4. Jadi Tontonan

Kiran baru menyadari bahwa apa yang dipikirkannya dalam beberapa hari ini, kalau pemuda yang dua kali ia bertemu, adalah pria siluman.

"Siapa nama tuan mu?"

"Tuan Kenan!"

"Apakah dia benar-benar seorang manusia...?"

Tanya Kiran penuh selidik.

Ketiga pemuda itu saling berpandangan tidak mengerti apa yang Kiran katakan.

"Tuan kami benar-benar manusia sama seperti kita. Kenapa anda mengatakan kalau tuan kami seorang siluman?"

Tanya Izzat penasaran.

"Tidak ada! Lupakan saja dan itu..? Apakah itu buah anggur..?"

"Aa ..iya! Ini untuk anda nona. Tuan kami memetik sendiri di kebunnya hanya untuk anda."

Hendra menyerahkan keranjang buah yang di pegang nya untuk Kiran.

"Terimakasih! sampaikan salam ku untuk pria siluman itu, eh maksudku! Untuk tuan Kenan..!"

Ucap Kiran.

"Baik nona!"

Kiran tidak mengetahui kalau di kantong baju Agam yang sengaja menyalakan video untuk merekam obrolan mereka dengan Kiran untuk bos mereka atas permintaan Kenan.

"Ternyata orang itu manusia, aku kira ia makhluk jadi-jadian."

Gerutu Kiran sambil makan anggur dari Kenan.

Pelayan Efi meletakkan kayu bakar di dapur. Bibi Ina yang baru selesai membuat kue untuk Kiran melihat Kiran sedang makan buah anggur.

"Dari siapa buah anggur itu non?"

"Dari siluman."

"Siluman apa..?"

"Oh maaf bibi! Kiran mau tanya apakah bibi kenal dengan tuan Kenan..?"

"Oh.. Putranya Tuan Noah? Sejak kapan nona Kiran bertemu dengan pemuda tampan itu?"

"Oh itu.. dia yang menolong aku waktu aku nyasar saat pulang dari antar ustazah Keysa. Apakah dia orang baik bibi Ina?"

"Sejak kapan dia mau dekati perempuan?"

"Apakah dia seorang gay..?"

"Hussst! Bukan seperti itu non..! Dia tidak begitu menyukai gadis-gadis kampung. Padahal mereka sangat cantik, tidak kalah dengan gadis kota.

Hanya saja tuan muda itu begitu dingin dengan wanita. Bahkan orang belum pernah melihat dia tersenyum, apa lagi tertawa."

Ucap bibi Ina membuat Kiran merasa bangga kalau kalau dirinya adalah gadis pertama yang diterima oleh Kenan.

"Apakah dia sedang naksir aku?" Batin Kiran sambil senyum-senyum sendiri.

"Kenapa non? ko senyum-senyum sendiri."

Kiran gelagapan dan buru-buru masuk ke kamarnya karena merasa malu pada bibi Ina.

"Jangan-jangan nona muda sedang jatuh cinta sama siluman itu..? Eh siluman..! kenapa aku jadi latah begini." Ujar bibi Ina ikut bahagia.

Tuan Kenan begitu gelisah menunggu kepulangan ketiga anak buahnya. Sedari tadi ia terus mondar mandir seperti gosokan panas.

Tidak lama datang ketiga anak buahnya menghampiri Kenan yang sedari tadi hanya mondar mandir sambil mengacak rambutnya karena terlalu menunggu.

"Kenapa kalian lama sekali pulangnya?"

"Maaf Tuan! Nona tanya-tanya terus menerus tentang tuan." Ucap Agam.

"Tuan..!" Sapa Izzat.

"Apakah kalian bertemu dengan gadis itu?"

Tanya tuan Kenan tidak sabaran.

Tanpa banyak bicara Agam langsung menyerahkan ponselnya pada tuan Kenan yang terlihat sangat penasaran.

"Apakah kamu jadi merekam gadis itu, Agam?"

"Tuan bisa melihat keadaan gadis itu sendiri. Saya sudah merekamnya untuk anda, tuan."

Jawab Agam dengan senang hati..

Kenan segera menonton video hasil rekaman Agam di mana gadis yang sudah beberapa hari ini membuat hatinya sangat rindu, terlihat jelas wajah cantik Kiran seakan tersenyum kepadanya.

Ia sangat merindukan Kiran, hanya saja tidak berani mengunjungi gadis itu ke rumahnya.

Maklumlah Kenan tidak begitu pintar mendekati seorang wanita kalau bukan wanita itu yang mendekatinya.

Tapi selama ini ia begitu dingin pada wanita, malah terkesan angkuh dan sangat kharismatik.

Walaupun begitu, pesona seorang Kenan tetap menjadi idolanya para gadis-gadis kampung yang sangat mengagumi ketampanannya.

Dalam rekaman video itu, ia mendengar Kiran mengatakan dirinya sebagai seorang pria siluman.

"Apa..? Kenapa dia bisa mengatakan aku pria siluman?"

Kenan begitu syok Kiran menganggapnya pria siluman.

Anak buahnya hanya menggelengkan kepala mereka karena tidak tahu. Mereka juga sebenarnya ingin tertawa melihat gadis secantik Kiran dengan ringannya mengatai bos mereka seorang siluman.

Sampai rekaman itu berakhir, Kenan mengirimnya ke email nya dan menghapus rekaman video itu dari ponselnya Agam.

"Yah... sih bos, kenapa di hapus rekaman videonya nona Kiran? Aku sudah susah payah mendapatkan rekaman wajah nona Kiran hanya untuk si bos."

gerutu Agam kesal.

"Dia adalah wanitaku. Tidak ada satu orangpun yang boleh melihat gadisku kecuali aku. Apakah kalian mengerti?"

"Kalau hanya lihat doang nggak apa bos. Nggak dosa. Lagian nona Kiran itu belum jadi pacarnya sih bos."

Ujar Agam sedikit meledek Kenan.

Kenan langsung menatap tajam wajah Agam dengan tatapan membunuh membuat Agam langsung nyengir gugup.

"He...he...! Maafkan saya Tuan!"

Ujar Agam sambil menunjukan dua jarinya membentuk huruf v.

"Terimakasih! Kalian boleh kembali ke pekerjaan kalian. Dan tolong umumkan kepada warga Minggu depan kita akan merayakan pesta rakyat."

"Yes!"

Ketiganya begitu senang mendengar rencana bagus itu. Dengan begitu desa mereka akan semakin ramai.

...----------------...

Seperti kebanyakan pesta rakyat, kali ini, pesta yang di adakan oleh mereka dari tahun sebelumnya, makin meriah dengan banyaknya acara yang akan digelar di pesta tersebut.

Kenan menyerahkan semua urusan itu kepada anak buahnya selaku tim penyelenggaraan acara pesta rakyat itu.

Kenan mengirimkan undangan pesta rakyat kepada Kiran. Gadis itu yang belum banyak tahu tentang pesta rakyat di kampung itu menanyakan pelayan Efi.

"Apa yang harus saya kenakan untuk pesta itu, mbak Efi? apakah ada aturannya?"

"Tidak ada aturan busana formal di acara itu non. Datang saja dengan pakaian yang layak dan sopan untuk menghadiri pesta rakyat tersebut." Ujar Efi apa adanya.

"Baiklah. Terimakasih untuk informasinya, mbak Efi."

Kiran mempersiapkan dirinya dengan berdandan secantik mungkin untuk menyambut acara itu. Ia merawat tubuhnya dengan menggunakan lulur untuk membersihkan kulitnya yang kusam dan memakai masker wajah agar kulit wajahnya putih glowing.

Ia mengenakan celana jins ketat dan blus coklat moka dengan mantel putih menutupi lekuk tubuhnya dengan rambut yang di kuncir dua terkesan feminim dan tidak meninggalkan pesonanya.

Wajah di poles makeup lembut dengan mempertebal maskara pada bulu matanya yang lentik alami.

Pokoknya malam itu, Kiran ingin tampil secantik mungkin hanya untuk satu pria yang menjadi idolanya kini yaitu Kenan.

Kiran mengajak pelayannya menemaninya ke pesta rakyat itu.

Kenan yang hanya memperhatikan satu persatu tamu yang datang namun belum juga menemukan gadis yang sudah membuatnya mabuk karena rindu.

"Apakah dia tidak mau hadir di pesta rakyat? yah, mungkin terdengar membosankan untuk gadis kota seperti dirinya, tapi bagiku kehadirannya lebih penting daripada acara ini." Batin Kenan.

Tidak lama kemudian, acara pun di mulai dengan kata sambutan yang di sampaikan oleh pak Kades selaku tuan rumah di kampung itu.

Tidak lama, kata sambutan di sampaikan oleh panitia acara yaitu Kenan sendiri.

Pria tampan itu terlihat malas dan sangat enggan naik ke panggung tanpa kehadiran Kiran.

"Bos! Ini sudah giliran anda untuk menyampaikan sesuatu. Warga sudah menunggu bos."

Ucap Hendra setengah berbisik pada tuannya.

Kenan terpaksa maju untuk memberikan kata sambutan dengan langkah gontai tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.

Saat dia membuka acara tersebut, tiba-tiba muncul Kiran melangkah dengan anggun sambil memberi hormat pada tamu yang lain.

Kenan yang masih berbicara di atas panggung itu mengikuti langkah gadis itu yang sedang mencari tempat duduk.

Izzat menyambut kedatangan Kiran dan dua pelayannya Kiran untuk duduk di depan yang akan bersebelahan dengan bosnya Kenan.

"Apakah bangku ini di siapkan untuk aku Izzat?"

Kiran memastikan kalau ia tidak salah untuk menempati bangku khusus untuk tamu VIP seperti dirinya.

"Anda adalah tamu yang sangat istimewa malam ini, nona Kiran dan saya di minta tuan Kenan untuk melayani anda selama acara ini berlangsung." Ucap Izzat semangat.

"Terimakasih Izzat! Kamu sangat baik dan aku merasa sangat tersanjung."

Ucap Kiran lalu duduk ditempatnya.

Banyak gadis-gadis yang sebayanya begitu takjub melihat sosok cantik Kiran yang mereka pikir seperti peri.

Tapi seorang gadis yang selama ini sangat menyukai Kenan, merasa terancam melihat ada gadis lain yang lebih cantik darinya yang akan merebut Kenan darinya.

"Siapa gadis itu? Kenapa dia muncul di saat yang tidak tepat?" Ucap Julia dengan wajah masam sambil memperhatikan wajah cantik Kiran.

Kenan yang melihat Kiran yang berjalan ke tempat duduk paling depan sebagai tamu istimewa di acara tersebut, terdiam sesaat hanya untuk mengamati wajah cantik Kiran.

Rona bahagianya nampak jelas terukir di atas panggung sana sambil memperhatikan wajah Kiran. Ia kemudian melanjutkan lagi sambutannya dengan penuh semangat.

Kiran merasa sedikit risih karena sang pangeran terlalu memperhatikan dirinya sepanjang bicara di depan para warga yang siap menikmati acara pesta rakyat tersebut.

Kenan segera turun dari panggung dan mengambil tempat di sebelah Kiran yang sudah di atur nya agar bisa dekat dengan Kiran.

"Terimakasih sudah datang ke acara ini, nona!"

Ucap Kenan sambil mengulurkan tangannya kepada Kiran.

"Terimakasih atas undangannya, tuan! Ucap Kiran dengan santun.

Kiran berdiri sebentar untuk menyalami Kenan sambil menahan rasa malunya pada pemuda itu.

Keduanya kembali duduk dan mulai menikmati acara. Sepanjang acara berlangsung, Kenan hanya melirik Kiran yang ada di sampingnya.

"Nona!"

"Hmm!"

Di bandingkan dengan acara pesta rakyat ini, justru yang lebih menarik untuk saya hanya anda nona Kiran." Ujar Kenan jujur dari lubuk hatinya.

Deggggg...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!