🍉HAPPY READING🍉
"Kamu pasti habis bertengkar kan dengannya?" Tanya Arum.
"Apa tadi kamu menguping semua percakapan kami?" Tanya balik Bara.
"Kamu tidak usah khawatir, mas." Ujar Arum.
Bara mengerutkan dahinya.
"Aku bisa memberikan mamah mu seorang cucu, mas!" Arum tersenyum miring.
"Arum, jangan gila kamu!" Sentak Bara.
"Iya, aku sudah gila karena kamu, mas!" Celoteh Arum.
Bara mengusap kasar wajahnya.
"Gampang saja, kalau kamu mau. Tapi ada syaratnya, kamu harus menceraikan dia terlebih dahulu!" Ucap Arum setengah berbisik.
"Untuk saat ini jangan bercanda, Arum."
"Mas, aku ini serius!"
"Itu tidak mungkin, Arum." Ucap Bara pelan.
"Jika tidak mungkin, lalu kenapa kamu sering mengajak ku bercinta, hm?" Tanya Arum dengan tatapan sinis.
Tidak menjawab, Bara langsung berlalu begitu saja.
"Mas! Kamu mau kemana?" Tanya Arum setengah berteriak tapi tidak di hiraukan Bara.
"Awas saja kamu, mas. Aku akan buat kamu jatuh dalam pelukan ku seutuhnya!" Ujar Arum sambil menatap tajam langkah Bara.
_
_
Tak seperti biasanya, malam ini Serina terlihat begitu cantik, ditambah lagi dengan polesan bibir yang berwarna merah tembaga. Sungguh begitu menggoda!
Bara baru saja masuk ke dalam kamar, dan mendapati istrinya yang berbeda malam ini.
Ia pun langsung saja mendekatkan diri ke istrinya yang sedang duduk di depan meja rias.
Bara dengan lembut memegang kedua pundak istrinya, lalu ia mencium pucuk kepala wanita itu.
"Kamu sangat cantik malam ini!" Puji Bara.
"Apa maksudmu aku tidak cantik dari malam-malam sebelumnya?" Tanya Serina.
"Bukan begitu, sayang. Tapi sungguh, malam ini kamu sangat berbeda!"
Serina tersenyum miring. "Ya, karena aku memang sengaja berdandan seperti ini! aku ingin melihat reaksi Arum nanti!" Batin Serina.
"Sayang, Mas pengen." Bisik Bara lembut.
Tok.....tok.....
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar, yang tak lain itu adalah Arum.
"Tuan.....Nyonya, makan malamnya sudah siap!" Ujar Arum dengan nada sedikit tinggi.
"Mas, sebaiknya kita makan malam dulu!" Ajak Serina bangkit dari duduknya.
Bara menghela nafas, "Baiklah sayang, ayo kita makan malam dulu!"
Bara dan Serina akhirnya turun menuju ke ruang makan.
Saat melihat majikannya datang, Arum begitu dibuat tercengang ketika melihat penampilan Serina yang begitu berbeda malam ini.
"Cih! Tumben sekali berdandan seperti itu, pasti dia ingin menarik perhatian mas Bara, dasar wanita murahan!" Umpat Arum.
Sekilas Serina melirik dan melemparkan sedikit senyuman miring kepada Arum.
"Serin, tumben malam ini kamu berdandan seperti ini?" Tanya Bara.
"Tentu saja! aku berdandan untuk suamiku tercinta, karena malam ini malam Jumat. Sudah lama kita tidak melakukannya!" Ucap Serina yang sengaja.
"Bagaimana, apa kamu suka?" Tanya Serina.
Bara begitu senang mendengar ucapan istrinya, akan tetapi satu sisi ia merasa tak nyaman karena disitu juga ada Arum yang tentu saja mendengar ucapan mereka.
Pembuluh darah tampak tegang di leher, ekspresi wajahnya juga ikut mengeras. Arum benar-benar terbakar api cemburu sekarang.
"Sayang, kenapa malah bengong saja? kenapa tidak menjawab pertanyaanku?"
"A-aku sangat suka sayang. Baiklah, mari kita lakukan nanti!" Ucap Bara pelan, tak ingin di ketahui oleh Arum. Tapi tetep saja, Arum bisa mendengar jawaban dari Bara.
"Baiklah, lagian aku sudah tidak sabar!" Ucap Serina tersenyum smirk.
Setelah selesai makan malam, Serina pun memutuskan kembali ke kamar lebih dulu. Dan saat Bara ingin menyusul ke kamar, tiba-tiba saja Arum meraih lengannya.
"Apa kamu ingin bercinta dengannya malam ini?" Tanya Arum dengan wajah kesal.
"Arum lepaskan! bagaimana jika Serina melihat?"
"Aku tidak peduli, aku bertanya padamu, apa kamu ingin bercinta dengannya malam ini?"
"Lalu kenapa jika aku bercinta dengannya? lagipula dia istriku, Arum!" Ujar Bara sambil melepaskan tangannya dengan kasar.
"Cih, apa kamu tidak menganggap ku?" Tanya lagi Arum dengan mata berkaca-kaca.
"Sudahlah Arum, jangan bahas sekarang. Serina pasti sudah menungguku!" Kata Bara, kemudian ia berlalu begitu saja menaiki anak tangga.
Arum membuang nafas kasar, kedua tangannya terkepal dengan kuat menahan perasaan marah yang sejak tadi sudah menguasai dirinya.
Rencana Serina malam ini berhasil, ia mampu membuat Arum marah dan cemburu.
Saat Bara masuk ke dalam kamar, ia mendapati Serina yang hendak masuk ke dalam kamar mandi.
"Kamu mau ngapain, sayang?" Tanya Bara.
"Mau buang air kecil dulu, mas!" Jawab Serina tersenyum.
Bara segera membuka pakaiannya, ia sudah tidak tahan lagi untuk bersenang-senang malam ini.
Saat keluar dari kamar mandi, wajah Serina begitu kusut. Membuat Bara langsung menanyainya.
"Sayang, wajahmu kenapa jadi kusut begitu?" Tanya Bara yang sudah menunggu diatas ranjang.
"Maaf mas, sepertinya malam ini kita gak bisa." Jawab Serina.
"Maksud kamu?"
"Ternyata aku sedang datang bulan, mas!" Bohong Serina.
Bara menghela nafas panjang lalu menghembuskannya dengan pelan.
"Astaga, aku gigit jari malam ini. Padahal aku sudah bersiap-siap!" Ucap Bara sedikit kecewa.
Serina pun hanya tersenyum melihat kekonyolan suaminya.
"Kamu pikir aku mau? tidak mas, aku tidak sudi bekas wanita lain!" Batin Serina.
Bara mengenakan kembali pakaiannya, lalu setelah itu ia merebahkan diri di ranjang dan menutup tubuh dengan selimut.
____
Bangun tidur mood Bara masih kurang bagus. Mungkin gara-gara tamu datang bulan, ia jadi gagal mengayuh cinta semalam.
"Mas, kamu baru bangun?" Tanya Serina yang sudah berpakaian rapi.
"Sayang, kamu kok sudah rapi?"
"Iya mas, aku ada urusan. Jadi aku harus buru-buru pergi sekarang!" Ucap Serina.
"Benarkah? baiklah kalau begitu, hati-hati sayang!" Ujar Bara.
Serina hanya mengangguk.
"Nyonya, nyonya tidak sarapan dulu?" Tanya Arum saat Serina turun dari tangga.
"Tidak," Jawab Serina singkat dengan tatapan datar.
"Oh baiklah kalau begitu, nyonya!" Ucap Arum. Tapi Serina masih saja menatap dirinya dengan datar, hingga membuat Arum keheranan.
"Ada apa, nyonya?"
"Apa kelebihannya, kenapa Bara bisa sampai terpikat dengannya?" Tanya Serina dalam hati.
"Nyonya, ada apa?" Tanya Arum sekali lagi, yang Lama-lama ia merasa tak enak jika ditatap terus menerus oleh majikannya itu.
"Tidak ada apa-apa!" Tutur Serina, ia kemudian berlalu begitu saja.
Arum memicingkan matanya, selama bekerja di rumah ini, baru inilah majikannya itu bersikap aneh seperti tadi.
"Dasar wanita aneh, kenapa dia menatapku seperti itu!" Ucap Arum.
"Arum, sedang apa kamu?" Tanya Bara yang tiba-tiba muncul berdiri dianak tangga.
Arum seketika menunjukkan wajah kesalnya di hadapan Bara.
"Gimana malam tadi, puasan mana aku atau istrimu?" Tanya Arum mengalihkan pertanyaan dari Bara.
"Ah.....sudah jangan bahas, aku mau sarapan dulu!" Ujar Bara berlalu menuju ke meja makan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Fathul Jannah
di mana mana, kenapa ya pelakor selalu ngga sadar diri bahwa yg sebenarnya murahan kan dia
2023-03-11
1
Dwisya12Aurizra
njiiirr.. . siapa yang murahan, bengek lo
2022-12-07
2
Pertiwi Tiwi
pembantu gila suami org mau aja.itu tanda tanda wanita gak bener.kalau wanita benerma mana mau di pake sama pria yg bukan suamiya sendiri.bara aja yg bego tergoda sama perempuan murahan.entar yesel Lo bara
2022-12-06
1