Javis melihat beberapa barang di rumah, ternyata mie instans kesukaannya dan telur habis.
"ya Tuhan, kenapa malah habis segala, padahal aku mau buat mie instan," gumamnya.
dia pun mengambil kunci motor Mega pro yang sudah dia miliki dari lama.
dia pun menuju ke toko kelontong yang masih buka, tapi saat dia lewat di tuwangan sawah.
ada beberapa orang yang sedang melakukan begal pada seorang wanita.
dia berhenti dan langsung mendekat ke arah gadis itu, "sayang, kenapa kamu tak menungguku, padahal aku tadi ingin mengantar mu,"
bahkan Javis langsung merangkul gadis itu, tapi tanpa di duga saat gadis itu menoleh membuat Javis kaget.
"sayang kamu terluka," kagetnya melihat wajah Mei yang terluka.
"siapa yang melukainya," marah Javis.
"hentikan, biarkan mereka, mungkin mereka membutuhkan uang," kata Mei menahan Javis yang terlihat marah.
bahkan Mei merasakan remasan di bahunya yang semakin erat, karena pria itu marah.
"jawab!!" bentak Javis yang membuat para pria itu ketakutan.
bahkan gadis di rangkulannya itu juga kaget, "hentikan, mungkin mereka sedang butuh uang,"
"butuh uang untuk keluarganya tak masalah, tapi mereka itu tukang mabuk, pasti uangnya di gunakan untuk mabuk dan main perempuan," kata Javis.
"aduh kebanyakan bacot!!"
salah seorang pria itu ingin menyerang Javis dengan clurit yang dia bawa.
tapi habis menahan tangan pria itu dan memutarnya dengan mudah, bahkan mei bisa dengar suara tulang patah yang begitu membuat ngilu.
"argh.... sakit!!" teriak pria itu kesakitan.
bahkan kini tangannya sudah tak bisa di gerakan dan seperti tak ada daya sama sekali.
melihat temannya seperti itu, membuat salah satu temannya ikut ketakutan dan lari meninggalkan temannya itu.
"hei goblok, ajak teman mu," bentak Javis.
pria itu kembali dan langsung menarik temannya itu pergi, mereka tak menyangka niat hati ingin membegal orang, malah mereka yang di hajar habis.
"maaf ya nona, aku harus berpura-pura menjadi suamimu,"
"terima kasih," kata Mei yang sedikit sedih.
"apa sakit, lagi pula anda mau kemana ini sudah malam nona," kata Javis melihat dan mengusap sudut bibir wanita itu.
"saya mau beli telur, dan terima kasih sudah menolong ku, dan masnya mau kemana?"
"sama, aku mau ke tempat toko yang ada di ujung desa, kalau begitu mari saya antar, kita sekalian saja," ajak Javis.
Mei pun mengangguk, mereka berdua pun saling beriringan menuju ke toko kelontong yang sangat besar itu.
beruntung saat mereka sampai, masih belum tutup, "loh mbak Mei kok bisa bareng sama mas Javis, jangan-jangan kalian pacaran ya," kata pak Eko pemilik toko kelontong itu.
"ya gak papa dong pak, selama mereka sama-sama sendiri, bener gak mbak Mei," kata Bu Eko.
"tidak ada yang mau dengan gadis cacat yang yatim-piatu seperti saya Bu, mereka pasti jijik ya," kata Mei yang tersenyum mendengar candaan Bu Eko.
"jangan menghina dirimu sendiri mbak, kamu cantik di mata orang yang tepat," kata Javis.
"bener tuh mas Javis, tapi anda beli mie instan sebanyak itu?" kaget pak Eko.
pasalnya Javis mengambil empat kardus mie instan, "mas tak baik terlalu banyak makan mie instan loh," kata Mei melihatnya.
"ya mau gimana lagi mbak, daya dan semua anak buah saya laki-laki sendiri yang sibuk, tak bisa memasak, jadi pilihan paling mudah, tenang saya pasti gunakan sayur dan telur juga," kata Javis.
"tetap saja, mau aku buatkan catering, nanti di antar sesuai pesanan," tawar Mei.
"apa itu tak merepotkan?"
"tentu saja tidak, saya pemilik warung makan di bawah pohon di desa ini, jadi sudah sering masak," kata Wulan terkekeh.
"bener tuh mas Javis, masakan mbak Mei itu enak," kata Bu Eko.
"baiklah, nanti saya rundingkan dulu dengan anak buah saya," jawab Javis.
akhirnya mereka selesai belanja, Javis membeli tiga kardus mie dan telur lima kilo.
sedang Mei membawa telur satu krat, Javis tak mengira meski Mei terlihat lemah.
tapi dia tetap wanita kuat, Javis tanpa sadar mengikuti Mei hingga sampai di rumah.
"loh mas Javis, tidak pulang," kata Mei bingung.
"aku ingin memastikan mbak selamat sampai rumah, aku bantu mengangkatnya ya," kata Javis.
Mei ingin menolak, tapi tak bisa karena pria itu sudah mengangkat krat telur itu.
dia membawa belanjaan yang lain, ada gula delapan kilo dan mie telur empat yang ukuran besar.
bahkan di dalam jok motor wanita itu ada penyedap dan lainnya, "mbak masak semua yang di jual sendiri,"
"iya mas, meski punya anak buah, tapi mereka hanya bagian melayani di depan," terang Mei.
"baiklah, mungkin besok saya akan memberi keputusan, kalau begitu saya pulang dulu ya mbak," pamit Javis.
"iya mas, sekali lagi terima kasih ya mas," kata Mei tersenyum.
akhirnya Javis pergi, dia pun mengendarai motornya cukup cepat, dan saat sampai di rumah.
ternyata sudah ada tukang nasi goreng nongkrong di depan rumahnya.
"aje gile, makan nasi goreng nih, gak nungguin?" katanya yang turun dari motor membawa telur kedalam rumah.
Deni langsung bergegas berdiri membawa mie instan itu ke dalam rumah
"di tungguin bos, kami sampai habis dua piring nih," kata Deni yang menaruh belanjaan itu.
"boleh deh tolong pesankan nasi mawut goreng dengan banyak cabe," kata Javis.
"iya bos," jawab Deni.
dia pun langsung memesan di depan, Javis besok akan mulai mengambil catering dari tempat Mei sepertinya.
karena kesehatannya dan seluruh anak buahnya juga penting, dia keluar ke depan dan menunggu.
"besok aku akan mulai mengambil catering dari warung tadi pagi, kalian bisa mengambilnya saat makan siang dan makan malam," kata Javis.
"tapi kalau sarapan bos?" tanya Iwan.
"kita kesana sekalian berangkat kerja, dan kita juga akan sering di sawah, dan beberapa ada yang harus di pabrik kerupuk dan tahu," perintah Javis.
"siap bos, jadi kami ngambilnya sesuai dengan tempat saja," kata pria itu.
"tapi kenapa tiba-tiba bos?" tanya Topan.
"kalian mau mati muda karena makan mie terus, dan masakan kamu juga memperpendek hidup kami, masih mau tanya huh," kata Lukman
"santai bos, aku cuma nanya," kata Topan.
"sudah, bayar gih atau ada yang mau nambah?" tanya Javis yang menikmati pesanannya
"bentar bos masih ada nasi goreng yang akan di tarung di ember, lumayan buat malam nanti nonton bola," kata Ferry.
"jos... doyan Madang Kabeh," kata Javis
setelah selesai, Javis memilih bekerja karena semua pembukuan miliknya sedikit acak-acakan.
setelah selesai bekerja, ternyata di luar masih terdengar suara anak buahnya yang sedang nobar.
Javis memilih tidur dari pada menganggu, karena dia tak suka menonton bola.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
nobita
nih author nya dari Jawa ya?. kok bahasa nya medokk...
2025-01-21
0
🌹Devitha anggraini🌹
bener kata mas javis mbak Mei, mbak mei tetap cantik dan sempurna didepan laki-laki yang tepat. jadi mbak mei jangan sedih... laki-laki yang benar benar tulus mencinta kita akan menerima kita apa adanya... jadi mellow gini aku😢😢😢😢
2022-12-06
2
🎎 Lestari Handayani 🌹
kayanya javis dan meidina berjodoh nih hehe
2022-12-02
0