Chapter 5 : Magic Staff of Divine

"Hup!"

Siang hari di hutan dekat desa Avelia, tampak seorang remaja laki-laki bertarung dengan beberapa goblin.

Dia adalah, Alfred. Keadaannya masih prima dan tidak memiliki luka.

Disisi lain, para goblin meski menang jumlah. Tapi saat ini, keadaan mereka cukup menyedihkan, dimana hampir sebagian besar dari mereka telah terbunuh.

Slash!

Saat Alfred mengayunkan pedang dari kemampuan Sword of God, goblin paling dekat dengannya segera terbelah menjadi dua.

Hanya tebakan saja, tapi Alfred berpikir bahwa musuh yang dia kalahkan selama ini memiliki kekerasan tidak lebih seperti 'tahu'. Sebab, dia bisa merasakan begitu mudahnya membelah tubuh mereka.

Bahkan Alferd pernah sesekali melakukan tebasan berulang karena berpikir tidak kena. Namun justru sebaliknya, tubuh monster yang dia tebas terbelah menjadi beberapa bagian karena hal tersebut.

"Selama mereka tetap berguna untuk mendapatkan exp, maka terserahlah!"

Dengan ucapan itu, Alfred maju dan menebas dua goblin terakhir.

Slash!

[Misi telah selesai]

[Mendapatkan 180 Exp]

Menghilangkan pedangnya, Alfred kemudian membuka statusnya dan melihat apakah Gradenya sudah naik atau belum.

[Grade : E (1,155/2,025)] (+ Grade C)

Ketika melihat itu, ekspresi Alfred menjadi pahit. Dia yakin bahwa telah membantai beberapa monster ketika berjalan menuju ke dalam hutan.

Terlebih, pembantaian terakhir adalah sekelompok yang berisi 12 goblin.

Dia pikir sudah cukup untuk menaikkan Gradenya, namun ternyata hanya terisi setengahnya.

"... Sebenarnya seberapa pelit dunia ini dengan hal Exp? Kenapa begitu sulit menaikkan Grade?" gerutu Alfred dengan kesal sembari menutup status window.

Kemudian, tatapannya jatuh pada mayat goblin yang berserakan. "Lebih baik aku segera mengumpulkan Magic Core, dari pada memikirkan exp."

Tanpa basa-basi, Alfred memunculkan kembali pedang Sword of God dan membedah dada goblin untuk mengambil Inti Sihirnya.

Waktu berjalan cepat, tanpa terasa Alfred telah membedah 12 goblin.

Memasukan Inti Sihir terakhir ke saku celana, Alfred kemudian berdiri. Namun tiba-tiba tatapannya tertuju pada pedangnya.

"Kalau tidak salah, aku juga memiliki Magic Staff of Divine. Apakah itu juga sama kuatnya dengan Sword of God?" gumamnya, kemudian dia membuka status dan melihat penjelasan kemampuan terkuat kedua.

[Magic Staff of Divine]

[Description : Kemampuan 'Weapon Form' yang diciptakan dari berbagai sihir para dewa. Kemampuan tersebut juga mengikuti perkembangan pemilik, semakin tinggi Grade pengguna, semakin kuat dampak sihir yang dikeluarkan. 'Weapon Form' dari Magic Staff of Divine juga tidak bisa dihancurkan selain senjata tingkat Dewa.]

[Tier : ?]

[Skill : Mana Celestial, ?]

[Effect : Memberikan hak akses untuk menggunakan seluruh sihir bahkan milik para dewa, dengan syarat bisa menggambarkan bentuk, sifat atau struktur sihir tersebut. Menaikkan kekuatan sebesar satu tingkat selama kemampuan digunakan. Memberikan efek Mana Celestial, dimana Mana yang digunakan akan dikembalikan sebesar 50% pada setiap sihir.]

"...."

Alfred berpikir, bahwa dia harus membiasakan diri agar tidak selalu terkejut. Dan alhasil, dia telah mempersiapkan diri untuk kejutan ini.

Seperti yang dia duga, itu adalah kemampuan curang lain. Tapi pada jenis yang berbeda, setidaknya itu lebih lemah dari Sword of God dimana bahkan tidak bisa dihancurkan oleh para dewa.

"Terserahlah, karena sedang ada dihutan. Aku akan mencoba menggunakannya, akan sangat disayangkan jika 'berdebu'," ujar Alfred sebelum melanjutkan.

"Magic Staff of Divine!"

Ledakan cahaya biru dan emas serta putih terjadi di depan Alfred, hal itu membuat dia terkejut hingga hampir terjatuh.

Kemudian, cahaya tiga warna itu membentuk sebuah tongkat dengan secepat kilat.

Pada pandangan pertama itu terlihat sangat bagus. Berbeda dengan Sword of God yang sangat mencolok dimana bilahnya berwarna emas.

Magic Staff of Divine lebih condong kearah biru, bahkan, warna putih hanya ada di bagian kepala tongkat sebagai pusatnya.

Itu memiliki bentuk kristal oktahedral yang memancarkan cahaya putih redup.

Bagian emas ada di ujung bawah dan atas yang menggenggam pusat tongkat, atau bagian kristal.

Meski samar, Alfred bisa melihat bahwa tongkat itu agak transparan. Jika hanya penglihatan sekilas, maka tidak akan terlihat.

"Hmm, mungkin ini lebih baik digunakan di depan umum dari pada Sword of God." dengan pemahaman seperti itu. Alfred mengalihkan pandangan ke depan.

"Mendapatkan hak akses untuk menggunakan seluruh sihir dengan syarat bisa menggambarkan bentuk, sifat atau struktur ...." Alfred bergumam, kemudian menutup matanya.

Dia membayangkan struktur salah satu kemampuan yang pernah Alfred gunakan saat berada di permainan VR.

"Magic Search!"

Setelah mengatakan itu, sebuah gelombang menyebar keseluruh arah dan memberikan informasi setiap apa yang dilewati.

Alfred menggunakan ini untuk mencari keberadaan monster terdekat sebelum membatalkannya.

Setelah beberapa saat menahan informasi hewan unik dunia lain. Alfred kemudian mendapatkan informasi kelompok goblin berjumlah puluhan yang jaraknya cukup jauh darinya.

Alfred segera membatalkan Magic Search dan segera bergegas menuju arah tersebut.

"Waktunya bantai-bantai~!" dengan bersenandung seperti itu, Alfred melesat cepat melewati rimbunnya hutan.

Setelah beberapa saat, Alfred berhenti dan mengamati keadaan.

Tidak jauh darinya nampak sebuah gua yang agak besar. Disana juga terdapat beberapa goblin berdiri di mulut gua, dengan membawa senjata berkarat.

Menurut pengamatan Alfred, nampaknya terdapat sosok kuat di kumpulan goblin itu yang menjadi pemimpinnya.

Karena mustahil goblin yang memiliki kecerdasan rendah bisa terpikirkan untuk berjaga di depan mulut gua.

Terlebih beberapa saat lalu, Alfred tidak bisa memastikan apakah ada sosok kuat di dalam gua tersebut, sebab dia mematikan Magic Search sebelum mengetahuinya.

Dengan ekspresi masam, Alfred kembali mengaktifkan Magic Search.

Kemudian, beberapa saat setelah gelombang yang dia sebarkan memasuki gua, tiba-tiba itu hancur. Bersamaan dengan suara pecah yang terdengar renyah.

Alfred sontak terkejut saat mengetahui hal tersebut. Bahkan butuh beberapa saat sebelum memikirkan penyebabnya.

"Apa yang terjadi? Kenapa kekuatan Magic Staff of Divine bisa di patahkan? Apakah monster di sana sekuat itu?" Alfred bertanya-tanya dengan serius.

"Menurutmu bagaimana, System?"

[Menurut saya, karena anda terlalu lemah. Di dalam gua juga terdapat area anti sihir, jadi itu wajar jika sihir anda dipatahkan. Selain itu, Magic Staff of Divine adalah senjata berjenis sihir, selama anda belum mengetahui struktur asli Mana maka hal seperti ini akan bisa terjadi.]

"... Maaf saja jika aku masih lemah," ujar Alfred dengan masam.

"Tapi apakah monster di dalam sana memang sangat kuat?"

[Tidak, area anti sihir ada karena keberadaan artefak. Monster di dalam Gua tidak terlalu kuat, setidaknya bisa anda kalahkan dengan kemungkinan 70% menang.]

"... Meski tidak pernah tahu berapa kemananganku sebelumnnya, entah kenapa ini terlihat sedikit mengancam."

Kembali menatap gua, Alfred berpikir apa yang harus dilakukan?

"Ah benar, System. Area anti sihirnya, apakah berada di tempat yang sangat dalam?"

[Benar, area anti sihir berada di 10 meter dari mulut gua.]

Tiba-tiba Alfred tersenyum tipis.

"Untuk saat ini, akan kubersihkan goblin yang menjaga."

Setelah mengatakan itu, Alfred membayangkan sebuah sihir sembari menghunuskan tongkat ke arah beberapa goblin tersebut.

"Rain Wind Blade!"

Hembusan angin dari tongkat Alfred segera mengarah ke goblin tersebut.

Slash!

Crash!

Beberapa goblin itu segera di cincang dengan tanpa ampun sebelum menyadari penyebab kematiannya.

Alfred segera bergegas mendekat setelah melihat apakah ada goblin lain atau tidak.

Dengan kekuatannya yang sekarang, hanya membutuhkan beberapa detik sebelum bisa sampai di depan mulut gua.

Saat sampai, Alfred mengernyitkan alisnya. Bau di dalam gua sangat menyengat, bahkan di tingkat menjijikan.

"Huh, saatnya mengganti menjadi aroma bakar!"

Alfred mengangkat tongkatnya dan membayangkan sihir lain.

Akar kayu yang sangat banyak tiba-tiba muncul di dalam gua, itu segera masuk ke tempat lebih dalam.

'Magic Root' sebuah sihir yang di dapat Alfred ketika mengingat serangan salah satu boss di permainan VR.

"Yah, tidak kusangka kalau bisa menggunakan yang di luar pengalamanku."

Alfred melihat akar itu yang terus masuk lebih dalam, dan ketika sudah berada cukup dalam, dia menghentikannya.

Membayangkan yang lain, Alfred segera mengayunkan tongkatnya dan sebuah bola api sebesar bola basket dilempar ke kumpulan akar tersebut.

Alferd kemudian mundur beberapa langkah sembari berkata, "Earth Wall!" setelah membayangkan strukturnya.

Dan sebuah tembok tanah segera muncul di mulut gua dengan rapat dan cukup menghalangi udara masuk ke dalam.

"Kuharap goblin-goblin itu masih menggunakan pernapasan manual ..."

Cara yang Alfred lakukan cukup efektif karena menggunakan teori fisika, namun di dunia lain apakah teori itu masih tetap sama?

Jika tidak, maka Alfred akan sangat malu ketika goblin-goblin itu justru melihat api yang membakar akar tersebut sebagai pertunjukan.

...Bersambung...

Terpopuler

Comments

Arim

Arim

kenapa ga pake fitur map seingat gw system' nya punya tuh

2023-02-03

0

`Riki

`Riki

nice, btw tombol like dimana yah? bingung jir sama model tampilan NT yg sekarang, ribet gitu? ku gk terbiasa baca novel di NT, biasanya di web2 aja

2023-02-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!