"Jadi ini desa Avelia."
Ketika berjalan cukup lama kearah tertentu, setelah menanyakan kepada System. Alfred menemukan sebuah desa cukup besar dan terlihat sangat makmur?
Desa Avelia sedikit berbeda dengan imajinasinya, dimana seharusnya terdapat pagar kayu atau dinding beton yang memisahkan area luar dan dalam.
Namun desa tersebut tidak, hanya kumpulan rumah tanpa pelindung sama sekali. Seakan-akan, monster tidak akan menyerang desa itu bahkan tanpa pagar.
"Sebenarnya, apa yang dipikirkan penduduk desa ini?" ketika berpikir seperti itu, sebuah suara memanggilnya.
"Astaga, apa kamu pendatang?"
Mengalihkan pandangan, Alfred menemukan seorang wanita dewasa yang tampak telah berkeluarga.
"... benar, saya pendatang. Um, apa desa ini baik-baik saja? Seharusnya para warga memasang pagar agar keamanan desa ini sedikit terjaga," ujar Alfred dengan bermasalah.
Dia memilih desa Avelia karena jaraknya cukup dekat dengan kemunculannya. Namun jika keamanan desa dipertanyakan, dia harus pergi dari sana.
Meski memiliki kekuatan besar, tetap saja berbahaya. Terutama karena Alfred belum memiliki pengalaman pertempuran dadakan atau kebiasaan bangun ketika merasakan bahaya.
"Ah, tentang itu kamu bisa tenang. Karena penyihir agung telah membuat penghalang sihir, selain monster tingkat tinggi tidak akan ada yang bisa menyerang desa ini," jelasnya.
"Selain itu, jika monster tingkat tinggi sering menyerang, maka dipastikan desa Avelia ini sudah lama mati." wanita itu menjelaskan sembari berjalan mendekat.
"Hmm ...." Alfred berpikir itu cukup masuk akal, melihat keadaan kota Avelia saat ini yang baik-baik saja memberitahunya bahwa sangat jarang terjadi serangan dari monster tingkat tinggi.
"Ngomong-ngomong anak muda, kamu memiliki tujuan apa kesini? Apakah menetap di desa Avelia?" wanita itu bertanya dengan sedikit antusias.
".... Ya, saya berencana untuk menetap agak lama di desa Avelia," jelas Alfred dengan gugup dan jujur.
Menurut informasi yang diberikan System, jarak kota Avelia dengannya saat berada dihutan adalah 1 km. Dan kota terdekat lainnya adalah 50 hingga 370 km dari tempatnya.
Alfred telah berencana pindah ke kota saat telah memiliki kekuatan yang cukup. Setidaknya, kekuatan yang bisa menentang para bangsawan atau jika monster di sekitar desa tidak membawa keuntungan padanya.
"Kalau begitu, bagaimana jika aku mengajakmu berkeliling?" tanya Wanita tersebut.
"Ya ..., tapi saya berencana untuk pergi menjual material terlebih dahulu ..., Apa di desa ini memiliki toko material?"
Ketika sedang berjalan menuju desa Avelia, Alfred bertemu beberapa serigala, goblin dan monster lain. Bertanya pada System material apa saja yang bisa dijual, setelah mengetahuinya Alfred kemudian mulai mengumpulkannya dan sedikit keluar jalur untuk berburu.
Jadi ketika sampai di desa Avelia, dia ingin menjual materialnya dan mendapatkan uang. Bagaimana pun dia tidak memiliki satu pun mata uang di dunia tersebut.
"Tentu saja ada, lewat sini!"
Kemudian Alfred mengikuti wanita itu, sembari mengamati suasana desa tersebut dengan kekaguman.
Sepertinya penyihir agung yang dibicarakan cukup kuat. Tapi melihat tidak ada kekacauan, setidaknya untuk saat ini Alfred berspekulasi penyihir agung itu bukan orang jahat.
Setelah berjalan cukup lama, wanita itu akhirnya berbicara, "Kita sudah sampai!"
Melihat toko di depannya, Alfred melihat tulisan [Alchemy] di papan dan terpasang pada pintunya.
Meski telah bertanya apakah ada yang membeli material pada desa Avelia, Alfred tidak menyangka bahwa itu adalah seorang Alkemis. Padahal dia menebaknya adalah toko dwarf atau potion maker.
"Yah tidak peduli apapun itu, yang terpenting bisa mendapatkan uang," sembari bergumam pelan, Alfred mulai memasuki toko tersebut bersama wanita itu.
Bell berbunyi ketika pintu dibuka, dan seorang remaja perempuan yang duduk di depan meja resepsionis segera menyambut dengan senyuman.
"Selamat datang, apa ada yang bis- oh! Bibi Merry! Selamat siang! ada keperluan apa?" perhatian gadis itu terfokus ke wanita tersebut yang bernama Merry.
Jika Alfred pikir-pikir kembali, wanita itu memang tidak pernah menyebutkan namanya pada dia.
"Nak Callista, anak muda ini ingin menjual material. Apa kamu bisa membelinya?"
"Ya, tentu saja! Tapi bisakah aku melihat materialnya? Karena tidak semua bisa digunakan." gadis itu, Callista berkata dengan sedikit masam.
Merry yang mendengar itu, segera mengalihkan pandangan ke Alfred dan memberi isyarat untuk maju.
Alfred yang mengerti, segera berjalan mendekat ke Callista lalu meletakkan beberapa inti sihir dan taring serigala.
"Ini semua, apa bisa?" Alfred bertanya dengan tenang, karena System berkata bahwa itu laku maka seharusnya tidak ada masalah.
Callista melihat materialnya untuk beberapa saat sebelum berbicara, "Inti sihir rank F, E, D dan taring serigala grade D ya? Baiklah, saya akan membeli semuanya. Mohon tunggu sebentar."
Mengambil semuanya dan memasukan ke dalam laci meja, Callista segera pergi ke ruangan lain.
"Kamu bisa tenang, nak Callista adalah penjual yang jujur. Dia juga gadis yang baik, jadi aku bisa menjamin kamu tidak akan dirugikan olehnya!" Merry yang berada dibelakang tiba-tiba berbicara.
Alfred yang mendengar itu hanya bisa menjawab dengan nada aneh, memang benar bahwa dia ragu apakah akan di curangi atau tidak.
Namun dia tidak peduli, bagaimana pun Alfred ke desa Avelia bukan untuk berbinis.
Tapi untuk meningkatkan kekuatan sebanyak mungkin, jika monster di sana sudah tidak mencukupi untuk menaikkan Gradenya, maka Alfred akan pindah ke kota lain.
"Ya, saya akan mempercayai ucapan bibi Merry."
"Begitukah?"
Merry yang mendengar Alfred mempercayainya menjadi malu dan memukul-mukul pundaknya dengan ringan sembari tertawa.
"Maaf membuat menunggu, totalnya adalah 38 perak, 75 tembaga, dan 20 koin Lard."
Callista yang keluar dari ruangan, membawa sekantong koin dan meletakkannya di meja sembari menjelaskan totalnya.
Disisi lain, Alfred memiringkan kepalanya. Saat akan pergi menuju toko tersebut, dia menanyakan tentang mata keuangan sekaligus harga material pada System untuk menghabiskan waktu.
Dia masih ingat dengan jelas harganya, dan sudah menebak akan mendapatkan beberapa perak lebih sedikit. Selain faktor pembeli terbilang sedikit, pastinya petualang yang ke sana cukup banyak hingga tidak kekurangan stok.
Jadi, kemungkinan harga yang diambil adalah tidak terlalu mahal atau terlalu murah.
Namun siapa sangka, Alfred akan mendapatkan 38 koin perak. Itu adalah harga yang sangat di luar perkiraannya.
"Sangat banyak?! Juga, apa kamu masih bisa mendapatkan keuntungan?" Alfred bertanya dengan heran.
Sementara itu, Callista hanya tertawa kecil sebelum menjawab pertanyaan itu. "Ya, saya masih mendapatkan keuntungan meski sedikit. Tapi itu tidak masalah, desa Avelia adalah tempat kelahiranku melihat tempat ini begitu miskin, aku ingin memperbaikinya dengan memperbanyak keuangan warga."
"Selain itu, aku selalu menjaga batas aman harga yang dibeli agar tetap mendapatkan keuntungan. Jadi, ini seperti menjatuhkan dua burung dengan satu batu." Callista menjelaskan dengan senang.
Alfred hanya terdiam. Dari begitu banyaknya jenis manusia, dia tidak menyangka akan bertemu salah satu jenis yang baik.
Terlebih tujuannya yang begitu mulia, membuat Alfred menyipitkan mata karena begitu menyilaukan.
"Yah, aku harap tujuanmu segera terwujud." Alfred berkata dengan datar sembari mengambil kantong koin di meja sebelum berjalan keluar. "Dan juga, terima kasih."
"Ya, dan datang lagi ya!"
Merry yang melihat Interaksi dua remaja tersebut hanya bisa meletakkan tangan kanannya di pipi sembari memasang ekspresi penuh perhitungan.
Lalu bergumam rendah sebelum mulai memandu Alfred untuk berkeliling. "Astaga, anak muda memang menyilaukan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Arim
Oalah maaf Thor ku kira di sini dia pake map
2023-02-05
0
Theus Arther
gk ada titik cuy
2023-02-02
0
Rusdie
gue gak pinter komen jadi, gue jawab bagus(๑ↀᆺↀ๑)
2023-01-10
0