pasti bohong, kamu tidak mungkin jatuh Cinta sama aku, Dav. Itu mustahil, aku hanya seorang--" Tere tidak meneruskan ucapannya, karena jari telunjuk David kembali diletakan di bibirnya kini seraya menatap wajahnya dengan tatapan sayu.

"Saya sudah bilang tadi, saya tidak peduli kamu mau percaya atau tidak. Yang jelas, seperti itulah yang saya rasakan selama dua tahun ini, dan saya tidak suka penolakan karena selama ini saya yang selalu menolak wanita, bukan sebalikanya. Jadi, kamu harus menerima saya jadi kekasih kamu. Tidak ... Tidak ... Saya akan segera menikahi kamu." Jelas David panjang lebar membuat here kembali tertegun.

"Aku benar-benar tidak mengerti, Dav."

"Nanti juga lama-lama kamu ngerti ko. Sekarang saya lapar, temani saya makan. Apakah di sini ada Restoran yang enak?'' Ucap David santai.

Tere masih terdiam tidak bergeming, dia masih mencoba mencerna penjelasan yang panjang lebar yang terdengar tidak masuk akal.

David pun menyalakan mesin mobil dan mobil pun mulai melaju meninggalkan tempat itu dengan kecepatan sedang.

"Apa di sini ada Restoran enak?''

Tere masih diam membisu.

"Hey, saya bicara sama kamu lho?'' tanya David sedikit menoleh lalu kembali menatap jalanan.

"Maaf, aku masih mencoba mencerna apa yang baru saja kamu katakan, Dav."

"Gak usah di cerna, kamu cukup terima cinta saya dan kita menikah secepatnya, gampang 'kan?"

"Hah? Eu ... Justru itu yang tidak saya mengerti, kamu menyatakan cinta tapi, kamu tidak menanyakan bagaimana jawaban aku, makannya aku bingung 'kan?''

"Saya 'kan sudah bilang tadi, kalau saya tidak suka dengan penolakan karena selama ini saya yang selalu menolak wanita.''

"Dih, ko kesannya maksa ya?"

"Hahahaha ... Seperti itulah kira-kira, saya akan paksa kamu, bahkan jika kamu tidak mencintai saya. Saya akan membuat kamu jatuh cinta sama saya. Lagian, tidak mungkin kamu menolak saya, saya itu tampan, mapan, berkarisma pula. Banyak wanita yang mengejar-ngejar saya dan berebut ingin menjadi kekasih saya,'' jelas David penuh percaya diri, wajahnya terlihat begitu bahagia.

"Kenapa kamu tidak terima saja salah satu dari mereka?" Celetuk Tere tersenyum kecil.

"Karena hanya kamu wanita yang saya cintai, Teresia Anindya Putri. Hanya kamu ..." Lemah David lembut dan penuh kasih sayang, dan tentu saja hal itu berhasil menyentuh lubuk hati Tere yang paling dalam.

Keheningan pun seketika tercipta, baik David maupun Tere kini larut dalam pikiran masing-masing.

David, perasaannya begitu bahagia karena akhirnya dia bisa menemukan Cinderella yang selama ini menghilang tanpa jejak. Sementara Tere, dia masih merasa tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar dengan kedua telinganya itu.

"Berhenti di depan." Pinta Tere secara tiba-tiba.

"Kenapa mendadak minta berhenti?"

"Eu ... Tadi katanya kamu lapar 'kan?"

David menganggukkan kepalanya lalu melipir dan menghentikan laju mobilnya di tepi jalan.

"Iya, saya memang lapar. Tapi, saya lihat gak ada Restoran disini?" Jawab David menatap ke arah luar dimana di sana hanya ada hamparan sawah membentang.

"Siapa bilang kita akan makan di Restoran. Tuh ..." Tere menunjuk penjual serabi yang ada di pinggir jalan.

"Hah?"

"Udah keluar aja dulu. Jam segini emang emangnya makan serabi."

"Serabi? Se-ra-bi itu a-pa?" David mengerutkan kening mendengar nama makanan yang belum pernah dia dengan sebelumnya.

"Kamu belum pernah makan serabi?"

David menggelengkan kepalanya.

"Ya udah, cobain aja dulu. Kamu pasti suka ko.'' Ucap Tere seraya membuka pintu mobil.

Ceklek ....

Blug ....

Hal yang sama pun dilakukan oleh David kini. Dia membuka pintu mobil lalu keluar dari dalamnya. David berdiri tepat di samping Tere dengan mata yang menatap ibu paruh baya yang sedang duduk di bangku kecil seraya menjajakan serabi yang baru saja dia angkat dari cetakan.

"Serabinya, Neng?" Ucap Ibu tersebut tersenyum ramah.

"Iya, Mak. Kami mau serabi, makan di sini ya." Jawab Tere yang juga memasang senyuman ramah.

David hanya menatap makanan bulat berwarna putih yang terlihat masih mengeluarkan asap dengan kening yang dikerutkan.

"Sini, Dav. Kita makan di sini aja." Pinta Tere duduk di bangku kayu dengan pemandangan sawah membentang di depannya.

Meski enggan pada awalnya, akhirnya David pun mengikuti keinginan wanitanya itu dan duduk tepat disampingnya kini.

Seketika, dia pun menghirup udara segar juga semilir angin sepoy yang begitu segar menyapu wajahnya kini. Sesaat dia pun memejamkan kedua matanya merasa damai.

"Hmmm ... Udaranya segar banget." Lirih David memejamkam matanya.

"Iya 'kan? Di kota mana ada udara segar kayak gini. Yang ada, polusi dan suara bising kendaraan." Jawab Tere tersenyum menatap wajah David yang terlihat begitu tampan sempurna.

"Sepertinya saya harus beli beberapa hektar tanah di sekitar sini."

"Hah, tanah buat apa?"

"Buat di bikin rumah 'lah biar saya bisa selalu dekat sama kamu, Cinderella."

Tere seketika tersenyum dengan jantung yang berdetak kencang juga hati yang berbunga-bunga kini.

"Dih, dasar." Ucapnya pelan.

"Ini neng serabinya, baru saja di angkat masih hangat lho.'' Ucap Emak penjual serabi meletakan piring berisi beberapa buah serabi yang masih hangat lengkap dengan beberapa buah gorengan.

"Makasih, Mak." Ramah Tere langsung menyambar makanan khas pedesaan tersebut lalu memakannya lahap dengan sesekali meniupnya.

Hal berbeda nampak ditunjukan oleh David, dia hanya menatap camilan itu dengan tatapan tidak suka, apalagi saat dia menatap jemari Tere yang menghitam setelah serabi ditangannya dilahap habis tidak bersisa.

"Tangan kamu hitam?"

"Emang begini kalau makan serabi? Mau coba?''

"Gak usah. Ngelihat kamu makan saja perut saya sudah kenyang ko.''

"Dih, tadi katanya kamu lapar? Cicipi sedikit aja." Pinta Tere meraih satu buah serabi dan hendak menyuapinya.

"Aaaa ..." Pinta Tere namun, David malah memundurkan kepalanya merasa enggan.

"Cobain dulu?"

David menggelengkan kepalanya.

"Aaaa ... Dikit aja?"

Mau tidak mau David pun membuka mulutnya dan mengigit ujungnya saja.

"Gimana, enak?"

"Rasanya tawar, tapi ada gurih santan-nya gitu ya?''

"Emang seperti itu rasanya, coba di makan sama gorengan ini. Pasti rasanya akan lebih sedap deh.''

David pun mengikuti keinginan Tere dan meraih serabi tersebut juga satu buah gorengan lalu di makan secara bersamaan.

Grek ....

Suara gorengan renyah juga serabi yang di gigit secara bersamaan.

"Gimana?"

"Hmm ... Enak juga ternyata, astaga ini baru pertama kalinya saya makan makanan seperti ini. Hahaha ... Enak sekali." Jawab David tersenyum seraya memakan beberapa buah serabi juga gorengan, makanan yang baru pertama kali dia makan selama hidupnya.

❤️❤️

Sementara itu, Larisa nampak berjalan mondar-mandir di dalam rumahnya menunggu kedatangan Tere sang adik yang masih saja belum pulang padahal hari sudah semakin gelap.

Ceklek ....

Pintu rumah pun di buka dan Tere masuk ke dalamnya.

''Maaf, kak. Aku pulang terlambat.'' Ucap Tere dengan wajah yang terlihat sedikit ketakutan.

Dengan wajah geram Larisa pun segera menghampiri adiknya itu dan menjambak rambutnya kasar juga menyeretnya ke darah dapur.

"KURANG AJAR, KATA SIAPA KAMU BOLEH PULANG MALAM KAYAK GINI, HAH? KAMU LIHAT, DARI PAGI KAMU BELUM CUCI PIRING." Teriak Larisa kesal.

♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️

Terpopuler

Comments

Humanoid

Humanoid

Masih jadi misteri apa yang membuat Tere bertahan tinggal bersama Larissa..

2023-02-04

0

༄༅⃟𝐐ahNyaak moon.༐༐༅⃟𝓮𝓵

༄༅⃟𝐐ahNyaak moon.༐༐༅⃟𝓮𝓵

astaghfirullah.. larisaa kejam amat kamu ama tere.. 😩😩

2022-12-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!